58 19 Toba Bara Sejahtera Tbk
6.58 13.04
0.58 6.86
3 89.51
20 Benakat Petroleum Energy Tbk 7.22
4.13 0.65
59.14 4
49.33 21 Elnusa Tbk
6.64 5.55
0.48 29.05
5 159.74
22 Energi Mega Persada Tbk 7.45
7.48 0.62
63 4
68.82 23 Medco Energi International Tbk
7.49 0.63
0.65 28.57
6 200.33
24 Radiant Utama Interinsco Tbk 6.11
2.32 0.8
39.26 3
111.80 25 Surya Esa Perkasa Tbk
6.16 10.63
0.24 40.91
4 323.93
26 Aneka Tambang Persero Tbk 7.34
1.87 0.41
34.96 6
183.64 27 Central Omega Resource Tbk
6.2 21.14
0.09 24.77
3 983.81
28 J Resources Asia Pasific Tbk 6.84
-1.29 0.61
5.4 3
118.55 29 SMR Utama Tbk
5.38 -18.59 0.08
38.67 2
814.24 30 Timah Persero Tbk
6.9 6.53
0.38 35
6 219.74
31 Vale Indonesia Tbk 7.45
1.69 0.25
21.18 10
330.07 32 Citatah Tbk
5.51 0.15
0.76 47.78
3 107.9
33 Mitra Investindo Tbk 5.2
14.01 0.29
68.25 4
390.61 Sumber : idx.co.id
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono 2006: 142, metode statistik deskriptif berfungsi untuk menganalisis data dengan cara menggunakan data yang sudah terkumpul namun
bukan untuk membuat kesimpulan bersifat generalisasi. Menurut Ghozali 2005:19 statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat
dari rata-rata mean, standar deviasi, varian, nilai maksimum, minimum, sum, range, dan kemencengan distribusi. Data statistik deskriptif ditampilkan dalam tabel 4.5.
Universitas Sumatera Utara
59
Tabel 4.5 Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Variance
Size 66
5.17 7.93
6.6675 .69563
.484 ROA
66 -45.53
57.70 3.8661
14.40884 207.615
Leverage 66
.08 1.23
.5045 .26550
.070 Publik
66 3.00
70.82 33.2674
18.75913 351.905
Komisaris 66
2.00 12.00
5.0152 2.02669
4.107 Likuiditas
66 16.49
983.81 222.4161
200.84870 40340.199
CSR 66
.18 .96
.4212 .14700
.022 Valid N listwise
66
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Dari tabel 4.5 yang telah diolah diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel ukuran perusahaan Size memiliki nilai minimum 5.17 ; nilai
maksimum 7.93 ; nilai rata-rata sebesar 6.67, dengan standar deviasi simpangan baku sebesar 0.69 dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel.
2. Variabel profitabilitas ROA memiliki nilai minimum -45.53 ; nilai maksimum 57.70 ; nilai rata-rata sebesar 3.87, dengan standar deviasi simpangan baku
sebesar 14.4 dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel. 3. Variabel leverage Lev memiliki nilai minimum 0.08 ; nilai maksimum 1.23 ;
nilai rata-rata sebesar 0.51, dengan standar deviasi simpangan baku sebesar 0.27 dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel.
Universitas Sumatera Utara
60 4. Variabel struktur kepemilikan Pub memiliki nilai minimum 3 ; nilai maksimum
70.82 ; nilai rata-rata sebesar 33.27, dengan standar deviasi simpangan baku sebesar 18.76dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel.
5. Variabel ukuran komisaris Kom memiliki nilai minimum 2 ; nilai maksimum 12 ; nilai rata-rata sebesar 5.02, dengan standar deviasi simpangan baku sebesar
2.03 dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel. 6. Variabel likuiditas Liq memiliki nilai minimum 16.49 ; nilai maksimum 983.81
; nilai rata-rata sebesar 222.42, dengan standar deviasi simpangan baku sebesar 200.85 dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel.
7. Variabel indeks pengungkapan tanggung jawab sosial CSR memiliki nilai minimum 0.18 ; nilai maksimum 0.96 ; nilai rata-rata sebesar 0.42, dengan
standar deviasi simpangan baku sebesar 0.15 dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel.
4.2.2 Pengujian Asusmsi Klasik Tujuan dari pengujian asumsi klasik adalah untuk mengestimasi suatu garis
regresi dengan jalan meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut Erlina, 2008:102. Pengujian analisis regresi harus bebas dari
asumsi-asumsi klasik seperti normalitas datam autokorelasi, heterosdastisitas, dan asumsi klasik lainya agar pengujian tidak bersifat bias dan efisien Marpaung, 2010.
Universitas Sumatera Utara
61 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Erlina, 2008 : 102.
Cara mendeteksi normalitas dilakukan dengan cara yaitu dengan analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal Ghozali, 2005.
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Universitas Sumatera Utara
62 Dari tampilan grafik histogram tersebut dapat disimpulkan, sebagian besar
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehngga dapat disimpulkan grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal. Namun, grafik histogram tersebut juga menunjukan sedikit kemencengan skewness ke kiri, oleh karena itu untuk memperjelasnya dilakukanlah uji
normalitas lainnya dengan normal probably plot of standardized residual.
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Universitas Sumatera Utara
63 Dengan melihat tampilan grafik Normal P-Plo tersebut,t dapat disimpulkan
bahwa pola distribusi data mendekati normal. Hal tersebut terlihat dari sebaran titik- titik pada grafik mendekati garis diagonal. Hal ini juga didukung dengan uji
normalitas dengan mengunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S yang dijelaskan oleh Ghozali 2005 : 115. Apabila nila probabilitas 0,05 berarti data
terdistribusi secara normal. Sebaliknya bila nilai probabilitas 0,05 maka data tidak normal.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 66
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .11773098
Most Extreme Differences Absolute
.133 Positive
.133 Negative
-.106 Kolmogorov-Smirnov Z
1.078 Asymp. Sig. 2-tailed
.195 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Universitas Sumatera Utara
64 Dari hasil pengolahan data, diperoleh variabel secara keseluruhan terdistribusi
normal karena memiliki nilai yang lebih besar dari 0.05, yaitu 0.195. Nilai ini menunjukan bahwa setiap variabel terdistribusi secara normal. Dengan demikian, data
dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas Menurut Erlina 2008 : 105, uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel bebas independen. Menurut Ghozali 2005 : 91 untuk menguji adanya multikolinearitas
dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation faktor VIF. untuk mendeteksi apakah ada atau
tidak terjadinya multikolinearitas di dalam model regresi, dapat dilihat dari: 1 nilai tolerance dan lawannya
2 variance inflation factor VIF
Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.
Apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat semua variabel independen memiliki VIF sekitar 1, atau VIF 10. Selain itu nilai toleransi untuk setiap variabel
independen lebih besar dari 0,1tolerance0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi apakah ada serial korelasi
Autokorelasi atau tidak dalam data time series yang digunakan. Langkah awal
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-.264 .177
-1.491 .141
Size .099
.029 .469
3.456 .001
.591 1.691
ROA .000
.001 -.025
-.208 .836
.735 1.361
Leverage -.143
.091 -.259
-1.584 .119
.407 2.458
Publik .001
.001 .113
1.056 .295
.954 1.048
Komisaris .015
.009 .205
1.574 .121
.638 1.567
Likuiditas -2.477E-5
.000 -.034
-.234 .816
.520 1.923
a. Dependent Variable: CSR
Universitas Sumatera Utara
66 pendeteksian ini adalah mencari nilai d dari analisis regresi dan selanjutnya mencari
nilai d1 dan du pada tabel dengan kriteria-kriteria tertentu. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson
Ghozali, 2005. Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .599
a
.359 .293
.12357 2.218
a. Predictors: Constant, Likuiditas, Publik, Komisaris, ROA, Size, Leverage b. Dependent Variable: CSR
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Hasil autokorelasi di atas menunjukan nilai statistik Durbin-Watson DW sebesar 2.218. nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson
yang menggunakan signifikansi 5 dengan jumlah sample T 66 dan jumlah variabel independent k sebanyak 6 variabel.
Pada tabel Durbin-Watson didapat nilai batas atas du 1.767 dan nilai batas bawah dl 1.443. Dengan demikian, nilai DW berada di antara 4 -du dan du
2.232.2181.76. Hal ini bermakna bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.
Universitas Sumatera Utara
67 4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain Erlina, 2008 : 206. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual Y prediksi
– Y sesungguhnya yang telah di-studentized Ghazali, 2005:105.
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Universitas Sumatera Utara
68 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acar serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Dengan
demikian, model ini layak dipakai untuk memprediksi pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan
variabel independen ukuran perusahaan Size, profitabilitas ROA, leverage Lev, struktur kepemilikan Pub, ukuran dewan komisaris Kom, dan tingkat likuiditas
Liq.
4.2.3 Pengujian Hipotesis 4.2.3.1 Analisi Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik regresi. Hasil pengolahan data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.9 Hasil Regresi Berganda
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Dengan melihat Tabel 4.9 diatas, pada kolom Unstandarized Coefficients bagian B, maka diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
CSR = -0.264 + 0.099Size + 0.00ROA - 0.143Lev + 0.01Pub + 0.015Kom
–0.00002477 Liq
a Koefisien regresi untuk ukuran perusahaan b
1
sebesar 0,099 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial dalam laporan tahunan Y. Artinya, setiap penambahan 1,00 x pada rasio
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-.264 .177
-1.491 .141
Size .099
.029 .469
3.456 .001
.591 1.691
ROA .000
.001 -.025
-.208 .836
.735 1.361
Leverage -.143
.091 -.259
-1.584 .119
.407 2.458
Publik .001
.001 .113
1.056 .295
.954 1.048
Komisaris .015
.009 .205
1.574 .121
.638 1.567
Likuiditas -2.477E-5
.000 -.034
-.234 .816
.520 1.923
a. Dependent Variable: CSR
Universitas Sumatera Utara
70 ukuran perusahaan, maka akan meningkatkan indeks pengungkapan tanggung
jawab sosial sebesar 0,099, dan dalam hal ini, faktor lain di anggap konstan.
b Koefisien regresi untuk profitabilitas b
2
sebesar 0,00 menyatakan bahwa setiap penambahan 1,00x pada rasio profitabilitas, sama sekali tidak akan
mempengaruhi tingkat indeks pengungkapan tanggung jawab sosial, dan dalam hal ini, faktor lain dianggap konstan.
c Koefisien regresi untuk leverage b
3
sebesar -0.143 menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam
laporan tahunan Y. Artinya, setiap penambahan 1,00x pada rasio leverage, akan mengurangi tingkat indeks pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 0.143,
dan dalam hal ini, faktor lain dianggap konstan.
d Koefisien regresi untuk struktur kepemilikan publik b
4
sebesar 0.01 menyatakan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh postif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan Y. Artinya, setiap penambahan 1,00x pada rasio leverage, akan meningkatkan tingkat indeks
pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 0.01, dan dalam hal ini, faktor lain dianggap konstan.
e Koefisien regresi untuk ukuran dewan komisaris b
5
sebesar 0.015 menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan Y. Artinya, setiap penambahan 1,00x pada ukuran dewan komisaris, akan meningkatkan tingkat indeks
Universitas Sumatera Utara
71 pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 0.015, dan dalam hal ini, faktor
lain dianggap konstan.
f Koefisien regresi untuk tingkat likuiditas b
6
sebesar -0.00002477 menyatakan
bahwa tingkat likuiditas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan Y. Artinya, setiap penambahan 1,00x pada
rasio likuiditas, akan mengurangi tingkat indeks pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 0.00002477, dan dalam hal ini, faktor lain dianggap konstan.
4.2.3.2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Cahya, 2010. Nilai koefisien
determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variable dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
Ghozali, 2005.
Universitas Sumatera Utara
72
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Koefisien Determinan R
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .599
a
.359 .293
.12357 2.218
a. Predictors: Constant, Likuiditas, Publik, Komisaris, ROA, Size, Leverage b. Dependent Variable: CSR
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Pada tabel 4.11 di atas terlihat bahwa bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0.599 yang berarti bahwa korelasi antara variabel dependen dengan variabel-
variabel independennya adalah kuat dengan didasarkan R yang berada di atas 0.5. Nilai R
2
Adjusted R Square menunjukan nilain 0.293, artinya keenam variabel independen dalam penelitian yaitu ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, tingkat
leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan tingkat likuiditas dapat menjelaskan 29.3 dari jumlah informasi sosial yang diungkapkan. Adapun sisanya
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak tercantum dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
73 4.2.3.3 Uji signifikansi parsial Uji stastistik t
Tabel 4.11 Hasil Uji t
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen
Ghozali, 2005 : 84. Adapun enam hipotesis yang akan diuji dengan uji t:
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-.264 .177
-1.491 .141
Size .099
.029 .469
3.456 .001
.591 1.691
ROA .000
.001 -.025
-.208 .836
.735 1.361
Leverage -.143
.091 -.259
-1.584 .119
.407 2.458
Publik .001
.001 .113
1.056 .295
.954 1.048
Komisaris .015
.009 .205
1.574 .121
.638 1.567
Likuiditas -2.477E-5
.000 -.034
-.234 .816
.520 1.923
a. Dependent Variable: CSR
Universitas Sumatera Utara
74 H
1
: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
2
: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
3
: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
4
: Struktur Kepemiikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
5
: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
6
: Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 α=5.
Dari uji t yang dilakukan maka diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing variabel independen. Sementara t tabel yang diperoleh dengan ketentuan α = 0.05 dan derajat
kebebasa n-k = 59 adalah 2.0003. dengan demikian dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
1. Size memiliki nilai signifikansi 0.001 0.05, sedangkan nilai t hitung 3.456. Nilai hitung ini lebih besar daripada nilai tabel sebesar 2.0001
3.4562.0001. Maka dapat disimpulkan H
1
diterima, yang artinya Size berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan pertambangan di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
75 2. ROA memiliki nilai signifikansi 0.836 0.05, sedangkan nilai t hitung -0.208.
Nilai hitung ini lebih kecil daripada nilai tabel sebesar 2.0001 -0.208 2.0001. Maka dapat disimpulkan H
2
ditolak, yang artinya ROA tidak berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan pertambangan di Indonesia.
3. Lev memiliki nilai signifikansi 0.119 0.05, sedangkan nilai t hitung -1.584. Nilai hitung ini lebih kecil daripada nilai tabel sebesar 2.0001 -1.584
2.0001. Maka dapat disimpulkan H
3
ditolak, yang artinya Leverage tidak berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan pertambangan di Indonesia.
4. Pub memiliki nilai signifikansi 0.295 0.05, sedangkan nilai t hitung 1.056. Nilai hitung ini lebih kecil daripada nilai tabel sebesar 2.0001 1.056
2.0001. Maka dapat disimpulkan H
4
ditolak, yang artinya struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan pertambangan
di Indonesia. 5. Kom memiliki nilai signifikansi 0.121 0.05, sedangkan nilai t hitung 1.574
Nilai hitung ini lebih kecil daripada nilai tabel sebesar 2.0001 1.574 2.0001. Maka dapat disimpulkan H
5
ditolak, yang artinya ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan pertambangan di
Indonesia. 6.
Liq memiliki nilai signifikansi 0.816 0.05, αsedangkan nilai t hitung -0.234. Nilai hitung ini lebih kecil daripada nilai tabel sebesar 2.0001 -0.234
2.0001. Maka dapat disimpulkan H
6
ditolak, yang artinya Likuiditas tidak berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan pertambangan di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
76 4.2.3.4 Uji signifikansi simultan Uji stastistik F
Menurut Ghozali 2005 uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level
0,05 α=5. Adapun hipotesis yang akan diuji F adalah: H
7
: Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan likuiditas berpengaruh secara simultan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Tabel 4.12 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.504 6
.084 5.496
.000
a
Residual .901
59 .015
Total 1.405
65 a. Predictors: Constant, Likuiditas, Publik, Komisaris, ROA, Size, Leverage
b. Dependent Variable: CSR
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Dari hasil regresi ini, didapat F-hitung adalah 5.496 dengan signifikansi sebesar 0.00 p=0.00; p
0.05. Adapun nilai F tabel untuk α = 0.05 dengan pembilang sebesar 6 dan penyebut sebesar 65 adalah 2.24. Maka apabila diperoleh
bahwa F hitung F Tabel 5.496 2.24. Hal ini menunjukan bahwa H
7
diterima,
Universitas Sumatera Utara
77 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah indeks pengungkapan tanggung
jawab sosial yang diungkapkan perusahaan pertambangan dalam laporan tahunan dipengaruhi secara simultan atau bersama-sama oleh ukuran perusahaan, tingkat
profitabilitas, tingkat leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan tingkat likuiditas.
4.3 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis