21 untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam
mengembangkan, serta menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan. Dengan wewenang yang dimiliki oleh dewan komisaris, mereka dapat
memberikan pengaruh yang besar dalam menekan manajemen untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan. Sebagai pelaksana tertinggi di dalam suatu entitas,
dewan komisaris juga dapat mempengaruhi seberapa luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan mengungkapkan tanggung jawab sosial
perusahaan, maka image perusahaan akan semakin baik Gray et al., 1988 dalam Anggraini, 2006.
Dewan komisaris tentunya menginginkan peningkatan citra baik perusahaan. Ukuran dewan komisaris didalam entitas dapat menentukan pengaruhnya terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Beasley dan Salterio 2001 menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan
semakin mudah mengendalikan Chief Executive Officer CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Semakin besar jumlah dewan komisaris maka akan
semakin mudah menekan CEO agar perusahaan mengungkapkan CSR pada laporan keuangannya.
2.1.3.6 Likuiditas
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia Murtanto dan Elvina, 2005. Rasio
Universitas Sumatera Utara
22 likuiditas ini terdiri dari Current Ratio dan Cash Ratio. Menurut Sutrisno 2009:216,
“Current Ratio adalah rasio yang membandingkana ntara aktiva lancar yang memiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar meliputi kas, piutang
dagang, efek, persediaan dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji dan hutang lainnya
yang segera harus dibayar.” Sutrisno 2009:216 menyatakan “Cash ratio merupakan rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi
uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga.”
Menurut Widianto 2011, demi mendapat dukungan yang lebih, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan menciptakan image yang kuat dan positif
dimata para stakeholder-nya Upaya yang dapat ditempuh perusahaan untuk membentuk dan memperkuat image-nya adalah melalui pembuatan laporan-laporan
tambahan. Salah satu upayanya melalui pembuatan sustainability report secara sukarela, sebagai aksi perusahaan untuk mendapatkan dukungan dari para
stakeholder-nya.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sembiring 2005 melakukan penelitian pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan publik yang tercatat
di BEJ pada tahun 2002. Variabel independen penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, profil, ukuran dewan komisaris, dan leverage. Variabel
Universitas Sumatera Utara
23 dependennya ialah CSR. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa variabel
ukuran perusahaan, profil, dan ukuran dewan komisaris memberikan pengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun variabel
profitabilitas dan leverage perusahaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Amalia 2005
melakukan penelitian
tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi luas pengungkapan sukarela voluntary disclosure pada laporan
tahunan perusahaan manufaktur yang tercatat dalam Bursa Efek Jakarta untuk tahun 2003. Variabel independen penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, rasio
leverage, struktur kepemilikan, basis perusahaan, umur perusahaan, perubahan rasio laba terhadap modal ROE, dan rasio harga pasar terhadap nilai buku PBV.
Variabel dependennya ialah pengungkapan sukarela. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan yang
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan. Sedangkan variabel ndependen lainnya yaitu rasio
leverage, basis perusahaan, umur perusahaan, perubahan laba terhadap ekuitas ROE, dan rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas PBV terbukti tidak
signifikan mempengaruhi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.
Sitepu 2008 melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEJ pada tahun 2007. Variabel independen penelitian terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
24 ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan, dan profitabilitas.
Variabel dependennya ialah jumlah informasi sosial yang diungkapkan Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa variable profitabilitas dan ukuran dewan
komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun variable tingkat leverage dan ukuran perusahaan
perusahaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Marpaung 2010 melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan keuangan tahunan pada
perusahaan dan perbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008. Variabel independennya adalah struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran
perusahaan, umur perusahaan, dan financial leverage. Variabel dependennya adalah pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya variabel
financial leverage yang memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan variabel ukuran perusahaan, struktur
kepemilikan, profitabilitas, dan umur perusahaan tidak memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Putra 2011 melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sosial dalam laporan keuangan tahunan pada semua
perusahaan berbagai sektor bisnis yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2008 dan 2009. Variabel independennya adalah tipe industri, ukuran
perusahaan, dewan komisaris, profitabilitas, kepemilikan saham asing, dan
Universitas Sumatera Utara
25 kepemilikan saham publik. Variabel dependennya adalah pengungkapan CSR. Hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor tipe industri, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham asing berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR di
Indonesia. Sementara itu, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan kepemilikan saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR di Indonesia.
Chek et al., 2013 melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada
perusahaan produk konsumen dan industri perkebunan di Malaysia. Variabel independennya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, dan firm leverage. Variabel
dependennya adalah tingkat pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan variabel profitabilitas perusahaan yang diukur
dengan income perusahaan memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Variabel profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset
ROA dan variabel leverage tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel
penelitian Hasil Penelitian
1 Sembiring
2005 Karakteristik
Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial: Study
Variabel independen:
ukuran perusahaan,
profitabilitas, Variabel ukuran
perusahaan, profil, dan ukuran dewan
komisaris memberikan pengaruh
Universitas Sumatera Utara
26 Empiris pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta profile,
ukuran dewan komisaris,
dan leverage. Variabel
dependen: CSR positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan, namun variabel profitabilitas
dan leverage perusahaan tidak
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
2 Amalia
2005 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Luas Pengungkapan
Sukarela Voluntary Disclosure pada
Laporan Tahunan Perusahaan yang
Tercatat di Bursa Efek Jakarta
Variabel independen:
ukuran perusahaan, rasio
leverage, struktur kepemilikan,
basis perusahaan, umur
perusahaan, perubahan rasio
laba terhadap modal ROE,
dan rasio harga pasar terhadap
nilai buku PBV.
Variabel dependen:
pengungkapan sukarela.
Variabel ukuran perusahaan dan
struktur kepemilikan yang memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
luas pengungkapan sukarela dalam
laporan tahunan perusahaan.
Sedangkan variabel independen rasio
leverage, basis perusahaan, umur
perusahaan, perubahan laba
terhadap ekuitas ROE, dan rasio nilai
pasar terhadap nilai buku ekuitas PBV
tidak berpengaruh signifikan terhadap
luas pengungkapan sukarela dalam
laporan tahunan perusahaan.
3 Sitepu
2008 Analisa Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi
Variabel independen:
ukuran dewan Variable profitabilitas
dan ukuran dewan komisaris memiliki
Universitas Sumatera Utara
27 Pengungkapan
Informasi Sosial dalam Laporan
Tahunan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek komisaris,
tingkat leverage, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas
Variabel dependen:
Jumlah informasi sosial yang
diungkapkan pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, namun
variable tingkat leverage dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
4 Marpaung
2010 Analisa Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Sosial Social
Disclosure dalam Laporan Keuangan
Tahunan Variabel
independen: Struktur
kepemilikan, profitabilitas,
ukuran perusahaan,
umur perusahaan,
financial leverage.
Variabel dependen:
Pengungkapan CSR
Hanya variabel financial leverage
yang berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan, sedangkan variabel
ukuran perusahaan, struktur kepemilikan,
profitabilitas, dan umur perusahaan
tidak memberikan pengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
5 Putra
2011 Pengaruh
Karakteristik Perusahaan
terhadap pengungkapan
Coporate
Social Responibility CSR
Variabel independen: tipe
industri, ukuran perusahaan,
dewan komisaris, profitabilitas,
kepemilikan saham asing, dan
kepemilikan saham publik.
Variabel Variabel tipe industri,
ukuran perusahaan, dan kepemilikan
saham asing berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan CSR di
Indonesia. Sementara itu, ukuran dewan
komisaris, profitabilitas, dan
kepemilikan saham
Universitas Sumatera Utara
28 dependen:
pengungkapan CSR.
publik tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan CSR di
Indonesia.
6 Chek et al.
2013 Corporate Social
Responsibility CSR Disclosure in
Consumer Products and Plantation
Industry in Malaysia
Variabel independen:
ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan firm leverage.
Variabel dependen:
tingkat pengungkapan
CSR. Variabel ukuran
perusahaan dan variabel profitabilitas
perusahaan yang diukur dengan income
memberikan pengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Namun variabel profitabilitas
yang diukur dengan Return On Asset
ROA dan variabel leverage tidak
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Sumber : diolah oleh Penulis 2.3
Kerangka Konseptual
Erlina 2008:38 menyatakan “kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang
telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.” Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen. Hal ini juga akan
terjadi apabila ada variabel lain yang menyertai, makan peran dari variabel tersebut harus dijelaskan.
Universitas Sumatera Utara
29 Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan likuiditas. Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah pengungkapan
tanggung jawab sosial. Berdasarkan landasan teori dan tinjauan penelitian terdahulu, kerangka
konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Profitabilitas X
2
H
1
H
2
H
3
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial X
Ukuran Perusahaan X
1
Leverage X
3
Ukuran Dewan X
5
Struktur Kepemilikan X
4
Likuiditas X
6
H
4
H
5
H
6
H
7
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial CSR
Universitas Sumatera Utara
30 Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan dalam
menjelaskan pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan. Penelitian Belkaoui dan Karpik 1989, Hackston dan Milne 1996,
Sembiring 2005, Amalia 2005, Putra 2011, dan Chek et.al. 2013 menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan
tanggung jawab sosial. Cowen et.al.,1987 dalam sembiring 2005 menyatakan, secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan yang
lebih besar akan mempunyai aktivitas operasi yang lebih banyak dan akan lebih banyak berpengaruh terhadap masyarakat. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
memiliki pemegang saham yang akan memperhatikan program-program sosial yang dibuat perusahaan, sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan
semakin luas. Tingginya tingkat profitabilitas yang dimiliki suatu perusahaan dapat menjadi
alasan manajemen perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih luas dengan harapan untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif
dari stakeholders. Penelitian Sitepu 2008 menemukan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial. Heinze
1976 dalam Florence, et al., 2004 menyatakan, profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibelitas kepada manajemen untuk melakukan dan
mengungkapkan kepada pemegang saham program tanggung jawab sosial secara lebih luas. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan
Universitas Sumatera Utara
31 memberikan
memungkinkan manajemennya
untuk melaksanakan
dan mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih luas. Perusahaan yang
memiliki tingkat profitabilitas yang lebih rendah akan mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosialnya karena khawatir akan
dampak operasional perusahaannya. Perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban
untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaannya yang lebih luas daripada perusahaan yang memiliki rasio leverage yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang memiliki rasio leverage yang lebih tinggi perlu memeuhi kebutuhan informasi dari krediturnya. Penelitian Marpaung 2010 menemukan variabel
leverage memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Kepemilikan saham oleh publik umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan publik yang besar lebih dari
5 mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen Arif, 2006. Penelitian Amalia 2005 menemukan hasil bahwa struktur kepemilikan saham oleh
publik berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial. Semakin besar proporsi kepemilikan saham publik, semakin banyak pihak yang
membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga banyak pula butir-butir informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan, termasuk informasi tentang
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
32 Dewan komisaris merupakan wakil pemegang saham pada suatu entitas yang
berbadan hukum perseroan terbatas Mulyadi, 2002:185. Sebagai pelaksana tertinggi di dalam suatu entitas, dewan komisaris juga dapat mempengaruhi seberapa luasnya
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. harapan untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari stakeholders. Penelitian Sembiring 2005 dan Sitepu
2008 menemukan hasil bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial. Beasley dan Salterio 2001
menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah mengendalikan Chief Executive Officer CEO dan monitoring yang
dilakukan akan semakin efektif. Semakin besar jumlah dewan komisaris maka akan semakin mudah menekan CEO agar perusahaan mengungkapkan CSR pada laporan
keuangannya. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia Syamsuddin, 2001:41. Perusahaan
dengan likuiditas yang tinggi akan memberikan sinyal kepada perusahaan yang lain, bahwa mereka lebih baik dari pada perusahaan lain, dengan melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan lingkungan sosial. Sinyal tersebut dilakukan dengan cara memberikan informasi yang lebih luas tentang tanggungjawab sosial dan lingkungan
yang mereka lakukan Kamil dan Antonius, 2012. Syahrir dan Suhendra 2010 dalam Kamil dan Antonius 2012, menemukan bahwa likuiditas mempunyai
pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
Universitas Sumatera Utara
33
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina 2008:49, Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan untuk diuji secasa empiris. Proporsi merupakan pernyataan atau ungkapan yang akan
kebenarannya mengenai konsep yang menjelaskan atau memprediksi suatu norma- norma. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual diatas, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: H
1
: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
2
: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
3
: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
4
: Struktur Kepemiikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
5
: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
6
: Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H
7
: Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan likuiditas berpengaruh secara simultan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono 2006:11 penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel m
empengaruhi variabel lain”. Dalam penelitian ini terdapat variabel dependen dipengaruhi dan variabel independen yang mempengaruhi.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2006:72. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI tahun 2012-2013. Alasan pemilihan jenis perusahaan pertambangan dikarenakan populasi ini belum pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya. Jumlah
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia setiap tahunnya juga terus mengalami peningkatan, yaitu dari 31 perusahaan pada tahun 2011, 37
perusahaan pada tahun 2012, dan 40 perusahaan pada tahun 2013, seperti yang tercantum di situs resmi Bursa Efek Indonesia,
www.idx.co.id
Universitas Sumatera Utara
35 Sampel menurut Sugiyono 2006:73 adalah
”bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode purposice sampling , yaitu metode “pengambilan
sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu” Erlina 2008:83. Beberapa kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dan tidak di-delisting selama tahun 2012-2013
2. Perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan secara lengkap untuk tahun 2012 - 2013
3. Dalam laporan tersebut, tercantum laporan pengungkapan tanggung jawab sosial
Setelah melakukan pengambilan sampel perusahaanpertambangan yang sesuai dengan kriteria pemilihan sampel diatas, maka didapatlah 33 perusahaan
dengan jumlah total observasi sebanyak 66 item
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 3.1 Daftar Sampel Emiten
No Nama Perusahaan
Kriteria Sampel
1 2
3 1
Adaro Energy Tbk v
v v
Sampel 1 2
Atlas Resources Tbk v
v v
Sampel 2 3
ATKP Resources Tbk v
v v
Sampel 3 4
Baramulti Suksessarana Tbk v
v v
Sampel 4 5
Bayan Resources Tbk v
v v
Sampel 5 6
Berau Coal Energy Tbk v
v v
Sampel 6 7
Borneo Lumbung Energi Metal Tbk v
v v
Sampel 7 8
Bumi Resources Tbk v
v v
Sampel 8 9
Darma Henwa Tbk v
v v
Sampel 9 10 Delta Dunia Makmur Tbk
v v
v Sampel 10
11 Garda Tujuh Buana Tbk v
v v
Sampel 11 12 Golden Eagle Energy
v -
v -
13 Golden Energy Mines Tbk v
v v
Sampel 12 14 Harum Energy Tbk
v v
v Sampel 13
15 Indo Setu Bara Resources Tbk -
v V
- 16 Indo Tambangraya Mega Tbk
v v
v Sampel 14
17 Perdana Karya Perkasa Tbk v
v -
- 18 Petrosea Tbk
v v
v Sampel 15
19 Resource Alam Indonesia Tbk v
v v
Sampel 16 20 Samindo Resources Tbk
v v
v Sampel 17
21 Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk v
v v
Sampel 18 22 Toba Bara Sejahtera Tbk
v v
v Sampel 19
23 Apexindo Pratama Duta Tbk v
- v
- 24 Benakat Petroleum Energy Tbk
v v
v Sampel 20
25 Elnusa Tbk v
v v
Sampel 21 26 Energi Mega Persada Tbk
v v
v Sampel 22
27 Medco Energi International Tbk v
v v
Sampel 23 28 Radiant Utama Interinsco Tbk
v v
v Sampel 24
29 Ratu Prabu Energi Tbk v
- v
- 30 Surya Esa Perkasa Tbk
v v
v Sampel 25
31 Aneka Tambang Persero Tbk v
v v
Sampel 26 32 Cakra Mineral Tbk.
v -
v -
33 Central Omega Resource Tbk v
v v
Sampel 27 34 Cita Mineral Investindo Tbk
v v
- -
35 J Resources Asia Pasific Tbk v
v v
Sampel 28
Universitas Sumatera Utara
37 36 SMR Utama Tbk
v v
v Sampel 29
37 Timah Persero Tbk v
v v
Sampel 30 38 Vale Indonesia Tbk
v v
v Sampel 31
39 Citatah Tbk v
v v
Sampel 32 40 Mitra Investindo Tbk
v v
v Sampel 33
Sumber: www.idx.co.id
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Data sekunder ini berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang
dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia atau dapat didownload melalui situs
www.idx.co.id
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pola pengumpulan data penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui jurnal akuntansi dan buku -
buku yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari
www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai
ringkasan kinerja dan laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
38
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terbagi dalam dua bagian, yaitu variabel dependen terikat dan variabel independen bebas.
3.5.1 Variabel Dependen Variabel dependen terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2006:3. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah indeks pengungkapan tanggung jawab sosial dalam
laporan tahunan perusahaan . Variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.
Pengukuran tingkat tanggung jawab sosial perusahaan dapat menggunakan indikator Global Reporting Initiative GRI. Penelitian ini mengidentifikasi hal-hal
yang berkaitan dengan laporan pertanggungjawaban sosial dengan indikator GRI Global Report Initiative versi 3.0. Global Reporting Initiative GRI adalah sebuah
jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-
menerus melakukan
perbaikan dan
penerapan di
seluruh dunia
www.globalreporting.org .
Indikator pengungkapan tanggung jawab sosial menurut GRI terdiri dari tiga indikator, yaitu indikator kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial
Purnasiwi, 2011. Indikator kinerja ekonomi meliputi aspek kinerja ekonomi, aspek kehadiran pasar dan aspek dampak tidak langsung. Dalam indikator kinerja
lingkungan, terdapat aspek material, energi, air, biodiversitas, emisi, efluen dan
Universitas Sumatera Utara
39 limbah, aspek produk dan jasa, aspek kepatuhan, aspek transportasi dan aspek
keseluruhan. Indikator sosial berhubungan dengan ketenagakerjaan, hak asasi manusia, masyarakat dan tanggung jawab produk.
Metode checklist dilakukan dengan melihat ada tidaknya keberadaan suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan perusahaan. Bila item
informasi yang ditentukan tersebut ada dalam laporan keuangan, maka diberi skor 1, dan apabila item informasi tersebut tidak ada dalam laporan keuangan, maka diberi
skor 0. Total checklist dihitung untuk mendapatkan jumlah seluruh item yang diungkapkan setiap perusahaan. Selanjutnya digunakan rumus untuk mendapatkan
indeks pengungkapan tanggung jawab sosial corporate social responsibility index dari setiap sampel. Rumusnya adalah sebagai berikut:
CSRI
j
= ∑X
ij
Keterangan:
CSRI
j
= Corporate Social Responsibility Index perusahaan j
n
j
=
Jumlah item perusahaan j, nj ≤79
X
ij
= dummy variable: 1 = jika item ini diungkapkan; 0 jika item ini tidak
diungkapkan, dengan demikian, 0 ≤ CSRI
j
≤ 1
n
j
Universitas Sumatera Utara
40 3.5.2 Variabel Independen
Variabel independen bebas, adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen variabel terikat Sugiyono, 2006:3. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan,ukuran dewan, dan likuiditas.
3.5.2.1 Ukuran Perusahaan Penelitian ini mengukur variabel ukuran perusahaan dengan jumlah total
aktiva perusahaan. Pengukuran ini dilakukan untuk membuktikan bahwa semakin besar jumlah total aktiva yang dimiliki maka akan semakin besar pula tanggung
jawab sosial yang harus diungkapkan. Hal ini konsisten dengan penilitian yang dilakukan Hackston dan Milne 1996 yang menggunakan jumlah aktiva perusahaan
sebagai ukuran perusahaan. Dikarenakan total aktiva yang dimiliki perusahaan berjumlah milyaran rupiah, maka perlu disederhanakan untuk mendapatkan data yang
lebih mudah untuk dihitung. Total aktiva akan dimodifikasi dalam bentuk logaritma natural Ln
Size = Log Natural Total Aktiva
3.5.2.2 Profitabilitas Perusahaan Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas Return on Asset ROA.
Return on Asset merupakan ukuran efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
41 keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Marpaung, 2010. Hal ini
konsisten dengan penilitian yang dilakukan Hackston dan Milne 1996 yang menggunakan ROA sebagai ukuran profitabilitas. Rumus pengukuran rasio ini
adalah:
� = �
�
3.5.2.3 Leverage Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan
tergantung pada kreditur dalam membiayai asset perusahaan Sembiring, 2005. Semakin tinggi proporsi debt relatif terhadap ekuitas meningkatkan risiko
perusahaan. Hal ini konsisten dengan penilitian yang dilakukan Sembiring 2005 yang mengukur leverage dengan menghitung rasio hutang terhadap modal sendiri.
Rumus pengukuran rasio ini adalah:
�������� = �
3.5.2.4 Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan saham publik public shareholding adalah proporsi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh publikmasyarakat terhadap saham perusahaan di Indonesia Putra, 2011. Penelitian ini mengukur variabel struktur kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
42 dengan membandingkan jumlah kepemilikan saham publik terhadap total saham
perusahaan. Hal ini konsisten dengan penilitian yang dilakukan Putra 2011 yang mengukur struktur kepemilikan dengan menghitung rasio jumlah kepemilikan lembar
saham yang dimiliki publik terhadap total saham perusahaan di Indonesia.
= �
3.5.2.5 Ukuran Dewan Komisaris Dewan komisaris merupakan wakil pemegang saham pada suatu entitas yang
berbadan hukum perseroan terbatas Mulyadi, 2002:185. Ukuran dewan komisaris yang dimaksud disini adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisari dalam suatu
perusahaan. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini konsisten dengan Sembiring 2005 yaitu dilihat dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris
perusahaan. Pengukuran ukuran dewan komisaris dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
UDK =
Σ
Dewan Komisaris Perusahaan
3.5.2.6 Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
Universitas Sumatera Utara
43 dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia Syamsuddin, 2001:41. Penilitian
ini konsisten Kamil dan Antonius 2012 yang menghitung likuiditas dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan. Likuiditas dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
= �
� �
Ringkasan definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 3.2
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Skala Data Sumber Data Variabel
Dependen: Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial
CSR Informasi Sosial
yang diungkapkan oleh perusahaan
pada laporan tahunan
Jumlah item yang
diungkapkan perusahaan
Jumlah item yang diharapkan
Rasio Annual
Report
Variabel Independen:
Ukuran Perusahaan
X
1
Ukuran perusahaan Total
Aktiva dalam Logaritma
natural Rasio
Annual Report
Profitabilitas ROA
X
2
Kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dalam upaya
meningkatkan nilai pemegang saham
Laba setelah
pajak Total
Aktiva Rasio
Annual Report
Universitas Sumatera Utara
44 Leverage
X
3
Kemampuan perusahaan
dalam memenuhi
kewajibannya Total Kewajiban
Total Aktiva Rasio
Annual Report
Struktur Kepemilikan
X
4
Proporsi kepemilikan saham
yang dimiliki oleh publik masyarakat
terhadap saham perusahaan
Total Kepemilikan
Saham Publik Total Lembar
Saham Perusahaan
Rasio Annual
Report
Ukuran Dewan
X
5
Wakil pemegang saham pada suatu
entitas yang berbadan hukum
perseroan terbatas Total Dewan
Komisaris Perusahaan
Rasio Annual
Report
Likuiditas X
6
Kemampuan perusahaan
untuk membayar
semua kewajiban finansial
jangka pendek pada saat jatuh
tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia
Total Aktiva Lancar Total
Hutang Lancar Rasio
Annual Report
Sumber : diolah oleh Penulis
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS 17. Data-data yang diperoleh untuk
variabel independen dan dependen akan dihitung menggunakan alat uji statistik SPSS 17. Metode analisis menggunakan SPSS dipilih untuk menemukan hasil yang lebih
akurat Marpaung, 2010.
Universitas Sumatera Utara
45 3.6.1 Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono 2006: 142, metode statistik deskriptif berfungsi untuk menganalisis data dengan cara menggunakan data yang sudah terkumpul namun
bukan untuk membuat kesimpulan bersifat generalisasi. Dalam statistik deskriptif ini hanya akan dilihat nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum dan
minimum dari variabel.
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik Tujuan dari pengujian asumsi klasik adalah untuk mengestimasi suatu garis
regresi dengan jalan meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut Erlina, 2008:102. Pengujian analisis regresi harus bebas dari
asumsi-asumsi klasik seperti normalitas datam autokorelasi, heterosdastisitas, dan asumsi klasik lainyya agar pengujian tidak bersifat bias dan efisien Marpaung,
2010. Menurut Erlina 2008:102, pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
3.6.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Erlina, 2008 : 102. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal
Ghozali, 2005:115. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, penelitian ini mengunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S yang dijelaskan
Universitas Sumatera Utara
46 oleh Ghozali 2005 : 115. Apabila nila probabilitas 0,05 berarti data terdistribusi
secara normal. Sebaliknya bila nilai probabilitas 0,05 maka data tidak normal.
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas terjadi apabila terjadi hubungan linear yang sempurna atau
hampir sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi Cahya, 2010. Menurut Erlina 2008 : 105, uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel bebasnya Ghozali, 2005:91. Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai
tolerance serta variance inflation faktor VIF. Menurut Ghozali 2005 : 91 untuk mendeteksi apakah ada atau tidak terjadinya multikolinearitas di dalam model regresi,
dapat dilihat dari: 1 nilai tolerance dan lawannya
2 variance inflation factor
Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen lainnya. Tolerence mengukur variabelitas variabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Nilai tolerance berbanding terbalik dengan nilai VIF VIF = 1Tolerence. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya
multikolinearitas adalah jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih
Universitas Sumatera Utara
47 besar dari 10. Apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen
yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.
3.6.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi apakah ada serial korelasi
Autokorelasi atau tidak dalam data time series yang digunakan. Serial korelasi adalah problem dimana dalam sekumpulan observasi untuk variabel tertentu antara
observasi yang satu dengan yang lain ada hubungan atau korelasi Cahya, 2010. Langkah awal pendeteksian ini adalah mencari nilai d dari analisis regresi dan
selanjutnya mencari nilai d1 dan du pada tabel dengan criteria-kriteria tertentu. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan tabel
Durbin-Watson Ghozali, 2005 : 1 Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound du dan 4-du,
maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
2 Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada
autokorelasi. 3 Bila nilai DW terletak diantara batas atas du dan batas bawah dl atau
DW terletak antara 4-du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Universitas Sumatera Utara
48 3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain Erlina, 2008 : 206. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas Marpaung, 2010. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual Y prediksi –
Y sesungguhnya yang telah di-studentized Ghazali, 2005:105. Dasar analisisnya adalah:
1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit akan
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.
3.6.3 Pengujian Hipotesis Dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode regresi
linear berganda, dengan terlebih dahulu menguji variabel-variabel dari karakteristik perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mencari tingkat signifikasi yang paling tinggi di
Universitas Sumatera Utara
49 antara variabel-variabel tersebut. Variabel ukuran, profitabilitas, leverage, struktur
kepemilikan, ukuran dewan, dan likuiditas dengan tingkat signifikasi yang paling tinggi akan diregresi dengan indeks pengungkapan tanggung jawab sosial.
3.6.3.1 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen Cahya, 2010. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variable dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2005.
3.6.3.2 Metode Regresi Linear Berganda Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
regresi liniear berganda yang berfungsi untuk mengolah dan memproses data yang telah diperoleh serta untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Menurut Gujarari
2003 dalam Ghozali 2005, metode analisis regresi linear berganda adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen terikat dengan satu atau lebih variabel
independen bebas, dengan tujuan untuk mengestimasi danatau memprediksi rata - rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen, berdasarkan nilai independen
yang diketahui. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan,
Universitas Sumatera Utara
50 profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan, dan likuiditas.
Sedangkan variabel dependennya adalah indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Rumus persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
CSR = a + b
1
LSize+ b
2
ROA+ b
3
Lev + b
4
Pub+ b
5
Kom+ b
6
Liq+ e
Keterangan :
CSR : Indeks skor pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan a
: Konstanta b
1
,.., b
6
: Koefisien Variabel Bebas LSize
: Ukuran Perusahaan ROA
: Profitabilitas Lev
: Leverage
Pub : Struktur Kepemilikan Saham Publik
Kom : Ukuran Dewan Komisaris
Liq : Likuiditas
e : Error
3.6.3.3 Uji signifikansi parsial Uji stastistik t Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
51 Ghozali, 2005 : 84. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level
0,05 α=5. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai
berikut : 1
Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2 Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak
signifikan. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.3.4 Uji signifikansi simultan Uji stastistik F Menurut Ghozali 2005 uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
significance level 0,05 α=5. Ketentuan peneriman atau penolakan hipotesis adalah
sebagi berikut : 1
Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara simultan ketiga variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2 Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis diterima koefisien regresi
tidak signifikan. Ini berarti bahwa secara simultan ketiga variabel
Universitas Sumatera Utara
52 independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Data dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program
Statistical Package for Social Sciences SPSS 17. Hipotesis dalam penelitian ini dipengaruhi oleh nilai signifikansi koefisien variabel yang bersangkutan setelah
dilakukan pengujian. Kesimpulan hipotesis dilakukan berdasarkan t-test dan F test untuk menguji signifikansi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
3.7 Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian dapat dilihat pada tabel yang terlampir pada Lampiran xi
Universitas Sumatera Utara
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Data Penelitian
Jumlah populasi emiten perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 dan 2013 adalah 40 perusahaan, dimana dari jumlah tersebut hanya 33
perusahaan yang menjadi sampel, yaitu perusahaan pertambangan yang menyajikan laporan keuangan secara lengkap untuk tahun 2012
– 2013 dan tidak di-delisting selama tahun tersebut. Dalam laporan tersebut juga tercantum laporan pengungkapan
tanggung jawab sosial. Perusahaan yang menjadi sampel ditampilkan pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan
Sampel
1 Adaro Energy Tbk
Sampel 1 2
Atlas Resources Tbk Sampel 2
3 ATKP Resources Tbk
Sampel 3 4
Baramulti Suksessarana Tbk Sampel 4
5 Bayan Resources Tbk
Sampel 5 6
Berau Coal Energy Tbk Sampel 6
7 Borneo Lumbung Energi Metal Tbk
Sampel 7 8
Bumi Resources Tbk Sampel 8
9 Darma Henwa Tbk
Sampel 9 10 Delta Dunia Makmur Tbk
Sampel 10 11 Garda Tujuh Buana Tbk
Sampel 11 12 Golden Energy Mines Tbk
Sampel 12 13 Harum Energy Tbk
Sampel 13 14 Indo Tambangraya Mega Tbk
Sampel 14
Universitas Sumatera Utara
54 15 Petrosea Tbk
Sampel 15 16 Resource Alam Indonesia Tbk
Sampel 16 17 Samindo Resources Tbk
Sampel 17 18 Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk
Sampel 18 19 Toba Bara Sejahtera Tbk
Sampel 19 20 Benakat Petroleum Energy Tbk
Sampel 20 21 Elnusa Tbk
Sampel 21 22 Energi Mega Persada Tbk
Sampel 22 23 Medco Energi International Tbk
Sampel 23 24 Radiant Utama Interinsco Tbk
Sampel 24 25 Surya Esa Perkasa Tbk
Sampel 25 26 Aneka Tambang Persero Tbk
Sampel 26 27 Central Omega Resource Tbk
Sampel 27 28 J Resources Asia Pasific Tbk
Sampel 28 29 SMR Utama Tbk
Sampel 29 30 Timah Persero Tbk
Sampel 30 31 Vale Indonesia Tbk
Sampel 31 32 Citatah Tbk
Sampel 32 33 Mitra Investindo Tbk
Sampel 33 Sumber : diolah oleh Penulis
4.1.1 Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Dalam
menghitung indeks
pengungkapan tanggung
jawab sosial,
digunakanlah metode checklist, dimana jika suatu item yang diungkapkan perusahaan diberi nilai satu dan jika tidak diungkapkan maka akan diberi nilai nol.
Skor yang diperoleh oleh setiap perusahaan selanjutnya akan dijumlahkan dan dibagi dengan total skor yang diharapkan dapat diperoleh oleh perusahaan. Dasar
perhitungan skor pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berasal dari indikator GRI versi 3.0, yaitu sebanyak 79 item.
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4.2 Perhitungan Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
No Nama Perusahaan
2012 2013
Total Indeks
Total Indeks
1 Adaro Energy Tbk
41 0,52
44 0,56
2 Atlas Resources Tbk
29 0,37
26 0,33
3 ATKP Resources Tbk
22 0,28
22 0,28
4 Baramulti Suksessarana Tbk
27 0,34
27 0,34
5 Bayan Resources Tbk
27 0,34
23 0,29
6 Berau Coal Energy Tbk
37 0,47
43 0,54
7 Borneo Lumbung Energi Metal Tbk
31 0,39
34 0,43
8 Bumi Resources Tbk
42 0,53
47 0,59
9 Darma Henwa Tbk
37 0,47
30 0,38
10 Delta Dunia Makmur Tbk 24
0,30 30
0,38 11 Garda Tujuh Buana Tbk
29 0,37
33 0,42
12 Golden Energy Mines Tbk 34
0,43 39
0,49 13 Harum Energy Tbk
30 0,38
29 0,37
14 Indo Tambangraya Mega Tbk 36
0,46 41
0,52 15 Petrosea Tbk
32 0,41
37 0,47
16 Resource Alam Indonesia Tbk 24
0,30 27
0,34 17 Samindo Resources Tbk
31 0,39
31 0,39
18 Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk 46
0,58 46
0,58 19 Toba Bara Sejahtera Tbk
29 0,37
35 0,44
20 Benakat Petroleum Energy Tbk 33
0,42 37
0,47 21 Elnusa Tbk
46 0,58
38 0,48
22 Energi Mega Persada Tbk 35
0,44 32
0,41 23 Medco Energi International Tbk
50 0,63
43 0,54
24 Radiant Utama Interinsco Tbk 23
0,29 21
0,27 25 Surya Esa Perkasa Tbk
29 0,37
26 0,33
26 Aneka Tambang Persero Tbk 48
0,61 48
0,61 27 Central Omega Resource Tbk
21 0,27
21 0,27
28 J Resources Asia Pasific Tbk 14
0,18 14
0,18 29 SMR Utama Tbk
18 0,23
22 0,28
30 Timah Persero Tbk 76
0,96 76
0,96 31 Vale Indonesia Tbk
47 0,59
32 0,41
32 Citatah Tbk 20
0,25 24
0,30 33 Mitra Investindo Tbk
23 0,29
27 0,34
Sumber : diolah oleh Penulis
Universitas Sumatera Utara
56 4.1.2 Data Karakterisik Perusahaan
Data karakteristik perusahaan yang menjadi variabel independent pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan Size, tingkat profitabilitas ROA, tingkat
leverage Lev, struktur kepemilikan Pub, ukuran dewan komisaris Kom, dan tingkat likuiditas Liq. Berikut ini adalah data karakteristik perusahaan
pertambangan pada tahun 2012 – 2013 yang akan ditampilkan pada tabel 4.3 dan
tabel 4.4
Tabel 4.3 Karakteristik Perusahaan Pertambangan tahun 2012
No Nama Perusahaan
2012
Size ROA
Lev Pub
Kom Liq
1 Adaro Energy Tbk
7.81 5.73
0.55 49.91
6 157.23
2 Atlas Resources Tbk
6.46 -3.73
0.58 32.98
6 39.25
3 ATKP Resources Tbk
5.17 -1.11
0.71 26.91
3 140.35
4 Baramulti Suksessarana Tbk
6.005 9.35
0.74 12.4
6 79.84
5 Bayan Resources Tbk
7.27 2.88
0.63 12.45
5 115.71
6 Berau Coal Energy Tbk
7.31 -8.36
0.89 15.26
8 120
7 Borneo Lumbung Energi Metal
Tbk 7.29
-26.7 0.83
35.34 5
46.45 8
Bumi Resources Tbk 7.85
-9.59 0.95
70.82 12
88.43 9
Darma Henwa Tbk 6.63
-9.43 0.38
60.93 3
141.1 10 Delta Dunia Makmur Tbk
7.05 -1.32
0.92 60.04
8 187.45
11 Garda Tujuh Buana Tbk 6.21
57.70 0.22
40.2 3
414.92 12 Golden Energy Mines Tbk
6.53 5.20
0.16 3
6 354.71
13 Harum Energy Tbk 6.71
30.01 0.20
29.61 5
313.18 14 Indo Tambangraya Mega Tbk
7.15 28.97
0.33 35
6 221.71
15 Petrosea Tbk 6.71
9.27 0.65
30.2 7
131.54 16 Resource Alam Indonesia Tbk
6 22.73
0.29 36.16
5 194.76
17 Samindo Resources Tbk 6.11
2.80 0.79
21.86 3
92.17 18 Tambang Batubara Bukit Asam
Persero Tbk 7.11
22.86 0.33
16.23 6
492.37 19 Toba Bara Sejahtera Tbk
6.4 4.56
0.58 14.86
3 75.79
20 Benakat Petroleum Energy Tbk 6.65
0.19 0.17
58.51 4
209.43
Universitas Sumatera Utara
57 21 Elnusa Tbk
6.63 3.16
0.52 28.42
5 137
22 Energi Mega Persada Tbk 7.30
1.33 0.67
66.48 4
67.08 23 Medco Energi International Tbk
7.41 0.71
0.68 42.58
6 264.86
24 Radiant Utama Interinsco Tbk 6.07
2.46 0.8
22.84 3
107.84 25 Surya Esa Perkasa Tbk
5.89 6.44
0.36 5.26
4 224.73
26 Aneka Tambang Persero Tbk 7.3
15.19 0.35
34.96 6
251.42 27 Central Omega Resource Tbk
6.19 19.76
0.1 24.52
3 942.23
28 J Resources Asia Pasific Tbk 6.74
15.3 0.5
5.4 3
92.94 29 SMR Utama Tbk
5.49 -21.37 0.12
14.78 2
599.46 30 Timah Persero Tbk
6.78 7.07
0.25 35
6 409.42
31 Vale Indonesia Tbk 7.35
2.89 0.26
21.18 10
340.98 32 Citatah Tbk
5.42 1.06
0.7 47.78
3 112.91
33 Mitra Investindo Tbk 5.17
14.87 0.36
68.25 4
260.7 Sumber : idx.co.id
Tabel 4.4 Karakteristik Perusahaan Pertambangan tahun 2013
No Nama Perusahaan
2013
Size ROA
Lev Pub
Kom Liq
1 Adaro Energy Tbk
7.92 3.4
0.53 49.88 5
177.19 2
Atlas Resources Tbk 6.59
-3.6 0.58
30.31 6
26.05 3
ATKP Resources Tbk 6.17
0.88 0.25
11.02 3
132.08 4
Baramulti Suksessarana Tbk 6.29
2.97 0.45
8.33 8
49.39 5
Bayan Resources Tbk 7.28
-3.52 0.71
12.45 5
109.89 6
Berau Coal Energy Tbk 7.39
-8.1 0.96
15.26 8
105.34 7
Borneo Lumbung Energi Metal Tbk
7.2 -45.53 1.23
39.27 3
16.49 8
Bumi Resources Tbk 7.93
-24.12 1.04 70.82
7 41.19
9 Darma Henwa Tbk
6.65 -14.15 0.39
60.71 4
127.78 10 Delta Dunia Makmur Tbk
7.12 -2.71
0.94 60.3
8 140.66
11 Garda Tujuh Buana Tbk 6.04
-6.74 0.17
39.91 3
656.68 12 Golden Energy Mines Tbk
6.60 4.23
0.26 3
6 183.3
13 Harum Energy Tbk 6.77
10.32 0.18
29.37 5
345.3 14 Indo Tambangraya Mega Tbk
7.23 16.56
0.31 35
6 199.19
15 Petrosea Tbk 6.8
3.40 0.61
22.28 5
155.47 16 Resource Alam Indonesia Tbk
6.11 16.25
0.31 35.11
5 173.51
17 Samindo Resources Tbk 6.26
9.57 0.57
25.77 3
173.38 18 Tambang Batubara Bukit Asam
Persero Tbk 7.07
15.88 0.35
23.94 6
286.59
Universitas Sumatera Utara
58 19 Toba Bara Sejahtera Tbk
6.58 13.04
0.58 6.86
3 89.51
20 Benakat Petroleum Energy Tbk 7.22
4.13 0.65
59.14 4
49.33 21 Elnusa Tbk
6.64 5.55
0.48 29.05
5 159.74
22 Energi Mega Persada Tbk 7.45
7.48 0.62
63 4
68.82 23 Medco Energi International Tbk
7.49 0.63
0.65 28.57
6 200.33
24 Radiant Utama Interinsco Tbk 6.11
2.32 0.8
39.26 3
111.80 25 Surya Esa Perkasa Tbk
6.16 10.63
0.24 40.91
4 323.93
26 Aneka Tambang Persero Tbk 7.34
1.87 0.41
34.96 6
183.64 27 Central Omega Resource Tbk
6.2 21.14
0.09 24.77
3 983.81
28 J Resources Asia Pasific Tbk 6.84
-1.29 0.61
5.4 3
118.55 29 SMR Utama Tbk
5.38 -18.59 0.08
38.67 2
814.24 30 Timah Persero Tbk
6.9 6.53
0.38 35
6 219.74
31 Vale Indonesia Tbk 7.45
1.69 0.25
21.18 10
330.07 32 Citatah Tbk
5.51 0.15
0.76 47.78
3 107.9
33 Mitra Investindo Tbk 5.2
14.01 0.29
68.25 4
390.61 Sumber : idx.co.id
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif