10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Stres
Stres didefinisikan sebagai respon non spesifik dari tubuh disetiap tuntutan Selye, 1982 dalam Ali Maksum, 2008: 109. Jika seseorang dihadapkan pada
situasi yang dapat menimbulkan stres, maka akan terjadi respon, ada reaksi kimiawi dalam tubuh, hormon mengalir dan meningkat kedalam darah, emosi
meninggi, dan ketegangan bertambah. Stres merupakan kondisi umum yang dihadapi seseorang dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Atlet pada
umumnya mengalami stres sampai pada taraf tertentu. Tuntutan dan tekanan untuk mengikuti jadwal latihan yang ketat serta kalender acara pertandingan yang
sudah baku dapat menimbulkan stres. Pendekatan paling lama berdiri dengan hubungan antara stres, kecemasan
dan kinerja dalam olahraga mungkin adalah hipotesis terbalik, berasal dari penelitian Yerkes dan Dodson 1908 dalam Jan Graydon 2002: 408. Hipotesis
ini memprediksi bahwa kinerja membaik dengan peningkatan gairah sampai puncak tercapai, setelah itu selanjutnya gairah mengarah ke penurunan kinerja.
Meskipun gairah dan kecemasan tidak dilihat sebagai sinonim, mereka dilihat saling terkait maka hipotesis sering digunakan untuk memprediksi dampak dari
kecemasan adalah kompetitif pada kinerja. Hipotesis ini juga telah dikaitkan oleh teori Drive Hull, 1943, yang menopang kinerja penampilan itu adalah kebiasaan
mendorong kekuatan Jan Graydon, 2002: 408.
Stres salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi atlet saat bertanding. Bagaimana seorang atlet menghadapi stres yang dialami akan
membantu atlet tersebut dalam meraih prestasinya. Stres sendiri merupakan tekanan atau suatu yang terasa menekan dalam diri seseorang. Perasaan tertekan
ini timbul karena berbagai faktor, baik berasal dari dalam diri sendiri ataupun dari luar. Kondisi stres ini berkaitan erat dengan kecemasan Lilik Sudarwati, 2007:
50. Sementara itu, kecemasan adalah suatu ketegangan mental yang biasanya
disertai dengan gangguan tubuh yang menyebabkan individu yang bersangkutan merasakan tidak berdaya dan mengalami kelelahan karena senantiasa harus berada
dalam keadaan was-was terhadap ancaman bahaya yang tidak jelas Lilik Sudarwati, 2007: 50.
Zamirullah khan dkk 2011: 3, mengemukakan kecemasan dapat digambarkan sebagai ketegangan dan khawatir bahwa hasil dari kesusahan.
Kecemasan adalah negatif, dibebankan dalam keadaan emosional yang ditandai dengan rasa tidak nyaman dan gugup. Secara umum ada dua bentuk kecemasan,
sifat dan lingkungan. Trait merupakan kecemasan sifat, karakteristik kepribadian yang relatif stabil dari waktu ke waktu, predisposisi individu menjadi cemas di
berbagai macam situasi. State merupakan kecemasan lingkungan, di sisi lain mengacu pada jenis kecemasan itu adalah situasi khusus. Salah satu faktor yang
diyakini memiliki efek yang signifikan terhadap kinerja atletik adalah tingkat kecemasan yang dialami lingkungan sebelum ke perlombaan. Hal ini disebut
dalam sastra sebagai kecemasan pra-kompetitif.
2.2. Fisiologi Stres