Hubungan Penyidik Polri dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS

Hubungan Polri dengan penyidik pegawai negeri sipil keimigrasian yang diatur dalam Pasal 107 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 menyatakan bahwa: 1 Dalam melakukan penyidikan, PPNS keimigrasian berkoordinasi dengan penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2 Setelah melakukan penyidikan, PPNS Keimigrasian menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum. Pasal 107 ayat 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 memberikan fungsi khusus kepada penyidik pegawai negeri sipil keimigrasian dalam penyerahan berkas penyidikan yang dilakukan olehnya. Dengan arti lain bahwa dalam cara penyerah berkas penyidikan kepada penuntut umum, PPNS keimigrasian bisa langsung memberikan berkas penyidikan tersebut tanpa melalui penyidik Polri. Hal ini berbeda dengan yang tercantum dalam Pasal 107 ayat 3 KUHAP. III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan yuridis empiris dan yuridis normatif. Untuk itu diperlukan penelitian yang merupakan suatu rencana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Yuridis normatif dilakukan dengan cara mempelajari dan menelaah buku-buku, bahan-bahan litelatur yang menyangkut kaedah hukum, doktrin-doktrin hukum,asas-asas hukum dan sistem hukum yang terdapat dalam permasalahan yaitu penegakan hukum pidana terhadap penyalahgunaan izin keimigrasian. Sedangkan pendekatan yuridis empiris dilaksanakan dengan cara memperoleh pemahaman hukum dalam kenyataannya di lapangan baik itu melalui penilaian, pendapat dan penafsiran subjektif dalam pengembangan teori-teori dalam kerangka penemuan-penemuan ilmiah sehubungan dengan penegakan hukum pidana terhadap pernyalahgunaan izin keimigrasian di wilayah hukum Pengadilan Negeri Tanjung Karang.

B. Sumber dan Jenis Data

Data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini bersumber pada dua jenis data, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Data primer diperoleh dari studi lapangan yang berkaitan dengan pokok penulisan, yang diperoleh melalui kegiatan wawancara langsung dengan informan atau narasumber. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan dengan mempelajari literatur-literatur hal-hal yang bersifat teoritis, pandangan-pandangan, konsep-konsep, doktrin serta karya ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan. Data sekunder dalam penulisan skripsi ini terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. a. Bahan hukum primer yaitu : 1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. 2. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian 4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pemerintah Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 tentang Visa, Isin Masuk, dan Izin Keimigrasian. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2012 tentang Cara Pelaksanaan Koordinasi, Pengawasan, dan Pembinaan Teknis Terhadap Kepolisian Khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil, dan Bentuk Pengamanan Swakarsa. 8. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 tentang Koordinasi, Pengawasan, dan Pembinaan Penyidikan bagi PPNS. b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder diperoleh dengan cara studi dokumen, mempelajari permasalahan dari buku –buku, literartur, makalah dan bahan–bahan lainnya yang berkaitan dengan materi, ditambah lagi dengan pencarian data menggunakan internet. c. Bahan hukum tersier atau penunjang, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya bahan dari media internet, kamus, ensiklopedi, indeks kumulatif dan sebagainya. 62

C. Penentuan Narasumber

Narasumber yang dijadikan responden dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS Imigrasi di Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung : 1 orang b. Penyidik Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung : 1 orang 62 Ronny Hanitijo Soemitro. 1990. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hlm 44.

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

3 119 119

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PELANGGARAN WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN (Studi di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Tanjung Karang)

0 10 4

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN DOKUMEN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang)

0 7 55

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN KEIMIGRASIAN MENURUT UNDANG-UNDANG KEIMIGRASIAN (Studi Putusan Nomor 103/PID/2010/PT.TK)

3 19 64

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN KEIMIGRASIAN TENTANG IZIN TINGGAL KUNJUNGAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

4 49 59

PENEGAKAN HUKUM TAHAP ADJUDlKASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA IZIN KEIMIGRASIAN (Studi Di Wilayah Hukum P.N. Medan)

0 5 56

PENEGAKAN HUKUM TAHAP ADJUDlKASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA IZIN KEIMIGRASIAN Studi Di Wilayah Hukum P.N.Medan)

0 8 57

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DI PROPINSI BALI.

0 2 14

PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN ( Studi Kasus di Kantor Keimigrasian Surakarta ).

0 0 13

ANALISIS IMPLEMENTASI ASAS EQUALITY BEFORE THE LAW DALAM PENEGAKAN HUKUM (Studi Kasus Hate Speech di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Tanjung Karang)

0 0 15