72
3. Masyarakat Dusun Waringin Harjo masih memiliki nilai-nilai tradisional
yang berpengaruh pada pola hubungan dengan orang lain, yaitu rasa takut dengan orang luar yang masuk ke daerahnya akan merubah tradisi yang ada.
4. Tingkat etos kerja masyarakat petani di Dusun Waringin Harjo rendah. Hal
ini diukur berdasarkan tolak ukur ada tidaknya penentuan target penyelesaian dan hasil pekerjaan yang dilaksanakan, rata-rata jam kerja perhari,
pandangannya pada pekerjaan yang ditekuni. Namun kesimpulan ini dapat salah jika, tolak ukur yang digunakan dalam metode pengukuran berbeda.
5. Sistem pemasaran, sarana dan prasarana transportasi yang ada di Dusun
Waringin Harjo tidak berfungsi dengan baik, sehingga memberikan peluang timbulnya monopoli oleh pedagang setempat. Monopoli perdagangan ini
menyebabkan harga hasil pertanian menjadi rendah serta merugikan petani. 6.
Pembagian etos kerja menurut Cosmas Batubar, tidak ditemukan dalam penelitian pada masyarakat petani di Dusun Waringin Harjo. Karena tidak
ditemukan ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh Cosmas Batubara.
6.2 Saran-Saran
Setelah melakukan pembahasan hasil penelitian pada bagian I —V maka penulis
menyampaikan beberapa saran sebagai pertimbangan dalam pembangunan masyarakat desa terutama untuk meningkatkan etos kerja masyarakat petani.
1. Untuk meningkatkan etos kerja masyarakat petani di Waringin Harjo harus
dimulai dari dalam diri individu terlebih dahulu, mereka harus menanamkan sikap optimis kepada dirinya, mengembangkan semangat dalam diri karna
73
motivasi diri dapat membuat seseorang berkerja lebih maju. Keberanian untuk memulai sesuatu dan juga harus bisa menghargai waktu.
2. Guna meningkatkan etos kerja masyarakat, beberapa hal yang harus
dilakukan dalam memperbaiki sistem pemasaran hasil, sarana transportasi, memperbaiki sistem pasar atau mengurangi monopoli pedagang yang
merugikan petani sehingga harga menjadi stabil, yang pada akhirnya petani tidak dirugikan.
3. Pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh petani
hendaknya dilakukan secepatnya, hal ini untuk mempermudah petani memperoleh kebutuhan yang diperlukan dalam proses tanam-menanam
pertanian. 4.
Dalam pembangungan masyarakat petani, diharapkan adanya kerjasama dengan instansi yang terkait secara baik agar diketahui permasalahan dan
dapat menentukan tindakan perbaikan yang sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan yang ada.
5. Kehidupan masyarakat Dusun Waringin Harjo dapat digolongkan pada
masyarakat yang memiliki ketaatan menjalankan agama yang tinggi, sehingga untuk menaikkan etos kerja masyarakat ini peranan pemimpin agama sangat
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. 1993. Agama, Etos Kerja Dan Perkembangan Ekonomi. LP3ES. Jakarta.
Alatas, S.H. 1988. Mitos Pribumi Malas Xitra Orang Jawa Melayu dan Filipina Dalam Kpitalisme Kolonial. LP3ES. Jakarta.
Anoraga, Panji. 1992. Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta Batubara, Cosmas. 1994. Kesiapan Etos Kerja Sumberdaya Manusia
Indonesia Dalam Memasuki Era Masyarakat Industri Dalaam Pembangunan Jangka Panjang Tahap II. Bahan Seminar Etos
Kerja PMKRI. Palembang. Bertens.
1994. Aspk-Aspek
Etos Kerja
dan Faktor
yang Mempengaruhimya
Budhisantoso. S. 1994. Etos Kerja Moralitas Kerja Masyarakat Indonesia Menuju Masyarakat Era Industrialisasi. Bahan Seminar Etos Kerja
PMKRI. Palembang. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Etos Kerja Dalam
Ungkapan Tradisional. Jakarta. Departemen Penerangan RI. 1998. Garis-garis Besar Haluan Negara
Tahun 1988. Jakarta Departemen Tenaga Kerja RI. 1995. Tenaga Kerja Di Indonesia. Jakarta
Effendi, Sofian; Safri Sairin; Alwi Dahlan; Mohamad Sobary. 1992. Membangun Martabat Manusia. Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Gidden, Anthony. 1986. Kaptilaisme dan Teori Sosial Modern Suatu