Rancang Bangun Mesin Pembuatan Tepung Pisang Dengan Kapasitas 50 Kg Per Jam

(1)

KARYA AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG

PISANG DENGAN KAPASITAS 50 KG PER JAM

ASTRADA TEACHER 035202052

Karya Akhir Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Izajah Sarjana Sains Terapan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA – 1V FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008


(2)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI AGENDA : /KA/2008 PROGRAM DIPLOMA-IV (D-IV) DITERIMA TGL : / /2008

FAKULTAS TEKNIK USU PARAF :

KARYA AKHIR

NAMA : ASTRADA TEACHER

NIM : 035202052

MATA PELAJARAN : TEKNIK PRODUKSI

SPESIFIKASI : RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG PISANG

DENGAN KAPASITAS 50 KILOGRAM PERJAM. Perencanaan Meliputi :

1. Kapasitas Mesin

2. Perencanaan Sistem Transmisi 3. Daya Penggerak

4. Bantalan

Data-data dapat diperoleh dari survey dan Studi Literatur

DIBERIKAN TANGGAL : 15 / PEBRUARI / 2008 SELESAI TANGGAL : 17 / JUNI / 2008

MEDAN, 12 Pebruari 2008 KETUA JURUSAN, DOSEN PEMBIMBING


(3)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA – IV

FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN.

KARTU BIMBINGAN

NO : / JO5.1.12/D-IV/AK/2008

KARYA AKHIR

Sub.Program Studi : Konversi Energi/Teknik/Teknik Produksi Bidang Tugas : Teknik Produksi

Judul Tugas : Metode Pengujian Mesin Pembuat tepung pisang dengan kapasitas 50 Kg per jam

Diberikan Tanggal : 12 Pebruari 2008 Selesai Tanggal : 17 Juni 2008

Dosen Pembimbing : Ir. Tugiman, MT Nama Mahasiswa : Mhd.Irfrans Syahputra

N.I.M : 035202052

No. Tanggal KEGIATAN ASSISTENSI BIMBUNGAN Tanda Tangan dosen

Pembimbing 1 12 – 02 – 2008 Survei mengenai teknologi tepat guna

2 15 – 02 – 2008 Bahas mengenai tepung pisang

3 19 – 02 – 2008 Perbaiki tujuan T.A anatara khusus dan umum 4 22 – 02 – 2008 Perbaiki sistematiaka penulisan

5 26 – 02 – 2008 Bahas mengenai produksi tepung pisang 6 06 – 03 – 2008 Manfaat tepung pisang

7 11 – 03 – 2008 Perbaiki bagan alir Pembuatan tepung pisang 8 15 – 04 – 2008 Perbaiki penjelasan gambar dan nomor gambar 9 22 – 04 – 2008 Jabarkan perhitungan secara detai

10 22 – 05 – 2008 Perbaiki kapasitas mesin secara detail 11 30 – 05 – 2008 Perbaiki keterangan table dan daya manual 12 10 – 06 – 2008 Aplikasi dan pengujian alat dan pelajari 13 17 – 06 – 2008 ACC dan siap untuk sidang

Catatan : Diketahui,

1. kartu ini harus diperlihatkan kepada Ketua Jurusan Teknologi Mekanik Industri


(4)

Lembar Pengesahan

METODE PENGUJIAN MESIN PEMBUAT TEPUNG

PISANG DENGAN KAPASITAS 50 KG PER JAM

Oleh :

Muhmmad Irfrans Syahputra (025202042)

Disetujui : Dosen Pembimbing

NIP. 131 459 557 Ir. Tugiman, MT

Diketahui: Ketua Program Studi Teknologi Mekanik Industri D-IV

NIP. 132018668 Dr. Ing, Ir. Ikhwansyah Isranuri


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Karya Akhir ini dengan judul “RANCANG BANGUN MESIN TEPUNG PISANG.”.

Penyusunan laporan Karya Akhir ini dilakukan guna untuk menyelesaikan Study di Program Studi Teknologi Mekanik Industri Universitas Sumatera Utara, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.

Dalam kegiatan penulis untuk menyelesaikan Karya Akhir ini, penulis telah banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Tugiman, MT, sebagai Dosen Pembimbing penulis

2. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri sebagai Ketua Program Studi Teknologi Mekanik Industri Program Diploma-IV, FT-USU.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting, Dekan FT-USU.

4. Pihak Sponsor (Bea Siswa) Badeloch Fond ; Ibu M.T. Velema de Roos 5. Bapak dan Mamak tercinta Mtv. Poltak Purba, S.Th dan Tina Ginting,

yang senantiasa memberikan dukungan semangat dan materi serta mendoakan penulis. Dan Adik-adik tercinta Games Valentino Purba, Benmar Alvaro Purba, Rio Kenzo Purba dan Djordi Parpudi Purba.

6. Tua (Maria Br Saragih) yang selalu mendiakan kami cucunya

7. Tongah Wesley dan Keluarga yang selalu memberi dukungan Doa dan dana


(6)

8. Bou Juita yang meberikan dukungan doa dan dana

9. Seluruh Family dimanapun berada yang selalu mendoakan

10.Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.

11.Pegawai Departemen Teknologi Mekanik Industri

12.Rekan mahasiswa Koko wiradinata, SST (Narasumber), M.Irvan (rekan seperjuangan), Edo (komunikasi USU), Totok (Politeknik Medan), Criston S (Fisip USU) yang memberikan fasilitas komputer kepada penulis sehingga dapat menyeleasikan Karya Akhir ini, Liberti L Gaol best friends, serta rekan-rekan stambuk ’03 yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu yang sudah banyak membantu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna adanya, karena masih banyak kekurangan baik dari segi ilmu maupun susunan bahasanya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan laporan ini.

Akhir kata bantuan dan budi baik yang telah penulis dapatkan, menghaturkan terima kasih dan hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat memberikan limpahan berkat yang setimpal. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi penulis sendiri tentunya.

Medan, Juli 2008 Penulis


(7)

NIM : 035202052 ASTRADA TEACHER


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……… iii

DAFTAR GAMBAR ………. vi

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR NOTASI ………. viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ……… 1

1.2Alasan Pemilihan Judul ... 3

1.3Tujuan ... 3

1.4Manfaat ... 4

1.5Metode Perancangan ... 4

1.6 Batasan masalah ……… 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum ……….….……… 7

2.1.1 Produksi Pisang Belum Memenuhi Kebutuhan ……… 7

2.1.2 Faktor Pendukung Keberhasilan Budidaya Pisang …….………. 8

2.1.3 2.2 Teknologi Proses ……….………. 11


(9)

2.4Bagian-bagian Utama Mesin ... 14

2.4.1Poros ... 16

2.4.2Macam-macam poros ... 16

2.4.3Bahan Poros ... 17

2.4.4Poros pada screw press ... 18

2.4.5Panjang Srew Press ... 20

2.4.6Batu Gerinda atau batu gilas ………. 21

2.4.7Bantalan ……… 26

2.5Dasar perencanaan Elemen Utama Mesin ………….……… 28

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.2Penetapan Panjang Lintasan Screw Press ……… 30

3.1Kapasitas Mesin ………. 30

3.2Perencanaan Sistem Transmisi ………..………. 30

3.3Spesifikasi Perencanaan. ……… 31

3.2Daya Penggerak ……… 31

3.3Poros pada Screw Press ... 32

3.4Screw Press ... 33

3.4.1 Ukuran Screw Press ... 33

3.4.2 Tegangan-tegangan yang Terjadi Pada Screw Konveyor ... 33

3.4.3 Pemilihan Bahan Screw Press ………. 34

3.5Rumah screw press ……… 34

3.6Bantalan ……….. 35 BAB IV PERAWATAN MESIN TEPUNG PISANG


(10)

4.1 Pengertian Perawatan ……… 39 4.2 Perawatan bagian-bagian utama mesin ……….…….. 40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 42

5.2 Saran ………. 42


(11)

Lembar Pengesahan Karya Akhir

Judul : Rancang Bangun Mesin Pembuat Tepung Pisang Dengan Kapasita 50 Kg Per Jam

Oleh :

Nama : Astrada Tecaher NIM : 035202052

Telah diperiksa :


(12)

DAFTAR NOTASI

1. L : Panjang cm

2. Q : Kapasitas Kg/jam

3. P : Daya HP

4.

σB

: Kekuatan Tarik Kg/mm

5. τ

2

a : Tegangan geser izin Kg/mm

6. T : Torsi Kg.mm

2

7. n : Putaran poros rpm

8. D : Diameter mm

9. τ : Tegangan geser Kg/mm

10.h : Ketinggian m

2

11.V : Kecepatan dorong m/s

12.q : Berat muatan permeter kg/m

13.Fs

14.b : Lebar mm

: Gaya dorong kg

15.fr : Gaya radial kg

16.C : Kapasitas spesifik Kg


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Produksi Pisang di Indonesia ……… 8 Tabel 2-2 Sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang

dari beberapa varietas ……….. 12

Tabel 2-3 Sifat-sifat mekanis standar ... 17 Tabel 3-1 faktor-faktor X,V dan Y ... 33 Tabel 3-2 Nomor bantalan, ukuran luar,

kapasitas nominal dinamis spesifik C,

kapasitas nominal statik spesifik C0 ... 34


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Alir Pembuatan Tepung Pisang ... 11

Gambar 2.2 Mesin Tepung pisang ….………. 14

Gambar 2.3 Poros pada screw press ... 17

Gambar 2.4 Batu gerinda persegi panjang ………. 19

Gambar 2.5 Bentuk roda gerinda lurus ……….. 20

Gambar 2.6 Roda Gerinda Silindris ……….. 20

Gambar 2.7 Roda gerinda mangkuk lurus ……….………… 21

Gambar 2.8 Roda gerinda mangkuk miring ……… 21

Gambar 2.9 Roda gerinda tirus dua sisi ……….. 22

Gambar 2.10 Roda gerinda cekung dua sisi ……….... 22

Gambar 2.11 Roda gerinda cekung dua sisi ……….... 23

Gambar 2.12 Roda gerinda piring ………...……….... 23

Gambar 2.13 Batu Gerinda khusus ………...……….. 24

Gambar 2.14 Jenis-jenis Bantalan Gelinding ………...…………. 26


(15)

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kurang lebih dari tujuh puluh persen penduduk indonesia bermata pencaharian dari sektor pertanian. Oleh karena itu kegiatan pertanian haruslah menjadi kebanggaan kita, sebab dari dunia pertanian itulah produksi yang menghidupi sebagian besar bangsa ini berasal. Kegiatan dalam sektor pertanian merupakan salah satu kekuatan ekonomi kita. Karena jumlah penduduk kita terus bertambah dan kebutuhan pangan senantiasa meningkat secara terus menerus, menjadi tuntutan untuk terus meningkat produksi pertanian.

Pisang merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan lezat rasanya, termasuk jenis tanaman pangan yang telah memasyarakat dan sebagian menjadi kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat indonesia, sangatlah perlu dikembangkan dan ditingkatkan produksinya. Usaha untuk meningkatkan produksi pisang ini akan tercapai apabila para petani menggunakan penerapan teknologi dan didukung oleh ketrampilan khusus dalam pengolahannya.

Dalam kegiatan pertanian, para petani pada umumnya mengandalkan tenaga dan ketrampilan tangan. Dengan bantuan teknologi yang berbasis semi mekanis dapat membantu meringankan beban pekerjaan dan mendapat hasil yang maksimal serta ekonomis.


(17)

Sebab, selain dapat menambah pendapatan keluarga juga tidak membutuhkan perawatan yang khususserta dapat menjadi tananaman tumpang sari.

Saat ini, permintaan akan tanaman holtikutura khususnya pisang terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan juga kesadaran penduduk akan pemenuhan gizi. Pisang adalah salah satu tanaman yang sangat memiliki kandungan gizi, murah dan mudah didapat.

Latar belakang penulis dalam judul ini adalah disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat akan manfaat kandungan gizi yang terkandung pada pisang, serta masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan pengolahan pisang mentah sebagai keripik dan pisang sale. Padahal masih adalagi yang dapat dihasilkan oleh pisang mentah yaitu tepung pisang.

Ada beberapa produsen yang telah mengolah pisang menjadi tepung pisang, cara yang mereka lakukan dalam mengolah masih sangat sederhana yaitu dengan cara menumbuk gaplek pisang tersebut pada sebuah landasan. Hal itu dilakukan berulang-ulang diselingi oleh penyaringan hingga gaplek pisang tersebut benar-benar menjadi tepung. Cara yang dilakukan tersebut memiliki kelemahan yaitu tidak terjamin kebersihannya, selain itu pengerjaannya memakan waktu yang lama dan membutuhkan tenaga kerja yang banyak.

Oleh karena itu dibuatlah suatu alat untuk mengatasinya yaitu Mesin Pembuat Tepung Pisang. Yang mana mesin ini lebih praktis, lebih menghemat waktu pengerjaan dan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja.

Untung rugi dari mesin ini yaitu dari segi keuntungan mesin ini lebih praktis, dibanding dengan pengerjaan sendiri, lebih menghemat waktu, hasil yang diperoleh lebih banyak, tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit.


(18)

Dari segi kerugian mesin ini lebih mahal dari pada pengerjaan sendiri.

1.2Alasan Pemilihan Judul

Kebutuhan akan bahan makanan dan penyediaan sumber gizi terus meningkat dari tahun ketahun, dalam hal ini pisang. Para petani dituntut untuk mampu menghasilkan produksi yang semaksimal mungkin, namun teknologi yang dimiliki sebagian besar para petani masih tergolong tradisionil dalam mengelola hasil panen.

Dari kekurangan-kekurangan itulah maka dirancang mesin tepung pisang yang bertujuan untuk membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi para petani dalam mengolah hasil pertaniannya.

1.3Tujuan

1.3.1 Tujuan umum dari perancangan mesin tepung pisang ini adalah :

1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah karya akhir semester VIII dan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (SST)

2. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh selama duduk dibangku kuliah. 3. Dapat merancang suatu alat untuk para petani pisang dalam mengolah hasil

panennya menjadi tepung pisang

4. Ikut berpartisipasi dalam menyumbangkan ide yang berbasis teknologi tepat guna.

5. Untuk memperluas wawasan petani pisang yang ingin membuka usaha menjadi produsen tepung pisang.


(19)

1.3.2 Tujuan khusus dari perancangan mesin tepung pisang ini adalah

Untuk mengetahui cara merancang komponen-komponen mesin dan mencari, daya, putaran dan kapasitas alat pembuat tepung pisang yang telah dirancang yaitu termasuk fungsi, dan mekanisme kerja mesin.

1.4Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari perancangan mesin pembuat tepung pisang ini adalah :

1. Para petani dapat terbantu dalam pengolahan hasil panen mereka secara optimal.

2. Bagi penulis sendiri, dengan perancangan alat ini tentu dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama dalam bangku perkuliahan.

3. Bagi rekan-rekan mahsiswa yang ingin membahas dan meningkatkan rancangan mesin ini

1.5Metode Perancangan

Untuk memperoleh data guna penyusunan laporan ini, metode yang penulis lakukan antara lain adalah :

1. Mengadakan studi literatur diperpustakaan.

2. Mencari hal-hal yang berhubungan dengan perancangan mesin dimedia internet.

3. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan pihak-pihak yang memahami tentang perancangan mesin.


(20)

4. Melakukan studi lapangan dengan melihat dan mengganti mesin-mesin rancangan lain yang telah ada.

1.6 Batasan masalah

Dalam penulisan karya akhir ini, pembahasan dibatasi sebagai berikut 1. Pengujian alat

2. Kinerja sistem transmisi 3. Uji Spesifikasi, dan

4. Kualitas tepung yang dibuat dengan alat pembuat tepung pisang

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematis penulisan karya akhir ini adalah sebagai berikut:

I . Pendahuluan. Pada bab ini akan dibahas latar belakang perkembangan tepung pisang, alasan pemilihan judul, tujuan umum dan khusus serta manfaat dari perancangan mesin tepung pisang, batasan masalah, metode perancangan, dan sistematika Penulisan.

II. Tinjauan Pustaka. Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum, prinsip kerja, bagian-bagian utama mesin, dan dasar perencanaan elemen utama mesin.

III. Prosedur Pengujian. Pada bab ini akan dibahas mengenai tempat dan waktu pengujian, pengujian Alat, kinerja sistem transmisi, uji Spesifikasi, dan cara pembuatan Tepung Pisang


(21)

IV. Hasil, Analisa dan Perawatan Mesin Pembuat Tepung Pisang, Pada bab ini akan dibahas mengenai Hasil uji fungsi, Analisa uji fungsi, Kinerja sistem transmisi, Analisa kinerja sistem transmisi, Hasil uji Spesifikasi, dan Perawatan mesin tepung pisang

V. Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini akan memaparkan kesimpulan dari hasil analisa pengujian

Daftar Pustaka. Referensi yang mendukung karya akhir ini akan secara lengkap disajikan untuk kemudahan dalam mencari data maupun bahan kajian berikutnya.

Lampiran. Segala data hasil survey, data pendukung rancangan serta beberapa lampiran yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini dilampirkan guna memudahkan dalam mencari maupun sebagai bahan kajian berikutnya.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum

Hampir setiap orang gemar mengkonsumsi buah pisang. Oleh karena itu, pisang dianggap sebagai komuditas penting sehingga ada lembaga dunia yang mengurusi masalah pisang yaitu International Network for Improvement of Banana and Plantain (INIBAB). Lembaga ini didirikan oleh International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI) yang berkedudukan di Montpellier, Perancis. Jaringan kerjasama melalui INIBAP cukup luas, khususnya mengenai penelitian ketahanan penyakit layu fusarium.

2.1.1 Produksi Pisang Belum Memenuhi Kebutuhan

Produksi pisang diIndonesia rata-rata 3,2 juta ton per tahun. Diperkirakan 1,5 juta ton diantaranya merupakan pisang meja untuk konsumsi segar. Bila diasumsikan sekitar 60 % (120 juta) konsumsi pisang hanya 12,5 Kg/orang/tahun atau 34,2 g/orang/hari. Padahal rata-rata berat pisang ambon kuning saja sekitar 100 g. ini berarti kemampuan penyediaan buah pisang untuk konsumsi buah meja saja sangat kecil karena masih jauh dibawah berat rata-rata buah pisang. Untuk mengetahui produksi pisang di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.1.


(23)

Tabel 2.1 Produksi pisang di Indonesia

2.1.2 Faktor Pendukung Keberhasilan Budidaya Pisang

Pada umumnya petani diIndonesia belum menuasai sifat usaha tani sehingga penjualan hasil produksi masih dapat dikuasai pedagang atau pengumpul (tengkulak). Salah satu penyebabnya ialah petani belum mampu menghasilkan produksi sesuai criteria pasar swalayan atau ekspor. Oleh karena mutu hasil masih rendah, buah


(24)

pisang yang dihasilkan pun hanya bias terjual pada pedagang atau tengkulak untuk pasar local atau pasar domestic.

Dalam budidaya pisang berorientasi pasar swalayan atau ekspor, petani dituntut harus mendalami criteria mutu yang diinginkan konsumen. Tujuannya ialah agar produksinya mampu bersaing. Tentu saja hal ini dapat dicapai dengan cara petani harus serius menangani usaha taninya.

Ada banyak kendala yang dapat menghambat keberhasilan usaha lebih banyak diserahkan pada kemurahan alam. Pada budidaya tradisional, mutu buah umumnya kurang diperhatikan, hanya produksi tinggi saja yang diharapkan. Petani berharap tandan buahnya panjang dengan uleran (buah) besar. Padahal untuk pasar supermarket (swalayan) dan ekspor, mutu buah sangat diperhatikan sesuai criteria standar tertentu.

Dalam pembudidayaan pisang berorientasi pasar dengan cakupan luas (tingkat konsumen menengah keatas), ada banyak kendala yang akan dihadapi petani. Salah satunya ialah harga. Harga pisang yang murah ditingkat petani menyebabkan petani enggan merawat tanamannya dengan baik. Petani beranggapan bahwa semua tingkatan mutu buah akan habis dijual. Akibatnya petani akan merugi karena harga jual tidak seimbang dengan biaya produksi.

2.1.3 Aneka produk olahan tepung pisang

1.

Berbagai produk olahan dapat dibuat dari tepung pisang, diantaranya adalah : Bubur balita


(25)

Adapun komposisi bubur bayi ini adalah 40% tepung pisang, 30% tepung beras/tepung terigu/tepung kacang ijo, 30% tepung susu, kemudian ditambah dengan

gula sebanyak 10% dari total berat tepung.

2.

Pembuatan bubur balita dilakukan dengan cara mencampur tepung, susu dan gula. Tambahkan air dan campur hingga merata. Masak diatas api kecil sambil diaduk terus hingga matang/mengental.

Cheese stick asin

3.

Bahan baku kue kering cheese stick asin, dibuat dari campuran 25% tepung pisang + 58% tepung terigu + 17% tepung tapioka, kemudian dicampur dengan tambahan bahan lain yaitu margarine, telur, bumbu dan air. Semua bahan dibuat adonan, kemudian dibuat lembaran tipis dan dipotong kecil panjang seperti stick, setelah itu digoreng.

Cake

4.

Pembuatan cake dari bahan baku 100% tepung pisang. Tepung pisang dicampur dengan bahan tambahan lain (margarine, gula aren, selai kacang tanah, madu, telur, coklat bubuk, kismis, dan buah cherry). Proses pengadonan dilakukan dengan mixer, sedang proses pemasakan menggunakan oven. Kue cake dari tepung pisang mempunyai tekstur agak remah, oleh karena itu dapat pula dicampur dengan tepung terigu.

Aneka kue kering

Kue kastengels, kue putri salju, kue janhagel, cake black forest, cake keju dapat dibuat dari bahan baku tepung pisang dan tepung terigu dengan perbandingan 50%:50%.


(26)

5. Mie

1. Pisau

Pembuatan mie, dengan komposisi 20% tepung pisang dan 80% tepung terigu, dengan bahan tambahan lain yaitu garam, soda abu, telur, dan air. Semua bahan dibuat adonan, dibentuk lembaran menggunakan alat pembuat mie, dipotong bentuk mie, dan direbus. Penggunaan tepung pisang pada pembuatan mie hanya sebanyak 20%, hal ini disebabkan karena tekstur mie yang harus bersifat kenyal.

2.2 Teknologi Proses

Pisang dapat diolah dan diawetkan menjadi berbagai bentuk hasil olahan diantaranya saus pisang, sale pisang, sari buah pisang, anggur pisang, dodol pisang, keripik pisang, tepung pisang dan jam/selai pisang serta hasil olahan lainnya.

Tepung pisang dibuat dari buah pisang yang mentah, yang cara pembuatannya mudah dan sederhana. Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah menjadi tepung pisang. Untuk memperoleh tepung yang baik diperlukan buah pisang yang cukup tua. Tepung pisang yang terbuat dari pisang kepok sangat baik hasilnya, warna tepungnya putih dan menarik.

Berikut ini disampaikan cara pembuatan tepung pisang.

Bahan yang diperlukan :

Pisang kepok yang mengkal tetapi cukup tua Alat yang diperlukan


(27)

Untuk mengetahui Bagan alir Proses Pembuatan tepung pisang terdapat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Bagan Alir Pembuatan Tepung Pisang

2.3 Prinsip Kerja

Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah menjadi gaplek, hanya saja untuk mendapatkan gaplek dan tepung yang baik diperlukan buah pisang yang mentah maupun cukup tua. Gaplek dan tepung pisang yang terbuat dari pisang kepok

Penggilingan

Tepung Pisang Pisang Kepok Tua Mengkal

Dikukus

Dikupas

Diiris

Dijemur

Limbah cair dibuang

Limbah padat dibuang


(28)

sangat baik hasilnya dibandingkan gaplek atau tepung pisang yang terbuat dari pisang lainnya. Warna tepung yang dihasilkan dari pisang kepok adalah putih dan menarik.

Tabel 2.2 menjelaskan sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang dari beberapa jenis pisang :

Tabel 2.2. Sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang dari beberapa varietas

Varietas Warna Kadar air (%) Kadar Asam

(%)

Kadar Karbohidrat (%)

Kepok Putih 6,06 1,85 86,57

Masak Hijau Putih Keabuan 7,06 0,79 84,32

Nangka Putih Coklat 6,09 0,85 79,84

Ambon Putih Keabuan 6,26 1,04 78,99

Raja Bulu Putih Coklat 6,24 0,84 76,47

Ketan Putih Keabuan 6,24 0,78 85,33

Lampung Putih 8,39 0,49 80,10

Siem Kuning Coklat 7,62 1,00 77,13

(Sumber : Murtiningsih, dkk 1988)

Cara pembuatan tepung pisang adalah sebagai berikut : buah pisang mentah dan cukup tua dibersihkan dan di kukus selama ±10 menit. Pengukusan ini dapat mempermudah pengupasan, mengurangi getah dan memperbaiki warna gaplek. Setelah itu pisang tersebut dikupas lalu dirajang (diiris tipis ± 1-2 mm). Dapat juga pisang tersebut di kukus yaitu dibersihkan dan langsung di kupas di iris tipis.


(29)

Mesin pembuat tepung pisang ini mempunyai prinsip kerja yaitu : pisang yang telah menjadi gaplek dimasukan kedalam mesin melalui sebuah corong pemasukan, lalu gaplek tersebut masuk kedalam sebuah silinder yaitu rumah screw yang didalamnya terdapat screw press yang berputar. Gaplek dibawa dan di press oleh screw tersebut menuju batu gilas.

Batu gilas ini terdapat sepasang yaitu satu batu gilas tetap dan satu batu gilas berputar ini terikat pada poros screw. Tepung pisang akan jatuh kesaringan yang tedapat tepat dibawah batu gilas. Tepung yang sudah halus akan jatuh langsung kewadah penampung dan yang masih kasar atau yang masih ada disaringan dapat dimasukan kembali kedalam mesin untuk digiling kembali. Tepung yang telah lolos disaring dapat langsung dikemas.

2.4 Bagian-bagian Utama Mesin

Didalam rancang bangun mesin pembuat tepung ini bagian-bagian utama mesin sedikit karena bersifat manual. Untuk mengetahui gambar sket mesin tepung pisang terdapat pada gambar 2.2


(30)

4

5

3 2

6

1

8 7

Gambar 2.2 Mesin Tepung pisang

Keterangan Gambar : 1. Corong Pengarah

Digunakan untuk mengarahkan gaplek pisang agar bisa masuk kedalam rumah screw press.

2. Batu Gerinda putar

Digunakan untuk memarut gaplek pisang yang terdapat pada alur-alur batu gerinda diam.


(31)

3. Batu Gerinda Diam

Digunakan untuk memarut gaplek pisang yang terdapat pada alu-alur batu gerinda putar.

4. Screw Press

Digunakan untuk mengepress gaplek agar lebih padat ketika akan diparut. 5. Mur Penyetel

Digunakan untuk menyetel tingkat kekasaran tepung 6. Corong Pengeluaran

7. Poros

Sistem transmisi pada screw press 8. Puley

Digunakan untuk memutar poros dan screw press secara manual

2.4.1 Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampi semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.

2.4.2 Macam-macam poros

Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut :


(32)

1. Poros Transmisi

Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain.

2. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

3. Gandar

Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.

2.4.3 Bahan Poros

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di-”kill”(baja yang dideoksidasikan dengan ferosilikon dan dicor; kadar karbon terjamin) (JIS G3123). Meskipun demikian bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa didalam terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar.


(33)

Tabel 2.3 JIS G 3123 Batang baja karbon difinis dingin (sering dipakai untuk poros) Lambang Perlakuan Panas Diameter (mm) Kekuatan Tarik (Kg/mm2 Kekerasan

) HRC (HR

H B)

B

S35C-D

Dilunakan 20 atau kurang 21 – 80

58 – 79 (84) – 23 (73) – 17

- 144 – 216 Tanpa

dilunakkan

20 atau kurang 21 – 80

63 – 82 58 – 72

(87) – 25 (84) – 19

- 160 – 225

S45C-D

Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80

65 – 86 60 – 76

(89)-27 (85)-22

- 166 – 238 Tanpa

dilinakkan

20 atau kurang 21 - 80

71 - 91 66 – 81

12 – 30 (90) – 24

- 183 – 253

S55C-D

Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80

72 – 93 67 – 83

14 – 31 10 – 26

- 188 – 260 Tanpa

dilunakkan

20 atau kurang 21 – 80

80 – 101 75 – 91

19 – 34 16 – 30

- 213 – 285 (Sularso ;Elemen Mesin: hal.330)

2.4.4 Poros pada screw press

Didalam perancangan mesin tepung pisang ini bahan poros yang dipakai adalah dengan menggunakan bahan SC 37, karena jenis ini digunakan untuk konstruksi umum, dengan kekuatan tarik (σB) 37 kg/mm2. Pada tabel 2.4


(34)

Tabel 2.4 JIS G 5101 Baja karbon Cor

Lambang Batas Mulur (Kg/mm2 ) Kekuatan Tarik (Kg/mm2) Keterangan SC 37

SC 42

SC 46 SC 49

18 21

23 25

37 42

46 49

Untuk bagian motor Untuk konstruksi umum

- - (Sularso ; Elemen Mesin hal. 335)

Untuk mengetahui bentuk Poros pada Srew press terdapat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Poros pada screw press

Dimana :

di = diameter screw ds = diameter poros P = jarak antara srew

α = sudut kemiringan screw

Dengan mengetahui bahan poros yang digunakan, maka dapat diambil tegangan geser izin dengan persamaan


(35)

Dimana : Sf1 = Faktor keamanan akibat kelelahan puntir untuk

Sf2 = Faktor keamanan akibat pengaruh konsentrasi tegangan

b

σ = Kekuatan tarik

Dengan mengambil harga Kt dan Cb maka diameter poros dapat dihitung sebagai berikut :

Dimana :

a

τ = Tegangan geser yang diizinkan Kt = faktor koreksi

Cb = faktor lentur T = Momen puntir

2.4.5 Panjang Srew Press

Panjang screw press adalah sama dengan panjang lintasan . Bila diameter screw press sudah direncanakan, maka jarak anatar puncak screw dapat dihitung dengan sudut kemiringan screw (α), dengan persamaan :

d

p=0,8. ( Spivakopsky,1969)

Dan untuk tinggi sisir ulir

p h= 12 3

Dimana : h = Tinggi sisir ulir [m] p = Pitch [m]

3 1

b t C T K 5,1 s

d

a

τ

     ⋅ ⋅ ⋅ =


(36)

2.4.6 Batu Gerinda atau batu gilas

Menggerinda adalah menggosokkan atau menghaluskan suatu permukaan benda kerja dengan batu gerinda. Namun batu gerinda yang digunakan pada mesin tepung pisang ini berfungsi untuk menghaluskan bahan pisang yang telah dijemur untuk proses penepungan.

Bentuk-bentuk batu gerinda :

Batu gerinda mempunyai berbagai bentuk dan ukuran sehingga memerlukan cara-cara pengerjaan yang berbeda untuk memenuhi berbagai pekerjaan.

Bentuk dan ukuran batu gerinda adalah sebagai berikut :

1. Bentuk persegi panjang

Ukuran 200 x 75 x 20 mm dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu : kasar, sedang, halus terdapat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Batu gerinda persegi panjang 2. Bentuk roda gerinda lurus

Didalam perancangan mesin, batu gerinda ini yang digunakan untuk mesin tepung pisang. Ukuran garis tengah 6 mm sampai 1000 mm, tebal dari 6 mm sampai


(37)

gerinda semacam ini biasanya terpasang pada mesin gerinda silindris atau mesin gerinda meja, terlihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Bentuk roda gerinda lurus

3. Bentuk roda gerinda silindris

Ukuran diameter 200 mm sampai 700 mm, tebal100 mm sampai dengan 200 mm, digunakan untuk meratakan bagian sisi benda kerja. Gerinda semacam ini terpasang pada mesin gerinda sumbu tegak dan sumbu datar. Terdapat pada gambar 2.6


(38)

4. Bentuk roda gerinda mangkuk lurus

Ukuran diameter 63 mm sampai 762 mm, tebal 38 mm sampai 200 mm, digunakan untuk meratakan bagian sisi benda kerja. Gerinda ini dipakai untuk mesin gerinda sumbu tegak maupun sumbu datar, terdapat pada gambar 2.7

Gambar 2.7 Roda gerinda mangkuk lurus

5. Bentuk roda gerinda mangkuk miring

Ukuran diameter 75 mm sampai 300 mm, tebal sisi 32 mm sampai 76 mm, tebal bagian miring 6 mm sampai 38 mm, digunakan untuk meratakan atau mengasah alat-alat potong, antara lain pisau fris atau pisau bentuk. Terdapat pada gambar 2.8


(39)

6. Bentuk roda gerinda tirus dua sisi

Ukuran diameter 254 mm sampai 762 mm, tebal 25 mm sampai 10 mm, digunakan untuk meratakan atau membersihkan benda-benda kerja setelah dilas. Terdapat pada gambar 2.9

Gambar 2.9 Roda gerinda tirus dua sisi

7. Bentuk roda gerinda cekung dua sisi

Ukuran diameter luar 10 mm sampai 915 mm, tebal 6 mm sampai 125 mm diameter, bagian cekung 6 mm sampai 381 mm, dipergunakan untuk perataan bentuk silindris. Terdapat pada gambar 2.10


(40)

8. Bentuk roda gerinda cekung dua sisi

Ukuran diameter 300 mm sampai 915 mm, tebal 32 mm sampai 200 mm, tebal 13 mm sampai 15 mm, digunakan untuk perataanbentuk silindris. Terdapat pada gambar 2.11

Gambar 2.11 Roda gerinda cekung dua sisi 9. Bentuk Roda Gerinda piring

Ukuran diameter 75 mm sampai 200 mm, tebal 13 mm sampai 19 mm, digunakan untuk meratakan dan mengasah pisau fris. Terdapat pada gambar 2.12

Gambar 2.12 Roda gerinda piring 10.Bentuk Batu gerinda khusus


(41)

bentuk-Gambar 2.13 Batu Gerinda khusus 2.4.7 Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak balik dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh system akan menurunkan atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi Bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.

A. Klasifikasi Bantalan

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros

a. Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan pelapisan pelumas

b. Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.


(42)

2. Atas Dasar arah beban terhadap poros

a. Bantalan Radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak

lurus sumbu poros.

b. Bantalan Radial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

c. Bantalan Gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang

arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros

Bantalan yang digunakan untuk mesin tepung pisang ini adalah bantalan Gelinding. Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Terdapat pada gambar 2.14


(43)

3. Gambar sket dari bantalan

Gambar 2.15 Sket bantalan

2.5Dasar perencanaan Elemen Utama Mesin

Para ahli rancang bangun sering mengemukakan beberapa teori guna memperoleh hasil yang diharapkan. Dan untuk memuat suatu produk haruslah melewati beberapa tahap dan prosedur pengerjaan. Dan tahap-tahap yang harus dilalui antara lain adalah :

1. Menentukan bentuk-bentuk perancangan yang harus dibuat berkaitan dengan desain yang ada.

2. Menentukan ukuran-ukuran pada bagian utama mesin.

3. Menentukan alternative-alternatif dengan skala tangan dan daya guna mesin yang efektif dan efesien, serta bentuk yang menarik.


(44)

5. Merencanakan elemen-elemen mesin, serta gambar kerja bengkel setelah merancang bagian utama, setelah itu menetapkan ukuran pada komponen utama dan elemen pendukung pada mesin


(45)

BAB III

PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Penetapan Panjang Lintasan Screw Press.

Untuk menentukan panjang lintasan screw press perlu diperhitungkan kondisi sekitar screw press tersebut. Panjang lintasan screw press direncanakan sebagai berikut:

Panjang Lintasan screw press = 18 cm (direncanakan)

L

Gambar 3.1 Panjang Lintasan screw press

3.1.1 Kapasitas Mesin

Kapasitas mesin adalah berat buah pisang yang diolah menjadi gaplek yang dipress (diangkut) persatuan waktu. Jadi untuk menghitung kapasitas, gaplek digiling dan menghasilkan tepung dalam tiap menit, dari hasil percobaan didapat didapat 0,8 Kg/menit sama dengan 50 kg/jam (0,05 ton/jam).

.

3.1.2 Perencanaan Sistem Transmisi

Untuk memindahkan putaran manual ke poros penggerak direncanakan menggunakan poros transmisi yang terdapat pada screw press


(46)

3.1.3 Spesifikasi Perencanaan.

Kapasitas Konveyor : 0,05 ton / jam

Panjang Lintasan Konveyor : 18 cm

Sistem transmisi : Poros Transmisi

3.2 Daya Penggerak

Daya yang dipergunkan untuk menggerakan screw press perlu diperhitungkan. Daya pada poros screw adalah daya yang dibutuhkan pada penggerak secara manual dibagi dengan effisiensi mekanismenya. Besarnya daya pada poros penggerak dapat dihitung sebagai berikut :

Pada spesifikasi perencanaan, kapasitas mesin (Q) adalah 0,05 Ton/jam dan panjang lintasan screw press (l) adalah 18 cm = 0,18 meter, maka :

Pp = Q x l (HP) (Spivakopsky,1969)

Jadi :

Pp = 0,05 x 0,18 = 0,009 HP

Jadi besarnya daya pada poros penggerak (Pp

mek p m P P η . . =

) adalah 0,009 Hp Daya penggerak manual dapat dihitung sebagai berikut :

Dimana Pm

009 , 0 98 , 0 009 , 0 = = m P

= Daya penggerak manual [Hp] η mekanisme = 0,98


(47)

3.3 Poros pada Screw Press

Untuk poros ini dirancang dengan menggunakan bahan SC 37 dengan kekuatan tarik (σB) 37 kg/mm2

05 , 2 3 6 37 2 1 = × = × = Sf Sf b a σ τ

maka tegangan geser izin adalah :

kg/mm

n p

T 5 m

10

9,74×

=

2

Dimana : Sf1 = Faktor keamanan akibat kelelahan puntir untuk S-C = 6,0 Sf2 = Faktor keamanan akibat pengaruh konsentrasi tegangan = 1,3-3,0 (Diambil 3,0)

Untuk Torsi (kg.mm) adalah

(Sularso : Element mesin, Hal 7)

Dimana n = Putaran poros (Diambil 70 rpm) [rpm] Pm 6 , 94 70 10 68 10 9,74 3 5 = ×

= x

T

= Daya penggerak manual (0,009 Hp =0,0068 KW)

kg.mm

Dengan mengambil harga Kt = 1,5 (poros diperkirakan terjadi sedikit kejutan atau tumbukan) dan Cb = 2 maka diameter poros dapat dihitung sebagai berikut :

Karena diameter poros dari hasil perhitungan terlalu kecil maka diameter poros direncanakan 25 mm dengan bahan S35C dan tegangan geser (τ)yang terjadi adalah :     = 16 3 s d T π

τ (Sularso :Elemen mesin; hal 7)

mm T C K 5,1 s d 3 1 b t

a

τ

3 7,15

1 6 , 94 2 5 , 1 05 , 2 1 , 5 = × × × = ⋅ ⋅ ⋅ =         


(48)

4 3 9,03 10

16 25 77 , 2 × =     = π

τ kg/mm

3.4 Screw Press

2

3.4.1 Ukuran Screw Press

Panjang screw press adalah sama dengan panjang lintasan yaitu 0,18 cm. Bila diameter screw press direncanakan 9 cm = 0,09 m, maka jarak anatak puncak screw dapat dihitung dengan sudut kemiringan screw 30º :

d

p=0,8. ( Spivakopsky,1969)

072 , 0 09 , 0 . 8 ,

0 × =

=

p m = 7,2 cm

Dan untuk tinggi sisir ulir

p h= 12 3

Dimana : h = Tinggi sisir ulir [m] p = Pitch [m]

32 , 2 2 , 7 3 2

1 × =

=

h cm = 0,0232 m

3.4.2 Tegangan-tegangan yang Terjadi Pada Screw Konveyor Kecepatan dorong (v) muatan dapat dihitung sebagai berikut :

4 10 4 , 8 6000 70 072 , 0 6000 − × = × = ×

= p n

v m/s

Untuk berat muatan per meter (q) dapat dihitung sebagai berikut :

5 , 16 05 , 0 = = = Q q kg/m


(49)

ds d b

L h

Maka gaya dorong screw adalah : f

l q Fs = ..

Dimana : f = Koefesien gesek (Diambil 0,6) 4 , 5 6 , 0 18 , 0

50× × =

= s

F kg

Tegangan yang timbul pada tiap sisi ulir adalah :

10 , 0 ) 25 90 ( 4 , 5 )

( 2 2 4 2 2

4

= −

= −

= π π

σ s s timbul d d F kg/mm2

3.4.3 Pemilihan Bahan Screw Press

Bahan screw press direncanakan dari baja pelat, dengan kekuatan tarik izin harus lebih besar dari tegangan yang timbul. Harga tegangan yang timbul adalah 6,08×10-4 kg/mm2

3.5 Rumah screw press

., sehingga dipilih bahan baja pelat dengan tebal 3 mm.

Pada perencanaan rumah screw press, menggunakan pelat baja dengan ketebalan 3 mm. Adapun ukuran sketsa terdapat pada gambar 3.1 :


(50)

Dimana L = Panjang rumah screw press (180 mm) d = Diameter screw press (90 mm)

ds = Diameter poros screw press (25 mm) maka untuk lebar rumah screw press (b) adalah :

d cl b=2× +

Dimana :cl = Kelonggaran (diambil 2 mm)

94 90 2

2× + =

=

b mm

Sedangkan untuk tinggi rumah screw press (h) direncanakan 1.25 kali lebar rumah screw press = 1.25 × 94 = 117,5 mm.

3.6 Bantalan

Karena beban poros kecil maka digunakan adalah jenis bantalan gelinding. Umur bantalan dapat diketahui dari pembebanan yang terjadi pada bantalan.Beban maksimum yang akan terjadi kecil dan diasumsikan gaya yang dialami bantalan hanya gaya radial.

poros m v

P Fr=

Dimana : Pm

0916 , 0 60 70 10 25 60 3 = × × =

dn π − v

= Daya penggerak manual (6,88 Watt) v = Kecepatan putaran poros

m/s 1 , 75 0916 , 0 88 . 6 = =


(51)

Dimana harga V diambil 1,2 dan X = 0,56 (terdapat pada tabel 3.1)

Tabel 3.1 faktor-faktor X,V dan Y

Jenis bantalan Beba n putar pada cinci n dala m Beba n punti r pada cinci n luar

Baris tunggal Baris ganda

e

Baris tunggal Baris ganda

Fa/VFr>e Fa/VFreFa/VFr>e

V X Y X Y X Y Xo Yo Xo Yo

Bantalan bola alur dalam

Fa/Co = 0,014 = 0,028 = 0,084 = 0,11 = 0,17 = 0,28 = 0,42 = 0,56

1 1,2 0,56 2,30 1,99 1,71 1,55 1,45 1,31 1,15 1,04 1,00

1 0 0,56

2,30 1,90 1,71 1,55 1,45 1,31 1,15 1,04 1,00 0,190 ,22 0,26 0,28 0,30 0,34 0,38 0,42 0,44

0,6 0,5 0,6 0,5

Bantalan bola sudut

α = 20º = 25º = 30º = 35º

= 40º 1 1,2

0,43 0,41 0,39 0,37 0,35 1,00 0,87 0,76 0,66 0,55 0 1,09 0,92 0,78 0,66 0,55 0,70 0,67 0,63 0,60 0,57 1,63 1,41 1,24 1,07 0,93 0,57 0,68 0,80 0,95 1,14 0,5 0,42 0,38 0,33 0,29 0,26 1 0,84 0,76 0,66 0,58 0,52

(Sularso;Elemen Mesin; Hal 135)

4 , 50 1 , 75 2 , 1 56 , 0

Pr = × × = kg

Faktor kecepatan (fn) untuk bantalan jenis bola

3 1 3 , 33       = n

fn (Sularso ; Elemen Mesin hal 136)

3 1 70 3 , 33       = fn 78 , 0 = fn

Faktor umur (fh) :

Pr

C fn fh=


(52)

Pada poros ini diameter bantalan harus disesuaikan dengan diameter poros yaitu 25 mm, maka jenis bantalan yang dipilih adalah 6205 dimana kapasitas dinamik sfesifik (C) adalah 1100 kg, terdapat pada tabel 3.2 :

Tabel 3.2 Nomor bantalan, ukuran luar, kapasitas nominal dinamis spesifik C, kapasitas nominal statik spesifik C0


(53)

maka : 170,24 4

, 50 1100 78 ,

0 × =

= fh

Umur nominal (Lh) untuk bantalan bola : 933 . 4 24 , 170 500

500× 3 = × 3 =

= fh

Lh jam


(54)

BAB IV

PERAWATAN MESIN TEPUNG PISANG

4.1 Pengertian Perawatan

Perawatan dapat diartikan sebagai suatau kegiatan memelihara dan menjaga setiap komponen-komponen peralatan agar tahan lama, sehingga diharapkan dapat memberikan keuntungan yang optimal.

Untuk memelihara mesin pembuat tepung pisang ini dengan baik dan benar, maka prinsip kerja dari mesin ini harus diketahui. Dengan demikian, maka perawatan dan perbaikan terhadap kerusakan pada mesin dapat diatasi dengan mudah.

Dalam prakteknya perawatan peralatan atau permesinan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : perawatan rutin dan perawatan secara preodik.

1. Perawatan rutin

Perawatan rutin adalah perawatan yang dilakukan secara rutin atau terus menerus, misalnya : setiap pemakaian dilakukan pembersihan pada bagian mesin. 2. Perawatan secara berkala (Preodik)

Perawatan secara berkala merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali dan sebagainya. Tabel 5.1 menjelaskan jadwal perawatan mesin tepung pisang.


(55)

Tabel 4.1 jadwal perawatan mesin.

No Komponen Hari/Bulan Estimasi waktu

1 Rumah screw press Setiap hari 5 menit

2 Screw press dan poros screw press Setiap hari 5 menit

3 Batu gerinda Setiap hari 5 menit

4 Puli Sebulan sekali 5 menit

5 Bantalan Sebulan sekali 5 menit

4.2 Perawatan bagian-bagian utama mesin a. Rumah screw press

Perawatan yang dilakukan pada rumah screw press adalah dengan menjaga kebersihan bagian dalam rumah screw press dari sisa-sisa bahan maupun kotoran yang melekat didalamnya dengan cara melepas poros screw dari dudukannnya, kemudian rumah screw press dibersihkan.

b. Screw press dan poros screw press

Setelah poros screw press dilepas dari dudukannnya, kemudian pada bagian screw press dibersihkan untuk menghindari korosi akibat penumpukan bahan. Juga pada bagian poros harus dibersihkan dari segala kotoran agar memudahkan pada waktu pemasangan dan pembokaran.

c. Batu gerinda

Untuk membersihkan batu gerinda digunakan sikat dan sabun agar butiran pisang yang menempel pada permukaan batu gerinda terlepas.


(56)

d. Bantalan

Hal yang sangat penting terhadap perawatan bantalan adalah mengenai pelumasan, karena pelumasan pada bantalan adalan untuk mengurangi gesekan dan keausan antara elemen gelinding, ring dalam dan ring keluar, mereduksi panas yang terjadi, mecegah korosi dan mengurangi masuknya debu sehingga tingkat kebisingan mesin menjadi rendah dan umur bantalan menjadi tinggi.

Pelumasan yang dipakai pada mesin ini adalah pelumasan gemuk. Gemuk yang bermutu baik dapat memperpanjang umur bantalan. Dan cara pemberian gemuk dilakukan dengan mengisi bagian dalam bantalan dengan secukupnya menggunakan pispot gemuk. Dapat juga dengan mengoleskan gemuk pada bantalan. Tapi pada waktu pembongkaran dan pemasangan bantalan, harus diperhatikan agar bantalan tidak masuk kotoran dan debu. Karena kotoran dan debu dapat menyebabkan bantalan menjadi rusak.


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari beberapa perhitungan yang telah didapat maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Panjang Lintasan screw press = 18 cm 2. Kapasitas mesin 0,05 ton/jam

3. Daya penggerak manual (Pm 4. Diameter poros (d

) = 0,0068 KW = 6,88 Watt

p

5. Umur nominal (Lh) untuk bantalan bola = ) = 7.15 mm

933 .

4 jam

5.2 Saran

1. Sebaiknya diutamakan perawatan komponen-komponen dari alat ini terutama pada bantalan karena memutar dan menahan poros.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

1. Shigley, Joseph E. Perencanaan Teknik Mesin. Edisi ke-4. Erlangga. Jakarta. 1983.

2. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta, 1994

3. Hendro Sunarjono. Budidaya Pisang. Katalog Dalam Terbitan (KDT). Jakarta

2002.


(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)