36
BAB 4 PENGONTROLAN OPERASI MOTOR
Pembahasan dalam bab 4 ini akan diperlihatkan beberapa pengontrolan operasi motor berlandaskan konsep yang telah diuraikan pada bab 2 dan 3 diatas. Tidak
semua sistem pengontrolan motor induksi tiga fasa disajikan dalam bab ini, tetapi hanya sebagian saja, yaitu pengontrolan motor tiga fasa yang lazim ditemui.
Dalam pelaksanaan membangun rangkaian pengontrolan motor di bengkel atau laboratorium, keselamatan dan kesehatan kerja harus dipatuhi, dimana langkah-
langkah kerja yang telah ditetapkan harus ditaati, tindakan ceroboh akan berakibat :
Pelaksana pekerjaan dapat menanggung bahaya resiko sengatan listrik.
Membahayakan bagi orang yang berada di sekitar kejadian resiko. Merusakkan peralatan laboratoriumbengkel.
UTAMAKAN KESELAMATAN SAFETY FIRST OS
Dalam penggambaran pengontrolan setiap motor terdiri dari diagram daya dan diagram kontrol.
A. Pengontrolan Motor dengan DOL
Perhatikan rangkaian gambar 2-4 pada bab 2, rangkaian pengontrol motor asut langsung DOL. Apabila tersedia tegangan untuk rangkaian daya dan rangkaian
kontrol, tekan tombol ON, kontaktor K akan bekerja, lampu H1 akan menyala dan
Indikator Keberhasilan: Pengontrolan motor dengan DOL, dua arah putaran,
pengasutan bintang-segitiga, berurutan dan kecepatan putar motor dijelaskan dan dilaksanakan dengan benar.
37
motor akan bekerja. Setelah tekanan ke tombol ON dilepas, tombol ON kembali keposisi NO, rangkaian kontrol tetap bekerja, karena fungsi Tombol ON diambil
alih oleh kontak NO nomor 53 – 54 kontaktor K saklar pengunci. Apabila arus ke motor naik melampaui arus penyetelan TOL F
2
, maka TOL F
2
akan bekerja yang mengubah posisi kontak-kontak relainya.
Kontak relai TOL F
2
nomor 95 – 96 berubah posisi dari NC ke posisi terbuka. Akibatnya hubungan rangkaian kontrol sumber tegangan terputus dan sistem
pengontrolan motor berhenti beroperasi. Apabila hal ini terjadi, periksa dan analisa gangguan yang mungkin terjadi terhadap sistem operasi motor. Untuk
mengembalikan sistem kontrol ke posisi semula adalah dengan menekan RESET agar kontak relai nomor 95 – 96 kembali ke posisi semula NC. Untuk
menghentikan motor adalah dengan menekan tombol OFF.
38
B. Pengontrolan Motor dengan Dua Arah Putaran
Gambar 4-1. Diagram daya motor dua arah putaran.
Dengan membalik polaritas tegangan input ke stator motor induksi 3 fasa maka medan putar yang dihasilkannya juga berubah arah. Karena putaran rotor searah
dengan medan putar stator, oleh sebab itu dengan mengubah polaritas tegangan input maka putaran rotor juga berubah arah.
39
Pada gambar 4-1, diagram daya dan gambar 4-2, diagram kontrol diperlihatkan suatu pengontrolan motor tiga fasa dengan dua arah putaran
reverse-foward.
Gambar 4-2. Diagram kontrol motor dua arah putaran.
Dengan menekan tombol ON1 di tekan dari gambar 4-2, akibatnya kontaktor K
1
bekerja dan lampu H
1
menyala maka motor berputar searah jarum jam. Kemudian tombol ON2 ditekan, kontaktor K
2
tidak bekerja karena kontak 61- 62 kontaktor K
1
posisi terbuka. Untuk merubah arah putaran motor ke arah yang berlawanan dengan jarum jam, sistem harus distop terlebih dahulu dengan
menekan tombol OFF. Kemudian tekan tombol ON2, motor akan berputar
40
berlawanan dengan arah jarum jam. Demikian sebaliknya kontaktor K
1
tidak dapat bekerja walau tombol ON1 ditekan.
Untuk keandalan proteksi motor dari gambar 4-1, dilengkapi dengan dua buah TOL, yaitu F
2
dan F
3
. Batas arus penyetelan antara F
2
dan F
3
harus sama, bila sifat dan besar pembebanan motor berbeda arah putaran tetap sama.
Pemindahan penekanan antara tombol ON1 dan ON2 harus dengan jeda waktu setelah putaran motor telah berhenti, apa sebabnya? . . . . . . . . . . . . .
Gambar 4-3. Diagram daya motor diasut -.
41
C. Pengontrolan Motor dengan Pengasut -