Dedak gandum Penggunaan bahan pakan sebagai bahan penyalut dalam mikroenkapsulasi minyak ikan lemuru dan pemanfaatannya dalam ransum ayam petelur

2001a; Kim dan Morr 1996. Kombinasi penggunaan protein dan karbohidrat sebagai bahan penyalut dapat mengurangi penggumpalan dan lekukan pada permukaan Sheu dan Rosenberg 1995; Lin et al. 1995. Bahan Pakan sebagai Bahan Penyalut Produk dari proses mikroenkapsulasi berupa mikrokapsul lebih banyak dimanfaatkan untuk produk pangan dan hasilnya dikonsumsi oleh manusia. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses mikroenkapsulasi tersebut baik bahan inti ataupun bahan penyalut haruslah bahan yang bersih, sehat dan dapat dikonsumsi. Bahan penyalut yang digunakan merupakan bahan murni yang mengandung satu macam zat makanan dan bahan tersebut harganya mahal. Pemanfaatan mikrokapsul dalam ransum ternak dapat dilakukan dengan memperhatikan biaya penggunaan bahan penyalut. Bahan penyalut yang berharga tinggi bisa diganti dengan bahan penyalut alternatif yang berasal dari bahan pakan. Bahan-bahan tersebut harganya murah, banyak tersedia di lapangan dan dapat dikonsumsi ternak dengan baik karena sudah biasa digunakan sebagai bahan pakan. Bahan-bahan yang mempunyai kandungan protein dan karbohidrat dapat dipilih untuk digunakan sebagai bahan penyalut. Bahan pakan yang akan dise- leksi untuk digunakan sebagai bahan penyalut alternatif adalah: dedak gandum, dedak padi, jagung giling, bungkil kedele, corn gluten meal serta tepung daging dan tulang.

a. Dedak gandum

Penggunaan dedak gandum sebagai bahan penyalut dalam mikroenkapsulasi belum ada laporan. Dedak gandum dipilih sebagai bahan penyalut alternatif karena mengandung polisakarida yang larut dalam air. Menurut Minemoto et al. 1997 polisakarida larut dalam air dapat menjadi bahan penyalut yang baik untuk mikroenkapsulasi. Bahan penyalut yang dapat digunakan untuk mengubah minyak menjadi partikel-partikel padat adalah bahan penyalut larut air baik satu jenis maupun kombinasinya. Polisakarida larut air yang terdapat pada dedak gandum adalah pentosan arabinoxylan. Menurut D’Appolopnia et al. 1971 pentosan merupakan polisa- karida non pati yang larut dalam air, sedangkan hemiselulosa merupakan polisakarida non pati yang tidak larut dalam air. Struktur penyusun pentosan arabinoxylan terdiri atas dua pentosa yaitu arabinosa dan xilosa, struktur molekulnya terdiri atas 1,4 β xylan Choct 1997. Sifat penting dari pentosan adalah kemampuannya untuk menyebar dalam air dan membentuk larutan kental. Sifat tersebut disebabkan oleh besarnya jumlah polimer bercabang Pomeranz 1991. Kandungan pentosan pada dedak gandum lebih tinggi dibandingkan dengan bahan pakan lain seperti jagung giling dan dedak padi. Kandungan pentosan pada dedak gandum bervariasi dengan kisaran sebesar 18 - 22.5 Hashimoto et al. 1987; Pomeranz 1991; Choct 1997, sedangkan pada jagung kandungan pento- sannya 4 Steiner 1968 disitasi dari Pomeranz 1991 serta pada dedak padi kandungan pentosannya 8.59 – 10.9 Hashimoto et al. 1987. Kandungan polisakarida bukan pati Non Starch Polysacharide pada jagung lebih kecil dibandingkan dengan bungkil kedele, dedak padi, dan dedak gandum. Kandungan polisakarida bukan pati yang larut dalam air yaitu arabinoxylan pentosan pada jagung juga lebih rendah dibandingkan dengan dedak gandum dan dedak padi. Kandungan polisakarida bukan pati dari jagung, dedak gandum, dedak padi dan kedele dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis dan level dari non starch polysacharide dalam beberapa bahan pakan Bahan pakan Arabino xylan β- glucan Selulosa Manosa Galaktosa Asam uronat Total NSP Jagung 5.2 - 2.0 0.2 0.6 - 7.9 Dedak padi 8.5 - 11.2 0.4 1.2 0.4 21.7 Dedak gandum 21.9 0.4 10.7 0.4 0.8 1.1 35.3 Kedele 4.9 - 4.4 0.9 4.5 3.6 19.2 Sumber : Choct et al. 1997 Kandungan karbohidrat serat kasar + BETN pada dedak gandum lebih tinggi daripada dedak padi. Kandungan karbohidrat pada dedak gandum sebesar 75,8, sedangkan pada dedak padi sebesar 59,4 Tillman 1991. Komposisi kimia dedak gandum menurut Pooemernz 1991 adalah protein sebesar 16.5, lemak 4.5, karbohidrat 72.5 dan abu 6.5.

b. Dedak padi