Bagian-bagian Utama Mesin Sistem transmisi sabuk dan puli

2.3. Bagian-bagian Utama Mesin

Adapun bagian-bagian utama dari mesin pemarut ini adalah : 1. Motor Listrik Motor listrik merupakan sumber tenaga penggerak awal dari perancangan pada mesin ini. Pada dasarnya mesin mesin pemarut ini dipergunakan untuk rumah tangga dan pasar-pasar tradisional karena disamping efisien juga aman bagi pemakai. 2. Hopper Hopper adalah bagian yang digunakan untuk memasukkan bahan yang akan di parut dan sekaligus sebagai wadah parutan. Bagian ini langsung berhubungan dengan alat parut. 3. Pemarut Pemarut ini terbuat dari kayu yang berbentuk silinder kemudian ditambahkan berupa kawat-kawat atau paku-paku yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat memarut bahan karena gesekan antara bahan tersebut dengan kawatpaku. 4. Saluran Keluar Hasil Parut Bagian ini merupakan tempat menyalurkan hasil parutan, dimana bagian ini diharapkan mampu dengan mudah menurunkan hasil parutan. Yang utama dari pembuatan bagian ini adalah bahannya licin sehingga bahan hasil parutan dapat dengan mudah meluncur turun, dan tahan terhadap korosi. Dalam pembuatan saluran keluaran hasil parut ini sebaiknya menggunakan bahan stainless steel. 5. Rangka Mesin Rangka mesin merupakan bagian yang berfungsi untuk menopang seluruh komponen-komponen utama dari mesin pemarut. Jadi diharapkan rangka mesin ini mampu menahan kaseluruhan beban dan juga harus kokoh. Universitas Sumatera Utara

2.4. Sistem transmisi sabuk dan puli

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah penggunaannya dan harganya murah, tetapi sabuk ini sering terjadi slip sehingga tidak dapat meneruskan putaran dengan perbandingan yang tepat. Sabuk terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam gambar 2.1 diberikan berbagai proposi penampang sabuk-V yang umum dipakai. Gambar 2.4 Ukuran penempang sabuk-V Jika putaran puli penggerak dan yang digerakan berturut-turut adalah n 1 rpm dan n 2 rpm, dan diameter nominal masing-masing adalah d 1 mm dan D 2 mm. Karena sabuk-V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran, maka perbandingan yang umum dipakai ialah perbandingan reduksi i i 1, dimana : 1 2 2 1 d D n n = Kecepatan linier v sabuk-V ms adalah : 1000 60 × = dn v π Jarak suatu poros rencana Cadalah 1,5 sampai 2 kali diameter puli besar. Universitas Sumatera Utara m m r1 R2 n1 n2 C Penggerak Yang Digerakan Gambar 2.5 Panjang keliling sabuk Panjang sabuk rencana L adalah : 2 1 2 2 1 4 1 2 2 d D C D d C L − + + + = π Sularso;Elemen Mesin; Hal 170 Dalam perdagangan terdapat bermacam-macam ukuran sabuk. Namun mendapatkan ukuran sabuk yang panjangnya sama dengan hasil perhitungan umumnya sukar. Didalam perdagangan nomor nominal sabuk-V dinyatakan dalam panjang kelilingnya dalam inchi. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 menunjukan nomor-nomor nominal dari sabuk standart utama. Tabel. 2.1 Panjang sabuk-V standart. Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal Inchi mm Inchi mm Inchi mm Inchi mm 10 254 45 1143 80 2032 115 2921 11 279 46 1168 81 2057 116 2946 12 305 47 1194 82 2083 117 2972 13 330 48 1219 83 2108 118 2997 14 356 49 1245 84 2134 119 3023 15 381 50 1270 85 2159 120 3048 16 406 51 1295 86 2184 121 3073 17 432 52 1321 87 2210 122 3099 18 457 53 1346 88 2235 123 3124 19 483 54 1372 89 2261 124 3150 20 508 55 1397 90 2286 125 2175 35 889 70 1778 105 2667 140 3556 36 914 71 1803 106 2692 141 3581 37 940 72 1829 107 2718 142 3607 38 965 73 1854 108 2743 143 3632 39 991 74 1880 109 2769 144 3658 40 1016 75 1905 110 2794 145 3683 Sularso;Elemen Mesin; Hal 168 Jarak sumbu poros C dapat dinyatakan sebagai : 8 8 2 1 2 2 d D b b C − + + = Sularso;Elemen Mesin; Hal 170 Dimana : 14 . 3 2 1 2 d D L b + − = Sularso;Elemen Mesin; Hal 170 Universitas Sumatera Utara Sedangkan untuk besarnya daya yang dapat ditransmisikan oleh sabuk, digunakan rumus v F F Po 2 1 − = Sularso;Elemen Mesin; Hal 171 µθ e F F = 2 1 Sularso;Elemen Mesin; Hal 171 t b F izin × × = σ izin σ = 2,5 – 3,3 Nmm Dimana : F 2 1 F = gaya tarik pada sisi kencang N 2 b = Lebar sabuk spesifik mm = gaya tarik pada sisi kendor N t = Tebal sabuk sfesipik mm e = 2,7182 μ = Koefesien anatar sabuk dan puli 0,3 – 0,6 θ = Sudut kontak antara sabuk dan puli º Besarnya sudut kontak adalah : C d D 57 180 1 2 − − ° = θ Sularso;Elemen Mesin; Hal 173 C = Jarak sumbu poros mm Universitas Sumatera Utara

2.5. Poros