mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan situasi dan alur alamiah asalkan tetap pada topik yang telah ditentukan.
Berdasarkan penjelasanHerdiansyah tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penulis melakukan wawancara dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur
dimana dalam wawancara penulis harus menulis terlebih dahulu pedoman wawancara yang akan menjadi acuan selama penulis memberikan pertanyaan
kepada narasumber, akan tetapi pedoman tersebut hanya sebagai acuan saja dan bukan sebagai bahan utama untuk penulis dalam melakukan sesi wawancara.
Informan atau narasumber tidak akan diberikan batasan apapun selama mereka mengemukakan jawabannya asalkan masih dalam batas topik wawancara.
3.5.3 Teknik Dokumentasi
Herdiansyah 2012:143 menjelaskan bahwa teknik dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan
gambaran dari sudut pandang subyek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subyek yang bersangkutan.
Basrowi dan Suwandi 2008:158 menjelaskan bahwa: Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan
berdasarkan perkiraan. Teknik ini hanya mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah anak, pendapatan, luas tanah, jumlah
penduduk, dan sebagainya. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung
dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam.
Dalam penelitian ini, bentuk dokumen yang dijadikan sebagai bahan dalam studi dokumentasi
adalah dokumen resmi baik dokumen internal dan dokumen eksternal. Moleong dalam Herdiansyah 2012:145-146 menjelaskan bahwa
dokumen internal dapat berupa catatan seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga, sistem yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan
pimpinan, dan lain sebagainya. Dokumen eksternal dapat berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, seperti majalah, koran,
buletin, surat pernyataan, dan lain sebagainya.
3.5.4 Teknik Kepustakaan
Melalui teknik kepustakaan ini penulis mengumpulkan data dengan membaca literatur-literatur yang terdapat di ruang perpustakaan, guna memperoleh data-data
yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Menurut Koentjaraningrat 1981:81, teknik kepustakaan merupakan cara
pengumpulan data dan informasi dengan bantuan berbagai macam material yang terdapat di ruang perpustakaan misalnya koran, majala-majalah, naskah, catatan-
catatan, kisah sejarah, dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian”. Dalam suatu penelitian, mutlak dibutuhkan beberapa literatur guna menunjang
data-data yang ada, walaupun hanya sebagai pelengkap. Penelitian ini bersifat lapangan, sehingga data-data yang ada dalam penulisan laporan penelitian ini
lebih banyak berdasarkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian dibandingkan dengan data-data yang diperoleh dari literatur-literatur.
3.6 Keabsahan Data
Moleong 2011:321 mengemukakan bahwa keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan validitas dan keandalan
reliabilitas menurut versi positivisme dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri.
Menurut Moleong 2011:324-326 untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu. Ada 4 kriteria yang digunakan yakni: derajat kepercayaan
kredibilitas, keteralihan
transferabilitas, kebergantungan
dependabilitas, dan kepastian konfirmabilitas. Berikut ini penjelasan dari kriteria keabsahan data dalam penelitian kualitatif, antara lain:
1. Derajat Kepercayaan Kredibilitas Penerapannya pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari
nonkualitatif. Kriteria ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat
dicapai; kedua, mempertunjukkan tingkat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda
yang sedang diteliti.
2. Keteralihan Transferabilitas Kriteria ini berbeda dengan validitas eksternal dari penelitian
nonkualitatif. Konsep validitas ini menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam
populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili populasi itu. Untuk melakukan pengalihan
tersebut, seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris
tentang kesamaan
konteks. Dengan
demikian peneliti
bertanggungjawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk keperluan
itu, peneliti harus melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut.
3. Kebergantungan Dependabilitas Merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian nonkualitatif.
Pada cara nonkualitatif, reliabilitas ditunjukkan dengan jalan mengadakan replikasi studi. Jika dua atau beberapa kali diadakan pengulangan suatu
studi dalam suatu kondisi yang sama, maka dikatakan reliabilitasnya