BAB II LANDASAN TEORI
II.1. Teori Pengukuran Temperatur
Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat
sifat barang tersebut tidak berubah–ubah dalam waktu yang lama. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktifitas pengukuran adalah :
a. Standar yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standar yang dapat diterima oleh umum.
b. Cara pengukuran dan alat yang digunakan harus sesuai persyaratan. Umumnya, dalam melakukan pengukuran dibutuhkan instrumen untuk
menentukan besaran. Instrumen adalah sebuah alat untuk menentukan nilai dari suatu kuantitas atau variabel.
Instrumen membantu meningkatkan keterampilan manusia dalam banyak hal yang memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai besaran yang tidak
diketahui. Tanpa bantuan tersebut manusia tidak dapat menentukannya. Temperatur merupakan salah satu dari empat besaran dasar yang diakui
oleh Sistem Pengukuran Internasional The International Measuring System. Tidak seperti panjang, massa dan waktu yang merupakan besaran ekstensif,
temperatur merupakan besaran intensif. Untuk kebanyakan tujuan, hukum ke nol termodinamika memberikan
konsep temperatur yang berguna. Hukum tersebut mengatakan, bahwa “Jika benda A dan B masing-masing dalam keadaan setimbang thermal yaitu situasi
Universitas Sumatera Utara
antara dua benda yang dalam keadaan kontak thermal menukarkan energi thermal dalam jumlah yang sama. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan
thermal tergantung sifat benda tersebut, pada saat kesetimbangan thermal ke dua
benda mempunyai temperatur yang sama dengan benda ke tiga C, maka benda A dan B dalam keadaan setimbang thermal terhadap satu sama lain”.
Benda ketiga C ini nanti yang akan kita sebut thermometer. Dua benda A dan B yang dalam kesetimbangan thermal mempunyai tempertur yang sama.
Lord Kelvin dalam tahun 1848 mengusulkan sekala temperatur termodinamika yang memberikan dasar teoritis yang tidak tergantung pada sifat
bahan manapun dan didasarkan pada siklus Carnot. Suatu angka dipilih untuk menjelaskan temperatur dari titik tetap yang
ditentukan. Pada saat ini titik tetap diambil sebagai titik-tripel triple point yaitu keadaan dimana fase-fase padat, cair dan uap berada bersama dalam ekuilibrium,
dan karena inilah keadaan air dapat diulang dan dapat diketahui. Angka ini adalah 273,16
K K = derajat Kelvin yang juga merupakan
titik es. Skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Rankine yang berkaitan satu sama lain seperti berikut :
F = C + 32
C = F – 32
R = Skala temperatur yang bersumber dari hukum kedua termodinamika tidak
mudah menerapkannya dalam praktek. Oleh karena itu International Practical Temperature Scale 0f 1968 IPTS-68
telah dipilih sebagai pendekatan yang F + 459,69
9 5
Universitas Sumatera Utara
paling cocok dari skala temperatur termodinamika. Ketidaksesuaian antara kedua skala temperatur ini diperkirakan dalam derajat centigrade.
Pada dasarnya, ada empat metode pengukuran temperatur : 1. Pemuaian panas
2. Termolistrik 3. Resistansi
4. Radiasi Metode yang dipilih akan tergantung pada faktor-faktor seperti ketelitian,
persyaratan rekaman, persyaratan pengendalian, temperatur, lokasi, biaya dan kondisi luar yang penting.
II.2. Alat-Alat Ukur Temperatur II.2.1. Termometer Air Raksa