su a sub co

antimikrob yang lebih besar dari ekstrak mahkota dewa segar. Ekstrak daun kayu manis menunjukkan aktivitas antimikrob paling tinggi terhadap B. substilis, E. coli, dan C. albicans yaitu 4,0; 4,3; dan 2,0 mm. Hal ini sesuai dengan penelitian Sukandar et al 1999 yang menyatakan bahwa minyak atsiri daun kayu manis beraktivitas sebagai antibakteri dan antifungi. Menurut Rismunandar 2001 minyak atsiri kayu manis dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik karena mampu membunuh mikroorganisme. Minuman cinna-ale yang mengandung rempah-rempah termasuk kayu manis juga mempunyai aktivitas terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif Damayanti 2004. Gambar 9 menunjukkan ekstrak ramuan maupun mahkota dewa yang telah disimpan selama 8 minggu masih mengandung aktivitas antimikrob. Berdasarkan pengukuran diameter zona bening menunjukkan aktivitas antimikrob ramuan pada B. substilis dan E. coli juga 2 kali lebih besar dari pada ekstrak daging buah mahkota dewa. Namun pada C. albicans aktivitas antimikrobnya turun dengan nilai diameter zona bening ramuan 1,5 mm, sedangkan ekstrak mahkota dewa 1,8 mm. Secara keseluruhan aktivitas antimikrob ekstrak ramuan dan ekstrak mahkota dewa pada C. albicans lebih rendah jika dibandingkan B. substilis dan E. coli. Hal ini berarti ramuan lebih bersifat antibakteri daripada antifungi. Berdasarkan uji statistik α=0,05, daya antibakteri Gram positif ramuan 200.000 ppm yang disimpan selama 8 minggu sebanding dengan kontrol positif ampisilin 200 ppm, sedangkan daya antibakteri Gram negatifnya sebanding dengan kontrol positif ampisilin 2000 ppm. Keberadaan daya antibakteri daun kayu manis pada ramuan daging buah mahkota dewa disamping sebagai penghambat tumbuhnya bakteri juga diindikasikan dapat mempertahankan kestabilan potensi antioksidasi mahkota dewa. Gambar 8 Aktivitas antimikrob ekstrak segar 200.000 ppm. Gambar 9 Aktivitas antimikrob ekstrak 200.000 ppm yang telah disimpan selama 8 minggu. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama masa simpan, aktivitas antioksidasi larutan ekstrak daging buah mahkota dewa semakin menurun. Hal ini terbukti dengan lebih banyaknya konsentrasi MDA yang terbentuk seiring bertambahnya waktu simpan. Konsentrasi MDA ekstrak mahkota dewa dengan waktu simpan 0, 1, 2, 4, 6, dan 8 minggu masing-masing 1,108; 1,196; 1,349; 1,508; 1,887; dan 2,630 µM. Adapun ramuan ekstrak daging buah mahkota dewa yang mengandung ekstrak daun kayu manis memperlihatkan khasiat antioksidasi yang lebih stabil. Dengan masa simpan yang sama, konsentrasi MDA yang terbentuk masing- masing 0,825; 0,925; 1,043; 1,078; 1,143; dan 1,255 µM. Hal ini berarti keberadaan daun kayu manis pada ramuan dapat menstabilkan khasiat antioksidasi mahkota dewa. Pada uji antimikrob, ekstrak segar ramuan mahkota dewa-daun kayu manis memperlihatkan daya antimikrob 2 kali lebih besar dari pada ekstrak daging buah mahkota dewa. Untuk penyimpanan 8 minggu, ramuan juga memperlihatkan daya antibakteri 2 kali lebih besar dari pada ekstrak mahkota dewa namun tidak untuk antifungi. Hal ini mengindikasikan bahwa salah satu cara daun kayu manis menstabilkan khasiat antioksidasi ekstrak daging buah mahkota dewa ialah dengan menghambat tumbuhnya bakteri. Saran Perlu penelitian lebih lanjut tentang penyebab turunnya potensi antioksidasi daging buah mahkota dewa selama penyimpanan serta efek daun kayu manis dalam menstabilkan potensi antioksidasi. Disamping itu perlu pengujian potensi antimikrob daun kayu manis selama masa simpan.

B. su

bs til is E. co li

C. a

lb ic an s 1 2 3 4 5 Di am e te r z on a be n i n g m m Mahkot a dewa 0 Ramuan 0 Daun kayu manis

B. sub

sti lis

E. co

li C. al bi ca ns 2 4 6 8 Diame te r z ona be nin g mm Ekst rak mahkot a dewa 8 Ramuan 8 DAFTAR PUSTAKA Andamari W. 2005. Formulasi dan evaluasi mutu minuman fungsional teh hijau-jahe selama penyimpanan [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Azima F. 2004. Aktivitas Antioksidan dan anti-agregasi platelet ekstrak cassia vera Cinnamomum burmanni Nees ex Blume serta potensinya dalam pencegahan aterosklerosis pada kelinci [disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Chairul, Agusta A. 1994. Komponen penyusun minyak atsiri beberapa Cinnamomum . Di dalam: Prosiding Pengembangan Riset dan Teknologi Bahan Obat Alami dan Rangka Peningkatan Sumber Daya Manusia. Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII . Bogor: Perhimpunan Penelitian Bahan Obat Alami dan Balitro. Chen HM, Koji M, Fumio Y, Kiyoshi N. 1996. Antioxidant activity of designed pepides. Based on the antioxidative peptide isolated from digests of a soybean protein. J. Agric. Food Chem 44:2619- 2623. Damayanti E. 2004. Mempelajari aktivitas antioksidan dan antibakteri dari ekstrak campuran rempah minuman Cinna-Ale [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi . Jakarta: Djambatan. Gunawan D, Mulyani S. 2004. Ilmu Obat Alam Farmakognosis Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya. Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek . Jakarta: Gramedia Pusaka Utama. Hakim N. 2005. Evaluasi sifat fisiko-kimia dan mikrobiologis ekstrak daun suji Pleomele angustifolia, N. E. Brown selama penyimpanan pada suhu rendah [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Halliwel B. 1984. Oxygen radicals. A commonsense look at their nature and medical importance. J. Medical Biology 62:71-77. Harbone. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: ITB. Harmanto N. 2002. Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa . Jakarta: Agromedia Pustaka. Harris R. 1994. Tanaman Minyak Atsiri. Jakarta: Penebar Swadaya. Hernani, Rahardjo M. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan . Jakarta: Penebar Swadaya. Kardono LBS. 2003. Kajian kandungan kimia mahkota dewa Phaleria macrocarpa. Di dalam: Prosiding Pameran Produk Obat Tradisional dan Seminar Sehari Mahkota Dewa. Pusat penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional ; Jakarta, 6 Agustus 2003. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan. Kartawiguna E. 1998. Vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan. Majalah Ilmiah Kedokteran USAKTI 171:16-26. Kikuzaki H, Nakatami N. 1993. Antioxidant effects of some ginger constituents. Journal of Food Science 586:1407- 1410. Lisdawati V. 2002. Brine Shrimp Lethality Test BSLT, Bioasai antikanker in vitro dengan sel leukemia, dan isolasi serta penentuan struktur molekul senyawa kimia dari buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl.. [tesis]. Depok: Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Mangan. 2003. Cara Bijak Menaklukkan Kanker . Jakarta: Agromedia Pusaka. Markham KR. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid . Bandung: ITB Bandung. Marliana N. 2005. Potensi daging buah mahkota dewa sebagai hepatoprotektor pada tikus putih galur Sprague Dawley [skripsi]. Bogor: Biokimia, Institut Pertanian Bogor. Moestafa A. 1988. Penentuan komponen minyak daun Cinnamomum sp. dan minyak kayu manis cina komersial dengan cara GLC dan GCMS. Pemberitaan Penelitian Tanaman Industri 14:1-11. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper. Ed-25. Hartono A, penerjemah; Bani AP, Sikumbang TMN, editor. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Harper’s Biochemistry. Nazaruddin. 1993. Komoditi Ekspor Pertanian . Jakarta: Penebar Swadaya. Rismunandar, Paimin FB. 2001. Kayu Manis Budidaya dan Pengolahan . Jakarta: Penebar Swadaya. Rusli S, Abdullah A. 1998. Prospek pengembangan kayu manis di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 85:75-80. Rusmiati D, Wirahardja T, dan Kusumawati D. 2006. Aktivitas antibakteri buah mahkota dewa terhadap bakteri E. Coli dan B. Substilis dengan metode difusi agar. Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Tanaman Obat XXIX ; Solo, 24-25 Maret 2006. Solo: Pojaknas TOI. Ruswandi D. 2005. Penghambatan peroksidasi lipid oleh ekstrak buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa pada gangguan fungsi hati tikus akibat parasetamol [skripsi]. Bogor: Biokimia, Institut Pertanian Bogor. Satria E. 2005. Potensi antioksidan dari daging buah muda dan daging buang tua mahkota dewa [skripsi]. Bogor: Biokimia, Institut Pertanian Bogor. Siregar P. 1992. Metabolit oksigen radikal bebas dan kerusakan jaringan. Cermin Dunia Kedokteran 80:112-115. Simanjuntak DH, Sudaryati E. 1998. Aspek pencegahan radikal bebas melalui antioksidan. Majalah Kedokteran Indonesia 481:50-54. Sukandar EY, Suganda AG, Muslikhati. 1999. Efek minyak atsiri kulit dan daun Cinnamomum burmanni terhadap bakteri dan fungi. Majalah Farmasi Indonesia 10 1. Sulistyo BIA. 1998. Radikal bebas, peroksidasi lipid, dan antioksidan. Cakrawala Pendidikan XVII1:55-61. Sutarno H, Atmowidjojo S. 2001. Tantangan Pengembangan dan Fakta Jenis Tanaman Rempah . Bogor: Yayasan Prosea. Syukur C, Hernani. 2002. Budi Daya Tanaman Obat Komersial . Jakarta: Penebar Swadaya. Tiagarna P. 2004. Uji toksisitas akut ekstrak air dan etanol 30 dari buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl. pada mencit putih [skripsi]. Bogor: Kimia, Institut Pertanian Bogor. Winarto WP. 2003. Mahkota dewa: Budi daya dan Pemanfaatan Untuk Obat. Jakarta: Agromedia Pustaka. Yagi K. 1994. Lipid peroxides and related radicals in clinical medicine. Di dalam Free Radical in Diagnostic Medicine . D. Arm Strom editor. Newyork; Plenum Press. hlm 1-14. Zakaria FR. 2001. Pangan dan pencegahan kanker. Jurnal Teknol. dan Industri Pangan 122:171-177. Ramuan 0, 1, 2, 4, 6, 8 Lampiran 1 Diagram alir ekstraksi daun kayu manis Lampiran 2 Diagram alir ekstraksi daging buah mahkota dewa Daun kayu manis kering Destilasi uap air, 100 C Filtrat Ekstrak kasar Digunakan untuk ekstraksi daging buah mahkota dewa Uji antioksidasi dan antimikrob Rotavapour 60 C dan dioven 50 C Daging buah mahkota dewa kering Maserasi 100 C dengan pelarut air Maserasi 100 C dengan pelarut filtrat daun kayu manis Ekstrak Ekstrak 0, 1, 2, 4, 6, 8 Disimpan pada suhu kamar dan diambil satu setiap 0, 1, 2, 4, 6, dan 8 minggu Ekstrak Ramuan Rotavapour 60 C dan dioven 50 C Ekstrak kasar Ekstrak kasar Uji antioksidasi dan antimikrob Minyak atsiri Filtrat 1 Filtrat 2 Ramuan Uji antioksidasi dan antimikrob Ditambah minyak atsiri sebanyak 10 dari volume ekstrak Bobot ekstrak Bobot sampel x 100 4,09 14,99 x 100 Lampiran 3 Rendemen hasil ekstraksi Sampel Bobot Sampel g Bobot Ekstrak g Rendemen MD 0 14,99 4,09 27,27 MD 1 19,99 4,58 22,91 MD 2 14,99 3,88 25,87 MD 4 15,01 3,35 22,32 MD 6 24,99 5,57 22,29 MD 8 25,01 6,21 24,83 R 0 11,01 5,01 51,5 DKM, 48,5 MD 45,50 R 1 14,99 5,55 52,9 DKM, 47,1 MD 37,02 R 2 16,01 6,25 52,9 DKM, 47,1 MD 39,04 R 4 14,99 5,32 55,3 DKM, 44,7 MD 35,49 R 6 14,01 5,54 53,1 DKM, 46,9 MD 39,54 R 8 14,01 4,88 52,9 DKM, 47, 9 MD 34,83 DKM 30,01 2,21 7,36 Ket: MD : ekstrak akuades mahkota dewa R : ramuan mahkota dewa DKM : daun kayu manis 0, 1, 2, 4, 6, dan 8 : lama penyimpanan minggu Contoh perhitungan: Rendemen = = = 27,27 Lampiran 4 Penentuan waktu inkubasi asam linoleat dengan metode tiosianat Botol gelap Inkubasi 40 C Diambil 50 µL setiap hari sampai hari ke-9 Larutan 50 µL 6 mL etanol 75 50 µL amonium tiosianat 30 50 µL FeCl 2 0,02 M dalam HCl 3,5 Larutan Didiamkan 3 menit Diukur absorbannya pada λ 489 nm 2 mL bufer fosfat 0,1 M pH 7 2 mL asam linoleat 50 mM dalam etanol 99,8 1 mL air bebas ion Lampiran 5 Hasil analisis hidroperoksida Absorban Hari ke- Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata-rata 0 0,209 0,130 0,184 0,174 1 0,234 0,154 0,190 0,193 2 0,244 0,292 0,294 0,277 3 0,392 0,385 0,446 0,408 4 0,632 0,463 0,571 0,555 5 0,740 0,506 0,486 0,577 6 0,758 0,541 0,660 0,653 7 0,720 0,581 0,860 0,720 8 0,623 0,441 0,465 0,510 9 0,448 0,395 0,418 0,420 Lampiran 6 Pembuatan kurva standar TMP Tetrametoksi propana TMP 6 M Pengenceran 0,15 µM 0,30 µM 0,60 µM 0,75 µM 3,00 µM 1,50 µM Tiap larutan diambil 1 mL 2 mL TCA 20 2 mL TBA 1 dalam asam asetat 50 Larutan Larutan Supernatan Inkubasi 100 C selama 10 menit Lalu dinginkan Sentrifus 3000 rpm selama 15 menit Diukur absorbannya pada λ 532 nm Lampiran 7 Hasil pengukuran standar TMP 1,1,3,3-tetrametoksi propana Standar A y = 0.0419x - 0.0001 R 2 = 0.9998 -0.050 0.000 0.050 0.100 0.150 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Konse ntrasi TMP Ab so r b a n Standar B y = 0.0428x + 0.0003 R 2 = 0.9993 0.000 0.050 0.100 0.150 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Konse ntrasi TMP Ab so r b a n Lampiran 8 Pengukuran kadar MDA sampel Absorban Konsentrasi TMP µM 1 2 Rata-rata ± SD 0,00 0,000 0,000 0,000 ± 0,000 0,15 0,007 0,006 0,007 ± 0,001 0,30 0,013 0,013 0,013 ± 0,000 0,60 0,024 0,023 0,024 ± 0,001 0,75 0,031 0,032 0,031 ± 0,001 1,50 0,063 0,061 0,062 ± 0,001 3,00 0,126 0,126 0,126 ± 0,000 Absorban Konsentrasi TMP µM 1 2 Rata-rata ± SD 0,00 0,000 0,000 0,000 ± 0,000 0,15 0,007 0,008 0,008 ± 0,001 0,30 0,013 0,014 0,014 ± 0,001 0,60 0,026 0,026 0,026 ± 0,000 0,75 0,029 0,031 0,030 ± 0,001 1,50 0,065 0,064 0,065 ± 0,001 3,00 0,130 0,128 0,129 ± 0,001 Sampel Vitamin E Tiap larutan diambil 1 mL 2 mL bufer fosfat 0,1 M pH 7 2 mL asam linoleat 50 mM dalam etanol 99,8 1 mL air bebas ion Inkubasi 40 C Larutan diambil 1 mL Lama inkubasi berdasarkan hasil pengukuran hidroperoksida 2 mL TCA 20 2 mL TBA 1 dalam asam asetat 50 Larutan Inkubasi 100 C selama 10 menit Lalu dinginkan Sentrifus 3000 rpm selama 15 menit Diukur absorbannya pada λ 532 nm Larutan Supernatan Lampiran 9 Absorban pengukuran MDA sampel Absorban A Absorban B Sampel 1 2 1 2 R0 0,037 0,035 0,034 0,034 R1 0,038 0,040 0,041 0,038 R2 0,046 0,042 0,042 0,047 R4 0,043 0,048 0,046 0,046 R6 0,051 0,046 0,049 0,048 R8 0,048 0,056 0,050 0,059 MD0 0,048 0,048 0,048 0,044 MD1 0,053 0,049 0,050 0,051 MD2 0,058 0,052 0,061 0,058 MD4 0,058 0,061 0,066 0,071 MD6 0,078 0,083 0,073 0,086 MD8 0,106 0,113 0,123 0,104 DKM 0,093 0,156 0,142 0,152 KP 1,285 0,916 0,951 0,865 Vit E 0,144 0,142 0,194 0,164 Ket: Vit E = Vitamin E Lampiran 10 Foto hasil pengukuran kadar MDA Ket : Vit E = Vitamin E K + = Kontrol positif MD = Mahkota dewa R = Ramuan DKM = Daun kayu manis 0, 1, 2, 4, 6, dan 8 = lama penyimpanan minggu 0,037 + 0,0001 0,0419 x 100 x 100 Kadar MDA KP – Kadar MDAi Kadar MDA KP 23,738 - 0,824 26,738 Lampiran 11 Kadar MDA masing-masing sampel Kadar MDA Sampel 1A 2A 1B 2B Rata-rata ± SD Daya hambat R0 0,885 0,838 0,787 0,787 0,824 ± 0,047 96,53 R1 0,909 0,957 0,951 0,881 0,925 ± 0,036 96,10 R2 1,100 1,005 0,974 1,091 1,043 ± 0,063 95,61 R4 1,029 1,148 1,068 1,068 1,078 ± 0,050 95,46 R6 1,220 1,100 1,138 1,115 1,143 ± 0,053 95,18 R8 1,148 1,339 1,161 1,372 1,255 ± 0,117 94,71 MD0 1,148 1,148 1,115 1,021 1,108 ± 0,060 95,33 MD1 1,267 1,172 1,161 1,185 1,196 ± 0,048 94,96 MD2 1,387 1,243 1,418 1,348 1,349 ± 0,076 94,32 MD4 1,387 1,458 1,535 1,652 1,508 ± 0,114 93,65 MD6 1,864 1,983 1,699 2,002 1,887 ± 0,140 92,05 MD8 2,532 2,699 2,867 2,423 2,630 ± 0,194 88,92 DKM 2,222 3,723 3,311 3,544 3,200 ± 0,674 86,52 KP 30,671 21,864 22,213 20,203 23,738 ± 4,704 00,00 Vit E 3,439 3,391 4,526 3,825 3,795 ± 0,524 84,01 Contoh perhitungan: Y = 0,0419X – 0,0001 Kadar MDA µM = = 0,885 µM Daya hambat = = = 96,53 Lampiran 12 Kadar MDA sampel yang disimpan selama setahun Absorban Kadar MDA Ramuan 1 2 1 2 Rata-rata ± SD Daya hambat A 0,288 0,275 6,722 6,418 6,570 ± 0,215 72,32 B 0,216 0,229 5,040 5,343 5,192 ± 0,214 78,13 C 0,257 0,202 5,998 4,713 5,356 ± 0,909 77,44 Lampiran 13 Analisis statistik potensi antioksidasi sampel Uji Anova ramuan Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 5 0.47168 0.09434 21.43 0.0001 Error 18 0.07924 0.00440 Total 23 0.55092 F hitung F tabel menunjukkan hasil berbeda nyata. Uji lanjut: Duncan Grouping Mean N Perlakuan A 1.25490 4 R8 B 1.14305 4 R6 B 1.07805 4 R4 B 1.04260 4 R2 C 0.92450 4 R1 D 0.82448 4 R0 Uji anova mahkota dewa Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 5 6.4782 1.2956 94.90 0.0001 Error 18 0.2458 0.0137 Total 23 6.7240 F hitung F tabel menunjukkan hasil berbeda nyata. Uji lanjut: Duncan Grouping Mean N Perlakuan A 2.63030 4 MD8 B 1.88705 4 MD6 C 1.50792 4 MD4 C D 1.34908 4 MD2 D E 1.19623 4 MD1 E 1.10788 4 MD0 Lampiran 14 Penentuan jumlah mikrob dengan hitungan cawan Hadioetomo 1993 Lampiran 15 Penentuan OD mikrob Hadioetomo 1993 Biakan 1:10 1:100.000 1:10.000.000 1:10.000 1 mL 1:1.000.000.000 1:1.000.000 Inkubasi 37 C, 24 jam Hitung jumlah koloninya Biakan 1:1 1:4 1:2 Blanko 1:16 1:8 3 mL NB 3 mL NB 3 mL NB 3 mL NB 3 mL NB 3 mL NB 3 mL 3 mL 3 mL 3 mL 3 mL Diukur absorbannya pada λ 620 nm 1 mL 1:100 1 mL 1 mL 1:1000 1 mL 1 mL 1 mL 1 mL 1:100.000.000 1:100.000.000 1:10.000.000 1:1.000.000 0,1 mL 0,1 mL 0,1 mL 1 mL Lampiran 16 Jumlah mikrob berdasarkan hitungan cawan E. coli B. substilis C. albicans Pengeceran Jumlah koloni Jumlah sel ml Jumlah koloni Jumlah sel ml Jumlah koloni Jumlah sel ml 10 -6 - - - - - 10 -7 - - - - 116 1,2 x 10 9 10 -8 197 2,0 x 10 10 217 2,2 x 10 10 37 3,7 x 10 9 10 -9 31 3,1 x 10 10 77 7,7 x 10 10 - - Rata-rata 2,5x 10 10 Rata-rata 5,0 x 10 10 Rata-rata 2,5 x 10 9 25 x 10 9 50 x 10 9 Lampiran 17 Hasil penentuan OD mikrob pada panjang gelombang 620 nm C. albicans Konsentrasi Absorban C. albicans Jumlah sel 10 9 1:1 0,428 2,500 1:2 0,235 1,250 1:4 0,126 0,625 1:8 0,064 0,313 1:16 0,030 0,156 E. coli Konsentrasi Absorban E. coli Jumlah sel 10 9 1:1 1,466 25,000 1:2 1,119 12,500 1:4 0,617 6,250 1:8 0,362 3,125 1:16 0,217 1,563 B. substilis Konsentrasi Absorban B. substilis Jumlah sel 10 9 1:1 1,533 50,000 1:2 1,038 25,000 1:4 0,640 12,500 1:8 0,360 6,250 1:16 0,205 3,125 y = 5.9203x - 0.0768 R 2 = 0.9969 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Absorban Ju m lah se l y = 17.562x - 3.5931 R 2 = 0.9348 0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 Absorban Ju m lah s el y = 34.854x - 6.9469 R 2 = 0.9674 0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 0.5 1 1.5 2 Absorban J u m lah se l Lampiran 18 Uji antimikrob Lampiran 19 Diameter zona bening B. substilis E. coli