Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

diri, tidak ada yang bisa menutupi. Apabila seorang atlet tersebut tidak memiliki mental yang baik maka disitu atlet tersebut akan sangat menonjol kesalahan- kesalahan yang dilakukan dan memicu terjadinya keteganganstres, cemas, gejolak emosi yang membara, hilangnya konsentrasi dan kepercayaan diri. Atletik disebut- sebut sebagai “ibu” dari semua cabang olahraga, meskipun ungkapan ini hanya atas dasar pandangan akal sehat semata. Tetapi kenyataannya yang ada membuktikan bahwa atletik memiliki berbagai bentuk gerakan yang tergolong lengkap, didalamnya terdapat gerak dasar yang dapat dijumpai pada beberapa cabang olahraga lainnya Yudha M. Saputra, 2004: 2.

2.10. Kerangka Berfikir

Gambar 1 Kerangka berfikir STRES Ganguan Kesehatan Fisik Produktifitas Menurun Tingkah Laku Tidak Sesuai Gejala Stres : 1. Tanda-tanda emosional  Sikap apati  Kecemasan  Iritabilitas  Kelelahan mental  Menyangkal 2. Tanda-tanda perilaku  Menghindar  Ekstrimitas alkoholik  Administrarif lamban 3. Tanda-tanda fisik  Phobia  Sering sakit  Mudah lelah fisik  Melakukan pengobatan sendiri Sumber Stres : 1. Dari diri atlet  Pikiran negatif  Pentingnya Event  Ketidak pastian  Tanggung jawab 2. Dari luar diri atlet  Target  Penonton  Situasi Gangguan Sistem Kardiovaskular Menurunnya Energi Menurunnya Konsentrasi Hasil Akhir Yang Buruk Minimnya Prestasi yang diraih Seperti yang dikemukakan dalam landasan teori, bahwa stres merupakan kondisi umum yang dihadapi seseorang dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Atlet pada umumnya mengalami stres sampai pada taraf tertentu. Jika seseorang memiliki sumber stres yang sangat kuat maka seseorang tersebut akan mengalami suatu kondisi yang yang sangat merugikan bagi dirinya sendiri dan tim saat berlomba maupun bertanding. Gejala stres juga harus di perhatikan oleh pelatih untuk memanage tenaga atletnya, karena atlet yang stres cenderung banyak mengeluarkan tenaga yang banyak dengan percuma. Seseorang yang telah mengalami stres maka akan mengalami gangguan kesehatan fisik, produktifitas menurun, tingkah laku tidak sesuai yang menjadikan sistem kardiovaskular terganggu yang mengakibatkan energi menjadi menurun. Ketika energi menurun disaat itu fokus atau konsentrasi menurun dan bila ketika berlomba tidak ada konsentrasi yang optimal, maka hasil yang didapatkan akan menurun, tidak bisa memperlihatkan penampilan yang baik dan sebuah kerugian bagi atlet dan timnya. Tingkat stres yang sangat tinggi dihindari oleh semua atlet karena dapat mengurangi penampilan saat berlomba dan sangat mengganggu penampilan atlet dilapangan. Seringkali seoang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Ketegangan tersebut membuat atlet tidak dapat melakukan awalan dengan baik, sehingga seterusnya atlet tidak akan bisa mengontrol performa saat berlomba dan akhirnya hasil yang tidak maksimal akan diraihnya Lilik Sudarwati, 2007: 15.

2.11. Hipotesis