Tempat dan waktu pengujian Uju fungsi .1 Prosedur Uji Fungsi Kinerja sistem transmisi .1 Prosedur Kinerja Sistem Transmisi

BAB IV PROSEDUR, HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN ALAT

4.1 Tempat dan waktu pengujian

Pengujian dilakukan ditempat pembuatan alat yaitu di Pasar VII Padang Bulan Medan. 4.2 Uju fungsi 4.2.1 Prosedur Uji Fungsi Dalam uji fungsi, bagian utama yang akan diuji yaitu sistem transmisi yang telah dibuat. Cara pengujiannya adalah: 1 Memastikan baut pengikat puli dalam sistem transmisi terpasang dengan baik 2 Memastikan puli dan sabuk terpasang dengan baik untuk menghindari slip 3 Menghidupkan motor listrik 4 Mengamati kerja listrik, poros, puli, bantalan, sabuk V, dan melihat apakah semua komponen tersebut bekerja dengan baik 5 Amati dan lihat dengan teliti putaran puli-nya terjadi slip atau 6.Menghitung putaran akhir dari pemutar pada rangka atas sebelum dipasang tabung maupun setelah dipasang tabung sliding 7 Bila semua komponen bekerja dengan baik dan sistem transmisi bisa bekerja sehingga dapat mereduksi kecepatan 1400 rpm menjadi 700 Universitas Sumatera Utara rpm, berarti sistem transmisi mesin pemarut tersebut siap untuk berproduksi.

4.2.2 Hasil uji fungsi Tabel. 4.1 Hasil uji fungsi

Bagian transmisi Pemasangan Kinerja tanpa beban Baik Tidak Baik Tidak Puli 1 Ø 3” √ √ Puli 2 Ø 6” √ √ Sabuk 38” √ √

4.2.3 Analisa uji fungsi

Dari tabel 4.1 diatas bahwa semua komponen transmisi terpasang dengan baik, baut pengikat puli dipastikan kuat mengikat puli dan sabuk dipastikan tidak kedor, maka alat ini siap untuk digunakan 4.3 Kinerja sistem transmisi 4.3.1 Prosedur Kinerja Sistem Transmisi Kinerja transmisi yang dirangkaikan dengan mesin pemarut. Cara pengujiannya 1 Merakit semua bagian utama mesin pemarut yang siap dipakai untuk proses produksi 2 Menghidupkan mesin pemarut dan mengamati putaran, serta memasukan bahan yang akan diparut. 3. Mengamati kinerja mesin setelah ada beban dari bahan pemarut. Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Hasil Kerja Sistem Transmisi

Setelah semua komponen berfungsi dengan baik maka akan dilakukan pengujian kedua. Dalam pengujian ini dilakukan dengan beban yang sama yaitu beban mesin pemarut sebesar 50 kg, tetapi dengan putaran yang berbeda yaitu 700 rpm dan 900 rpm. Dibawah ini akan disajikan hasil kinerja sistem transmisi Tabel. 4.2 Hasil kinerja sistem transmisi Beban kg Putaran rpm Lama pembuatan pemarutan menit 50 700 60 900 45

4.3.3 Analisa kinerja sistem transmisi

Dalam hal ini akan dibandingkan pengunaan putaran yang effisien dari segi waktu.

4.3.3.1 Analisa dari segi waktu

Untuk putaran 700 rpm dengan lama pemarutan 60 menit, maka biaya penggunaan listrik dari PLN adalah : Bila biaya listrik per kWH adalah Rp. 475,-, maka biaya total selama 60 menit : Biaya total = Rp. 475 × 5060 × daya motor kW = Rp. 475 × 5060 × 0,25 × 0,746 = Rp. 73,8229 produksi Untuk putaran 900 rpm : Biaya total = Rp. 475 × 4560 × 0,25 × 0,746 = Rp. 66,4406 produksi Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik biaya listrik PLN dari segi waktu Dari grafik diatas jelas terlihat bahwa biaya terbesar kalau putaran pemarutan 700, jadi makin rendah putaran pemarutan makin lama proses pemarutan sehingga biaya listrik PLN semakin banyak dan sebaliknya jika putaran pemarutan tinggi maka proses pemarutan akan semakin cepat sehingga biaya listrik PLN tidak begitu banyak. Rp62.00 Rp64.00 Rp66.00 Rp68.00 Rp70.00 Rp72.00 Rp74.00 Rp76.00 Putaran rpm Biaya 700 rpm 900 rpm Universitas Sumatera Utara 4.4 Uji Sfesifikasi 4.4.1 Prosedur Uji Sfesifikasi