Analisis Data Pengujian Hipotesis

              2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 _____ 2 ____ 1 1 1 2 1 1 n n n n s n s n X X t d. Uji T Untuk Dua Sampel Bebas Independent Sample T Test Independent Sample T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Rumus perhitungan Independent Sample T Test adalah sebagai berikut : Keterangan: t : hitung t 1 X : nilai rata-rata posttest 2 X : nilai rata-rata pretest 1 s : simpangan baku data posttest 2 s : simpangan baku data pretest 2 1 s : varian data posttest 2 2 s : varian data pretest 1 n : jumlah sampel data posttest 2 n : jumlah sampel data pretest Kemudian t tabel dicari pada tabel distribusi t dengan  = 5 : 2 = 2,5 uji 2 sisi dengan derajat kebebasan df n-2. Setelah diperoleh besar hitung t dan tabel t maka dilakukan pengujian dengan kriteria pengujian sebagai berikut : H diterima jika - tabel t  hitung t  tabel t H ditolak jika - hitung t - tabel t atau hitung t tabel t Berdasarkan nilai sig. atau nilai signifikansi: 1. Jika nilai sig. atau signifikansi 0,05 maka H diterima. 2. Jika nilai sig. atau signifikansi 0,05 maka H ditolak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Hipotesis Pertama H : Tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakana modul pembelajaran fisika berbaisis inkuiri terbimbing dan buku konvensional. 1 H : Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakana modul pembelajaran fisika berbaisis inkuiri terbimbing dan buku konvensional. 2. Hipotesis Kedua H : Tidak ada pengaruh penggunaan bahan ajar fisika berbasis inkuiri terbimbing terhadap hasil kemampuan berpikir kritis siswa. 1 H : Ada pengaruh penggunaan ajar fisika berbasis inkuiri terbimbing terhadap hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Meltzer dalam Marlangen, 2010: 40

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan hasil kemampuan belajar sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan modul fisika berbasis inkuiri terbimbing. Kedua kelas memiliki perbedaan hasil kemampuan belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan bahan ajar fisika berbasis inkuiri terbimbing dengan menggunakan buku konvensional. Perbedaan hasil kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen rata-rata hasil belajar meningkat dari 20,00 menjadi 60,44 mengalami peningkatan sebesar 40,44 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar meningkat dari 19,19 menjadi 47,79 mengalami peningkatan sebesar 28,60. 2. Terdapat pengaruh penggunanaan bahan ajar fisika berbasis inkuiri terbimbing terlihat dari hasil kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan bahan ajar pembelajaran fisika berbasis inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada menggunakan buku konvensional. Dapat dilihat dari peningkatan hasil kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dengan skor N-gain sebesar 0,51 dan pada kelas kontrol sebesar 0,36. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan bahan ajar fisika berbasis inkuiri terbimbing dapat mempengaruhi hasil kemampuan berpikir kritis siswa khususnya materi Elastisitas dan Hukum Hooke.

B. Saran

Berdasarkan simpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menggunakan media seperti bahan ajar fisika berbasis inkuiri terbimbing sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran fisika, karena siswa lebih aktif dalam pembelajaran melalui percobaan yang mereka lakukan bersama teman kelompoknya. 2. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan penggunaan bahan ajar fisika berbasis inkuiri terbimbing dapat dijadikan salah satu alternatif media yang digunakan dalam proses pembelajaran fisika, karena dengan menggunakan bahan ajar fisika dan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi peneliti selanjutnya, penerapan penggunaan bahan ajar fisika berbasis inkuiri terbimbing materi Elastisitas dan Hukum Hooke sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, para peneliti lain dapat mengembangkan bahan ajar fisika berbasis inkuiri terbimbing pada pembelajaran fisika dengan kompetensi dasar yang lain, bahkan mungkin mata pelajaran yang lain. 69 DAFTAR PUSTAKA Ardi, Andreas. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor. Jurnal Pembelajaran Fisika Volume 3 No. 3 Hal: 65-69. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Aryati, Rosmedi. 2009. Bagaimana Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Dan Quantum Learning Dapat Dilaksanakan. Online, tersedia: http:www.blog.unila.ac.idhtml, diakses 26 Oktober 2015. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pengembangan Bahan Ajar dan Media. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Desmaria. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke. Jurnal Pembelajaran Fisika Volume 3 No. 1 Hal: 110-115. Bandar Lampung: Universitas Lampung Dharmasraya, Putra. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Online, tersedia: http: penelitiantindakkelas.blogspot.com200903ri- pembelajaran-konstruktivis.html, diakses pada 30 Maret 2016. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dsar Dan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2008. Panduan Penulisan Butir Soal. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatakn Kemempuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Forum Penelitian, Edisi khusus No. 1: 76-89. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Sainstifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Gramedia. Ibrahim, Muslimin. 2010. Fenomena Fisika model Pembelajaran Inkuiri. Online, tersedia: http:www.fisika21.wordpress.com, diakses 22 oktober 2015. Jaenuddin, Inayanti. 2014. Elastisitas. Online, tersedia: httpwww. academia. edu5034946Makalah_Elastisitas, diakses tanggal 20 Oktober 2015. Johnson, Elaine B. 2009. Contextual Teaching Learning CTL. Bandung: Kaifa. Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMAMA Kelas X. Cimahi: Erlangga. Kamajaya. 2005. Fisika untuk SMA kelas X Semester 2. Bandung: Grafindo Media Pratama. Koesnandar. 2008. Pengembangan Bahan Bahan Belajar Berbasis Web. Online, tersedia: http:www.teknologipendidikan.net20080212pengembangan- bahan-belajar-berbasis-webhtml, diakses pada 30 Maret 2016. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Kusumaningsih, Diah. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X-C SMA N 11 Yogyakarta Melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL Pada Materi Perbandingan Trigonometri. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Marlangen, Taranesia. 2010. Studi Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Multiple Representation. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan mengajar. Jakarta: Bumi aksara. Palupi, Dwi Satya, Suharyanto, dan Karyono. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Prambudi, Shoim. 2010. Strategi Pembelajaran Inkuiri. Online, tersedia: http:shoimprambudi.wordpress.comhtml, diakses 20 Oktober 2015. Purwanti, Dwi. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Roestiyah, N. K. 2008. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sani, Abdulah S. 2014. Pembelajaran Sainstifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.