Pengembangan Pasar “Sasumuzi” Sagon Sukun Multi Gizi

PENGEMBANGAN PASAR “SASUMUZI”
SAGON SUKUN MULTI GIZI

BRILIYAN PANJI HANDOKO

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Pasar
“Sasumuzi” Sagon Sukun Multi Gizi adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016
Briliyan Panji Handoko
NIM F34110083

ABSTRAK
BRILIYAN PANJI HANDOKO. Pengembangan Pasar “Sasumuzi” Sagon Sukun
Multi Gizi. Dibimbing oleh AJI HERMAWAN.
Sasumuzi merupakan inovasi makanan ringan berbahan dasar sukun yang
ditingkatkan gizinya dengan penambahan sumber protein, multivitamin, dan
mineral. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang proposisi nilai sebagai
bagian dari model bisnis yang sesuai untuk segmen pelanggan. Metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan riset aksi. Tahapan terdiri
dari perancangan hipotesis model bisnis, pengujian masalah, pengujian solusi dan
verifikasi. Data dikumpulkan dengan wawancara kepada 50 responden dalam
tahap pengujian permasalahan dan 50 responden pada pengujian solusi produk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat permasalahan responden yaitu
kualitas keamanan camilan, kualitas kandungan gizi, dan perilaku konsumsi anak.
Berdasarkan uji masalah menghasilkan model bisnis baru dengan menghilangkan
proposisi nilai bahan baku lokal dan kandungan prebiotik. Kemudian ditambahkan
proposisi nilai kemasan menarik dan rasa sesuai selera anak. Berdasarkan

penelitian diperoleh hasil bahwa Sasumuzi dapat menjadi solusi terhadap
permasalahan. Segmen pelanggan adalah anak sekolah dasar usia 6-12 tahun.
Saluran penjualan yang diminati adalah kantin sekolah.
Kata kunci: model bisnis, pengembangan pasar, sagon sukun

ABSTRACT
BRILIYAN PANJI HANDOKO. Market Development of “Sasumuzi” Nutritious
Breadfruit Sagon. Supervised by AJI HERMAWAN.
“Sasumuzi” is an innovative snack made from breadfruit nutritionally
enhanced with the addition of a source of protein, multivitamin, and mineral. The
purpose of this research is to design value proposition as part of business model
that fit to customer segment. The method used was qualitative method with action
research approach. The stages consisted a business model hypotheses, testing
problems, testing solution and verification. Data were collected by interview stage
to 50 respondents in the stage of test the problem and 50 respondents in the
solution test product. The results showed that the customer’s problems were lack
of safety, less nutrient, and the consumption behavior of children. Based on
problem test result a new business model by eliminate the value proposition of
local raw materials and contains prebiotics. Then add the value proposition
attractive packaging and flavor to taste child. Based on the test, Sasumuzi could

be a solution. The customer segments were elementary school students aged 6-12
years. The possible sales channels were in the school cafeterias.
Keywords: breadfruit sagon, business model, market development

PENGEMBANGAN PASAR “SASUMUZI”
SAGON SUKUN MULTI GIZI

BRILIYAN PANJI HANDOKO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia dan kesempatan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Pengembangan Pasar “Sasumuzi”
Sagon Sukun Multi Gizi. Karya tulis ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Teknologi Pertanian, pada Departemen Teknologi
Industri Pertanian, IPB.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan tertinggi
kepada:
1. Dr Ir Aji Hermawan, MM selaku Pembimbing Akademik yang banyak
membantu dan membimbing penulis mulai dari praktik lapangan,
penelitian sampai penyusunan tugas akhir.
2. Ir. Lien Herlina M.Sc dan Dr. Elisa Anggraeni, S.TP, M.Sc selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan perbaikan.
3. Kedua orangtua kandung, Bapak Kardi dan Ibu Rolatiyah, Kakak yang
juga sebagai saudara kembar penulis yaitu Briliyan Panji Kartiko, dan adik
perempuan Syafira Putri Anggraeni yang banyak membuat saya
termotivasi dan bersemangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
4. PT. Bogor Life Science and Technology (BLST) dan Lembaga Recognition

and Mentoring Program (RAMP) IPB sebagai pihak yang mendanai dan
memberikan pengarahan dalam penelitian ini.
5. Rekan satu tim penelitian projek Sasumuzi yaitu Hendra dan Andiny yang
telah banyak membantu saya dalam pengembangan pasar Sasumuzi.
6. Teman-teman satu bimbingan Technopreneur yaitu Bagas, Putri, Vito,
Dira, Andi, dan Youvita yang senantiasa saling mendukung dan
memberikan semangat selama penelitian dan penyusunan skripsi.
7. Keluarga besar Mahasiswa IPB Angkatan 48 dan TIN 48 atas doa,
dukungan, kekompakan, dan kebersamaan selama 4 tahun.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya.
Bogor, Maret 2016
Briliyan Panji Handoko

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR


vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Ruang Lingkup Penelitian


1

METODE

2

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Kanvas Model Bisnis Awal

5

Ekstraksi Hipotesis Model Bisnis Awal

8

Pengujian Permasalahan (Test The Problem)


9

Pembaruan Kanvas Model Bisnis Tahap Pertama

10

Pengujian Solusi (Test The Solution)

12

Pembaruan Kanvas Model Bisnis Tahap Kedua

15

Verifikasi Model Bisnis

15

SIMPULAN DAN SARAN


17

Simpulan

17

Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

19
29


DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Hipotesis dari model bisnis awal Sasumuzi
Permasalahan-permasalahan responden
Perbandingan masalah terhadap proposisi nilai
Desain solusi

8
9
11
12

DAFTAR GAMBAR
1 Diagram alir pengembangan pasar dengan metode riset aksi
2 Hipotesis kanvas model bisnis awal

3 Pasar potensial pengembangan Sasumuzi
4 Kanvas model bisnis versi 1
5 Contoh prototype produk Sasumuzi
6 Pendapat responden terhadap solusi yang ditawarkan
7 Kecocokan Sasumuzi secara umum
8 Harga yang diinginkan responden
9 Keinginan responden terhadap jenis saluran (channel)
10 Kanvas model bisnis versi 2

2
6
10
11
13
13
14
14
15
15

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Daftar pertanyaan pengujian permasalahan
Daftar pertanyaan pengujian solusi
Data responden pengujian permasalahan
Data responden pengujian solusi
Ukuran Pasar
Analisis biaya

19
20
22
24
26
27

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sasumuzi merupakan salah satu inovasi yang prospektif untuk
dikembangkan. Inovasi tersebut berupa makanan ringan berbahan dasar sukun
yang ditingkatkan gizinya dengan penambahan sumber protein, multivitamin, dan
mineral. Produk inovasi Sasumuzi diciptakan oleh Prof. Ahmad Sulaeman, dosen
aktif di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian
Bogor. Pada awalnya Sasumuzi bertujuan untuk menggantikan multivitamin dan
multimineral untuk anak-anak yang selama ini dibagikan gratis dalam bentuk
taburia. Disamping itu Sasumuzi sebagai alternatif pangan darurat yang padat gizi
baik zat gizi makro maupun zat gizi mikro, memiliki kandungan mineral kalsium,
besi, dan seng yang tinggi sehingga cocok bagi anak-anak untuk mencegah
terjadinya defisiensi pasca bencana.
Menurut USDA (2013) salah satu faktor yang menyebabkan
berkembangnya industri pengolahan makanan ringan modern adalah
meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan. Sasumuzi merupakan
inovasi makanan ringan yang aman dikonsumsi dan bergizi sehingga memiliki
peluang yang cukup baik di pasar camilan. Melihat potensi yang dimiliki, produk
Sasumuzi dapat dikembangkan menjadi camilan anak.
Agar inovasi Sasumuzi dapat diterima oleh konsumen serta dapat bersaing
di pasar makanan ringan, diperlukan suatu langkah komersialisasi yang tepat.
Customer development diperlukan untuk menemukan kebutuhan konsumen
terhadap produk yang akan dipasarkan. Menurut Blank dan Dorf (2012), customer
development adalah kegiatan mendapatkan model bisnis dengan cara pencarian
model (search) dan eksekusi model (execution). Penelitian ini memfokuskan pada
bagian pencarian model bisnis (search) khususnya aktivitas customer discovery.
Kegiatan tersebut dilaksanakan guna mendapatkan produk yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan camilan yang
ada di masyarakat, mendesain solusi untuk menyelesaikan persoalan tersebut, dan
mendapatkan segmen pelanggan yang sesuai dengan model bisnis.
Ruang Lingkup Penelitian
Dalam customer development terdapat empat langkah yang mendukung
semua unsur dalam penyusunan startup business (Blank dan Dorf 2012). Keempat
langkah tersebut adalah customer discovery, customer validation, customer
creation, dan company building. Langkah pertama dan kedua dalam customer
development disebut dengan tahapan pencarian, sedangkan untuk langkah ketiga
dan keempat disebut dengan langkah mengeksekusi. Penelitian ini difokuskan
pada langkah customer discovery yang meliputi penyusunan hipotesis dari model
bisnis awal, pengujian permasalahan (test the problem), pengujian solusi (test the
solution) dan verifikasi model bisnis.

2

METODE
Metode riset aksi (action research) merupakan metode yang digunakan
dalam penelitian ini. Riset aksi merupakan metode yang fokus terhadap perubahan
yang memiliki tahapan siklus yaitu melakukan diagnosa masalah, membuat
perencanaan, melakukan tindakan, dan evaluasi sampai mendapatkan perubahan
yang sesuai (Saunders et al 2009). Dalam metode ini dilakukan pendekatan
customer development yang mengacu pada sembilan elemen bisnis model.
Perbaikan model bisnis pada penelitian ini diadaptasi berdasarkan pengembangan
pasar menurut Blank dan Dorf (2012) dengan metode riset aksi yang dapat dilihat
pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram alir pengembangan pasar dengan metode riset aksi yang
diadaptasi berdasarkan Blank dan Dorf (2012)
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Oktober 2015. Penelitian
dilakukan di dua sekolah dasar yaitu SDIT Aliya dan SD Plus Bina Bangsa
Sejahtera. Pemilihan tempat tersebut dilakukan berdasarkan sampel purposif yaitu
tempat dimana orang tua khususnya ibu dapat ditemui dan dijadikan responden.
Artinya tidak ada kriteria tempat tertentu untuk pemilihan responden seperti faktor
demografis dan populasi tertentu, namun pemilihan tempat dilakukan berdasarkan
tujuan penelitian yaitu mewawancarai orang tua khususnya ibu yang bertindak

3
sebagai decision maker. Prosedur purposif dilakukan dengan menentukan
sekelompok responden yang akan menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih
yang relevan dengan topik penelitian yang diangkat (Bungin 2006). Tahapan
penelitian ini meliputi desain kanvas model bisnis awal, ekstraksi hipotesis,
pengujian permasalahan, pembaruan model bisnis pertama, pengujian solusi,
pembaruan model bisnis kedua dan verifikasi.
Desain Kanvas Model Bisnis Awal
Pada tahap ini pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada
inventor produk yaitu Prof. Ahmad Sulaeman. Selanjutnya data hasil wawancara
dianalisis untuk mengisi elemen-elemen dalam model bisnis terutama proposisi
nilai dan segmen pelanggan. Keluaran tahap ini akan dihasilkan kerangka kanvas
model bisnis awal yang terdiri dari sembilan elemen yaitu customer segment,
value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key
resources, key activities, key partners, dan cost structure.
Ekstrasi Hipotesis
Ekstraksi hipotesis merupakan tahap untuk mengekstrak isi dua elemen
kanvas model bisnis awal yaitu proposisi nilai dan segmen pelanggan yang
merupakan dugaan terbaik yang masih perlu dibuktikan. Analisis dengan
mengubah elemen proposisi nilai dan segmen pelanggan menjadi hipotesis.
Keluaran dari tahap ini berupa hipotesis yang akan dibuktikan secara empiris di
lapangan.
Pengujian Masalah
Tahap ini bertujuan untuk menguji apakah hipotesis sesuai dengan fakta di
lapangan. Pada proses ini akan diperoleh pemahaman tentang permasalahan dan
kebutuhan konsumen terkait topik yang diangkat. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara langsung kepada responden dengan mengajukan beberapa
pertanyaan terbuka. Wawancara dilakukan terhadap 50 orang responden.
Penentuan jumlah responden dilakukan berdasarkan theoretical saturation dimana
jumlah responden sebenarnya belum diketahui, ketika penambahan jumlah
responden tidak merubah hasil maka jumlah responden sudah cukup. Menurut
Blank dan Dorf (2012) jumlah 50 responden merupakan jumlah responden yang
mencukupi. Responden yang dipilih adalah orang tua khususnya ibu yang
bertindak sebagai decision maker terhadap pembelian produk camilan oleh anak
yang bertindak sebagai end-user.
Dari hasil pengujian masalah kemudian dianalisis karakteristik responden
yang potensial. Analisis data dimulai dengan transkipsi hasil wawancara ke dalam
bentuk tulisan. Hasil transkipsi kemudian dianalisis menggunakan teknik reduksi
dan kategorisasi. Menurut Miles dan Huberman (1994), teknik reduksi data adalah
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Kategorisasi dilakukan setelah melakukan reduksi data. Teknik kategorisasi
digunakan untuk menggolongkan jawaban dan pernyataan dari responden yang
merupakan calon konsumen dari produk yang dikembangkan. Pada penggolongan
pelanggan potensial dan tidak potensial, kategorisasi responden berdasarkan
parameter yaitu intensitas konsumsi camilan dan berdasarkan ketertarikan

4
terhadap pengembangan produk. Parameter tersebut diberikan nilai bobot yang
dapat menentukan batas apakah konsumen tersebut pelanggan potensial atau tidak
potensial. Panduan wawancara pengujian permasalahan dapat dilihat pada
Lampiran 1. Data responden pengujian permasalahan dapat dilihat pada Lampiran
3.
Pembaruan Model Bisnis Pertama
Berdasarkan hasil analisis uji masalah dilakukan pembaruan model bisnis.
Permasalahan yang didapat akan dibandingkan dengan proposisi nilai. Selanjutnya
dicocokkan apakah masalah sudah sesuai dengan proposisi nilai yang ada. Apabila
tidak terbukti dan terdapat permasalahan baru yang penting untuk diselesaikan
maka akan dilakukan perubahan atau penambahan elemen proposisi nilai.
Selanjutnya analisis kecocokan segmen pelanggan. Pembaruan yang terjadi akan
diikuti dengan penyesuaian desain produk. Produk hasil pengembangan akan
menjadi bahan untuk pengujian solusi. Keluaran dari tahap ini yaitu kanvas model
bisnis baru dan Sasumuzi hasil pengembangan.
Pengujian Solusi
Pengujian solusi dimaksudkan untuk mengetahui apakah asumsi hipotesis
mengenai solusi yang ditawarkan sudah dapat menyelesaikan masalah yang ada.
Pengujian dilakukan kepada 50 responden yang terdiri dari 35 responden potensial
pada pengujian permasalahan yang dapat dihubungi kembali dan bersedia
dijadikan responden pada pengujian solusi dan ditambah 15 responden baru yang
memiliki karakteristik yang sama. Pada pengujian ini ditunjukkan minimum viable
product yaitu produk hasil pengembangan. Tujuannya agar responden dapat
menilai secara langsung proposisi nilai yang ditawarkan berdasarkan
permasalahan dan mengevaluasi solusi yang ditawarkan seperti harga dan saluran
penjualan. Analisis data pada pengujian solusi dilakukan hampir sama dengan
pengujian masalah dimana hasil wawancara akan ditranskripsi, kemudian
direduksi, dikategorisasi, dan dicocokkan dengan model bisnis. Teknik
kategorisasi pada tahap ini dilakukan untuk menggolongkan tanggapan responden
terkait produk solusi, fitur, tampilan produk, dan saluran penjualan yang dipilih
responden. Panduan wawancara pengujian solusi dapat dilihat pada Lampiran 2.
Data responden pengujian solusi dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pembaruan Model Bisnis Kedua
Pada tahap ini dilakukan analisis kecocokan dua elemen yaitu proposisi nilai
dan segmen pelanggan. Analisis dilakukan untuk mencari apakah terdapat
ketidakcocokan terhadap hipotesis sebelum dilakukan pengujian. Perubahan
elemen model bisnis lain akan mengikuti perubahan kedua elemen tersebut.
Keluaran dari tahap ini yaitu kanvas model bisnis baru yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
Verifikasi
Tahap ini dilakukan untuk melihat keseluruhan hasil pengujian
permasalahan dan pengujian solusi dengan mempertanyakan tiga permasalahan
yaitu kecocokan produk dengan pasar, pelanggan produk dan cara mencapainya,
serta cara menghasilkan uang dan menumbuhkan perusahaan. Keluaran dari tahap
ini yaitu mengetahui kelayakan produk dan pasar dalam model bisnis. Jika belum

5
layak harus dilakukan perubahan model bisnis dan perlu dilakukan pengujian
kembali baik pengujian permasalahan maupun pengujian solusi. Jika sudah layak,
maka dapat berlanjut ke tahap selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kanvas Model Bisnis Awal
Osterwalder dan Pigneur (2010) membuat kerangka model bisnis yang
berbentuk kanvas dan terdiri dari sembilan kotak yang berisikan elemen-elemen
yang saling berikatan. Osterwalder dan Pigneur menambahkan bahwa model
bisnis merupakan suatu gambaran dasar pemikiran bagaimana suatu organisasi
menciptakan, memberikan dan menangkap nilai.
Sembilan balok dalam kanvas model bisnis menggambarkan bangunan
dasar yang menunjukkan logika bagaimana perusahaan bermaksud untuk
menghasilkan nilai. Sembilan balok tersebut mencakup empat bidang utama bisnis
yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kelayakan keuangan. Kesembilan
elemen dalam model bisnis kanvas meliputi customer segment, value propositions,
channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities,
key partners, dan cost structure. Hipotesis kanvas model bisnis awal dapat dilihat
pada Gambar 2.
Segmen Pelanggan (Customer segments)
Segmen pelanggan adalah kelompok orang atau organisasi yang dituju oleh
perusahaan untuk dilayani (Osterwalder dan Pigneur 2012). Hipotesis awal untuk
segmen pelanggan Sasumuzi adalah anak sekolah dasar usia 6-12 tahun. Anakanak akan menjadi pelanggan dengan tipe end-user atau pengonsumsi akhir dari
produk yang bisa menilai produk secara langsung, sedangkan orang tua menjadi
decision maker yang akan menentukan dan memiliki kebijakan dalam pembelian
produk untuk anaknya. Orang tua sebagai decision maker juga bisa bertindak
sebagai economic buyer terhadap produk. Oleh karena itu memahami motivasi
pembelian dari decision maker dalam hal ini orang tua penting untuk dilakukan.
Proposisi Nilai (Value proposition)
Tim PPM Manajemen (2012) menjelaskan proposisi nilai adalah manfaat
atau nilai yang ditawarkan perusahaan kepada segmen pasar yang dilayani. Pada
hipotesis kanvas model bisnis Sasumuzi, proposisi nilai yang ditawarkan adalah
aman dikonsumsi. Sasumuzi aman dikonsumsi karena produk diolah tanpa
menggunakan bahan tambahan pangan berbahaya yang biasanya ada pada camilan
seperti pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Proposisi nilai yang
kedua adalah bahan baku lokal. Sasumuzi didesain sebagai camilan dari bahan
baku lokal karena menggunakan sukun sebagai bahan baku utama. Sukun
termasuk dalam bahan lokal yang memiliki kandungan protein dan prebiotik alfa
1-3.
Proposisi nilai yang ketiga adalah kandungan gizi baik. Sasumuzi memiliki
kandungan gizi baik karena diolah menggunakan bahan baku campuran tepung

6
sukun dengan tepung kacang hijau, susu skim, dan multivitamin-mineral. Bahanbahan tersebut bergizi karena mengandung protein, kalsium, vitamin, dan mineral.
Proposisi nilai yang terakhir adalah kandungan prebiotik untuk pencernaan.
Penetapan proposisi nilai ini didasarkan hipotesis bahwa terdapat camilan yang
membuat pencernaan anak terganggu setelah dikonsumsi.

Gambar 2 Hipotesis kanvas model bisnis awal
Saluran (Channels)
Saluran menggambarkan bagaimana produk akan didistribusikan dan dijual.
Bagi perusahaan saluran berfungsi untuk menyampaikan proposisi nilai kepada
segmen pelanggan yang dilayani. Cara perusahaan untuk berkomunikasi dengan
pelanggan dapat melalui komunikasi, distribusi, dan jaringan penjual atau sales.
Hipotesis saluran yang akan digunakan untuk produk Sasumuzi yaitu melalui
minimarket dan supermarket. Pemilihan saluran tersebut didasarkan pada
kebiasaan tempat pembelian produk sejenis yaitu camilan oleh konsumen.
Hubungan Pelanggan (Customer relationships)
Hubungan pelanggan merupakan cara perusahaan menjalin hubungan baik
dengan pelanggannya. Menurut Blank dan Dorf (2012) terdapat tiga prinsip
penting dalam hubungan pelanggan yaitu “Get, Keep, and Grow”. Get (getting
customers) yaitu cara mengarahkan konsumen pada saluran penjualan produk
perusahaan. Keep (keeping customers) merupakan cara untuk menjaga pelanggan
yang sudah didapatkan agar terus percaya dan berlangganan kepada produk atau
jasa yang kita tawarkan. Tahap ketiga yaitu Grow (growing customers) adalah
upaya memperbanyak pelanggan untuk meningkatkan penjualan. Sasumuzi
melakukan beberapa kegiatan untuk menjaga hubungan dengan konsumen. Cara
tersebut antara lain:

7
Mendapatkan pelanggan (get customers)
Akuisisi konsumen atau pelanggan merupakan langkah yang paling penting
untuk dilakukan karena merupakan tahapan awal untuk mendapatkan konsumen.
Promosi merupakan cara yang dipilih untuk mendapatkan konsumen. Cara ini
dapat dilakukan melalui promosi langsung kepada konsumen dengan cara
mendatangi dan memberikan free sample agar konsumen dapat memberikan
pendapat dan saran terhadap produk.
Mempertahankan pelanggan (keep customer)
Untuk mempertahankan pelanggan, cara yang dipilih yaitu memberikan
loyalitas dalam bentuk customer care yang akan melayani saran-saran
pengembangan produk atau keluhan tentang produk dari konsumen melalui sms,
telepon, atau email.
Memperbesar jumlah pelanggan (grow customer)
Cara untuk memperbesar jumlah pelanggan dapat dilakukan dengan
melakukan inovasi dalam mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Inovasi dapat berupa pengembangan produk dari segi bentuk, rasa, dan
penampilan produk. Hubungan antara penyebaran promosi, memberikan loyalitas
terhadap konsumen, serta melakukan inovasi produk yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen dapat memperbesar jumlah konsumen karena dapat menarik
konsumen pasar lain.
Aliran Pendapatan (Revenue streams)
Aliran pendapatan sama istilahnya dengan arus pendapatan yang
menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing
segmen pelanggan. Hipotesis awal untuk elemen arus pendapatan Sasumuzi
adalah hasil penjualan produk secara langsung. Pada bisnis model awal, harga
yang ditawarkan adalah Rp 3 000 dengan ukuran setiap kemasan 20 gram.
Penetapan harga awal dilakukan dengan menetapkan harga sesuai harga pokok
produksi dan melihat harga produk camilan yang paling banyak diinginkan calon
konsumen.
Sumberdaya Kunci (Key resources)
Sumberdaya kunci merupakan sumberdaya utama yang harus dimiliki
perusahaan untuk menjalankan bisnis. Umumnya sumberdaya yang dibutuhkan
berupa sumberdaya manusia, teknologi, finansial dan sumberdaya fisik. Sumber
daya memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dan menawarkan proposisi
nilai, mencapai pasar, menjaga hubungan dengan segmen pelanggan, dan
memperoleh pendapatan. Selain itu, merk (brand) merupakan salah satu dari
sumberdaya kunci. Menurut Hanani (2012), penggunaan merk dagang juga
berfungsi sebagai pembeda terhadap produk-produk pesaing yang ada. Merk
dagang dari pengembangan produk camilan ini adalah Sasumuzi. Sasumuzi
diambil dari kependekan kata Sagon Sukun Multi Gizi.
Sumberdaya kunci yang diperlukan untuk bisnis Sasumuzi meliputi
ketersediaan bahan baku (meliputi tepung sukun, tepung kacang hijau, tepung
beras, kelapa sangrai, susu skim, multivitamin-mineral dan kemasan). Sumber
daya fisik berupa alat dan mesin untuk produksi (antara lain bangunan, mesin
penyangrai dan pencampur, dan alat pengemasan), hak milik intelektual (dapat
berupa brand atau merk), sumber daya manusia yaitu karyawan dan pekerja.

8
Sumber daya modal atau finansial yaitu dapat berupa sumber daya sendiri atau
investor.
Aktivitas Kunci (Key activities)
Aktivitas kunci menggambarkan aktivitas utama yang harus dikuasai
perusahaan untuk menjalankan bisnis. Dalam industri manufaktur (manufacture
industries) komponen aktivitas terbagi menjadi tiga bagian yaitu pengadaan bahan
baku, proses produksi, dan pemasaran. Aktivitas kunci dalam bisnis Sasumuzi
meliputi pengadaan bahan baku yaitu pembelian tepung sukun, tepung kacang
hijau, tepung beras, susu skim, dan kemasan, kemudian proses produksi meliputi
pencampuran bahan-bahan pembuatan sagon, penyangraian, fortifikasi, dan
pengemasan. Aktivitas kunci yang terakhir adalah sistem pemasaran. Pemasaran
dilakukuan dengan promosi dan pendistribusian produk ke saluran yang dipilih.
Kemitraan (Key partners)
Kemitraan merupakan sosok perantara yang bukan miliki perusahaan namun
berperan dalam mengubah produk atau nilai menjadi uang. Jenis hubungan
kerjasama yang dilakukan dalam bisnis Sasumuzi adalah key supplier relationship.
Beberapa mitra yang bekerjasama dengan Sasumuzi adalah pemasok tepung
sukun, tepung kacang hijau, susu skim, dan multivitamin-mineral, pemasok
kemasan, dan kemitraan dengan kantin sekolah sebagai saluran penjualan
Sasumuzi.
Struktur Biaya (Cost structure)
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) kegiatan menciptakan dan
memberikan nilai, mempertahankan hubungan pelanggan, dan menghasilkan
pendapatan akan membutuhkan biaya. Perhitungan biaya akan relatif lebih mudah
dilakukan setelah sumberdaya utama, aktivitas kunci, dan kemitraan telah
ditentukan. Metode yang digunakan dalam analisis struktur biaya pada bisnis
Sasumuzi adalah metode full costing. Full costing menghitung seluruh komponen
biaya yang mempengaruhi harga jual produk. Full costing menurut Mulyadi
(2005) adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan
seluruh biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik, biaya yang berprilaku tetap maupun variabel.
Dalam bisnis Sasumuzi, seluruh pengeluaran biaya dalam menjalankan usaha
dihitung untuk memperoleh harga pokok produksi Sasumuzi.
Ekstraksi Hipotesis Model Bisnis Awal
Ekstraksi hipotesis model bisnis awal dilakukan untuk dasar pemikiran
dalam tahap pengujian permasalahan. Ekstraksi terhadap dua elemen yaitu value
proposition dan customer segment. Ekstraksi hipotesis model bisnis awal
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Hipotesis dari model bisnis awal Sasumuzi
Komponen
Value proposition

Hipotesis
 Aman dikonsumsi (diolah tanpa tambahan zat aditif
berbahaya)

9

 Bahan baku lokal (bahan baku utama yaitu sukun yang
termasuk bahan lokal)
 Kandungan gizi baik (komposisi produk dari bahanbahan yang memiliki kandungan gizi baik)
 Kandungan prebiotik untuk pencernaan (camilan ini
tidak membuat pencernaan anak terganggu)
Customer segment

Anak sekolah dasar usia 6-12 tahun

Pengujian Permasalahan (Test The Problem)
Pengujian permasalahan merupakan tahapan yang bertujuan untuk menguji
hipotesis yang telah dibuat. Selain itu untuk mendapatkan kontak konsumen dan
permasalahan yang dialami konsumen sewaktu membeli camilan sampai camilan
tersebut sudah dikonsumsi. Pada pengujian permasalahan ditanyakan tiga hal
utama yaitu intensitas pembelian dan konsumsi camilan, ketertarikan terhadap
produk, dan permasalahan umum terhadap camilan. Permasalahan-permasalahan
yang dapat diidentifikasi pada saat pengujian permasalahan dapat dilihat pada
Tabel 2.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, dilakukan teknik
kategorisasi berdasarkan tipe masalah-masalah tersebut ke dalam empat kategori
yaitu keraguan pada kualitas keamanan camilan, keraguan pada kualitas
kandungan gizi, kebutuhan akan penampilan, dan kebutuhan akan selera.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada pada camilan
tersebut hal yang telah dilakukan responden saat ini adalah dengan membuat
sendiri camilan yang akan dikonsumsi anaknya, memberikan pengertian tentang
bahaya camilan yang tidak aman dikonsumsi, bersikap selektif dalam membeli
camilan yang akan dikonsumsi anaknya, ikut mengontrol dan membatasi pola
camilan anak.
Tabel 2 Permasalahan-permasalahan responden
Kategori
Keraguan pada kualitas
keamanan camilan

Permasalahan
Tidak tahu kualitas dari camilan tersebut
Camilan mengandung pengawet
Camilan tidak sehat membuat anak sakit
Bahan Tambahan Pangan yang tidak
aman (Perasa dan Penyedap)
Pencernaan anak terganggu atau sulit
buang air setelah mengkonsumsi camilan
Keraguan terhadap bahan baku produk
camilan halal atau tidak
Bahan lokal seharusnya bisa
dikembangkan dikarenakan aman

Jumlah
11
6
4
4
3
1
1
30

10
Keraguan pada kualitas
kandungan gizi

Kebutuhan akan
penampilan

Camilan tidak mengandung gizi yang
jelas
Camilan enak dan disuka anak tetapi
bagaimana kandungan gizinya
Kurang variasi camilan anak yang sehat
dengan kemasan menarik, dan rasa yang
sesuai selera anak

Kebutuhan akan selera

Camilan yang dikonsumsi harus sesuai
selera

3
3
6
5

3

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis terhadap 50 responden, diperoleh
hasil responden potensial sebanyak 70%. Responden dinyatakan konsumen
potensial jika responden tersebut mempunyai permasalahan selama membeli atau
mengkonsumsi camilan sehingga membutuhkan penyelesaian atau solusi yang
dapat mengatasinya. Selain itu, dilihat juga dari intensitas pembelian dan
konsumsi, serta ketertarikan atas penyelesaian permasalahan yang diberikan. Hasil
wawancara responden diberikan bobot berdasarkan parameter untuk menunjukkan
batas nilai tercapainya responden dapat dikatakan sebagai konsumen potensial.
Cara penilaian responden potensial dapat dilihat pada Lampiran 3. Pasar potensial
dapat dilihat pada Gambar 3.
Tidak
Potensial
30%
Potensial
70%

Gambar 3 Pasar potensial pengembangan Sasumuzi
Pembaruan Kanvas Model Bisnis Tahap Pertama
Permasalahan yang didapat dibandingkan dengan proposisi nilai dari model
bisnis awal. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Pada komponen value
proposition, proposisi nilai pertama dan ketiga tidak terjadi perubahan
dikarenakan proposisi nilai sudah tepat untuk menjawab permasalahan yang dapat
diidentifikasi. Kemudian menghilangkan proposisi nilai bahan baku lokal dan
kandungan prebiotik untuk pencernaan dikarenakan permasalahan yang
diidentifikasi tidak begitu penting untuk diselesaikan dan tidak banyak responden
yang mengalami permasalahan. Terdapat permasalahan baru yang penting untuk
diselesaikan. Kemudian ditambahkan proposisi nilai kemasan menarik untuk
menjawab permasalahan kebutuhan akan penampilan dan rasa sesuai selera anak
untuk menjawab kebutuhan akan selera.

11
Tabel 3 Perbandingan masalah terhadap proposisi nilai
No.

Proposisi Nilai

1 Aman dikonsumsi

Masalah yang didapat
Tidak tahu kualitas dari camilan
tersebut
Camilan mengandung pengawet
Camilan tidak sehat membuat anak sakit
Bahan Tambahan Pangan yang tidak
aman (perasa dan penyedap)

2 Bahan baku lokal

Bahan lokal seharusnya bisa
dikembangkan dikarenakan aman

3 Kandungan gizi
baik

Camilan tidak mengandung gizi yang
jelas
Camilan enak dan disuka anak tetapi
bagaimana kandungan gizinya

4 Kandungan
prebiotik untuk
pencernaan

Pencernaan anak terganggu atau sulit
buang air setelah mengkonsumsi
camilan

Frekuensi
responden
11
6
4
4
25
1
3
3
6
3

Kurang variasi camilan anak yang
memiliki kemasan menarik, dan rasa
yang sesuai selera anak

5

Camilan yang dikonsumsi harus sesuai
selera

3

Analisis terhadap karakter pada responden potensial kemudian dilakukan
agar dapat diketahui segmen yang tepat. Berdasarkan pengujian permasalahan,
dapat dianalisis responden potensial adalah anak sekolah dasar usia 6-12 tahun.
Hal tersebut tidak menyebabkan berubahnya hipotesis awal pada segmen
pelanggan. Pembaruan tersebut kemudian dituliskan kembali pada kanvas model
bisnis versi 1 pada Gambar 4.

Gambar 4 Kanvas model bisnis versi 1

12
Pengujian Solusi (Test The Solution)
Pada tahapan ini model bisnis yang telah diperbarui diuji kepada 35
responden potensial yang bisa dihubungi kembali dan penambahan 15 responden
yang memiliki kriteria yang sama seperti responden potensial untuk mengetahui
tingkat diterimanya model bisnis di kalangan konsumen. Permasalahan yang
diberikan solusi adalah masalah dengan tingkat frekuensi yang tinggi. Desain
solusi yang ditawarkan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Desain solusi
No.
Value Proposition
1 Aman dikonsumsi

Desain Produk
Camilan tanpa tambahan
aditif berbahaya sehingga
aman dikonsumsi.

2 Kandungan gizi baik

Produk ini yang terbuat dari
campuran bahan baku tepung
sukun, tepung kacang hijau,
susu skim, tepung beras, dan
multivitamin. Bahan-bahan
tersebut
bergizi
karena
mengandung
protein,
kalsium, vitamin, dan mineral
Sehingga menjadikan produk
memiliki gizi yang baik.

3 Kemasan menarik

Produk ini didesain dengan
kemasan
menarik
agar
berbeda dengan camilan yang
sudah ada sehingga dapat
menjadi daya tarik anak.

4 Rasa sesuai selera anak

Camilan dengan rasa manis
yang sesuai dengan selera
anak.
Pada pengujian solusi responden diminta untuk menilai apakah produk dan
solusi yang ditawarkan cukup untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pada tahap
ini pula responden diminta untuk menilai kecocokan terhadap value proposition
produk, segmen konsumen yang tepat, harga yang diinginkan, dan channel yang
diminati. Prototype produk yang ditawarkan pada responden dapat dilihat pada
Gambar 5 sedangkan hasil pengujian solusi untuk permasalahan responden dapat
dilihat pada Gambar 6.

13

Gambar 5 Contoh prototype produk Sasumuzi
Pada pengujian solusi, untuk proposisi nilai aman dikonsumsi terdapat
100% responden yang setuju. Hal tersebut disebabkan komposisi yang tercantum
membuat responden mengetahui bahan baku apa saja yang terdapat pada produk
dan tanpa tambahan aditif berbahaya sehingga aman dikonsumsi. Kemudian untuk
proposisi nilai kandungan gizi baik, sebanyak 92% responden yang setuju. Hal
tersebut disebabkan karena responden beranggapan bahwa produk memiliki
kombinasi dari berbagai bahan yang bergizi seperti protein yang terdapat pada
sukun dan kacang hijau serta kalsium yang terdapat pada susu skim. Terdapat 8%
responden yang ragu-ragu terhadap kandungan gizi dikarenakan mereka belum
yakin terhadap kandungan gizi Sasumuzi.
60
50
40
30
20
10
0

50

46
36

0

0

Aman dikonsumsi

0

4

Kandungan gizi baik
Ya

Tidak

31
8

6

Kemasan menarik

12

7

Rasa sesuai selera
anak

Ragu-ragu

Gambar 6 Pendapat responden terhadap solusi yang ditawarkan
Berdasarkan hasil pengujian untuk proposisi nilai kemasan menarik,
sebanyak 72% responden setuju Sasumuzi memiliki kemasan yang menarik.
Sebanyak 16% responden tidak tertarik dengan kemasan produk dan 12%
responden masih ragu-ragu terhadap penampilan produk. Hal tersebut
dikarenakan, responden menganggap kemasan Sasumuzi masih kurang aman,
tutup kemasan tidak menarik, dan warna kurang cerah. Responden menyarankan
kemasan masih harus didisain lebih menarik sehingga konsumen lebih tertarik
untuk membeli Sasumuzi.
Kemudian untuk proposisi nilai kesesuaian rasa dengan selera anak,
sebanyak 62% responden setuju rasa pada produk sudah sesuai dengan selera
anak. Sebanyak 24% responden tidak setuju dan 14% responden masih ragu-ragu
terhadap rasa Sasumuzi. Hal tersebut dikarenakan, responden menganggap rasa
Sasumuzi terasa agak pahit, rasa manis masih kurang terasa, dan berbeda dari
camilan sagon yang sudah ada.

14
Pertanyaan lainnya mengenai kecocokan produk terhadap customer
segment. Berdasarkan fitur-fitur yang diberikan apakah produk Sasumuzi sudah
dapat menyentuh anak sekolah dasar usia 6-12 tahun. Berdasarkan hasil
pengujian, sebanyak 82% responden setuju. Sebanyak 6% responden tidak setuju
dan 12% responden masih ragu terhadap Sasumuzi. Responden yang tidak setuju
tersebut dikarenakan mereka menganggap anak-anak sekarang tidak mengenal
sagon. Kecocokan produk terhadap customer segment tersaji dalam Gambar 7.
Tidak
6%

Ragu-ragu
12%

Ya
82%

Gambar 7 Kecocokan Sasumuzi secara umum
Pertanyaan selanjutnya mengenai harga jual yang diterima oleh konsumen.
Berdasarkan hasil pengujian, didapat sebanyak 72% responden setuju Sasumuzi
seharga Rp 2 000 – Rp 3 000, sebanyak 14% responden setuju dengan harga Rp 3
000 – Rp 4 000, dan sebanyak 14% responden setuju dengan harga diatas Rp 5
000. Kisaran harga tersebut menunjukkan rentang penilaian konsumen terhadap
harga yang pantas dalam pembelian produk. Perbandingan harga jual produk
kepada konsumen dapat dilihat pada Gambar 8.
14%
14%

2rb - 3rb
72%

3rb - 4rb
>5rb

Gambar 8 Harga yang diinginkan responden
Pertanyaan terakhir adalah mengenai saluran penjualan. Saluran penjualan
produk merupakan jembatan yang akan menghubungkan antara produsen sebagai
penjual dan konsumen sebagai pembeli. Pertanyaan ini diajukan untuk
mendapatkan informasi mengenai kesukaan konsumen terhadap saluran
penjualan. Pada pengujian ini responden dapat memilih lebih dari satu saluran
penjualan. Berdasarkan pengujian didapat 58% responden menginginkan
penjualan Sasumuzi di kantin sekolah. Hal tersebut dikarenakan supaya produk
langsung tertuju kepada anak dan anak mudah mendapatkan produk. Sebanyak
26% responden menginginkan penjualan produk pada minimarket dan
supermarket dan 16% responden menyarankan Sasumuzi dijual di warung kecil.
Data tersebut memperlihatkan bahwa konsumen lebih menyarankan produk dijual
di kantin sekolah dikarenakan cocok dengan nilai produk. Keinginan konsumen
terhadap jenis saluran penjualan Sasumuzi dapat dilihat pada Gambar 9.

15

Warung kecil
26%

16%
Kantin sekolah
58%
Minimarket dan
Supermarket

Gambar 9 Keinginan responden terhadap jenis saluran (channel)
Pembaruan Kanvas Model Bisnis Tahap Kedua
Pada pengujian solusi, diperoleh solusi yang sesuai dengan keinginan
konsumen. Akan tetapi, terdapat ketidakcocokan terhadap hipotesis sebelum
dilakukan pengujian. Oleh karena itu, dilakukan pembaruan model bisnis yang
sesuai. Pembaruan kanvas model bisnis secara lengkap dapat dilihat pada Gambar
10.

Gambar 10 Kanvas model bisnis versi 2
Verifikasi Model Bisnis
Berdasarkan seluruh pengujian yang dilakukan dan pembaruan model
bisnis, dilakukan verifikasi apakah model bisnis akhir yang ditetapkan sudah
tepat. Verifikasi dilakukan berdasarkan kecocokan produk dengan pasar,
verifikasi pelanggan produk dan cara mencapainya, serta verifikasi apakah model
bisnis dapat menghasilkan uang dan perusahaan.

16
Kecocokan produk dengan pasar
Menurut Blank dan Dorf (2012), kecocokan produk dengan pasar (productmarket fit) memiliki tiga komponen sebagai parameternya. Komponen-komponen
tersebut yaitu apakah permasalahan atau kebutuhan yang ditujukan mendesak atau
penting untuk banyak pelanggan, apakah produk dapat memecahkan masalah atau
memenuhi kebutuhan pelanggan dan pelanggan dengan senang hati untuk
membayarnya, serta apakah ada pelanggan yang cukup besar yang dijadikan
peluang bisnis.
Hasil pengujian masalah diperoleh bahwa selama ini responden yaitu orang
tua yang berlaku sebagai decision maker memiliki masalah terhadap camilan yang
beredar di pasaran dan konsumsi gizi sehari-hari pada anak-anaknya yang berlaku
sebagai end user. Masalah-masalah tersebut meliputi adanya keraguan pada
kualitas keamanan camilan, keraguan pada kualitas kandungan gizi, kebutuhan
akan penampilan dan kebutuhan akan selera. Permasalahan-permasalahan tersebut
masuk ke dalam kategori permasalahan jenis active problem dan vision dimana
responden memahami masalah, mencari solusi sendiri seperti dengan membuat
camilan sendiri, namun menginginkan solusi lain dan bersedia membayar lebih
untuk produk yang lebih baik.
Pada pengujian solusi sebagian besar responden memberikan tanggapan
positif terhadap produk. Responden menyatakan bahwa produk cukup
menyelesaikan masalah dan merupakan inovasi produk yang sangat bagus.
Beberapa responden menyarankan untuk menambah variasi rasa Sasumuzi seperti
cokelat dan vanila. Dengan adanya perbaikan fitur produk berdasarkan saransaran responden seperti bentuk, rasa, dan kemasan, produk akan lebih diminati
oleh konsumen dan berpotensi untuk mengambil pasar makanan ringan yang
sudah ada. Selain itu produk camilan sehat mulai banyak dilirik konsumen.
Berbagai industri makanan mulai menerima permintaan produk yang lebih sehat
seperti produk yang diperkaya protein, vitamin, dan mineral. Dengan
meningkatnya kesadaran konsumen akan kesehatan, peluang pasar terlihat cukup
bagus di masa sekarang dan mendatang.
Sasumuzi disegmentasikan kepada anak sekolah dasar usia 6-12 tahun
sebagai end-user. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2014), pada tahun 20132014 jumlah murid sekolah dasar di Indonesia sebanyak 26 504 160 orang.
Sebanyak 20% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan jumlah kalangan
menengah yang bersedia untuk membayar lebih untuk konsumsi makanan ringan
yang lebih berkualitas. Sehingga jumlah konsumen sebanyak 5.3 juta jiwa
merupakan jumlah yang cukup besar untuk dijadikan peluang bisnis.
Pelanggan produk dan cara mencapainya
Camilan merupakan makanan yang disukai oleh anak-anak bahkan semua
usia. Cara pencapaian pelanggan dengan mengakuisisi pelanggan terlebih dahulu
seperti promosi atau sosialisasi produk ke sekolah-sekolah sebagai langkah awal
pengenalan produk. Pada saat akuisisi pelanggan, dapat diberikan free sample
produk agar pelanggan atau konsumen dapat mencicipi dan memberikan kritik
dan saran langsung untuk pengembangan produk. Saluran yang akan digunakan
adalah kantin sekolah. Saluran tersebut dipilih berdasarkan kemudahan akses
pembelian dan tempat tersebut merupakan tempat penjualan produk-produk
serupa.

17

Cara perusahaan menghasilkan uang dan menumbuhkan perusahaan
Salah satu faktor penting dalam menganalisis potensi peningkatan
pendapatan adalah dengan analisis ukuran pasar (market size). Ukuran pasar
meliputi total addressable market, total available market, dan target market yang
menjelaskan berapa besar peluang Sasumuzi untuk memasuki pasar. Pasar utama
Sasumuzi adalah anak sekolah dasar usia 6-12 tahun. Berdasarkan analisis
ditentukan target market sebesar 580 juta rupiah per tahun. Dengan kapasitas
produksi 193.3 ribu kemasaan per tahun maka produk ini dapat menghasilkan
uang dan menumbuhkan perusahaan apabila dijual dengan harga Rp 4 500 per
kemasan. Dari hasil pengujian terdapat sebanyak 14% responden yang bersedia
membayar Sasumuzi dengan harga diatas Rp 5 000. Perhitungan biaya produksi
dapat dilihat pada Lampiran 6.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Permasalahan yang didapatkan yaitu keraguan pada kualitas keamanan
camilan, keraguan pada kualitas kandungan gizi, kebutuhan akan penampilan, dan
kebutuhan akan selera. Untuk lebih menyelesaikan permasalahan atau memenuhi
kebutuhan konsumen, dilakukan penambahan proposisi nilai yaitu kemasan
menarik dan rasa sesuai selera anak. Segmen pelanggan yang dituju adalah anak
sekolah dasar usia 6-12 tahun dan hasil pengujian ini menunjukkan bahwa segmen
pelanggan telah sesuai.
Berdasarkan proposisi nilai yang baru maka dilakukan pengembangan
produk dengan mengubah formulasi dan kemasan. Hasil pengujian solusi
didapatkan bahwa produk hasil pengembangan telah sesuai dengan kebutuhan
segmen pelanggan yang dituju.
Saran
Pada penelitian ini, pengujian model bisnis belum mencangkup seluruh
komponen dalam kanvas model bisnis. Diperlukannya pengujian lebih lanjut
seperti customer validation, customer creation, dan company building untuk
mendapatkan model bisnis yang terverifikasi sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Blank S, Dorf B. 2012. The Startup Owner’s Manual: The Step-by Step Guide for
Building a Great Company. New Jersey (US): K&S Ranch, Inc. Publisher.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Jawa Barat dalam Angka. Jawa Barat (ID):
Badan Integrasi Pengelolahan dan Diseminasi Statistik.
Bungin B. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta (ID): Raja Grafindo
Persada

18
Hanani H. 2012. Manfaat legalitas merek dagang bagi industri kecil dan
menengah [Internet]. [diunduh 2015 Oktober 27]. tersedia pada :
http://patentmerk.com/ article/.
Miles MB, Huberman AM. 1994. Qualitative Data Analysis. Thousand Oaks,
California (US) : Sage.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya (Edisi 5). Yogyakarta (ID) : STIE YKPN.
Osterwalder A, Pigneur Y. 2010. Business Model Generation. New Jersey (US):
John Wiley & Sons, Inc.
Saunders M, Lewis P, Thornhill A. 2009. Research Methods for Business
Student : Fifth Edition. Essex (UK) : Pearson Education Limited.
TIM PPM. 2012. Business Model Canvas Penerapan di Indonesia. Jakarta (ID):
PPM.
[USDA] United States Departement of Agriculture. 2010. Snack Food Ingredient.
[Internet].
[diunduh
2015
Desember
27]
Tersedia
pada:
http://gain.fas.usda.gov/Recent%20GAIN%20Publications/Snack%20Foo
d%20Ingredient_Jakarta_Indonesia_11-26-2010.pdf
[USDA] United States Departement of Agriculture. 2013. Food Processing
Ingredients Update 2013. [Internet]. [diunduh 2015 Desember 27]
Tersediapada:http://gain.fas.usda.gov/Recent%20GAIN%20Publications/F
ood%20Processing%20Ingredients_Jakarta_Indonesia_12-27-2013.pdf

19
Lampiran 1 Daftar pertanyaan pengujian permasalahan
ANALISIS TERHADAP PERMASALAHAN PADA PRODUK
CAMILAN
A. Identitas Responden
Nama
Umur Anak
Alamat
Profesi
No. HP

:
:
:
:
:

B. Pertanyaan Umum
1. Seberapa sering anda membeli camilan dan anak anda mengkonsumsinya?

2. Dimana anda biasa membeli camilan untuk anak?

3. Berapa kisaran harga camilan yang biasa anda beli?

C. Test the Problem
1. Permasalahan apa yang anda lihat atau temukan pada camilan anak yang
beredar di pasaran?

2. Selama anak anda mengkonsumsi camilan apakah pernah mengalami
permasalahan?

3. Dari permasalahan yang dihadapi bagaimana cara anda untuk mengatasinya?

4. Apa tanggapan anda apabila terdapat camilan anak yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut? Apakah anda tertarik?

20
Lampiran 2 Daftar pertanyaan pengujian solusi
TAHAP PENGUJIAN SOLUSI (TEST THE SOLUTION) UNTUK
PENGEMBANGAN PRODUK SASUMUZI
A. Identitas Responden
Nama
Umur Anak
Alamat
Profesi
No. HP

:
:
:
:
:

B. Uji Penerimaan Produk
Fitur Produk
1. Apakah Sasumuzi aman dikonsumsi?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
Alasan :
2. Apakah anda setuju Sasumuzi memiliki kandungan gizi yang baik?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
Alasan :
3. Apakah anda setuju Sasumuzi memiliki penampilan kemasan yang menarik?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
Alasan :
4. Apakah anda setuju Sasumuzi memiliki rasa yang sesuai selera anak?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
Alasan :
Customer Segment
1. Dari fitur-fitur yang ditawarkan apakah Sasumuzi sudah dapat menyentuh
anak sekolah dasar usia 6-12 tahun?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
Alasan :

21
Channel
1. Berdasarkan fitur-fitur produk, berapa harga jual yang tepat untuk membeli
produk Sasumuzi?
a. Rp 2.000 - Rp 3.000
b. Rp 3.000 – Rp 4.000
c. > Rp 5.000
Harga tepat berdasarkan kisaran :
Alasan :

2. Berdasarkan fitur-fitur produk Sasumuzi, tempat mana yang tepat untuk
menjual produk tersebut?
a. Warung kecil
b. Kantin sekolah
c. Minimarket/supermarket
d. Lainnya
Alasan :
Berikan saran dan masukkan dalam pengembangan produk Sasumuzi.

22
Lampiran 3 Data responden pengujian permasalahan

Nama
Irma
Yudiwanti Wahyu
Weni Nuryani A
Sugeng
Safa
Ulfah
Melly
Deppi
Tia
Wenny Basman
Yanti
Yanti
Hausa Idrus
Dini Widyasari
Tri B
Susanti
Wida Widya
Kely Siti
Nani Saidah
Elsa Fitria
Merry
Ratna Wulan
Ida
Huryati
Neneng
Melly
Neny Rukmana
Manah
Sukaisi
Yani Ibrahim
Nasti
Musiamah
Mirna Karmila
Yani Nur I
Sri Haryanti
Rina
Aasmayastuti
Rohmawati
Meri Harmadia

Usia Anak
6 dan 9
12
8
8 dan 11
6
7
6 dan 11
8 dan 11
5 dan 7
6 dan 9
10
6 dan 10
7 dan 12
7
12
7
7
7 dan 10
8
6 dan 10
8
12
8
8
9
10
7
10
7
9
6
7
8
6
8
10
11
11
7

Konsumsi
Camilan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

Ketertarikan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

Keterangan
Tidak Potensial
Tidak Potensial
Tidak Potensial
Tidak Potensial
Tidak Potensial
Potensial
Tidak Potensial
Potensial
Potensial
Tidak Potensial
Potensial
Tidak Potensial
Potensial
Tidak Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Tidak Potensial
Potensial
Potensial
Tidak Potensial
Tidak Potensial
Tidak Potensial
Tidak Potensial
Tidak Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial

23
Mila
Rahmah
Siti Nurlaela
Natalia Sumartini
Rani F
Mira Daniati
Tia
Novita
Suci Baharani
Anggi
Ira

6
11
7
8
7 dan 10
6 dan 7
9
7
7
8
7 dan 10

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial

24
Lampiran 4 Data responden pengujian solusi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Nama
Ulfah
Deppi
Tia
Yanti
Hausa Idrus
Susanti
Wida Widya
Kely Siti
Elsa Fitria
Merry
Neny Rukmana
Sukaisi
Yani Ibrahim
Musiamah
Mirna Karmila
Sri Haryanti
Aasmayastuti
Rohmawati
Meri Harmadia
Mila
Rahmah
Siti Nurlaela
Natalia Sumartini
Mira Daniati
Tia
Novita
Suci Baharani
Ira
Tri B
Manah
Rani F
Anggi
Rina
Yani Nur I
Nasti
Ferra
Ellyana
Maryati
Maya Irawati

Usia Anak
7
8 dan 11
5 dan 7
10
7 dan 12
7
7
7 dan 10
6 dan 10
8
7
7
9
7
8
8
11
11
7
6
11
7
8
6 dan 7
9
7
7
7 dan 10
12
10
7 dan 10
8
10
6
6
8
9
12
10

25
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

Rosa
Ninin Yunike
Lala
Yana
Siti Maryam
Yuyun
Aisyah
Maryani
Surati
Karini
Yani

7
6
8
9
10
7
11
6
12
6
8

26
Lampiran 5 Ukuran Pasar

Ukuran Pasar (Market Size)
Ukuran pasar merupakan gambaran pasar dari sebuah usaha dimana
mengukur seberapa besar kemampuan produk atau jasa dalam menguasai pas