Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan (Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PETANI

PENYEWA LAHAN

(Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

Oleh :

AZRUL ALI AKBAR PASARIBU 090304129

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PETANI

PENYEWA LAHAN

(Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

AZRUL ALI AKBAR PASARIBU 090304129

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Dr. Ir Satia Negara Lubis, MEc)

NIP:1963020411997031001 NIP:197310111999032002 (Siti Khadijah, H.N S.P. M.Si)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

AZRUL ALI AKBAR PSB (090304129) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan (Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec dan Ibu Siti Khadijah H. Nst M.Si

Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2014. Penentuan daerah penelitian didasarkan bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah sentra produksi padi di wilayah Sumatera Utara.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive, artinya pengambilan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui daftar kuisioner dan hasil

wawancara langsung dengan petani, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik dan Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam.

Dari hasil penelitian diproleh hasil:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah petani penyewa lahan di Desa Pematang Sijonam adalah umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), dan pupuk (x4

2. Nilai koefisien determinasi (R ). 2

) diperoleh sebesar 0,426. Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah (Y) dapat dijelaskan oleh variable umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), pupuk (x4

3. Secara serempak, faktor umur, bibit, lama berusahatani, pupuk, berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.

), sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani, pupuk tidak mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Azrul Ali Akbar Pasaribu lahir di Rantau Prapat pada tanggal 17 November 1989 anak dari Bapak Alm Zaidin Pasaribu dan Ibu Rosminah Munthe. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar Negeri 112320 Aek Kota Batu dan tamat tahun 2002

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menegah Pertama Pondok Pesanteren Alkautsar Alakbar Medan dan tamat tahun 2005

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas Angkasa 2 Lanud Medan dan tama ttahun 2008

4. Tahun 2008 Menempuh pendidikan di Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Medan

5. Tahun 2009 Menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

6. Bulan Agustus 2013 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai

7. Bulan Januari 2014 melakukan penelitian skiripsi di Desa Pematang Sijonam Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah : “FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PETANI PENYEWA LAHAN” (Studi kasus Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai). Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Kedua Orang tua tersayang yaitu Ayahanda Alm Zaidin Pasaribu dan Ibu Rosminah Munthe yang telah membesarkan penulis dengan rasa sayang yang tiada terkira dan selalu memberikan nasihat, didikan, pengorbanan, dandukungan baik secara materi maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Adik penulis Anwar Rasyid Ibrahim Psb dan Putri Bunga Psb atas semangat dan motivasi yang telah diberikan selam aini. Serta penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S dan Bapak Dr Ir Satia Negara Lubis, MEc selaku ketua dan wakil ketua program studi Agribisnis FP USU.

2. Bapak Dr Ir Satia Negara Lubis, MEc selaku Ketua Komisi Pembimbing.


(6)

3. Ibu Siti Khadijah H. Nst S.P M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing.

4. Seluruh Dosen Staff dan Pegawai di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian USU.

5. Kepala Desa Pematang Sijonam beserta pegawai lainnya.

6. Ketua Gabungan Kelompok Tani Pematang Sijonam Bapak M Najran beserta keluarga.

7. Seluruh Responden dan Instansi yang terkait dengan penelitian ini yang telah memberikan data data kepada penulis selama penelitian 8. Sahabat sahabat dan rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan

dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan menyusun skiripsi ini yaitu Topik, Beni, Mimi, Dhea, Saipul, Bang Bengbeng, Tomy, Ridwan, Novra, FauziIndra, Boyman, Firman, OviStevi, Yudi, Arnold, Fauzi, Nopri, Zainul, Juara, Awan, Welman, Teo, Rafael, Rian, Rusdi, Icha, Amel, Seluruh penghuni Warkop Chelsea dan seluruh teman teman PKP dan Agribisnis Stambuk 2009 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2014


(7)

DAFTARISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN LatarBelakang ... 1

IdentifikasiMasalah ... 6

TujuanPenelitian ... 6

KegunaanPenelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TinjauanPustaka ... 7

LandasanTeori ... 9

Produktivitasusahatani ... 9

Umur ... 11

Bibit ... 12

Lama Berusahatani ... 12

Pupuk ... 12


(8)

KerangkaKonseptual ... 15

HipotesisPenelitian ... 18

METODE PENELITAIN MetodePenentuan Daerah Penelitian ... 19

MetodePenentuanSampel ... 19

MetodePengumpulan Data ... 20

MetodeAnalisis Data ... 20

Definisi Dan BatasanOperasional ... 25

Definisi ... 25

BatasanOperasional ... 26

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Daerah Penelitian ... 27

Kondisigeografis ... 27

Tata gunausaha ... 27

Keadaanpenduduk ... 28

Saranadanprasarana ... 31

KarakteristikSampel ... 32

Produktivitas ... 33

Pengaruhumur, bibit, lama berusahatani, pupukterhadap produktivitasusahatanipadisawah ... 35

PengaruhUmurTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ... 36

Pengaruh Lama BerusahataniTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ... 36

PengaruhPupukTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ... 36

PengaruhPupukTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ………...37

Interprestasi Model HasilAnalisisRegresi Linier……….38


(9)

Multikolinieritas……….39

Normalitas………..40

Heteroskedastisitas………....42

UjiKesesuaian Model………...44

AnalisisKoefisienDeterminasi (R2 Uji-F (UjiSimultan/Serempak)………..44

)……….44

Uji – T (UjiParsial)...……….45

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 47

Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 LuasPanen, Produksidan Rata-Rata ProduksiPadiSawah

MenurutKabupaten/ Kota Tahun 2011………. 3

Tabel 1.2 LuasPanen, Produksidan Rata-Rata ProduksiPadi SawahMenurutKecamatan di KabupatenSerdangBedagai 2012……… 4

Tabel 3.1 JumlahLuasLahandanPetaniPenyewaBerdasarkan KelompokTani di DesaPematanSijonam ………20

Tabel 4.1 DistribusiPendudukMenurutUmur di DesaPematangSijonam ... 28

Tabel 4.2 DistribusiPendudukMenurut Agama di DesaPematangSijonam ... 29

Tabel 4.3 DistribusiPendudukMenurutEtnis/Suku di DesaPematangSijonam ... 29

Tabel 4.4 DistribusiPendudukMenurutPendidikan di DesaPematangSijonam….30 Tabel 4.5 DistribusiPendudukMenurut Mata Pencaharian di DesaPematangSijonam……… 30

Tabel 4.6 KarakteristikSosialEkonomiPetani ... 32

Tabel 4.7 ProduktivitasPadiSawahPetaniPenyewaLahan di ... DesaPematangSijonam ... 34

Tabel 4.8 HasilAnalisisRegresiFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi ProduktivitasPadiSawahDenganmenggunakan SPSS16………38

Tabel 4.9 HasilUjiMultikoliniearitas……….39

Tabel 4.10 HasilkoefisienDeterminasi………...44


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 KerangkaKoneptual ... 17

4.1 Histogram UjiNormalitas……….. 41

4.2 Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual………... 42


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. KarakteristikSampelPetani 2. BiayaPupuk

3. ProduktivitasPadiSawah 4. Total BiayaBenih 5. Data Primer

6. Output SPSS versi. 16 7. KuisionerPenelitian


(13)

ABSTRAK

AZRUL ALI AKBAR PSB (090304129) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan (Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec dan Ibu Siti Khadijah H. Nst M.Si

Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2014. Penentuan daerah penelitian didasarkan bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah sentra produksi padi di wilayah Sumatera Utara.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive, artinya pengambilan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui daftar kuisioner dan hasil

wawancara langsung dengan petani, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik dan Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam.

Dari hasil penelitian diproleh hasil:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah petani penyewa lahan di Desa Pematang Sijonam adalah umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), dan pupuk (x4

2. Nilai koefisien determinasi (R ). 2

) diperoleh sebesar 0,426. Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah (Y) dapat dijelaskan oleh variable umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), pupuk (x4

3. Secara serempak, faktor umur, bibit, lama berusahatani, pupuk, berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.

), sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani, pupuk tidak mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar dari penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kenyataannya yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di wilayah Indonesia sebagai lahan pertanian dan hampir 50% dari total angkatan kerja masih menggantungkan nasibnya di sektor pertanian. Keadaan seperti ini menuntut kebijakan sektor pertanian yang disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan yang terjadi di lapangan dalam mengatasi berbagai persoalan yang menyangkut kesejahteraan bangsa (Husodo, 2004).

Pertanian di Indonesia yang meliputi tanaman pangan, tanaman perkebunan, kehutanan, dan perikanan yang diupayakan oleh masyarakat tani Indonesia yang diharapkan memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan dapat dijadikan untuk menjadi sumber devisa negara dengan memerlukan upaya dukungan dan perhatian dari pemerintah agar produk–produk pertanian yang diharapkan tercapai.

Pertanian di Indonesia yang mencakup tanaman pangan memerlukan perhatian khusus dari pemerintah karena selain untuk meningkatkan kesejahteraan petani pangan di Indonesia, juga untuk menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia akan ketahanan pangan dalam negeri. Pertanian tanaman pangan di Indonesia yang menjadi perhatian di Indonesia yakni petani padi yang mana tanaman padi


(15)

ada 2 macam yakni petani padi sawah dan petani padi ladang. Yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini yakni petani padi sawah, hal ini dikarenakan petani padi yang menjadi dominan di Indonesia adalah petani padi sawah.

Kebutuhan padi sebagai bahan makanan pokok di negara kita masih saja mengalami kenaikan. Produksi yang dihasilkan dari hasil tanaman dalam negeri masih belum memenuhi kebutuhan. Tiap tahun pemerintah harus mengimpor beras ratusan ribu ton dari luar negeri. Namun demikian bukan berarti bahwa kita tidak mempunyai usaha untuk meningkatkan hasil pertanian tersebut, justru karena itulah petani harus meningkatkan segala daya dan upaya agar produksi padi negara kita semakin melimpah dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat (Sugeng,1983).

Ciri yang sangat penting pada petani kecil ialah terbatasnya sumber daya dasar tempat ia berusahatani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang lahan kecil. Kadang-kadang disertai dengan ketidakpastian dalam pengelolaanya. Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam beberapa petak. Mereka mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan kesehatan yang sangat rendah. Mereka sering terjerat oleh hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan sarana produksi. Bersamaan dengan itu mereka menghadapi pasar dan harga yang tidak stabil. Mereka tidak menerima cukup dukungan penyuluhan, pengaruh mereka kecil. Akibatnya kelangsungan hidup mereka sering ketergantungan kepada orang lain dan pengaruh iklim yang jelek atau harga yang rendah dapat membawa bencana kepada petani dan keluarganya (Soerkatawi,1984).


(16)

Kontribusi sektor pertanian tanaman pangan di Propinsi Sumatera Utara difokuskan kepada pengembangan agribisnis, ketahanan pangan serta peningkatan kesejahteraan petani melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun 2005 sebesar 23,98% tahun 2006 sebesar 22,33%, tahun 2007 sebesar 22,56% dan penyerapan tenaga kerja sekitar 47,60% dari 5,28 juta penduduk yang tergolong angkatan kerja (Badan Pusat Statistik, 2007).

Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah MenurutKabupaten/ Kota Tahun 2011

Kabupaten/Kota Luas Panen

(Ha) Produksi (Ton)

Rata-rata Produksi (Ton/Ha)

1. Nias 13. 983 51. 597 3,69

2. Mandailing Natal 35. 323 155. 502 4,402

3. Tapanuli Selatan 29. 325 146. 181 4,985

4. Tapanuli Tengah 25. 256 107. 665 4,263

5. Tapanuli Utara 21. 198 95. 905 4,524

6. Toba Samosir 21. 145 113. 632 5,374

7. Labuhanbatu 25. 084 103. 894 4,142

8. Asahan 17. 835 83. 198 4,665

9. Simalungun 82. 349 471. 162 5,722

10. Dairi 13. 008 62. 641 4,816

11. Karo 14. 298 79. 738 5,577

12. Deli Serdang 84. 286 445. 597 5,287

13. Langkat 73. 357 373. 188 5,087

14. Nias Selatan 17. 791 69 541 3,909

15. Humbang Hasundutan 18. 179 85. 582 4,708

16. Pakpak Bharat 2. 575 11. 952 4,642

17. Samosir 8. 864 42. 459 4,79

18. Serdang Bedagai 63. 601 340. 916 5,36

19. Batu Bara 34. 385 160. 374 4,664

20. Padang Lawas Utara 14. 867 65. 361 4,396

21. Padang Lawas 17. 019 72. 110 4,237

22. Labuhanbatu Selatan 637 2. 642 4,147

23. Labuhanbatu Utara 35. 771 152. 999 4,277

24. Nias Utara 5. 729 20. 255 3,536

25. Nias Barat 2. 896 10. 776 3,721

26. Sibolga 0 0 0

27. Tanjungbalai 339 1 .530 4,513

28. Pematangsiantar 4. 309 24 .423 5,668

29. Tebing Tinggi 1. 031 4 .702 4,56

30. Medan 3. 153 13 .020 4,129

31. Binjai 4. 041 19 .470 4,818

32. Padangsidimpuan 8. 833 42 .439 4,805


(17)

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2012

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2010 memiliki luas panen padi sawah seluas 63.601 Ha produksi sebesar 340.915 ton dan rata–rata produksi sebanyak 5,360 ton/Ha.

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi tanaman pangan khususnya padi dan palawija di Sumatera Utara. Daerah ini sangat subur dan banyak penduduknya menggantungkan pekerjaannya dari hasil pertanian, sehingga peran sektor ini sangat penting. Sektor pertanian dengan segala kelebihan dan kekurangannya masih menjadi tumpuan masyarakat sebagai mata pencaharian utama dan masih sebagai sektor andalan. Hasil pertanian tanaman pangan merupakan komoditi yang sangat strategis karena menyangkut kebutuhan pokok masyarakat (Badan Pusat Statistik, 2011).

Tabel 1.2. Luas Panen, Produksi, dan Rata – Rata Produksi Padi Menurut Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai

No. Kecamatan Luas Panen

(Ha)

Produksi (Ton)

Rata – Rata Produksi (Ton/Ha)

1. Kotarih 347 1.6010 4.614

2. Silinida 481 2.2180 4.611

3. Bintang Bayu 688 3.1760 4.616

4. Dolok Masihul 4.008 18.9970 4.740

5. Serba Jadi 1.981 9.4870 4.789

6. Sipispis 803 3.7040 4.613

7. Dolok Merawan 0 0 0

8. Tebing Tinggi 5.270 24.9780 4.740

9. Tebing Syahbandar 2.255 10.4060 4.615

10. Bandar Khalifah 6.814 32.2990 4.740

11. Tanjung Beringin 9.058 42.8500 4.731

12. Sei Rampah 5.881 27.9350 4.750

13. Sei Bamban 9.703 46.0910 4.750

14. Teluk Mengkudu 5.152 24.4480 4.745

15. Perbaungan 11.101 53.2830 4.800

16. Pegajahan 2.485 11.8680 4.776


(18)

Jumlah Total 72.797 3.444.01 4.731

Sumber:

Produktivitas padi sawah dipengaruhi berbagai faktor diantaranya kepemilikan atas lahan.

Badan Pusat Statitistik Sumatera Utara, 2012

Berdasarkan kepemilikan lahan petani padi sawah dapat digolongkan menjadi 3 golongan yakni :

1. Petani pemilik lahan, yakni petani yang sebagai pemilik penuh atas lahan yang diusahakannya dalam usahatani padi sawahnya.

2. Petani setengah penyewa, yakni petani juga memiliki lahan dan petani juga menyewa lahan yang digunakannya dalam usaha padi sawahnya.

3. Petani penyewa, yakni lahan yang digarapnya atau yang diusahakannya dalam usaha padi sawahnya merupakan milik orang lain dan petani menyewa kepada pemilik lahan.

Kegiatan sewa–menyewa lahan ini terjadi antara 2 pihak yakni pihak pemilik lahan dan penyewa lahan sehingga mereka melakukan kesepakatan dalam bentuk perjanjian (Tafal, 1982).

Menurut Tricahyono (1983) biasanya lahan yang disewakan untuk kegiatan usaha tani tersebut pembayarannya dengan 2 sistem yaitu :

1. Membayar dengan uang tunai

Petani membayar sewa atas lahan yang disewanya kepada pemilik lahan dengan bentuk uang tunai dengan jumlah yang ditentukan kesepakatan yang telah disepakati oleh pihak penyewa dengan pihak pemilk lahan.


(19)

Petani membayar sewa atas lahan yang disewanya kepada pemilik lahan dengan cara membagi hasil pertaniaan yang diusahakannya di lahan yang disewanya dengan jumlah yang ditentukan kesepakatan yang telah disepakati.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskan identifikasi masalah penelitian adalah bagaimana pengaruh umur, bibit, lamanya bertani dan pupuk, terhadap produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh umur, bibit, lamanya bertani dan pupuk terhadap produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan referensi dan studi untuk pengembangan ilmu untuk pihak-pihak yang membutuhkan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dan kebijakan dalam rangka peningkatan produktivitas usahatani padi sawah.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam pengembangan wawasan untuk menjadi seorang peneliti.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Pada dasarnya perilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan, dan sikap mental petani itu sendiri. Dalam hal ini, pada umumnya karena tingkat kesejahteraan hidupnya dan keadaan lingkungannya dimana mereka tinggal dapat dikatakan masih menyedihkan sehingga menyebabkan pengetahuan dan kecakapanya tetap berada dalam tingkatan rendah dan keadaan seperti ini tentu akan menekan sikap mentalnya. Setiap petani ingin meningkatkan kesejahteraan hidupnya, akan tetapi hal-hal diatas merupakan penghalang sehingga cara berpikir, cara kerja, dan cara hidup mereka lama tidak mengalami perubahan–perubahan (Kartasapoetra, 1993).

Menurut Samsudin (1982), yang dimaksud dengan petani adalah mereka yang untuk sementara waktu atau tetap menguasai sebidang tanah pertanian, menguasai sesuatu cabang usahatani atau beberapa cabang usahatani dan mengerjakan sendiri, baik dengan tenaga sendiri maupun dengan tenaga bayaran. Menguasi sebidang tanah dapat diartikan pula penyewa, bagi hasil, atau berupa memiliki tanah sendiri. Petani juga dapat menggunakan tenaga kerja yang sifatnya tidak tetap di samping tenaganya sendiri.

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil


(21)

laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang diketahui (Hernanto, 1993). Tanah adalah salah satu aspek terpenting dalam pertanian yang menyangkut masalah tanah adalah kepemilikan, penggunaan dan pemeliharaan, pengawasan, dan penguasaan (Mubyarto, 1985).

Bagi petani yang memiliki atau menguasai lahan yang luas akan lebih tertarik untuk meningkatkan produktivitas mereka karena mereka dapat keuntungan yang lebih besar (Soekartawi, 1999).

Bagi petani yang status lahannya menyewa akan mencerminkan pendapatan yang rendah dibandingkan dengan petani yang status lahannya milik sendiri. Lahan sewa adalah lahan yang disewa oleh seorang petani kepada pihak lain, karenanya petani mempunyai kewenangan seperti tanah milik diluar batas jangka waktu sewa yang disepakati, penyewa tidak mempunyai kewenangan untuk menjual atau menjaminkan tanah tersebut sebagai agunan. Dalam hal perencanaan usaha, petani penyewa harus mempertimbangkan jangka waktu sewa, demikian pula dalam penentuan cabang usahanya (Hernanto, 1993).

Salsinha (2005) menyimpulkan bahwa, produksi dan efisiensi produksi usahatani padi sawah dipengaruhi oleh faktor luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk TSP dan tenaga kerja.

Input atau faktor produksi sektor pertanian adalah semua pengorbanan yang diberikan pada tanaman, agar tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik dan menghasilkan secara optimal. Di berbagai literatur, faktor produksi ini dikenal pula dengan istilah input, production faktor atau korbanan produksi. Faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produk yang diperoleh. Dalam


(22)

berbagai pengalaman menunjukkan, faktor produksi lahan dan modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi terpenting di antara faktor produksi yang lain (Widowati, 2007).

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Produktivitas Usahatani

Produktivitas dipengaruhi oleh suatu kombinasi dari banyak faktor antara lain kualitas bibit, pupuk, jenis teknologi yang digunakan, ketersediaan modal, kualitas infrastruktur dan tingkat pendidikan/pengetahuan petani/buruh tani. Selain faktor faktor tersebut praktek manajemen (pemupukan, pemberian pestisida dan sebagainya) juga sangat mempengaruhi produktivitas (Tambunan, 2003).

Petani berkepentingan untuk meningkatkan penghasilan usahatani dan keluarga sehingga tidak mengherankan apabila ada teknologi baru, petani akan mempertimbangkan untung ruginya. Setelah secara teknis dan ekonomi dianggap menguntungkan barulah petani memutuskan untuk menerima dan mempraktekkan ide-ide baru tersebut.

Sebagaimana telah diketahui pada umunya petani masih mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh petani dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat berupa lemahnya modal, rendahnya tingkat pendidikan, dan keterampilan serta lemahnya bergaining position yang dimiliki oleh petani itu sendiri. Fasilitas yang dapat diberikan kepada petani dapat berupa sarana produksi pertanian berupa sarana produksi pertanian seperti bibit tanaman unggul, pupuk, obat-obatan, pembasmi hama dan biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk membayar upah


(23)

buruh yang melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh petani itu sendiri (Soekartawi, 1998).

Petani yang berumur 50 tahun ke atas biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang mengubah cara berpikir, cara kerja dan cara hidupnya. Mereka bersikap apatis terhadap inovasi. Semakin muda umur petani maka makin semangat untuk mengetahui hal baru, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk cepat melakukan adopsi walaupun sebenarnya mereka masih belum berpengalaman soal adopsi tersebut (Kartasapoetra, 1994).

Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfatkan sumber-sumber daya alam yang tersedia. Usaha-usaha petani berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan yang rendah (Kartasapoetra, 1994).

Pendapatan keluarga petani adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pertanian ditambah dengan pendapatan rumah tangga dari luar usahatani. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar mencerminkan tersedianya dan yang cukup dalam berusahatani. Rendahnya pendapatan menyebabkan turunnya investasi (Soekartawi, 2002).

Cepat tidaknya mengadopsi inovasi bagi petani sangat tergantung kepada faktor eksteren dan interen. Faktor interen itu sendiri yaitu faktor sosial dan ekonomi petani. Faktor sosial di antaranya: umur, tingkat pendidikan, frekuensi mengikuti penyuluhan dan lamanya berusahatani. Sedangkan faktor-faktor ekonomi di antaranya adalah: jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi dan produktivitas yang dimiliki dan ada tidaknya usahatani yang dimiliki oleh


(24)

petani. Faktor sosial ekonomi ini mempunyai peranan yang cukup penting dalam pengelolaan usahatani (Soekartawi, 1999).

Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah yakni antara lain:

2.2.1.1. Umur

Menurut Soekartawi (1999), rata-rata petani Indonesia yang cenderung tua sangat berpengaruh pada produktivitas sektor pertanian Indonesia. Petani berusia tua biasanya cenderung sangat konservatif dalam menyikapi perubahan atau inovasi teknologi. Berbeda halnya dengan petani yang berusia muda.

Makin muda umur petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui sehingga mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan anjuran dari kegiatan penyuluhan (Kusuma, 2006).

Makin muda petani biasanya lebih semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui sehingga mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi (Lubis, 2000).

Petani yang berusia lanjut sekitar 50 tahun keatas, biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian yang dapat mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidupnya. Mereka ini bersikap apatis terhadap adanya teknologi baru dan inovasi, semakin muda umur petani, maka semakin tinggi semangatnya mengetahui hal baru, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk cepat melakukan adopsi walaupun sebenarnya mereka masih belum berpengalaman soal adopsi tersebut (Kartasapoetra, 1993).

Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan


(25)

sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja dimana dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).

2.2.1.2. Bibit

Menurut Nandhar Mundhy Nugroho (2011), dengan penggunaan bibit padi yang baik, maka akan menghasilkan tanaman yang baik pula. Selain itu kelebihan penggunaan bibit bermutu adalah menghasilkan produksi padi yang tinggi.

Penggunaan benih bermutu dalam budidaya akan meningkatkan efektivitas dan efesiensi karena populasi tanaman yang akan tumbuh dapat diperkirakan sebelumnya. Dengan demikian dapat diperkirakan jumlah benih yang akan ditanam dan benih sulaman (Widowati, 2007).

2.2.1.3. Lama Berusahatani

Menurut Soekartawi (1999) pengalaman seseorang dalam berusahatani berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada petani pemula.

Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan anjuran penyuluh daripada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan (Kusuma, 2006).

2.2.1.4. Pupuk

Selain dari faktor produksi, yaitu luas lahan, tenaga kerja, dan penggunaan benih, faktor lain yang mempengaruhi produksi padi adalah penggunaan pupuk. Tingkat produktivitas usahatani padi pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh


(26)

tingkat penerapan teknologinya, dan salah satu diantaranya adalah pemupukan. Pedoman tingkat penggunaan pupuk per satuan luas secara teknis telah dikeluarkan oleh Dinas Pertanian. Dengan penggunaan pupuk yang tidak sesuai dosis tersebut maka produtivitas per satuan lahan dapat menjadi berkurang, sehingga produksi beras di Jawa Tengah mengalami penurunan. Oleh karena itu berapa dan dalam kondisi bagaimana faktor-faktor produksi digunakan, semuanya diputuskan dengan menganggap bahwa produsen selalu berusaha untuk mencapai keuntungan yang maksimum (Triyanto, 2006).

Mula-mula pupuk yang digunakan untuk memacu pertumbuhan tanaman cukup dengan pupuk kandang atau kompos. Namun karena pupuk kandang dan kompos dinilai kurang memuaskan akhirnya ditemukan pupuk buatan (pupuk kimia) yang mangandung hara lengkap, baik makro maupun mikro. Pupuk kimia tersebut memiliki kemampuan ajaib untuk memacu pertumbuhan dan produktivitas tanaman budi daya (Andoko, 2008).

Pemupukan berimbang yang didasari oleh konsep “ pengelolaan hara spesifik lokasi” (PHSL) adalah salah satu konsep penetapan rekomendasi pemupukan. Dalam hal ini, pupuk diberikan untuk mencapai tingkat kesediaan hara esensial yang seimbang di dalam tanah dan optimum guna: (a) meningkatkan produktivitas dan mutu tanaman, (b) meningkatkan efisiensi pemupukan, (c) meningkatkan kesuburan tanah, dan (d) menghindari pencemaran lingkungan (Deptan, 2007).


(27)

2.3. Penelitian Terdahulu

Mahananto (2009) melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi Sawah (Studi Kasus di Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah). Penelitian dilakukan terhadap 120 petani sampel di empat desa sampel di wilayah Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang digunakan secara simultan faktor-faktor luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida, pengalaman petani dalam berusahatani, jarak rumah petani dengan lahan garapan, dan sistem irigasi berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan produksi padi sawah. Selain itu model yang digunakan menunjukkan bahwa: secara parsial luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida (obat-obatan), jarak lahan garapan dengan rumah petani dan sistem irigasi berpengaruh terhadap peningkatan produksi padi sawah. Sedangkan pengalaman petani tidak berpengaruh (non significant) terhadap peningkatan produksi padi sawah.

Rika Meiliza (2006) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pupuk terhadap Optimasi Produksi Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang . Hasil penelitian menunjukkan (1) penggunaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK Ponska di daerah penelitian berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi padi sawah,(2) penggunaan pupuk urea dan parsial berpengaruh nyata terhadap produksi, (3) penambahan pupuk urea 1 % mengakibatkan produksi meningkat sebesar 0,59 %, (4) Penggunaan pupuk SP-36 oleh petani padi sawah tidak optimal, (5) Efisiensi teknis penggunaan pupuk urea terhadap produksi pada lahan luas lebih besar daripada lahan sempit.


(28)

Sugiarto (2008) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Padi Sawah di Kabupaten Dharmasraya.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa:

(1) Terdapat Pengaruh positif dan signifikan terhadap luas lahan dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Dharmasraya. (2) Terdapat pengaruh positf dan signifikan antara penggunaan bibit unggul dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Dharmasraya. (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara penggunaan pupuk dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Dharmasraya. (4) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara penggunaan tenaga kerja dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Dharmasraya. (5) Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara luas lahan, bibit unggul, dan tenaga kerja dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Dharmasraya.

2.4. Kerangka Konseptual

Petani adalah setiap individu yang mempunyai ataupun tidak mempunyai lahan untuk usaha pertaniannya untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan hidupnya di bidang pertanian yang pada umumnya faktor utama produksi di dalam bertani adalah yang dipakai untuk melaksanakan usahataninya (Soekartawi, 1999).

Petani dengan status penyewa (murni) adalah petani yang mengusahakan lahan usahatani dimana seluruh areal sawah yang dikerjakan adalah lahan yang disewa (100% milik orang lain). Petani penyewa memperoleh hak pakai atas tanah


(29)

yang dibayar dengan tunai atau dengan jumlah hasil produksi yang sudah ditentukan terlebih dahulu (Todaro,1998).

Pada umumnya petani penyewa yang terdapat di daerah–daerah pedesaan tidak banyak yang memiliki lahan sendiri sehingga keberadaan petani pemilik yang memberikan lahannya untuk disewakan dan dikerjakan oleh petani penyewa sedikit banyaknya telah membantu petani penyewa dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Petani dengan status penyewa adalah petani yang mengusahakan lahan usahatani dimana areal sawah yang digarapnya merupakan lahan yang disewa dari orang lain. Petani penyewa memperoleh hak pakai atas tanah yang dibayar dengan uang atau membayar dengan jumlah hasil yang sudah ditentukan terlebih dahulu.

Faktor–faktor yang mempengaruhi sikap petani penyewa terhadap produktivitas padi sawah yakni kontribusi masing-masing faktor terhadap produktivitas padi sawah tidaklah sama tetapi memiliki keterkaitan satu sama lainnya.


(30)

Adapun skema kerangka pemikiran berkaitan dengan faktor-faktortersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Keterangan :

= menyatakan pengaruh

1. Umur

2. Bibit

3. Lama Bertani

4. Pupuk Produktivitas

Usahatani Padi Sawah


(31)

2.5. Hipotesis Penelitian

Adapun yang menjadi hipotesis dari penelitian ini adalah umur, bibit, lamanya bertani dan pupuk berpengaruh nyata terhadap produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Desa Pematang Sijonam di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dengan alasan bahwa desa ini merupakan daerah pertanian yang memiliki petani penyewa terbanyak dan merupakan salah satu sentra padi di Kabupaten Serdang Bedagai.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Populasi petani yang mengusahakan usahatani padi sawah ada sebanyak 751 KK, dimana populasi petani penyewa adalah sebanyak 124 KK dan penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling, yakni pengambilan data dari sampel secara acak yang sesuai dengan kriteria penelitian. Jumlah sampel adalah sebesar 52 KK yang ditentukan dengan metode Slovin dengan batas toleransi kesalahan 10 persen dengan rumus di bawah ini :

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan (error)


(33)

Tabel 3.1. Jumlah Luas Lahan dan Petani Penyewa Berdasarkan Kelompok Tani di Desa Pematang Sijonam

No Kelompok Tani Luas Lahan (Ha) Petani Penyewa (KK)

1 Sri Kandis 30 22

2 Harapan 21 19

3 Semboyan 17 14

4 Karya I 30 15

5 Karya IV 38 27

6 Setia Kawan 17 18

7 Kencana VIII 7 9

Total 160 124

Sumber: Ketua Gapoktan Desa Pematang Sijonam, 2013

3.3.Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari wawancara langsung kepada petani padi sawah yang menyewa lahan di Desa Pematang Sijonam dan data sekunder diperoleh dari instasi terkait seperti Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Dinas Pertanian Serdang Bedagai, Kantor Kecamatan Perbaungan, dan lain–lain serta buku yang mendukung penelitian ini.

3.4. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian ditabulasi untuk selanjutnya dilakukan analisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis Regresi Linier Berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel-variabel ekonomi yang terdapat dalam persamaan model. Sebagai variabel terikat (dependent


(34)

variable) adalah produktivitas padi sawah. Sedangkan variabel bebas (independent variable) adalah umur petani, pendidikan, lama berusaha tani, luas lahan, bibit, tenaga kerja dan pupuk. Adapun persamaan fungsi dasarnya sebagai berikut:

Y = P0 + P1X1 + P2X2 + P3X3 + P4X4

dengan,

+ e

Y = Produktivitas padi sawah (Kg/Ha) X1

X

= Umur petani (tahun) 2

X

= Bibit (Kg) 3

X

= Lamanya bertani (tahun) 4

P

= Pupuk (Kg) 0

P1-P5 = Koefisien Regresi = Konstanta

e = Variabel gangguan (error term)

Setelah dianalisis selanjutnya dilakukan beberapa pengujian agar mendapatkan model terbaik yang dapat merepresentasikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan secara baik. Beberapa uji yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

3.4.1. Uji Asumsi Klasik

Agar mendapatkan model yang terbaik dalam regresi linier berganda harus memenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik. Asumsi-asumsi tersebut yaitu autokorelasi, multikolinearitas, normalitas, dan heterokedastisitas.


(35)

3.4.1.1. Normalitas

Menurut Gujarati (1997), model regresi linier berganda harus mengasumsikan variabel pengganggu (residual) µi terdistribusi secara normal, yang artinya nilai µ (untuk setiap nilai Xi) menyebar simetris. Karena itu, model regresi yang baik adalah yang mengikuti garis normal. Jika asumsi ini dilanggar maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang ada.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah variabel µi berdistribusi normal atau tidak adalah dengan Uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2009).

3.4.1.2. Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel bebas atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah mutikolinearitas. Dampak adanya multikolinearitas antara lain: nilai standard error untuk masing-masing koefisien menjadi tinggi, sehingga t-hitung menjadi rendah; standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya variable bebas; serta pengaruh masing-masing variabel bebas sulit di deteksi (Priyatno, 2009).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Dalam kebanyakan penelitian


(36)

menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.4.1.3. Heteroskedastisitas

Priyatno (2009) menyatakan bahwa heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedastisitas. Heterokedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat pola titik-titik pada scatter plot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi (Priyatno, 2009).

3.4.2. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit)

Untuk dapat memperoleh hasil regresi yang terbaik secara statistik yang disebut BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka ada beberapa uji siatistik yang harus dipenuhi yaitu Analisis Koefisien Determinasi (R2

3.4.2.1. Analisis Koefisien Determinasi (R

), Uji-F (uji simultan), dan Uji-T (uji parsial).

2

Koefisien Determinasi (R

)

2

) digunakan untuk melihat kekuatan variabel bebas dalam mempengaruhi kekuatan variabel terikat. Koefisien determinasi mempunyai range antar nol sampai satu (0 ≤ R 2 ≤ 1), semakin besar R2 (mendekati satu) maka semakin baik, dan semakin mendekati nol maka variabel


(37)

bebas secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan faktor fakor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.

3.4.2.2. Uji –F (Uji Simultan)

Uji-F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas secara serempak berpengaruh nyata terhadap faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan sebagai variabel terikat. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0

H

: variabel bebas secara serempak tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat.

1

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F : variabel bebas secara serempak memiliki pengaruh yang nyata terhadap

variabel terikat.

hitung dengan F tabel

- Jika F

, dengan menggunakan α sebesar 0,05 yaitu dengan kriteria: hitung≥ F tabel, maka H0

- Jika F

ditolak.

hitung< F tabel, maka H0 diterima.

3.4.2.3. Uji – T (Uji Parsial)

Uji-T digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara indiviu terhadap faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan sebagai variabel terikat. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 H

: variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.


(38)

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai T

hitung dengan T tabel - Jika T

, dengan menggunakan α sebesar 0,05 yaitu dengan kriteria: hitung ≥ T tabel, maka H0

- JikaT

ditolak.

hitung< T tabel, maka H0

3.5. Definisi dan Batasan Operasional diterima.

3.5.1. Defenisi

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah–istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

1. Petani padi sawah adalah petani yang mengusahakan komoditi padi di areal sawah.

2. Petani sampel adalah penyewa lahan yang mengusahakan lahan sawah yang berdomisili di Desa Pematang Sejonam di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Petani dengan status penyewa adalah petani yang mengusahakan lahan usahatani dimana areal sawah yang dikerjakannya adalah lahan yang disewa dari orang lain.

4. Faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap produktivitas padi sawah meliputi: umur, lamanya bertani, bibit, dan pupuk.

5. Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai dengan sekarang (tahun).

6. Lamanya bertani adalah lamanya waktu petani yang terhitung sejak memulai bertani sampai sekarang (tahun).


(39)

7. Luas lahan adalah luas areal persawahan yang akan ditanam padi pada musim tertentu (Ha).

8. Bibit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah benih yang telah berkecambah (Kg)

9. Pupuk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman (Kg).

10. Produktivitas padi sawah ialah banyaknya hasil panen padi persatuan luas lahan (ton/Ha).

3.5.2. Batasan Operasional

1. Waktu penelitian adalah tahun 2014.

2. Sampel adalah Petani Penyewa Lahan di Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan.


(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Desa Pematang Sijonam

4.1.1. Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim

Desa Pematang Sijonam berada di Kecamatan Perbaungan. Adapun kecamatan Perbaungan merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Serdang Bedagai. Desa Pematang Sijonam memiliki luas wilayah sebesar ± 569 Ha yang terdiri dari 6 (enam) dusun.

Adapun batas-batas Desa Pematang Sijonam adalah sebagai berikut: Bagian Utara berbatasan langsung dengan Desa Cemara

Bagian Timur berbatasan langsung dengan Desa Bengkel Bagian Selatan berbatasan langsung dengan Desa Melati Bagian Barat berbatasan langsung dengan Desa Tualang

Jarak tempuh dari pusat desa ke kabupaten dan kecamatan tidak cukup jauh. Jarak dari pusat pemerintahan desa ke kabupaten sejauh ± 23 Km, dan jarak dari pusat pemerintahan desa ke kabupaten ke kecamatan sejauh ± 6 Km.

4.1.2. Tata Guna Usaha

Pola penggunaan tanah di Desa Pematang Sijonam beragam jenisnya. Penggunaan tanah terdiri dari bangunan-bangunan pemukiman penduduk, pemerintahan, tempat ibadah, pasar tradisional, bangunan pendidikan, fasilitas umum, dan lahan-lahan pertanian.

Di Desa Pematang Sijonam memiliki beberapa saluran irigasi yang terdiri dari beberapa jenis. Jenis irigasi tersebut yaitu saluran primer, saluran sekunder,


(41)

saluran tersier, dan pintu bagi. Saluran irigasi dibangun untuk membantu kelancaran penggunaan lahan pertanian.

4.1.3. Keadaaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Pematang Sijonam pada tahun 2013 adalah sebanyak 4200 jiwa. Ini merupakan jumlah yang cukup banyak untuk sebuah desa.

a. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Umur

Keadaan umur penduduk Desa Pematang Sijonam terdiri dari 5 kelompok umur, yaitu kelompok umur 17 s/d 59 tahun yaitu 2.325 jiwa (55,35%), sedangkan kelompok umur yang terkecil yatu 0 s/d 5 tahun yaitu 218 jiwa (5,19%). Dengan demikian jumlah penduduk di Desa Pematang Sijonam lebih banyak kelompok produktif. Selanjutnya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Umur di Desa Pematang Sijonam No. Kelompok Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 0 s/d 5 218 5,19

2 6 s/d 12 430 10,23

3 13 s/d 16 698 16,61

4 17 /d 59 2.325 55,35

5 > 60 529 12,59

Total 4200 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013 b. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Agama

Penduduk Desa Pematang Sijonam menganut 3 agama yaitu Islam, Kristen Protestan, dan Katolik dengan sebagian besar penduduknya menganut agama Islam dengan jumlah penduduk 3764 jiwa (89,62%) dan sebagian kecil menganut


(42)

agama Katolik dengan jumlah penduduk 122 jiwa (2,90%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Pematang Sijonam

No. Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Islam 3764 89,62

2 Kristen Protestan 314 7,48

3 Khatolik 122 2,90

Total 4200 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013

c. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Etnris / Suku

Penduduk Desa Pematang Sijonam terdiri dari 6 (enam) suku yang terbesar adalah suku Banjar yaitu 1513 jiwa (36,02%) sedangkan suku yang terkecil adalah suku Mandailing 141 jiwa (3,35%). Dengan demikian di Desa Pematang Sijonam penduduknya mayoritas adalah suku Banjar (Kalimantan). Untuk lebih jelas keadaan penduduk menurut etnis / suku dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Menurut Etnis/Suku di Desa Pematang

Sijonam

No. Etnis / Suku Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Melayu 1494 35,57

2 Jawa 730 17,38

3 Banjar 1513 36,02

4 Batak 172 4,09

5 Karo 150 3,57

6 Mandailing 141 3,35

Total 4200 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013

d. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Pendidikan

Penduduk di Desa Pematang Sijonam memiliki 7 (tujuh) tingkat pendidikan dimana yang paling banyak adalah SD dengan jumlah 2628 orang (62,57%) sedangkan yang paling sedikit adalah tamat Diploma 3 (D3) dengan jumlah 17


(43)

orang (0,40%). Untuk mengetahui semua tingkat pendidikan yang ada di Desa Pematang Sijonam dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pematang Sijonam

No. Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 PAUD 70 1,66

2 TK 148 3,52

3 SD 2628 62,57

4 SMP 789 18,71

5 SMA / Sederajat 516 12,28

6 D-3 17 0,40

7 S-1 32 0,76

Total 4200 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013 e. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Pekerjaan

Pada umumnya penduduk Desa Pematang Sijonam memiliki pekerjaan sebagai buruh tani, ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang menjadi buruh tani yaitu 1466 orang (34,90%) dan sebagian kecil memiliki pekerjaan sebagai TNI / polisi dengan jumlah 7 orang (0,16%). Pemaparannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pematang Sijonam

No. Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 PNS 25 0,59

2 TNI / Polri 7 0,16

3 Karyawan 15 0,35

4 Wiraswasta 1465 34,88

5 Petani 476 11,33

6 Buruh Tani 1466 34,90

7 Lain – lain 746 17,76

Total 4200 100,00


(44)

4.1.4. Sarana Dan Prasarana

Semakin baik sarana dan prasarana di Desa Pematang Sijonam maka akan mempercepat laju pertumbuhan desa ini. Cepatnya laju pertumbuhan akan mempengaruhi kemajuan laju ekonomi di Desa Pematang Sijonam. Sarana dan prasarana suatu daerah sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan suatu daerah.

Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana bidang pemerintahan berupa kantor kepala desa dengan luas lebih kurang 500 m2

Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana bidang komunikasi yaitu jaringan telepon kabel (rumah) yang tersebar luas. Termasuk 4 wartel beroperasi usaha di Dusun I Desa Pematang Sijonam. Mengenai sarana dan prasarana air bersih, mayoritas masyarakat Desa Pematang Sijonam memanfaatkan sumberdaya air lewat sumur gali sebagai sumber kebutuhan air bersih untuk digunakan sehari-hari.

dan mempunyai 2 kantor pemerintahan lainnya yaitu ; Dinas Pengolahan Sumberdaya Air (PSDA) serta Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Peternakan, dan Kehutanan (BP3K).

Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana peribadatan berupa 1 unit Masjid, 8 unit Musholla, dan 2 unit Gereja. Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana pendidikan berupa 1 unit TK, 2 unit PAUD, 1 unit Madrasah, serta 1 unit SMP Swasta.

Di Desa Pematang Sijonam terdapat beberapa cabang olahraga yang digeluti oleh masyarakat. Beberapa cabang olahraga tersebut adalah sepak bola, volly, sepak takraw, bulu tangkis/badminton, billiard, dan lain lain. Namun,


(45)

sarana yang ada masih berupa sarana olahraga tradisional karena keterbatasan lahan dan dana tentunya. Sehingga cabang olahraga tersebut kurang berkembang. Walaupun pada setiap kejuaraan atau perlombaan ataupun kompetisi maupun turnamen Desa Pematang Sijonam selalu berprestasi.

4.2. Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah petani penyewa lahan yang mengusahakan usahatani padi sawah di Desa Pematang Sijonam. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan lebih rinci pada paragraf-paragraf berikut ini.

Karakteristik petani sampel yang dimaksud adalah meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari luas lahan, umur, tingkat pendidikan, dan lamanya petani tersebut berusahatani padi sawah. Untuk lebih jelasnya, pada tabel 4.6 di bawah dapat dilihat karakteristik sosial ekonomi dari sampel petani yang menyewa lahan dan megusahatanikan usahatani padi sawah.

Tabel 4.6 Karakteristik Sosial Ekonomi Petani

No Karakterisitik Sosial Ekonomi Range Rata-Rata

1 Luas Lahan (Ha) 0,2 – 1,9 0,57

2 Umur (Tahun) 27 – 59 44,01

3 Tingkat Pendidikan (Tahun) 6 – 12 7,67

4 Lama Berusahatani (Tahun) 9 - 35 20,82

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 1)

Luas lahan petani penyewa lahan yang mengusahakan usahatani padi sawah berkisar antara 0,2 – 1,1 Ha dengan rata-rata 0,57 Ha. Rata-rata tersebut menunjukkan bahwa lahan petani sampel dalam berusahatani padi sawah cukup luas.


(46)

Dalam tabel 4.6 memperlihatkan bahwa umur petani sampel berkisar antara 28 hingga 59 tahun. Ini merupakan angka yang cukup produkif dalam menghasilkan produksi dengan rata-rata petani sampel 44,01 tahun.

Tingkat pendidikan formal petani sampel yang mengusahakan padi sawah dan menyewa lahan berkisar 6 – 12 tahun dengan rata-rata pendidikan petani 7,67 tahun yang menunjukkan bahwa rata-rata petani sampel berkisar di Sekolah Menengah Pertama. Hal tersebut memperlihatkan bahwa ingkat pendidikan petani masih tergolong rendah. Tingkat pendidikan formal masih belum sepenuhnya berpengaruh bagi petani dalam melakukan usahatani.

Lamanya petani dalam melakukan usahatani padi sawah dalam sampel ini berkisar 9 – 35 tahun dengan rata-rata 20,82 tahun. Angka ini menunjukkan waktu yang cukup bagi petani dalam menjalankan usahataninya. Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sampel sudah cukup lama dalam menjalankan usahataninya.

4.3. Produktivitas

Produktivitas merupakan kemampuan tanah untuk memproduksi sesuatu spesies tanaman atau suatu sistem pertanaman pada suatu sistem pengelolaan tertentu. Produktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalaha ialah banyaknya hasil panen padi sawah persatuan luas lahan (ton/ha). Adapun rata-rata produktivitas padi sawah di Desa Pematang Sijonam adalah 8,344873657 ton/ha, produktivitas tertinggi yaitu 10,75 ton/ha, sedangkan yang terendah adalah 6,00 ton/ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7.


(47)

Tabel 4.7 Produktivitas Padi Sawah Petani Penyewa Lahan di Desa Pematang Sijonam

No Sampel

Luas Lahan (Ha)

Produksi (Kg) Produktivitas

1 0,3 2000 6,67

2 0,6 4500 7,50

3 0,8 5500 6,88

4 0,3 2200 7,33

5 0,6 4500 7,50

6 0,6 4000 6,67

7 0,3 2100 7,00

8 0,4 4300 10,75

9 0,4 4000 10,00

10 0,6 5000 8,33

11 0,4 4200 10,50

12 0,6 4600 7,67

13 0,5 4000 8,00

14 0,5 4300 8,60

15 0,4 5000 12,50

16 0,6 4500 7,50

17 0,2 1800 9,00

18 0,2 2000 10,00

19 0,2 1700 8,50

20 1 6500 6,50

21 1 6000 6,00

22 0,8 5300 6,63

23 0,2 1800 9,00

24 0,2 2000 10,00

25 1,4 9500 6,79

26 0,4 4400 11,00

27 0,4 5000 12,50

28 1,4 9000 6,43

29 1,9 12000 6,32

30 0,8 5500 6,88

31 0,5 4000 8,00

32 0,6 4500 7,50

33 0,2 1800 9,00

34 0,8 5200 6,50

35 1 6700 6,70

36 0,2 1900 9,50

37 0,2 1800 9,00


(48)

No Sampel

Luas Lahan

(Ha) Poduksi (Kg)

Produktivitas (ton/Ha)

39 0,4 4300 10,75

40 0,4 4000 10,00

41 1 6500 6,50

42 0,6 4700 7,83

43 1,2 9500 7,92

44 1 7000 7,00

45 0,2 1800 9,00

46 1,1 7100 6,45

47 0,3 2400 8,00

48 0,2 2100 10,50

49 0,6 4500 7,50

50 0,7 5500 7,86

51 0,4 4200 10,50

52 0,2 1800 9,00

Total 30 230500 433,9334302

Rata-rata 0,576923 4432,692 8,344873657 Sumber: Data Primer (diolah)

4.4. Pengaruh Umur, Bibit, Lamanya Bertani, dan Pupuk terhadap Produktivitas Padi Sawah Petani Penyewa Lahan

Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan dilaksanakan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Desa Pematang Sijonam. Data yang digunakan merupakan data sekunder dengan wawancara langsung kepada petani yang telah dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini.

Variabel terikat dalam penelitian menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan ini adalah produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan, dan variabel bebasnya adalah umur, lamanya bertani, bibit dan pupuk.


(49)

4.4.1. Pengaruh Umur terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan

Faktor pertama adalah umur dari petani usahatani padi sawah. Faktor ini dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi produktivitas karena umur setiap petani padi sawah di daerah penelitian akan mempengaruhi kinerja dan produktivitas dari pelaku usahatani. Hal ini akan mempengaruhi hasil produksi dari usahataninya karena intensitas petani berbeda-beda dalam merawat usahatani sesuai kekuatan fisik dari tiap umur petani.

4.4.2. Pengaruh Lamanya Bertani terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan

Faktor kedua adalah lamanya petani pelaku usahatani bertani. Faktor ini dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi produktivitas karena banyaknya pengalaman petani menunjukkan berapa dalamnya pemahaman petani terhadap seluk-beluk usahatani padi sawah, baik itu dari segi bibit, pemeliharaan, hingga hama dan panen. Lama atau tidaknya pengalaman petani ditentukan dari berapa lama petani tersebut telah berusahatani.

4.4.3. Pengaruh Bibit terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan

Faktor ketiga adalah bibit yang digunakan dalam usahatani. Faktor ini dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi produktivitas karena bibit yang digunakan oleh petani di daerah penelitian belum dapat dikatakan menggunakan bibit unggul secara keseluruhan. Hal ini memberi dampak bagi kualitas dan kuantitas dari produksi padi sawah itu sendiri.


(50)

4.4.4. Pengaruh Pupuk terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan

Faktor keempat adalah pupuk yang digunakan dalam usahatani padi sawah. Faktor ini dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi produktivitas karena dengan adanya pupuk maka usahatani padi sawah akan menjadi lebih gembur dan lebih produktif. Dengan begitu, penggunaan pupuk akan menjadi faktor yang mempenaruhi tingkat produktivitas dari produksi padi sawah itu sendiri.


(51)

4.5. Interpretasi Model Hasil Analisis Regresi Linier

Untuk pemaparan mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan akan dijelaskan menggunakan persamaan Regresi Linier Berganda.

Tabel 4.8. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi Sawah dengan menggunakan SPSS versi 16. Penduga Koefisien

Regresi

Sig T Sig F Tolerance VIF

Konstanta 9,994 7,813

Umur -0,12 -0,264 0,211 4.743

Bibit -3.89 -3,970 0,280 3.572

Lama berusaha tani 0,16 0,325 0,194 5.165

Pupuk 0.13 1.084 0,311 3.218

R2 0,426

0,000

Sumber : Data primer diolah diambil dari lampiran 6

Model yang diperoleh dari hasil analisis regresi di atas adalah : Y = 9,994 0,12X1 – 3.89X2 + 0,16X3 + 0.13X4

Persamaan regresi di atas dapat menjelaskan bahwa:

1. Konstanta sebesar 9,994, nilai ini menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah adalah sebesar 9,994 apabila tidak dipengaruhi oleh umur (X1), bibit (X2), lama berusahatani(X3) dan pupuk (X4

2. Koefisien umur bernilai -0,12 angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi penurunan umur petani sebesar 1 tahun, maka akan terjadi peningkatan produktivitas dari usahatani padi sawah sebesar 0,12 ton/ha. Hal ini dikarenakan peningkatan umur berpengaruh terhadap kinerja petani dalam melakukan usahatani padi sawah.

).

3. Koefisien bibit bernilai negatif yaitu sebesar -3.89, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan bibit sebesar -3.89 kg maka akan terjadi


(52)

penurunan produktivitas dari usahatani padi sawah sebesar -3.89 ton/ha. Hal ini dikarenakan bibit yang ditanam bervariasi dan petani di desa itu tidak dinamis dalam berinovasi.

4. Koefisien lama berusahatani bernilai 0,16 angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan lamanya petani berusahatani selama 1 tahun, maka akan terjadi peningkatan produktivitas dari usahatani padi sawah sebesar 0,16 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani dalam usahatani mempengaruhi peningkatan produksi dari usahatani padi sawah di daerah penelitian.

5. Koefisien pupuk bernilai 013, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pupuk sebesar 1 kg, maka akan terjadi peningkatan produktivitas dari usahatani padi sawah sebesar 0,13 ton/Ha. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk dalam usahatani mempengaruhi peningkatan produksi dari usahatani padi sawah di daerah penelitian.

4.6. Uji Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas

Untuk uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai VIF pada tiap independent variable yang dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinearitas

Independent Variable Collinierity Statistics

Tollerance VIF

Umur 0,211 4,743

Bibit 0,280 3,572

Lama berusahatani 0,194 5,165

Pupuk 0,311 3,218


(53)

Menurut Ragner Frish dalam Supranto (2005) untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat ditinjau dari beberapa hal berikut :

1. nilai toleransi lebih besar dari 0,1 2. nilai VIF lebih kecil dari 10 3. R² = 1

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai VIF masing-masing variabel berada dibawah 10. Nilai VIF umur sebesar 4,741 < 10, nilai VIF bibit 3572 < 10, nilai VIF lama berusahatani sebesar 5,165 < 10, nilai VIF pupuk sebesar 3,218 < 10, dan tolerance semua input produksi di atas 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa model tidak mengandung multikolinearitas.

2. Normalitas

Untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal, dilakukan uji normalitas. Pada penelitian ini normalitas dilakukan dengan pendekatan grafik. Uji normalitas dengan pendekatan grafik dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.


(54)

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas

Distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal, apabila distribusi data berbentuk lonceng (bell shaped) (Santoso, 2010). Berdasarkan tampilan histogram pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi data berbentuk lonceng (bell shaped), sehingga data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Kemudian tampilan Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual

pada Gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal. Suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila garis yang digambarkan data menyebar atau merapat ke garis diagonalnya (Sulianto, 2011).


(55)

Gambar 4.2. Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual

Dari kedua gambar diatas maka dengan demikian data tersebut dikatakan berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

3. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati

scatterplot. Uji asumsi klasik heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik dapat dilihat pada Gambar 4.3.


(56)

Gambar 4.3. Scatterplot Uji Heteroskedastitas

Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati

scatterplot. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan

scatterplot jika menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas.

Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan melihat Gambar 4.3. menunjukkan bahwa scatterplot menyebar secara acak dan titik-titik data menyebar di bawah dan di atas angka 0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.


(57)

4.7 Uji Kesesuaian Model

4.7.1. Analisis Koefisien Determinasi (R2 Tabel 4.10. hasil Koefisien Determinasi (R

) 2

Model Summary )

Model R R Square AdjustedR Std. Error of b

Square the Estimate 1 .652a .426 .377 1,30581

a. Predictors: (Constant), ), bibit, umur, pupuk, lama bertani

b. Dependent Variable: Produktivitas

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,426 (Tabel 4.10). Hal ini menunjukkan bahwa 43% variasi variabel umur (X1), bibit (X2), lama berusahatani (X3), dan pupuk (X4) dapat menjelaskan bagaimana produktivitas padi sawah di Desa Pematang Sijonam. Kemudian sisanya 57% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

4.7.2. Uji-F (Uji Simultan/Serempak)

Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F disajikan pada Tabel 4.11, menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir yaitu α 5% atau 0,05 atau dapat diketahui melalui uji F. Hal ini menunjukkan bahwa H0 dittolak atau H1 diterima, yaitu bibit (X1), umur (X2), lama berusahatani (X3), pupuk (X4), dan tenaga kerja (X6), secara serempak berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah (Y).


(58)

Tabel 4.11. Hasil Uji Serempak

ANOVAb Model Sum Of Men

Squares df Square F Sig 1 Regresion 59.379 5 14.845 8.706 .000 Residual 80.142 47 1.705

a

Total 139.521 51

a. Predictors: (Constant), bibit, umur, pupuk, lama bertani b. Dependent Variable: Produktivitas

Sumber: Lampiran 6

4.7.3. Uji – T (Uji Parsial) a. Umur

Secara parsial ternyata variabel umur tidak berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian dikarenakan nilai signifikan t (0,793) lebih besar dibandingkan dengan nilai α sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa variabel umur berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian.

b. Bibit

Secara parsial ternyata variabel bibit berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian dikarenakan nilai signifikan t (0,00) lebih kecil dibandingkan dengan nilai α


(59)

sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa bahwa variabel bibit berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian.

c. Lama BerusahaTani

Secara parsial ternyata variabel lama berusahatani petani padi sawah tidak berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian dikarenakan nilai signifikan t (0,746) lebih besar dibandingkan dengan nilai α sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa bahwa variabel lama berusahatani seorang petani padi sawah berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian.

d. Pupuk

Secara parsial ternyata variabel pupuk tidak berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian dikarenakan nilai signifikan t (0,284) lebih besar dibandingkan dengan nilai α sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa variabel pupuk tidak berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian.


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. Kesimpulan

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah petani penyewa lahan di Desa Pematang Sijonam adalah umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani(x3), dan pupuk(x4

2) Nilai koefisien determinasi (R ).

2

) diperoleh sebesar 0,426. Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah (Y) dapat dijelaskan oleh variabel umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani(x3), pupuk(x4

3) Secara serempak, faktor umur, bibit, lama berusahatani, pupuk, berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.

), sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani, pupuk tidak mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.


(61)

5.2. Saran

1) Diharapkan petani dapat meningkatkan kuantitas produksi padi sawah di daerah penelitian dengan menerapkan teknologi-teknologi baru pada waktu budidaya maupun pada waktu pemeliharaan.

2) Mengingat jumlah produktivitas yang belum stabil dan baik, sebaiknya pemerintah memberikan bantuan atau menyalurkan penyuluh-penyuluh pertanian ke daerah Desa Pematang Sijonam sehingga petani mendapat masukan dan bimbingan yang mendukung kinerja dalam memproduksi. Hal ini juga dapat didukung dengan menetapkan kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung peningkatan eksistensi padi ataupun swasembada pangan.

3) Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai teknologi yang dapat dilakukan untuk peningkatan produksi dari padi sawah khususnya bagi petani penyewa lahan.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, Agus.2008.Budi Daya Padi Secara Organik, Jakarta:PenebarSwadaya. Azwar, S. 1997. Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Badan Pusat Statistika Sumatera Utara. 2007. Sumatera Utara Dalam Angka 2007. Medan.

Badan Pusat Statistika. 2011. Serdang Bedagai Dlam Angka. Medan. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. DepartemenPertanian. 2007. Pengelolaan Hara SpesifikLokasi(PHSL) Gujarati, D.1997.Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta

Hasyim, H. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap Pendapatan (Studi Kasus : Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara). Jurnal Komunikasi Penelitian. Lembaga Penelitian. USU. Medan.

Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Husodo, S. Y., 2004. MembangunKemandirianPangan :SuatuKebutuhanBagi Indonesia, Negara BerpendudukBanyakDenganPotensiPangan yang Besar,PT TemaBaru, Jakarta.

Kartasapoetra, A.G. 1993. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

______________ . 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Kusuma, Pungky Puja. 2006. Skripsi Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Bunga

dan Hubungannya dengan Pendapatan. Fakultas Pertanian USU. Medan. Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret


(63)

Mahananto.2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Padi Sawah (Studi Kasus di Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah). Tesis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.

Meiliza, Rika. 2006. Pengaruh Pupuk Terhadap Optimasi Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Mubyarto. 1985. “Pendahuluan” dalam Mubyarto (ed). 1985. Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan. Yogyakarta: BPFE dan P3PK UGM.

Nachrowi, N.D., danUsman, H. 2006. Pendekatan Populerdan Praktis Ekonometrika Untuk Analisi Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Negara Lubis, S. 2000. Difusi Inovasi. FP USU. Medan.

Nugroho, Mundhy. 2011. Faktor Produksi Pertanian. THL-TBPP Kabupaten Sleman. Sleman

Priyatno,D.2009. SPSS: Untuk Analisis Regresi, Korelasi, dan Multivariate.Gava Media. Jogjakarta

Sahara et al, 2004. Tingkat Pendapatan Petani terhadap komoditas Unggulan Perkebunan Sulawesi Tenggara. Penelitian Pada Balai PengkajiTeknologi Pertanian (BPTP). Sulawesi Tenggara.

Salsinha, J.N. 2005. Efesiensi Pemamfaatan Faktor Produksi Terhadap Peningkatan Produktivitas Usaha Tani Padi Sawah di Sub Distrik Bobonaro Timor Leste. Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gajah


(64)

Samsudin, U. S. 1982. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina Cipta. Bandung.

Soekartawi, dkk. 1986. Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekartawi. 1984. Farm Resource- Allocation and Efficiency of Javanese Agriculture. Desertation. Armide: University of new England.

________ . 1998. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. UI Press. Jakarta. Soekarwati. 2002. Analisi Usaha Tani. UI-Press. Jakarta

________ . 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

________ . 2002. Prinsip – Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi.

Rajawali Press. Jakarta.

Sugeng, HR. 1983. Bercocok Tanam Padi. Aneka ilmu. Semarang.

Sugiarto. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah di Kabupaten Dharmasraya. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Andalas.

Tafal, HZB. 1982. Membina Kaum Papa Pedesaan. Erlangga. Jakarta.

Tambunan, Tulus TH. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia. Ghalia. Jakarta.

Todaro, Michael . 1998. Pembanguanan Ekonomi di Negara Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Triyanto, Joko. 2006. Analisis Produksi Padi Di Jawa Tengah. Program Pasca Sarjana UNDIP. Semarang.


(65)

Trycahyono, B.1984. Ekonomi Pertanahan. Liberty. Yogya.

Van den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Widowati, Endang. 2007. ”Analisis Ekonomi Usahatani Padi Organik di Kabupaten Sragen”. Tesis. MESP UNS. Surakarta


(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

Lampiran 6. Output SPSS versi 16

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

PRODUKTIVITAS 8.3454 1.65400 52

UMUR 44.0192 8.75481 52

BIBIT 5.8077 3.53159 52

LAMA BERTANI 20.8269 8.51463 52

PUPUK 64.2981 28.36099 52

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1

PUPUK, UMUR, BIBIT,

LAMA BERTANIa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .652a .426 .377 1.30581 .426 8.706 4 47 .000 1.500

a. Predictors: (Constant), PUPUK, UMUR, BIBIT, LAMA BERTANI b. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1Regression 59.379 4 14.845 8.706 .000a


(72)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1Regression 59.379 4 14.845 8.706 .000a

Residual 80.142 47 1.705

Total 139.521 51

b. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 9.994 1.279 7.813 .000

UMUR -.012 .045 -.064 -.264 .793 -.085 -.039 -.029 .211 4.743

BIBIT -.389 .098 -.830 -3.970 .000 -.641 -.501 -.439 .280 3.572

LAMA

BERTANI .016 .049 .082 .325 .746 -.169 .047 .036 .194 5.165

PUPUK .013 .012 .215 1.084 .284 -.456 .156 .120 .311 3.218

a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) UMUR BIBIT LAMA BERTANI PUPUK

1 1 4.632 1.000 .00 .00 .00 .00 .00

2 .250 4.300 .01 .00 .13 .02 .04

3 .083 7.448 .08 .00 .11 .14 .06

4 .029 12.612 .13 .00 .66 .05 .86

5 .005 30.172 .78 .99 .10 .79 .04


(73)

Residual -2.24702 3.35788 .00000 1.25356 52

Std. Predicted Value -3.612 1.353 .000 1.000 52

Std. Residual -1.721 2.571 .000 .960 52

a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS


(74)

(75)

(76)

Lampiran 7.

KUISIONER PENELITIAN Desa : Pematang Sijonam Kecamatan : Perbaugan

Kabupaten : Serdang Bedagai

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama ;

Jenis Kelamin ; Agama : Umur ; Pendidikan Terakhir : Pekerjaan :

a. Utama : b. Sampingan : Lama Beruahatani : Total Luas Lahan Sawah Sewa : Biaya Sewa Lahan : Produksi : Harga Gabah : Jumlah Tanggungan : Anggota Keluarga :


(77)

B. BIBIT

NO Varietes Bibit Jumlah

(Kg)

Harga Beli (Rp)

Sumber Bibit

C. Jumlah Tenaga Kerja

No Kegiatan Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Tenaga Kerja Lur Keluarga

Total

Jmlh waktu Upah (Rp)

Jmlh Waktu Upah (Rp)

Jmlah Waktu Upah (Rp) 1 Pengoalahan Tanah

2 Penanaman 3 Pemeliharaan

Tanaman 4 Penyiangan 5 Panen 6 Pasca Panen


(78)

No Nama Pupuk Jenis Pupuk Jumlah (Kg)

Harga Beli (Rp)

Sumber Pupuk

E.PERALATAN /INVESTASI USHATANI


(79)

F. LAIN-LAIN

Dengan siapa Bapak meminjam Lahan?

... ... ... Bagaimana cara Bapak membayar sewa lahan tesebut?

... ... ... Bagaimana jika Bapak tidak sanggup membayar sewa tersebut?

... ... ... Adakah kendala bapak dalam berusahatani padi sawah?

... ... ...


(1)

(2)

(3)

Lampiran 7.

KUISIONER PENELITIAN Desa : Pematang Sijonam Kecamatan : Perbaugan

Kabupaten : Serdang Bedagai

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama ;

Jenis Kelamin ; Agama : Umur ; Pendidikan Terakhir : Pekerjaan :

a. Utama : b. Sampingan : Lama Beruahatani : Total Luas Lahan Sawah Sewa : Biaya Sewa Lahan : Produksi : Harga Gabah : Jumlah Tanggungan : Anggota Keluarga :


(4)

B. BIBIT

NO Varietes Bibit Jumlah

(Kg)

Harga Beli (Rp)

Sumber Bibit

C. Jumlah Tenaga Kerja

No Kegiatan Tenaga Kerja Dalam

Keluarga

Tenaga Kerja Lur Keluarga

Total

Jmlh waktu Upah (Rp)

Jmlh Waktu Upah (Rp)

Jmlah Waktu Upah (Rp) 1 Pengoalahan Tanah

2 Penanaman

3 Pemeliharaan Tanaman 4 Penyiangan

5 Panen

6 Pasca Panen


(5)

No Nama Pupuk Jenis Pupuk Jumlah (Kg)

Harga Beli (Rp)

Sumber Pupuk

E.PERALATAN /INVESTASI USHATANI


(6)

F. LAIN-LAIN

Dengan siapa Bapak meminjam Lahan?

... ... ... Bagaimana cara Bapak membayar sewa lahan tesebut?

... ... ... Bagaimana jika Bapak tidak sanggup membayar sewa tersebut?

... ... ... Adakah kendala bapak dalam berusahatani padi sawah?

... ... ...