1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Model Pembelajaran
2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku
mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap,
dan keterampilan. Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran adalah model pembelajaran.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya
sekadar menghafal, melainkan suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung.
Joyce dan Weil 1980 dalam Rusman 2010:133 berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan- bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
10
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu :
1 Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. 2 Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
3 Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa. 4 Pertimbangan lainnya yang bersifat non teknis.
2.1.2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2 Mempunyai misi atau tujun pendidikan tertentu. 3 Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelas. 4 Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: a urutan langkah-
langkah pembelajaran syntax; b adanya prinsip-prinsip reaksi; c sistem sosial; dan d sistem pendukung.
2.1.3. Strategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn
sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu Sanjaya, 2007 : 126. Kemp 1995 menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut,
Dick and Carey 1985 juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa Sanjaya, 2007 : 126. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan
suatu rencana tindakan rangkaian kegiatan yang termasuk juga penggunaan metide dan pemanfaatan berbagai sumber dayakekuatan dalam pembelajaran. Ini
berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk
mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-
langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu
dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya. Menurut Djamarah 2002 : 5-6 ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar
yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode
dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh
guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. 4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan
evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan
dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
2.2 Perkembangan Gerak