SKRIPSI PERAN PARTAI POLITIK DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN POLITIK (Studi Peran Partai PDIP Dan Hanura Kota Malang)

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan partai politik di Indonesia menjadi warna dalam
perkembangan demokrasi di Indonesia. Partai politik merupakan gambaran wajah
percaturan politik nasional atau bisa dikatakan sebagai tolak ukur partisipasi
politik masyarakat. Sebagai bentuk menuju perkembangan demokrasi, partai
politik lahir dari berbagai aspirasi masyarakat yang berkeinginan bersatu dalam
wadah kesatuan republik Indonesia.
Partai politik merupakan institusi yang menjadi penyangga bekerjanya
demokrasi perwakilan. Selama demokrasi perwakilan masih dipandang sebagai
cara yang paling masuk akal untuk mewujudkan kedaulatan rakyat maka
kehadiran partai politik tidak akan terhindarkan. Partai politik telah mengubah
relasi antara rakyat dengan penguasa. Untuk melihat seberapa jauh peran partai
politik sebagai wadah penyalur aspirasi politik rakyat, sekali lagi harus dilihat
dalam konteks perspektif sejarah perkembangan bangsa Indonesia itu sendiri.Pada
awal kemerdekaan, partai politik belum berperan secara optimal sebagai wadah
untuk menyalurkan aspirasi politik rakyat.Hal ini terlihat dari timbulnya berbagai
gejolak dan ketidakpuasan di sekelompok masyarakat yang merasa aspirasinya
tidak terwadahi dalam bentuk gerakan-gerakan separatis seperti proklamasi
Negara Islam oleh Kartosuwiryo tahun 1949, terbentuknya negara negara boneka

yang bernuansa kedaerahan.1

1

Anant a ,aris.2000,Politik islam in Indonesia.Jakart a:PT Raja grafindo persada.hal.48

1

Pada fase berikutnya dalam sejarah perjalanan bangsa yaitu masa Orde
Lama,peran partai politik sebagai wadah penyalur aspirasi politik rakyat juga
belum terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. 2 Partai politik cenderung
terperangkap oleh kepentingan partai atau kelompoknya masing-masing dan
bukan kepentingan rakyat secara keseluruhan. Sebagai akibat terjadinya ketidak
stabilan system kehidupan politik dan kemasyarakatan yang ditandai dengan
berganti-gantinya kabinet,partai politik tidak berfungsi dan politik dijadikan
panglima, aspirasi rakyat tidak tersalurkan akibatnya kebijaksanaan politik yang
dikeluarkan saat itu lebih bernuansa kepentingan politik dari pada kepentingan
ekonomi, rasa keadilan terusik dan ketidakpuasan semakin mengental, demokrasi
hanya dijadikan jargon politik, tapi tidak disertaidengan upaya memberdayakan
pendidikan politik rakyat.

Di zaman pemerintahan Orde Baru, peran partai politik dalam kehidupan
berbangsa ditata melalui UU No. 3 Tahun 1973, partai politik yang jumlahnya
cukup banyak ditata menjadi 3 kekuatan sosial politikyang terdiri dari 2 partai
politik yaitu PPP dan PDI serta Golkar.3Namun penataan partai politik tersebut
ternyata tidak membuat semakin berperannya partai politik sebagai wadah
penyalur aspirasi politik rakyat.Partai politik yang diharapkan dapat mewadahi
aspirasi politik rakyat yang terkristal menjadi kebijakan publik yang populis tidak
terwujud.Hal ini terlihat dari kebijaksanaan publik yang dihasilkan pada
pemerintahan Orde Baru ternyata kurang memperhatikan aspirasi politik rakyat
dan cenderung merupakan sarana legitimasi kepentingan penguasa dan kelompok
2

Ibid:part ai polit ik t eori dan prakt ik di Indonesia;hal 8
ht t p/ www.undang-undang part ai polit ik .go.id/ Di akses pada t anggal 26 sept em ber 2012 jam
20.30 w ib
3

2

tertentu. 4 Akibatnya pembangunan nasional bukan melakukan pemerataan dan

kesejahteraan namun menimbulkan ketimpangan dan kesenjangan sosial di
berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Hal ini
dikarenakan peran partai politik sebagai wadah penyalur aspirasi politik rakyat
oleh pemerintahan orde baru tidak ditempatkan sebagai kekuatan politik bangsa
tetapi hanya ditempatkan sebagai mesin politik penguasa dan aksesoris demokrasi
untuk legitimasi kekuasaan semata.Akibatnya peran partai politik sebagai wadah
penyalur betul-betul terbukti nyaris bersifat mandul dan hampir-hampir tak
berfungsi.
Era reformasi muncul sebagai gerakan korektif dan pelopor perubahanperubahanmendasar di berbagai aspek kehidupan. Gerakan reformasi yang
melahirkanproses perubahan dan melengserkan pemerintahan orde baru dan
melahirkan UU No. 3Tahun 1999 tentang partai politik memungkinkan sistem
multipartai kembalibermunculan. 5Harapan peran partai sebagai wadah penyalur
aspirasi politik akansemakin baik, meskipun hingga saat ini belum menunjukkan
kenyataan. Hal ini terlihatdari kampanye Pemilu yang masih diwarnai banyaknya
partai politik yang tidakmengaktualisasikan aspirasi rakyat dalam wujud program
partai yang akandiperjuangkan. Mirip dengan fenomena lama dimana yang ada
hanya janji dan slogan-slogankepentingan politik sesaat. Meskipun rezim otoriter
telah berakhir dan kerandemokrasi telah dibuka secara luas sejalan dengan
bergulirnya proses reformasi, namun perkembangan demokrasi belum terarah
secara baik dan aspirasi masyarakat belum terpenuhi secara maksimal. Aspirasi

4

Anasur baningr um,2009,TakdirDemokrasi’ Polit ik
rakyat .Teraju.Jakart a.hal.267.
5
Saiful M unjani.Opcit .hal.306

unt uk

kesejaht eraan

3

rakyat belum tertangkap, terartikulasi, dan teragregasikan secara transparan dan
konsisten.Distorsi atas aspirasi, kepentingan, dan kekuasaan rakyat masih sangat
terasa dalam kehidupan politik, baik distorsi yang datangnya dari elit politik,
penyelenggara negara, pemerintah, maupun kelompok-kelompok kepentingan. Di
lain pihak, institusi pemerintah dan negara tidak jarangberada pada posisi yang
seolah tidak berdaya menghadapi kebebasan yang terkadang melebihi batas
kepatutan dan bahkan muncul kecenderungan yang mengarah anarkhis walaupun

polanya tidak melembaga dan lebih banyak bersifat kontekstual.
Dari hasil diatas setelah kita semua melihat sejarah perjalanan adanya
partai politik di Indonesia, bahwa partai politik sebenarnya memiliki posisi yang
sangat strategis dalam proses Demokratisasi bangsa ini.partai politik adalah
edukator bagi masyarakat untuk mendidik warga Negara mengapa mereka harus
mengambil posisi kebijakan tertentu. Sesuai dengan konseptualisasi V.O,Key 6
berpendapat tentang tiga bagian bagian partai,yaitu partai di pemilih (party in
electorate),pada bagian ini fungsi partai menunjuk pada penampilan partai politik
dalam menghubungkan individu dalam proses demokrasi. Label partai
menyediakan kunci informasisingkat tentang bagaimana “orang-orang seperti saya
seharusnya memilih”agar hal ini mampu membantu masyarakat untuk melihat
sebuah persoalan dan berprilaku ketika pemilihan. Partai sebagai sebuah
organisasi (party organization),pada fungsi ini menunjuk pada fungsi-fungsi yang
melibatkan partai politik sebagai organisasi politik,atau proses organisasi di dalam
partai itu sendiri, dan partai di institusi pemerintah (party in the government).Pada

6

Saiful munjani.2011,” kuasa Rakyat ” mizan publika,Jakart a.Hal.6


4

fungsi ini,partai bermain pada pengelolaan dan penstrukturan persoalan-persoalan
pemerintahan. 7
Semua itu distribusi yang seharusnya dijalankan oleh partai politik sudah
nampak jelas,akan tetapi secara implementasiapakah

hal itu suda terlaksana

dengan baik. Sesuai dengan konstalasi politik saat ini bahwa Kota Malang sendiri
dalam waktu dekat akanmelakukan pesta demokrasi.Partai politik yang
seharusnya memberikan pendidikan politik pada masyarakat apakah sudah
menjalankan perannya dengan baik untuk menarik masyarakat menjadi seorang
pemilih yang cerdas (smart voters).Program kerja apa saja yang dilakukan partai
politik khusunya di Kota Malang apakah partai-partai di Kota Malang hanya
memberikan pendidikan politik pada saat menjelang pesta demokrasi. Disaat
itulah kita akan melihat berjalannya pesta demokrasi diaras local serta fungsi
partai politik di aras local apakah sudah berjalan sesuai dengan fungsinya.
Partisipasi anggota masyarakat dalam memilih pemimpin mereka dalam
pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Dewan

Perwakilan Daerah (DPD),ataupun dalam pemilihan bupati,walikota adalah gejala
yang masih langka dan semua lapiasan masyarakat belum tentu untuk mengikuti
sebuah pesta Demokrasi. Banyak kalangan menyatakan bahwa pemilu tersebut
cukup memenuhi norma–norma pemilihan umum yang demokratis. Dimana setiap
warga

Negara

diakui

dan

dilindungi

hak-hak

politiknyasepertihak-

hakuntukberpendapat dan berserikat.Wujud dari hak-hak politik ini adalah adanya
kebebasan bagi setiap warga Negara untuk menyatakan pendapat dan


7

Sigit pamungkas.Opcit .hal .15

5

berkumpul.Wujud dari kebebasan berkumpul dan berserikat ini adalah kebebasan
untuk mendirikan partai politik,dan kebebasan untuk mendukung atau menolak
partai politik tertentu sesuai dengan keinginan mereka.Dengan kata lain,pemilihan
umum dan pemilihan gubernur ataupun,walikota tersebut memiliki makna untuk
dianalisis lebih lanjut dalam menjawab pertanyaansudah mapankah pendidikan
politik yang diberikan oleh partai politik

sehingga itu mampu mempengarui

prilaku pemilih,karena itu adalah bagian dari ”perilaku

pemilih”(voting


behavior).
Partisipasi dalam pemillihan umum(voter turnout) adalah salah bentuk dari
partisipasi yang paling elementer dalam demokrasi.Di sini diharapkan partai
politik

mampu

politik.karena

memerankan
keikutsertaan

perannya
warga

untuk

dalam

memberikan


pemilu

pendidikan

demokratis

(voter

turnout)merupakan elemen dasar dari sebuah rezim demokrasi.”Dukungan warga“
tersebut diterjemahkan ke dalam keikutsertaan dalam pemilihan umum guna
memilih orang atau partai untuk mengisi jabatan-jabatan publik tersebut.
Tentu untuk menuju sebuah kematangan perilaku politik itu tidak hanya
menjadi

tugas

partai

politik


tetapi

juga

semua

lapisan

element

masyarakat.Bersamaan dengan itu, harus dibarengi dengan meningkatnya
kemampuan pemerintah untuk merespon tuntutan itu.karena partisipasi politik
yang rendah juga memberi pengaruh terhadap stabilisasi demokrasi.Meskipun
didalam peran partai politik dalam memberikan pendidikan politik juga terdapat
kompetisi sejauhmana pendidikan politik itu mampu mempengarui masyarakat
untuk mengenal partaipolitikitu sendiri.

6

Pembangunan politik adalah syarat politik berlangsungnya pertumbuhan
ekonomi. Ketika para ahli diminta mengidentifikasi apa persoalan yang dihadapi
oleh pertumbuhan ekonomi, jawaban mereka adalah bahwa kondisi sosial dan
politik yang harus bisa lebih berperan. Kalangan ini meyakini pembangunan
politik sebagai kondisi kepolitikan yang harus memfasilitasi pertumbuhan
ekonomi. Cara pandang seperti ini memiliki persoalan karena lebih mudah
memprediksi kemungkinan sistem politik melindungi pembangunan ekonomi
yang sudah dicapai (misalnya dengan mempertahankan stabilitas) daripada
memfasilitasi (merintis) pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
Kota Malang yang dikenal sebagai kota Pendidikan. Kota Malang memiliki
jumlah penduduk 820.243 di tahun 2010 dengan tingkat pertumbuhan 3,9% per
tahun, 8 memiliki anggota DPRD sebanyak 45 orang anggota. Dengan melihat
kondisi Kota Malang yang mulai terus tumbuh,ini semakin membuat partai politik
untuk terus tumbuh dalam memberikan pendidikan politiknya.Harapan tersebut
harusnya menjadi pelecut semangat para partai politik ataupun anggotaDPRD
Kota Malang untuk maksimal dalam kinerja. Mewujudkan Peraturan Daerah
(Perda) yang partisipatif, mendorong anggaran yang berbasis sektor publik serta
melakukan pendidikan politik untuk mewujudkan pemilih cerdas (smart footers).
Dari semua kisaran diatas, perluasan kesejahteraan dengan derajat
partisipatif masyarakat yang tinggi adalah generalisasi dari semuanya. Dimensi
pembangunan politik lokal ialah kesejahteraan masyarakat dimana garis
triangulasi antara 3 aktor penting yakni masyarakat, pemerintah dan swasta

8

File:///f:/Kota_ Malang.htmdiakses pada Selasa 15 November 2012 pukul 11.00 WIB

7

terletak dalam garis keseimbangan yang stabil. Ketiganya saling mengontrol dan
melengkapi dalam kerja sama dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan.
Pembangunan politik lokal adalah modernisasi politik wilayah lokal, dengan
maksud memberikan kebutuhan politik yang sesuai dengan aras lokal. Pandangan
ini mirip dengan konsep sebelumnya yakni masih berkaitan dengan prestasi
ekonomi. Prestasi ekonomi terutama dalam hal industrialisasi-isme dianggap
sebagai kondisi puncak yang menyelesaikan semua masalah, dan harapan yang
sama dibebankan pada pembangunan politik. Konsep seperti ini sudah dikritik
oleh penganut relativisme kultural yang mempertanyakan Barat sebagai ukuran
standar dan universal untuk semua sistem politik di dunia ini. Pertanyaan yang
pertama kali perlu dijawab adalah apakah pembangunan politik ditujukan untuk
meningkatkan kapasitas sebuah negara dalam kepolitikannya seperti parpol,
administrasi sipil yang rasional, dan badan legislatif? Kalau jawabannya adalah
iya, maka muncul persoalan etnosentrisme Barat di sini, karena semua unsur itu
memang menjadi karakter Barat. Kalau jawabannya hanya sebatas tercapainya
tujuan-tujuan dari elemen politik tersebut, maka akan banyak persoalan lokal yang
muncul.
Pembangunan Politik lokal sebagai salah satu bentuk dari mobilisasi massa
dan partisipasi politik masyarakat lokal, karena pembangunan politik adalah
menyangkut peran warganegara lokal dalam bentuk kesetiaan barunya terhadap
daerah. Pemimpin dan pengikut merasa pembangunan politik makin berkualitas
dilihat dari tingkat demonstrasi di seluruh negeri. Pembangunan politik memang
menyangkut partisipasi warganegara. Namun yang harus juga dipikirkan adalah

8

bahaya adanya emosionalisme warganegara yang diolah oleh demagog.
Karenanya penting menyeimbangkan gelora, sentimen warganegara dengan tertib
politik. Inilah proses demokrasi yang sesungguhnya.
Pembangunan politik sebagai bentuk stabilitas dan perubahan sosial.
Mereka yang berpendapat bahwa demokrasi tidak konsisten dengan pertumbuhan
ekonomi yang cepat, memahami pembangunan semata-mata soal ketertiban
ekonomi dan sosial, karenanya konsep kapasitas untuk perubahan yang teratur
menjadi penting dalam pandangan ini. Pembangunan politik adalah mobilisasi dan
kekuasaan. Pengakuan bahwa sistem politik harus bermanfaat bagi masyarakat
membawa kita pada pemahaman soal kapabilitas sistem politik. Kalau ada
argumen bahwa demokrasi akan mengurangi efisiensi, berarti tingkat efisiensi
politik bisa diukur. Artinya lagi, sistem politik dapat dievaluasi dari bagaimana
kekuasaan absolute bekerja memobilisasi. Sistem yang tidak stabil akan
beroperasi dengan margin kekuasaan yang rendah, dan para pengambil keputusan
adalah lembaga-lembaga impoten untuk mampu mencapai tujuan-tujuan politik.
Konklusi untuk mengambil satu kerangka filosofis dari tebaran pendekatan
ini, akan ada gunanya melihat secara sekilas berbagai pemaknaan pembangunan
politik demi mengisolasi mana yang paling penting dari kesemuanya. Dari lima
itu, ada dua karakter dari semuanya tentang pembangunan politik, semangat
persamaan, di semua pengertian pembangunan politik selalu ada semangat
menyertakan warganegara dalam proses politik. Persamaan adalah prinsip
universal, dapat diterapkan di semua proses impersonal. Persamaan juga berarti

9

terbukanya kesempatan bagi warga negara dalam proses rekrutmen jabatanjabatan publik dengan menggunakan standar obyektif, dan bukan subyektif.
Kapasitas Sistem Politik, kapasitas berkaitan dengan output dalam proses
politik. Kapasitas juga berartikondisi yang mempengaruhi performa dan kondisi
proses pemerintahan, efektifitas dan efisiensi dalam penerapan kebijakan publik,
dan kapasitas yang berkaitan dengan rasionalitas dalam proses administrasi dan
orientasi kebijakan, baik yang populis maupun yang tidak populis.
Alhasil, mengalir dari deskripsi singkat di atas, pembangunan politik lokal
dapat dirumuskan sebagai proses linear, yang dimulai dari pendekatan ekonomi
sebagai pondasi awal dari syarat menuju terciptanya stabilitas politik lokal dengan
peran partisipatif masyarakat untuk menghidupkan demokrasi di aras lokal. Jadi,
upaya menciptakan stabilitas dan pencapaian prestasi ekonomi yang signifikan
dalam mensejahterahkan masyarakat adalah dua kata kunci yang menjadi ambisi
kajian pembangunan politik.
Untuk menumbuhkan partisipasi yang otonom dari setiap warga
negara,maka pelaksanaan pendidikan politik yang baik danbenar mutlak
diperlukan.Pendidikan politik ini selain diberikan pemerintah melaui lembagalembaga formal,juga dilaksanakan non formal melaui organisasi-organisasi
masyarakat sipil.Pendidikan politik dalam hal ini dipahami sebagai perbuatan
untuk memberi ajaran,serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas dari diri
manusia,melalui proses dialogic,yang dilakukan dengan sukarela antara pemberi
dan penerima pesan secara rutin,sehingga para penerimapesan dapat memiliki
kesadaran berdemokrasi dalam kehidupan bernegara.Pelaksanaan atas hak

10

pendidikan sangat penting dalam memenuhi hak asasi manusia,seperti hak atas
pekerjaaan,kesehatan,dan partisipasi politik.Hak atas pendidikan dilandasi
kenyataan bahwa pendidikan universal adalah salah satu tujuan pembangunan
milleniumyang harus dicapai pada tahun 2015.
Pilkada langsung yang dilakukan sebagian besar kabupaten/kota dan
provinsi merupakan salah satu bentuk dari proses demokratisasi di Indonesia,
termasuk pelaksanaan pilkada di Kota Malang.Dengan adanya pilkada menjadi
bagian

yang

sangat penting untuk memperkenalkan

figur

dari partai

politik.maupun non partai dalam memberikan pendidikan politik. Dalam
penelitian ini,peneliti ingin mengetahui secara mendalam program kerja apa saja
yang dilakukan partai politik dalam memberikan pendidikan politik masyarakat,
serta untuk melihat apakah pendidikan yang diberikan oleh partai PDIP dan
Hanura mampu meningkatkan popularitas partai politik mereka sehingga untuk
membangun politik local yang sesuai dengan peran dan fungsinya.Selain itu,
peneliti juga ingin mengetahui faktor pendorong dan penghambat apa yang
dialami partai politik dalam memberikan pendidikan politik masyarakat. Maka
untuk itu saya selaku peneliti mengangkat judul “Peran Partai Politik dalam
Memberikan Pendidikan Politik (Studi Partai PDIP dan Hanura di Kota
Malang)”.Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
pemikiran tentang perlunya partai politik untuk menjalankan perannya dalam
memberikan pendidikan politik demi terwujudnya sebuah demokratisasi yang baik
di aras lokal.

11

Alur pemikiran penelitian ini adalah adanya permasalahan dalam pemilu
yang sering terjadi money politik, kerusuhan, serta hasil pemilu yang tidak sesuai
dengan masyarakat. Kondisi tersebut menunjukan pendidikan politik masyarakat
yang masih rendah. Seharusnya sesuai dengan undang-undang partai politik pasal
11 ayat (1) undang-undang no 2 tahun 2008 yang kemudian direvisi menjadi
undang-undang no 2 tahun 2011tentang partai politik merupakan sarana
pendidikan politik bagi masyarakat luas agar WNI sadar akan hak dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, selain
itu partai politik berfungsi sebagai sarana penciptaan iklim yanng kondusif bagi
kesejahteraan masyarakat. Dengan aturan konstitusi yang menjadi dasar acuan
untuk melihat sejauh mana pendidikan politik yang dilakukan partai politik,
bagaimana bentuk kegiatan partai politik kepada masyarakat serta faktor
pendorong dan penghambatnya. Pendidikan politik bertujuan agar masyarakat
dapat menentukan pilihan politiknya secara cerdas dan untuk menjamin kualitas
hasil pemilu. Dengan begitu akan mampu membuat bentuk pendidikan politik
yang dapat diaplikasikan pada masyarakat.
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, peneliti menarik rumusan masalah penelitian, yakni :
1. Bagaimana

kegiatan partai PDIP dan Hanuradalam memberikan

pendidikan politik terhadap masyarakat?
2. Apa saja faktor pendorong dan penghambat partai politik dalam
memberikan pendidikan politik masyarakat?
3. Apakah adapembedapendidikan politik partai PDIP dan Hanura?

12

C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana program-program
partai politik dalam memberikan pendidikan politik serta dapat menjadi bahan
acuan partai politik sebagai perbaikan partai politik kedepan.

D.Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Untuk mengetahui sejauh mana partai politik dalam memberikan
pendidikan politik masyarakat.
b. Dapat di jadikan bahan evaluasi dan penyusunan program perbaikan
partai politik dalam memberikan pendidikan politik masyarakat.
2. Manfaat teoritis
a. Dapat menambah wawasan penulis khususnya dan

mahasiswa lain

pada umumnya pada kajian partai politik dalam memberikan
pendidikan politik masyarakat.
b. Dapat dijadikan rujukan empirik terhadap pengembangan ilmu social
khususnya dalam peran partai politik.

E.Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah untuk menguraikan tentang beberapa istilah
atau konsep yang terkait pada peneliti yang dilakukan. Untuk itu dalam rangka
memperjelas penguraian lebih lanjut dalam penulisan ini,maka perlu di lakukan

13

penjelasan mengenai beberapa pengertian atau istilah yang berkaitan dengan
upaya untuk menyeragamkan pemahaman terhadap pokok pembahasan dengan
maksud untuk menciptakan keseragaman atau kesamaan pemahaman terhadapn
pengertian masing-masing konsep yang terkandung dalam pengertian tersebut,
serta dapat memperoleh kejelasan tentang arti dari peneliti ini sehingga
mempermudah dalam peneliti terhadap variable-variabel (konsep) yang hendak
diukur,diteliti, dan digali datanya. 9
1.

Partai Politik
Partai politik adalah suatu organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi

bentuk dan karakter kebijaksanaan publik dalam kerangka prinsip-prinsip dan
kepentingan ideologi tertentu melalui praktek kekuasaan secara langsung atau
partisipasi rakyat dalam pemilihan. 10 Dengan demikian,partai politik merupakan
perantara yang besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologiideologi

sosial

dengan

lembaga-lembaga

pemerintah

yang

resmi

dan

mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat yang lebih luas.Partai
politik juga memiliki kedudukan yang pertama salah satu wadah atau sarana
partisipasi politik rakyat,kedua perantara antara kekuatan–kekuatan sosial dengan
pemerintah.
Menurut Max Weber, partai politik sebagai organisasi publik yang
bertujuan untuk membawa pemimpinnya berkuasa dan memungkinkan para

9

Hamidi.2010.penelit ian dan t eori komunikasi.UM M Press.M alang.Hal .141
Ibid. Part ai Polit ik Dalam Perkembangan Ket at anegaraan Indonesia.Hal.14

10

14

pendukungnya (politisi) untuk mendapat keuntungan dari dukungan tersebut 11 .
Sedangkan menurut Ranney (1990), mendefinisikan partai politik berdasarkan
karakteristik-karakteristik dasar yang dimiliki oleh partai politik.Pertama,
berwujud kelompok-kelompok masyarakat yangberidentitas, kedua, terdiri dari
beberapa orang yang terorganisir, yang dengan sengaja bertindak bersama-sama
untuk mencapai tujuan, ketiga, masyarakat mengakui partai politik memiliki
legitimasi berupa hak-hak untuk mengorganisasikan dan mengembangkan diri
mereka, keempat, beberapa tujuannya yaitu mengembangkan aktivitas-aktivitas,
partai bekerja melalui mekanisme pemerintahan yang mencerminkan pilihan
rakyat dan yang kelima, aktivitas ini partai politik adalah menyeleksi kandidat
untuk jabatan publik.12
Peran partai politik dalam sistem perpolitikan nasional merupakan wadah
seleksi kepemimpinan nasional dan daerah. Pengalaman dalam rangkaian
penyelenggaraan seleksi kepemimpinan nasional dan daerah melalui pemilu
membuktikan keberhasilan partai politik sebagai pilar demokrasi. Dengan
semakin matangnya partai politik ini diharapkan mampu membawa sistem
perpolitikan nasional untuk mulai sejalan dengan penataan kehidupan berbangsa
dan bernegara yang di dalamnya mencakup penataan partai politik.Partai politik
memiliki peran yang sangat penting bagi bangsa inikarena partai politik
merupakan tempat penghasil para pemimpin-pemimpin bangsa.

11

Ahmad Hariant o Silaban, Sist em kepart aian Dan Sist em Pemilu Yang Ideal Di Indonesia , Lihat
ht t p:/ / ahmadhariant osilaban.blogspot .com/ / 2012/ / 08/ sist em-kepart aian-dan-sist em
pemilu.ht ml.
12
Ibid, hal 67

15

Dari pendapat para ahli diatas, partai politik menjadi alat atau sarana untuk
mendapatkan kekuasaan di parlemen maupun di pemerintahan dengan cara
menarik simpati dari rakyat untuk memilih partai tersebut guna memenangkan
pemilu. Dengan banyaknya simpati dan dukungan rakyatmaka semakin besar pula
kesempatan partai politik atau parlemen mampu menguasai parlemen atau
pemerintahan.Oleh karena itu, partai politik harus punya komitmen dan tetap
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik dan benar sesuai dengan garis haluan
partai, karena partai partai yang tidak menjalankan fungsinya dengan baik maka
partai tersebut akan ditinggalkan oleh pendukung dan konstituennya.
2.

Perilaku Politik
Perilaku politik atau political behavior dapat didefinisikan sebagai

perilaku yang dilakukan oleh seorang atau kelompok untuk memenui hak dan
kewajibannya sebagai insan politik.Konstitusi Negara mewajibkan seseorang atatu
kelompok

untuk

melakukan

kewajibannyasebagai

manifesatasi

perilaku

politiknya,sebagai contoh adalah sebagai berikut.
a. Melakukan pemilihan untuk wakil rakyat atau pemimpin.
b. Mengikuti dan berhak menjadi insane politikyang mengikuti suatu partai
politik,mengikuti ormas atau lembaga swadaya masyarakat.
c. Ikut serta dalam pesta politik
d. Ikut mengkritik atau menurunkan pelaku politik yang berotoritas
e. Berhak untuk menjadi pimpinan politik

16

f. Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik
guna melakukan perilaku politik yang telah di susun secara baik oleh undangundang dasar dan perundangan hukum yang berlaku.
Dalam penelitian ini peneliti mengasumsikan bahwa pendidikan politik
yang

bersandar

pada

pengayaan

pengetahuan

akan

hak

dan

kewajibanwarganegaradalam berpolitik akan mempengarui perilaku politik
masyarakat, maka dianggap penting untuk menggali bagaimana pendidikan politik
itu dilakukan oleh lembagai politik seperti partai politik. Tentu banyak faktor
lainnya sebagai pendorong partisipasi politik masyarakat,akan tetapi perilaku
politisi,perilaku partai politikitu sendiri merupakan bahan ajaran pada rakyat
untuk melihat politik secara nyata.
3. Partisipasi Politik
Partisispasi poltik bukanlah hal yang abstrak seperti banyak kalangan
selama ini yakini. Wujud partisipasi politik bisa dengan mudah kita lihat dan
rasakan. Misalnya dalam mengikuti pemilihan umum, melakukan demonstrasi,
dan sebagainya. Kevin R. Hardwick dalam Deden Faturohman & Wawan Sobari
(2003) 13 menjelaskan partisipasi politik sebagai upaya member perhatian pada
cara-cara warga negara dalam berinteraksi dengan pemerintah, dimana warga
Negara berupaya menyampaikan kepentingan-kepentingan mereka terhadap
pejabat-pejabat publik agar kepentingan tersebut bisa terwujud. Indikatornya ialah
terdapat interaksi antara warga negara dengan pemerintah serta terdapat usaha

13

Deden Faturohman &Wawan Sobari.2003. Pengantar Ilmu Politik. Malang. UMM Press. Hlm
185

17

warga Negara untuk mempengaruhi pejabat publik. Sedangkan Miriam Budiarjo14
mengatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok
orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih
pimpinan negara, dan secara langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Indikatornya ialah berupa kegiatan individu atau kelompok dan bertujuan ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik, memilih pimpinan publik atau
mempengaruhi kebijakan publik.
Sedangkan menurut menurut Herbet McClosky yang dikutip oleh Damsar
di

dalam

“Pengantar

Sosiologi

Politik”

partisipasi

politik

diartikan

sebagaikegiatan kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka
mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau
tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum. Menurut Max
Weber, masyarakat melakukan aktivitas politik karena, pertama alasan rasional
nilai, yaitu alasan yang didasarkan atas penerimaan secara rasional akan nilai-nilai
suatu kelompok. Kedua, alasan emosional afektif, yaitu alasan didasarkan atas
kebencian atau sukarela terhadap suatu ide, organisasi, partai atau individu.
Ketiga, alasan tradisional, yaitu alasan yang didasarkan atas penerimaan norma
tingkah laku individu atau tradisi tertentu dari suatu kelompok sosial. Keempat,
alasan rasional instrumental, yaitu alasan yang didasarkan atas kalkulasi untung
rugi secara ekonomi. 15

14

Miriam Budiarjo,1994. Demokrasi di Indonesia: Demokrasi Parlementer dan Demokrasi
Pancasila. Jakarta, Gramedia. HLM 183
15
Herbert Mc.Closky, International Encyclopaedia of the Social Sciences, dalam Damsar, 2010.
Pengantar Sosiologi Politik, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Hlm180.

18

Ramlan Surbakti 16 mengemukakan batasan-batasan konsep partisipasi
politik. Pertama, partisipasi politik ialah kegiatan-kegiatan luar individu warga
negara yang bisadiamati.Kedua, kegiatan itu diarahkan untuk mempengaruhi
proses perumusan sampai pelaksanaan kebijakan oleh pemerintah.Ketiga, konsep
partisipasi politik juga termsuk kegiatan yang berhasil atau gagal.Keempat,
partisipasi politik bisa dilakukan secara langsung mapun tidak.Kelima, partisispasi
politik dilakukan dalam prosedur yang wajar.
4. Pendidikan Politik
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia dengan upaya pengajaran
dan pelatihan.17Tingkat pendidikan sangat berperan dalam daya penyerapan serta
kemampuan komunikasi.Selanjutnya istilah politik berasal dari bahasa Yunani
polis yang artinya kota atau Negara yang kemudian muncul kata-kata politiesyang
artinya warga Negara dan kata politiko’s yang artinya kewarganegaraan.18
Berangkat dari pengertian diatas, pendidikan politik adalah aktivitas yang
bertujuan untuk membentuk dan meumbuhkan orientasi-orientasi politik pada
setiap individu yang meliputi keyakinan konsep yang memiliki muatan politis,
loyalitas, dan perasaan politik, serta pengetahuan dan wawasan politik yang
membuat seseorang memiliki kesadaran terhadap

persoalan dan sikap

politik.Disamping itu, pendidikan politik bertujuan agar setiap individu mampu
memberikan partisipasi politik yang aktif di masyarakatnya. Pendidikan politik
merupakan aktivitas manusia dan itu tidak mungkin terwujud secara utuh kecuali
16

Ramlan Surbakti, 1992. Memahami Ilmu Politik, Gramedia. Jakarta. Hlm 141-142.

17
18

M .M arbun.2002.Kam us Polit ik.Hlm.416
Ibid.Dasar-Dasar Ilmu Politik.Hal.397

19

dalam sebuah masyarakat yang bebas. Dengan demikian, pendidikan politik
memiliki tiga tujuan yakni, membentuk kepribadian politik, kesadaran politik, dan
partisipasi politik.19
F.Definisi Operasional
Secara umum operasional dipahami sebagai batasan jangkauan atau ruang
lingkup kaitannya dengan penelitian. Menurut Sanapiah Faisal,bukanlah
keperluan mengkomunikasikan semata-mata kepada pihak lain,sehingga tidak
menimbulkan salah tafsir,tetapi juga menuntun penelitian itu sendiri di dalam
menangani rangkaian proses penelitian,misalnya dalam menyusun instrumenatau
pengaturan variable-variabel yang hendak diteliti,dan juga dalam menetapkan
populasi,sampel,serta di dalam menginterpretasikan hasil penelitian.20
Dengan demikian, definisi operasional merupakan penetapan dari
indikator-indikator yang akan dipelajari dan dianalisa,sehingga nantinya dapat
diperoleh gambaran yang jelas.Penelitian ini membahas tentang sejauhmana peran
partai politik dalam memberikan pendidikan politik,program-program apa saja
yang dilakukan partai politik dalam melakukan pendidikan politik diukur dengan
kriteria di antaranya sebagai berikut 21:
a. Penguatan ideologi ( party identification)
b. Loyalitas
a. Pemantapan berorganisasi

19
20

Firmansyah, M engelola Part ai Polit ik, Jakart a, Buku Obor, 2008, Hal: 60
Ibid .Hal.6

21

Yahya Muhamimin & Colin MacAndrews (ed),1988 (cet 5), Masalah-masalah Pembangunan
Politik, Yogyakarta, Gajah Mada University Press. Hlm. 32

20

G.Metode penelitian
Metode ialah prosedur untuk mengetahui sesuatu yag mempunyai langkahlangkah sistemetis,dalam hal ini metode penelitian ialah suatu pengkajian tentang
peraturan-peraturan suatu metode dalam penelitian.22
1.

Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitiaan deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. 23 Metode penelitian deskriptif dengan maksud
berusaha untuk memberikan gambaran keadaan obyek atau permasalahan tanpa
ada maksud membuat kesimpulan atau generalisasi. Gambaran tersebut
dielaborasi dengan teori-teori yang memadai agar diperoleh analisas kritis yang
seilmiah mungkin tanpa bermaksud mengklaim ini sebagai kebenaran tunggal.24
Pendekatan kualitatif menurut Bogdandan Taylor (1975: 5) dalam buku
Moleong adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.Sedangkan
menurut Denzim dan Lincoln (1987) dalam buku Moleong juga menyatakan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada.25
2.

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di KPUD Kota Malang untuk memperoleh

data pemilih. DPC Partai PDIP dan Hanura untuk mengetahui program kerja apa
22
23

Sanapiah f aisal Ibid .hal.107
Sanapiah faisal.opcit .hal .109

24

Endang Poerwanti.1998. Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah. Malang, UMM Press. Hlm 27

25

M oleong,Lexy j.M et odologi Penelit ian Kualit at if .PT.Remaja Rosdakarya.Bandung.Hlm.4-5

21

saja yang di akukan partai tersebut dalam memberikan pendidikan politik,wilayah
basis masa partai PDIP dan Hanura untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya
pendidikan politik yang dilakukan partai PDIP dan Hanura.
H.Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang nantinya akan memberikan informasi dalam
penelitian ini adalah merupakan orang-orang yang bersangkutan dengan partai
politik yang menjadi bahan studi kasus penelitian ini.Maka dalam penelitian ini
yang menjadi subyek penelitian adalah :
1. Anggota KPUD kota Malang
2. DPC Partai PDIP(khususnya yang menangani pendidikan perkaderan)
3. DPC

Partai

HANURA(khususnya

yang

menangani

pendidikan

perkaderan)
4. Konstituen yang menjadi basis masa masing-masing partai
I. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber data yang digunakan adalah:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti atau didapatkan langsung
dari obyek yang diteliti adalah program kerja Partai PDIP dan Hanura
dalam memberikan pendidikan politik sehingga memberikan pengaruh
pada perilaku pemilihKota Malang.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen–dokumen atau
arsip-arsip,buku literatur,internet berkaitan dengan judul penelitian.

22

J.Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh

data

yang

diperlukan,yang

ada

hubungan

antara

metode

pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.Untuk
mengumplkan data diperlukan instrumen atau alat.Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik atau metode pengumpulan data dengan observasi,
wawancara, dan dokumnetasi yang akan diuraikan sebagai berikut:
a.Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik

fenomena-fenomena yang di selidiki. 26 Dalam arti yang lebih luas observasi
sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung.Dengan menggunakan metode ini dapat
memberi informasi kepada peneliti mengenai fakta yang terjadi pada sebuah
instansi atau organisasi dalam menjalankan aktifitasnya atau kinerjanya yang
kemudian melakukan pencatatan mengenai fakta tersebut.
b. Interview / Wawancara
Interview atau yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuisioner
lisan merupakan teknik dengan melakukan tanya jawab secara langsung terkait
pokok permasalahan terhadap objek penelitian. Wawancara dipergunakan agar
memudahkan peneliti dalam mendapatkan data atau informasi yang akuratdengan
didasarkan pada permasalahan yang sedang diteliti.Dalam hal ini, peneliti
memperoleh data langsung pada sumber informasi atau responden yang

26

Tim dosen bahasa Indonesia UM M .2010. Bahasa indonesia unt uk karangan ilmiah.Hal.77

23

bersangkutan untuk memperoleh kejelasan mengenai bagaimana sebenarnya peran
partai politik dalam memberikan pendidikan politik.
c. Dokumentasi
Teknik atau cara dengan dokumentasi adalah yang diperoleh dari
dokumen-dokumen seperti buku,peraturan-peraturan,koran,dan arsip arsip yang
tentunya masih sangat erat kaitannya dengan topikpenelitian.
d. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan pengumpulan data-data yang tertulis,
seperti catatan,arsip-arsip atau dokumen dan bahan-bahan yang ada kaitannya
dengan obyek penelitian seperti yang dikemukakan oleh WinarnoSurachman.
Dokumentasi sebagaimana laporan tertulis dari suatu perisriwa yang isinya terdiri
dari penjelasan dan pemikiranterhadap peristiwa itu dan tertulis dengan sengaja
untuk menyimpan atau meneruskan keterangan-keterangan mengenai peristiwaperistiwa tersebut,pengelolaan data dengan cara mengklasifikasikan dalam bentuk
uraian.27
a. Pengembangan dan pengambilan alternatif
Pengembangan dan pengambilan alternatif yaitu setelah data diolah maka
diambil alternatif yang terbaik untuk dijadikan bahan penyampaian informasi
pengambilan keputusan.Dengan demikian, proses analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang kemudian
dilakukan reduksi data (memformulasikan teori ke dalam seperangkat konsep)

27

Surachmad winarno .2000.hal 43

24

yang dilakukan dengan membuat rangkuman inti dalam penelitian tersebut. Dalam
penelitian ini data dianalisis bersifat kualitatif dalam bentuk deskripsi atau uraian.
K. Teknik analisa data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.28Analisa data yang dipergunakan dalam
penelitian kali ini adalah deskriptif kualitatif.Dari penelitian ini, maka data akan
dianalisa

dengan

menggambarkan

keadaan

obyek

berdasarkan

data

obyektif,sehingga data-data yang ada dapat di simpulkan setelah analisa. Adapun
tahapan dalam menganalisa data sebagai berikut :
a.

Pengumpulan data,dengan cara mengedit data,yaitu memeriksa data yang
terkumpul berkenaan dengan kelengkapan-kelengkapan dan kebenaran
sehingga siap untuk di proses lebih lanjut.Mengkode data,yaitu data yang
terkumpul diberi kode tertentu dan dikelompokkan serta klasifikasi data,yaitu
mengadakan seleksi data yang terkumpul sesuai dengan sumber dan masingmasing.

b.

Pengelolaan data penyajian data dilakukan setelah data terkumpul
diklasifikasikan dengan beberapa kebutuhan,kemudian dilakukan pengelolaan
data dengan cara mengklasifikasikaan dalam bentuk uraian.

c.

Pengembangan dan pengambilan alternatif yaitu setelah data diolah maka
diambil alternatif yang terbaik atau dijadikan dalam penyampaian informasi
dalam mengambil keputusan.

2828

Lexy,m eleong.1999.M et ode penelit ian kualit at if .Pusda Karya Bandung.Hal.112

25

d.

Dengan demikian proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersediadari berbagaisumber yang kemudian dilakukan reduksi
data(menformulasikan teori ke dalam seperangkat konsep) yang dilakukan
dengan membuat rangkuman inti penelitian tersebut. Dalam penelitian ini,
data dianalisis secara normatif melaui studi literatur dan hasil analisi secara
normatif melaui studi literatur dan hasil analisis bersifat kualitatif dalam
bentuk deskripsi atau uraian.
Dalam

upaya

mendapatkan

data

yang

valid

atau

sahih

peneliti

memperpanjang waktu kehadiran.Posisi peneliti sebagai instrumen utama
dalam proses pengumpulan data,membuat peran serta untuk terjun langsung
dalam komunitas masyarakatsangat membantu peneliti untuk meminimalisir
distorsi data.Dalam waktu peneliti tersebut peneliti lebih bisa menyelami
bagaimana pertain politik dalam memberikan pendidikan politik agar dapar
terkupas sedalam-dalamnya sehingga distorsi yang berupa subyektivitas
peneliti sedikit demi sedikit berkurang,yang secara otomatis berdampak pada
obyektivitas sebagian salah satu standar validitas data.
L.Pengecekan Keabsahan Data
Dalam upaya mendapatkan data yang valid atau sahih peneliti melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a. Memperpanjang waktu kehadiran.
Posisi peneliti sebagai instrument utama dalam proses pengumpulan
data,membuat

peran

serta

untuk

terjun

langsung

dalam

komunitas

masyarakat.Metode ini sangat membantu peneliti untuk meminimalisir distorsi

26

data.Dalam waktu peneliti tersebut peneliti lebih bisa menyelami kebijakan
pemekaran daerah sedalam-dalamnya sehingga distorsi yang berupa subyektivitas
peneliti sedikit demi sedikit berkurang,yang secara otomatis berdampak pada
obyektivitas sebagian salah satu standar validitas data.
b. Triangulasi
Triangulasi adalah tekik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan,pengecekan atau sebagai
pembanding data. 29 Hal ini merupakan cara paling popular dalam penelitian
kualitatif. Dengan triangulasi, peneliti mampu menarik kesimpulan tidak hanya
dari satu cara pandang sehingga kebenaran data lebih diterima.
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda
(nasution, 2003: 115) yaitu wawancara, observasi, dan dokumen. 30Membedakan
empat macam tringulasi, diantaranya dengan,memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyidik dan teori.Dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti
hanya

menggunakan

teknik

pemeriksaan

dengan

memanfaatkan

sumber.Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh.

29
30

M oel eong Lexev.2005 ,M et odologiPenelit ian Kualit at if,Bandung :Remaja Rosdkaria.Hal : 330
Ibid. 115

27

SKRIPSI
PERAN PARTAI POLITIK DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN
POLITIK
(Studi Peran Partai PDIP Dan Hanura Kota Malang)

Oleh :
SARININGTIYAS
(09230073)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BERITA ACARA
SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

Pada hari ini Sabtu, tanggal 4 April 2013, telah dilaksanakan seminar proposal
skripsi mahasiswa :
Nama

: SARININGTIYAS

NIM

: 09230073

Judul Skripsi

: PERAN PARTAI POLITIK DALAM MEMBERIKAN
PENDIDIKAN POLITIK
‘’Studi Partai PDIP Dan Hanura Kota Malang’’

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dr. Vina Salviana, DS, M.Si

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dr. Tri Sulistianingsih, M.Si

BERITA ACARA BIMBINGAN
Nama

: SARININGTIYAS

NIM

: 09230073

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Pemerintahan

Judul

: PERAN PARTAI POLITIK DALAM MEMBERIKAN
PENDIDIKAN POLITIK
( Studi Partai PDIP Dan Hanura Kota Malang)

Pembimbing : 1. Ds.Asep Nurjaman, M.Si
2. Dr. Vina Salviana. DS, M.Si
Tanggal
Bimbingan
17-10-2011
29-10-2011
23-12-2011
04-01-2012

Paraf
Pembimbing I

Paraf
Pembimbing II

08-02-2012
27-02-2012
05-03-2012
24-03-2012
04-04-2012
04-04-2012

Keterangan
Bimbingan
Pengajuan Proposal
Revisi Proposal
ACC Seminar Proposal
Pengajuan BAB II &
BAB III
Revisi BAB II & BAB III
ACC BAB II & BAB III
Pengajuan BAB IV
ACC BAB IV
Pengajuan BAB V
ACC BAB V

Tanggal Selesai Bimbingan Skripsi: 11 April 2013
Dosen Pembimbing I

Dr.Asep Nurjaman, M.Si

Dosen Pembimbing II

Dr. Vina Salviana, DS. M.Si

Mengetahui,
Ketua Jurusan
Ilmu Pemerintahan

Dr. Tri Sulistianingsih, M.S

PERNYATAAN ORISINILITAS
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama

: SARININGTIYAS

Tempat, tanggal lahir : Madiun, 24 Mei 1991
Fakultas

: Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
PERAN PARTAIPOLITIK DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN POLITIK
MASYARAKAT (Studi Partai PDIP dan Hanura Kota Malang) , adalah bukan
karya tulis ilmiah atau skripsi orang lain, baik sebagian atau seluruhnya, kecuali
dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan dengan benar. Demikian surat
pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnyadan apabila pernyataan ini tidak
benar , saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang 11, februari 2013
Yang menyatakan ,

SARININGTIYAS

KATA PENGANTAR
Bismiilahirrahmanirrahiim
Puji dansyukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya. Shalawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang
telah berjuang demi tegaknya agama islam. Sehingga dengan ini penulis dapat
menyeleseikan skripsi yang berjudul Peran Partai Politik Dalam Memberikan
Pendidikan Politik Masyarakat.( studi Partai PDIP Dan Hanura Kota Malang).
Pada kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan pujian sekaligus terima
kasih terhadap orang-orang istimewa yang memiliki kekayaan intelektual, yang
dengan semangat dan pengabdian telah memberikan yang terbaik sejak awal
pendidikan hingga akhir penulisan skripsi ini.
1. Bpk.Dr. H. Muhajir effendi, M.AP selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Malang
2. Bpk.H. wahyudi, Msi selaku dekan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
3. Ibu. Tri sulistyaningsih, M.Si selaku ketua jurusan ilmu pemerintahan
4. serta para dosen yang telah mengajar saya dan teman-teman angkatan
Demikian ucapan terima kasih penulis dan semoga apa yang telah dilalui bersama
menjadi kenangan yang berharga selama menjalani pendidikan di universitas
Muhammadiyah Malang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, 11 februari 2013
Penulis,

SARININGTIYAS

DAFTAR PUSTAKA
Bottomore, T.B. 2006. Elite dan Masyarakat (terj). Jakarta: Akbar Tanjung
Institute.
Budiarjo, Miriam.1994. Demokrasi di Indonesia: Demokrasi Parlementer dan
Demokrasi Pancasila. Jakarta: Gramedia
Damsar, 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Said, Mas’ud. Arah Baru Otonomi Daerah di Indonesia. Malang : UMM Press.
Suseno, Magnis 2007 ( cet 7). Etika Politik. Jakarta: Gramedia.
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Herbert Mc.Closky, International Encyclopaedia of the Social Sciences, dalam
Damsar, 2010. Pengantar Sosiologi Politik, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Hamidi, 2010. Penelitian Dan Teori Komunikasi, Malang, UMM Pres.
Pamungkas, Sigit, 2011, PartaiPolitikTeoriDanPraktik Di Indonesia, institute for
Democracy ad welfarism,yogjakarta.
P.Huntington,Samuel dan Nelson, Joan Nelson,1990, Partisipasi Politik Di
Negara Berkembang, Jakarta, Rineka Cipta.
Muhamimin,Yahya& Colin MacAndrews (ed),1988 (cet 5),Masalah-masalah
Pembangunan Politik, Yogyakarta, Gajah Mada University Press.
Munjani, saiful, 2011, kuasa Rakyat, Jakarta: mizan publika.
Michels, Robert, 19984, Partai politik Kecenderungan Oligarkis Dalam
Birokrasi, Cvjakarta:Rajawali.
Faturohman, Deden&sobari, Wawan, 2003, Pengantar Ilmu Politik, Malang,
UMM Press.
Firmansyah, 2008, Mengelola Partai Politik, Jakarta,Yayasan Obor.
Gafan, Afar, 2004, Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi , Djogjakarta,
Pustaka Pelajar.
Urbaningrum, anas, 2009, Takdir Demokrasi
Jakarta: Teraju

Untuk Kesejahteraan Rakyat,

Sumber Lain :
Undang–undang pemilu dan partai politik 2008, Gradient
Yogyakarta.2008.

Meditama,

Internet
http://www.undang-undang partai politik.go.id/doc/50994862/17, diakses pada
tanggal 17 November 2011 pukul 07.57 Wib.
UU No 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaran Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah
Ahmad Harianto silaban, Sistem Kepartaian Dan Sistem Pemilu Yang Ideal Di
Indonesia,
http://ahmadhariantosilaban.blogspot.com//2012//08/Sistem-Kepartaian-dan
sistem-pemilu.html
The

Function Of Political Parties,
http//cliffsnotes.com.pukul: 18.00

diakses

18

maret

2012

-

dari

Wadah tulisan seputar dinamika kehidupan masyarakat, di kutip
darihttp//roedijambi.wordpress.com/2012/02/27/ mengenai hubungan patron
klien/, di akses pada tanggal 01 maret 2013 pukul 21.00
Melihat
Partai
Politik
Dan
jimly.com/makalah/namafile/22

Demokrasi,

Jimly

asshiddiqie,

Lihat Tri Ratnawati dan Syamsuddin Haris, Political Parties In Indonesia, Crese
Working Paper No.61 December 2009, centre and research on inequality,
Human security and ethnicity.Halm 13
S.Munjani dan R. W liddle , personalities, parties and Voters , journal for
democracy volume 21 number 2 april 2011, halm 35-49