BAB IV PROSEDUR, HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN ALAT
4.1 Tempat dan waktu pengujian
Pengujian dilakukan ditempat pembuatan alat yaitu di Pasar VII Padang Bulan Medan.
4.2 Uju fungsi 4.2.1 Prosedur Uji Fungsi
Dalam uji fungsi, bagian utama yang akan diuji yaitu sistem transmisi yang telah dibuat. Cara pengujiannya adalah:
1 Memastikan baut pengikat puli dalam sistem transmisi terpasang dengan baik
2 Memastikan puli dan sabuk terpasang dengan baik untuk menghindari slip
3 Menghidupkan motor listrik 4 Mengamati kerja listrik, poros, puli, bantalan, sabuk V, dan melihat
apakah semua komponen tersebut bekerja dengan baik 5 Amati dan lihat dengan teliti putaran puli-nya terjadi slip atau
6.Menghitung putaran akhir dari pemutar pada rangka atas sebelum dipasang tabung maupun setelah dipasang tabung
sliding
7 Bila semua komponen bekerja dengan baik dan sistem transmisi bisa bekerja sehingga dapat mereduksi kecepatan 1400 rpm menjadi 700
Universitas Sumatera Utara
rpm, berarti sistem transmisi mesin pemarut tersebut siap untuk berproduksi.
4.2.2 Hasil uji fungsi Tabel. 4.1 Hasil uji fungsi
Bagian transmisi Pemasangan
Kinerja tanpa beban
Baik Tidak
Baik Tidak
Puli 1 Ø 3” √
√ Puli 2 Ø 6”
√ √
Sabuk 38” √
√
4.2.3 Analisa uji fungsi
Dari tabel 4.1 diatas bahwa semua komponen transmisi terpasang dengan baik, baut pengikat puli dipastikan kuat mengikat puli dan sabuk dipastikan tidak
kedor, maka alat ini siap untuk digunakan
4.3 Kinerja sistem transmisi 4.3.1 Prosedur Kinerja Sistem Transmisi
Kinerja transmisi yang dirangkaikan dengan mesin pemarut. Cara pengujiannya
1 Merakit semua bagian utama mesin pemarut yang siap dipakai untuk proses produksi
2 Menghidupkan mesin pemarut dan mengamati putaran, serta memasukan bahan yang akan diparut.
3. Mengamati kinerja mesin setelah ada beban dari bahan pemarut.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Hasil Kerja Sistem Transmisi
Setelah semua komponen berfungsi dengan baik maka akan dilakukan
pengujian kedua. Dalam pengujian ini dilakukan dengan beban yang sama yaitu
beban mesin pemarut sebesar 50 kg, tetapi dengan putaran yang berbeda yaitu 700 rpm dan 900 rpm. Dibawah ini akan disajikan hasil kinerja sistem transmisi
Tabel. 4.2 Hasil kinerja sistem transmisi
Beban kg Putaran
rpm Lama
pembuatan pemarutan
menit
50
700 60
900 45
4.3.3 Analisa kinerja sistem transmisi
Dalam hal ini akan dibandingkan pengunaan putaran yang effisien dari segi waktu.
4.3.3.1 Analisa dari segi waktu
Untuk putaran 700 rpm dengan lama pemarutan 60 menit, maka biaya penggunaan listrik dari PLN adalah :
Bila biaya listrik per kWH adalah Rp. 475,-, maka biaya total selama 60 menit : Biaya total = Rp. 475 × 5060 × daya motor kW
= Rp. 475 × 5060 × 0,25 × 0,746 = Rp. 73,8229 produksi
Untuk putaran 900 rpm : Biaya total = Rp. 475 × 4560 × 0,25 × 0,746
= Rp. 66,4406 produksi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Grafik biaya listrik PLN dari segi waktu Dari grafik diatas jelas terlihat bahwa biaya terbesar kalau putaran pemarutan 700,
jadi makin rendah putaran pemarutan makin lama proses pemarutan sehingga biaya listrik PLN semakin banyak dan sebaliknya jika putaran pemarutan tinggi
maka proses pemarutan akan semakin cepat sehingga biaya listrik PLN tidak begitu banyak.
Rp62.00 Rp64.00
Rp66.00 Rp68.00
Rp70.00 Rp72.00
Rp74.00 Rp76.00
Putaran rpm Biaya
700 rpm 900 rpm
Universitas Sumatera Utara
4.4 Uji Sfesifikasi 4.4.1 Prosedur Uji Sfesifikasi