PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN GIZI, PEMENUHAN ZAT GIZI DAN STATUS BESI REMAJA PUTRI

Jour nal of Nut r i t i on and Food, 2011, 6(3): 171–177

Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(3): 171-177

PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP
PENGETAHUAN GIZI, PEMENUHAN ZAT GIZI DAN STATUS BESI REMAJA PUTRI
( The ef f ect of Mul t i Micr onut r ient s Suppl ement at ion and Nut r it ion Educat ion on Nut r it ion
Knowl edge, Nut r ient s Adequacy Rat io and Ir on St at us of Young Adol escent Gir l s)
Cesilia Met i Dwiriani 1*, Rimbawan1, Hardinsyah 1, Hadi Riyadi 1, dan Draj at Mart iant o1
1

Depart emen Gizi Masyarakat , Fakult as Ekologi Manusia, Inst it ut Pert anian Bogor, Bogor 16680
* Alamat korespondensi: Depart emen Gizi Masyarakat , Fakul t as Ekologi Manusia, Inst it ut Pert anian
Bogor, Bogor 16680. Telp: 0251-8621258; Fax: 0251-8622276; email: cmet id@yahoo. com

ABST RACT
This st udy was aimed t o anal yze t he ef f ect of mul t i -micr onut r ient s (MMN)
suppl ement at ion and nut r i t ion educat ion on nut r it ion knowl edge, mean adequacy r at io (MAR)
and ir on st at us of young adol escent gir l s (YAG). The st udy was done in t hr ee pur posivel y
sel ect ed j unior high school s (JHS) in r ur al Bogor by impl ement ing a quasi exper iment cont r ol
t r ial f or 112 YAG f or 16 weeks: t hir t y f ive YAG i n t he f ir st JHS as a MMN gr oup (SG) wer e given

t hr ee t imes of MMN t abl et s per week, f or t y t wo YAG in t he second JHS wer e gi ven MMN t abl et
pl us nut r it ion educat ion del iver ed by t r ai ned t eacher f or t night l y cal l ed SGP gr oup and t hir t y
f ive YAG i n t he t hir d JHS as a cont r ol gr oup. The r esul t showed t hat t he incr ement of
nut r it ion knowl edge scor e as wel l as MAR of SGP gr oup wer e signif icant l y higher t han t he
ot her t wo gr oups. The decr ement l evel of hemogl obin (Hb) i n SG and SGP gr oups was
signi f i cant l y l ower t han i n cont r ol gr oup, but i n t he subset dat a of anemic gr oup, bot h
int er vent ion gr oups had si gnif icant l y incr eased l evel of Hb. This impl y t hat nut r it ion educat ion
impr oved nut r it ion knowl edge of YAG, but MMN t abl et coul d not impr ove Hb l evel in gener al
and onl y had ef f ect on YAG suf f er ing f r om anemia.

Key words: mul t i -micr o nut r ient s, nut r it ion educat i on, ir on st at us, adol escent gir l s
PENDAHULUAN
Anemia merupakan masal ah gizi ut ama
yang dij umpai pada remaj a wanit a di dunia
maupun di Indonesia. Depkes RI (2005) melaporkan prevalensi 26. 5 persen pada remaj a
wanit a 15-19 t ahun, sement ara Permaesih dan
Herman (2005) melaporkan 30 persen pada
remaj a wanit a 10-19 t ahun. Penelit ian t erserak di beberapa wilayah Indonesia menunj ukkan prevalensi yang bervariasi, yait u 17. 2-80. 2
persen (Angel es-Agdeppa et al . 1997, Depkes
RI 2003). Anemia disebabkan t idak hanya oleh

kekurangan zat besi, t et api zat gizi mikro
lainnya sepert i asam f olat , vit amin A, vit amin
C, ribof lavin dan vit amin B12 j uga berperan
dalam t erj adinya anemia, karena zat -zat gizi
t ersebut berperan dalam erit ropoiesis (pembent ukan sel darah merah) dan met abolisme
besi (Beard 2000; All en 2002).
Suplement asi zat besi dan f olat dengan
penambahan zat gizi mikro lainnya pada remaj a t elah dilakukan beberapa penelit i Ahmed,
Khan, dan Jackson (2001); Soekarj o et al .
(2004); Jayat issa dan Piyasena (1999); AngelesAgdeppa et al . (1997); Dillon (2005); Briawan
(2008). Hasilnya menunj ukkan penambahan zat

besi dan f olat dengan vit amin dan mineral lainnya diant aranya dapat memperbaiki st at us
besi.
Upaya mengat asi masalah gizi disarankan dilakukan dengan pendekat an yang l ebih
berkelanj ut an dan mempunyai nilai pengembalian ekonomi ( economi c r et ur n) yang relat if
t inggi (Worl d Bank 2006), yait u melal ui int ervensi pendidikan gizi agar t erj adi perubahan
peri laku makan sehi ngga nant inya penurunan
preval ensi anemia dapat lebih dicapai. Remaj a
dapat dikat akan merupakan t arget ideal pendidikan gizi, karena remaj a umumnya bersif at

lebi h t erbuka sert a menunj ukkan keingint ahuan dan ket ert arikan t erhadap ide at au penget ahuan baru.
Peni ngkat an penget ahuan gizi remaj a
yang kemudian diharapkan dapat memperbaiki
sikap sert a peri laku makan remaj a dapat
dilakukan melal ui sekolah dengan pert imbangan: 1) remaj a menghabiskan sebagian
besar wakt unya di sekol ah dan 2) sekolah
memiliki guru Bimbingan dan Konseling (BK)
yang berkewaj iban memberi bant uan kepada
siswa dalam upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa

171

Jour nal of Nut r i t i on and Food, 2011, 6(3): 171-177

Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(3): 171-177

depan at au bimbi ngan dalam hal
sosial, belaj ar dan karier.


pribadi,

Berdasarkan pert imbangan di at as perlu
dikaj i dampak int ervensi gizi melal ui sekolah,
yait u dengan pendidikan gi zi dan supl ement asi
berbagai zat gizi mikro. Pert anyaan yang akan
dij awab dalam penelit ian ini adalah apakah
supl ement asi gizi mikro dan pendidikan gizi
dapat meni ngkat kan penget ahuan gizi dan
pemenuhan zat gizi sert a memperbaiki st at us
besi remaj a put ri ?
Penelit ian ini bert uj uan: 1) menganalisis
penget ahuan gizi, t ingkat pemenuhan zat gizi,
dan st at us besi remaj a put ri, 2) menganalisis
pengaruh int ervensi suplement asi zat gizi
mikro
dan
pendi dikan
gizi
t erhadap

penget ahuan gi zi, pemenuhan zat gizi dan
st at us besi remaj a put ri. Hasil penelit ian
diharapkan dapat menj adi salah sat u alt ernat if
model program pencegahan anemi bagi remaj a
put ri .

METODE

lit ian. Alokasi perlakuan pada sekolah dilakukan secara acak. Penelit ian di lakukan
Sept ember 2009–Juni 2010.

Cara Pemilihan Sampel
Cont oh adalah remaj a put ri kelas I dan II
SMP dengan krit eria inklusi : 1) sudah
menar che, 2) menderit a anemia margi nal (Hb
Rp 3 000
a, b

Nilai rat a-rat a dan st andar deviasi variabel yang diamat i. Pada baris yang sama, huruf yang sama
menunj ukkan t idak t erdapat perbedaan nyat a (p>0. 05)


173

Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(3): 171-177

Karakt erist ik keluarga cont oh menunj ukkan besar keluarga cont oh berkisar 2-9
orang dan hampi r separuh (49. 1%) cont oh memiliki besar kel uarga 5-6 orang at au t erkat egori sebagai keluarga sedang, yait u memiliki
anak 3-4 orang. Besar kel uarga cont oh kelompok SG signif ikan lebi h banyak dibandingkan
kelompok SGP dan Kont rol .
Pendidikan f ormal orangt ua cont oh berkisar ant ara lulusan SD sampai lul usan akademi. Hampir separuh ayah (46%) dan ibu
(44%) cont oh berpendidikan set ingkat SMP dan
SMA, namun l ebih dari separuh ibu cont oh
(54%) berpendidikan SD. Jika pendidikan
f ormal orangt ua dikonversi ke lama menempuh
pendidikan f ormal (t ahun) t ampak bahwa pendidikan f ormal orangt ua cont oh pada t iga
kelompok perlakuan relat if sama.
Hasil uj i st at ist ik menunj ukkan t erdapat
hubungan signif ikan yang negat if ant ara st at us
gizi dengan usia (p=0. 000; r=-0. 541) dan st at us
gizi dengan usia menar che (p=0. 000; r=-0. 343).

Art inya semakin bert ambah usia, st at us gizi
cont oh semakin menj auhi normal dan semakin
baik st at us gizi, usia menar che cont oh semakin
muda. Hal ini sej alan dengan laporan WHO
(1995), All en dan Gill espi e (2001) dan WHO
(2005). Cont oh dengan st at us gizi yang lebih
baik cenderung memiliki st at us kesehat an yang
lebi h baik pula dan hal i ni akan mempengaruhi
kemat angan ( mat ur it y ) sist em hormon, sehi ngga cont oh mengalami menst ruasi lebih di ni
(WHO 1995).

Pengetahuan Gizi
Rat a-rat a skor penget ahuan gizi sebelum
int ervensi relat if sama ant ar kelompok perla-

Jour nal of Nut r i t i on and Food, 2011, 6(3): 171-177

kuan (Tabel 2), kecuali pada t opik gizi secara
umum skor kelompok Kont rol signif ikan lebih
t inggi. Secara umum t ingkat penget ahuan gi zi

seluruh cont oh t erkat egori kurang, karena
rat a-rat a skor penget ahuan gizi menunj ukkan
penguasaan mat eri masih kurang dari 60
persen.

Asupan Energi dan Zat Gizi
Rat a-rat a asupan energi dan zat gizi (prot ein, vit amin A, C dan zat besi) cont oh relat if
sama, kecuali konsumsi energi kelompok SG yang
signif ikan lebih rendah (Tabel 3). Terdapat l ebi h
dari separuh cont oh yang asupannya 110 persen AKG dit emui kurang
dari 10 persen cont oh. Int ake cont oh t ampak
lebi h buruk dibandingkan hasil Riskesdas 2010
(Depkes RI 2010) dan bi la dihit ung MAR cont oh,
nilainya berkisar ant ara 15-100 persen dan ant ar
kelompok perlakuan t idak berbeda (p>0. 05).
Asupan cont oh yang relat if rendah ini diduga sebagian disebabkan kebiasaan sarapan dan j aj an
cont oh yang relat if kurang baik, dimana t erdapat
sekit ar 10 persen cont oh t idak pernah sarapan
pagi dan 10 persen lainnya hanya sarapan 1-2
kali per minggu sert a f rekuensi makan lengkap

t iga kali sehari hanya di lakukan ol eh kurang dari
30 persen cont oh. Namun hampir 90 persen cont oh j aj an set iap hari di sekolah dan sekit ar separuh cont oh j uga j aj an set iap hari di rumah. Kebiasaan j aj an cont oh baik di sekolah dan di rumah
menunj ukkan perlunya bekal penget ahuan gizi
yang cukup agar cont oh dapat membeli makanan
j aj anan yang bergizi dengan j at ah uang j aj an
yang dimiliki , yang diperlukan unt uk pert umbuhan di masa remaj a.

Tabel 2. Rat a-rat a Skor Penget ahuan Gizi Sebelum Int ervensi
Topik
Kont rol
SG
SGP
Tot al
1. Gizi umum
58. 3±14. 0a
52. 6±12. 0b
51. 4±10. 0b
53. 9±12. 3
2. Gizi remaj a
56. 7±16. 8a

54. 3±15. 3a
52. 4±14. 5a
54. 3±14. 6
3. Sumber gizi
25. 7±15. 0a
21. 1±15. 3a
24. 8±13. 1a
23. 9±14. 4
4. Fungsi, akibat kurang/ lebih gizi
37. 7±21. 0a
33. 7±21. 0a
34. 8±25. 0a
35. 4±22. 5
5. Anemia
37. 8±17. 9a
34. 3±18. 0a
40. 5±15. 7a
37. 7±17. 2
Tot al skor
43. 2±8. 6a

39. 2±7. 9b
40. 8±7. 8a, b
41. 0±8. 2
a, b
Pada baris yang sama, huruf yang sama menunj ukkan t idak t erdapat perbedaan nyat a (p>0. 05)

Tabel 3. Rat a-rat a Perki raan Int ake Energi dan Zat Gizi Cont oh Sebel um Int ervensi
Int ake/ hr
Kontrol
SG
SGP
Total
Energi (kkal)
1557 ± 419a
1351 ± 431b
1552 ± 317a
1491 ± 396
Prot ein (g)
38. 5 ± 12. 7a
35. 7 ± 11. 5a
35. 7 ± 10. 3a
36. 6 ± 11. 4
a
a
Vit . A (RE)
484. 8 ± 311
410. 3 ± 431
359. 1 ± 279a
414. 4 ± 343
33. 8 ± 68. 2a
20. 2 ± 23. 6a
23. 3 ± 312a
25. 6 ± 44. 6
Vit . C (mg)
Zat besi (mg)
12. 9 ± 13. 5a
15. 3 ± 15. 4a
11. 7 ± 5. 9a
13. 2 ± 12. 0
MAR
58. 0 ± 22. 4a
55. 2 ± 26. 9a
51. 7 ± 22. 3a
54. 8 ± 23. 8
a, b
Pada baris yang sama, huruf yang sama menunj ukkan t idak t erdapat perbedaan nyat a (p>0. 05)

174

Jour nal of Nut r i t i on and Food, 2011, 6(3): 171–177

Status Besi
Konsent rasi Hb cont oh berkisar 9. 2–15. 2
g/ dl dan j ika dikelompokkan berdasarkan kri t eria ACC/ SCN (1991) t erdapat 14. 3 persen
cont oh yang anemi ringan dan 0. 9 persen
cont oh yang anemia sedang dan rat a-rat a nilai
Hb ket iga kelompok perl akuan adalah sama.
Kadar Ht cont oh berkisar 26-43 persen dan
menggunakan st andar >36 persen sebagai bat as normal (WHO/ UNICEF/ UNU, 2001) t erdapat 21. 4 persen cont oh anemia. Gibson (2005)
menyat akan bahwa penggunaan dat a Ht saj a
t idak cukup unt uk secara konklusif mendet eksi
def isiensi besi, karena Ht akan menurun set elah pembent ukan Hb mulai t erganggu, sehingga pada def isiensi besi t ingkat sedang dapat
saj a t erj adi nilai Hb relat if rendah namun ni lai
Ht masih normal . Nilai STf R cont oh berkisar
0. 7-4. 6 ug/ ml dan t erda-pat 9. 8 persen cont oh
dengan ni lai STf R t inggi yang mengindikasikan
t elah t erj adi def isiensi besi erit ropoiesis/
def isiensi besi pada j aringan. Cont oh pada kelompok Kont rol pali ng banyak mengalami
def isiensi besi pada j aringan (17. 1%) dibandingkan dua kelompok l ainnya (11. 4% dan
2. 4%). Rat a-rat a STf R signif ikan l ebih t inggi
pada kelompok Kont rol yang menunj ukkan
gambaran l ebih mengarah kepada def isiensi
besi erit ropoiesis.
Bila dihubungkan dengan karakt erist ik
individu dan kel uarga, nil ai Hb dan Ht secara
signif ikan berhubungan negat if dengan umur
(bert urut -t urut p=0. 022 r=-0. 217; p=0. 007 r=0. 253). Art inya seiri ng dengan meningkat nya
usia cont oh, nilai Hb dan Ht cont oh akan semakin rendah. Sebaliknya nilai STf R signif ikan
berhubungan posit if dengan umur, dimana semakin meni ngkat usia cont oh, ni lai STf R cont oh cenderung semaki n t inggi (p=0. 036
r=0. 198), yang art inya semakin mengarah pada
kondisi def isiensi. Hal i ni diduga berhubungan
dengan peningkat an kebut uhan zat besi selama
usia remaj a. WKNPG (2004) menet apan kecukupan besi 14 mg/ hr unt uk usia 10-12 t ahun
dan meningkat menj adi 26 mg/ hr unt uk usia
13-49 t ahun, sedangkan FAO/ WHO (2001) menet apkan angka kebut uhan yang t erus meningkat pada remaj a usia 11-17 t ahun kemudian
menurun set elah 18 t ahun. Peningkat an kebut uhan zat besi j ika t idak diimbangi dengan
asupan yang cukup akan menyebabkan ni lai indikat or st at us besi diat as menj auhi ni lai
normal .

Kepat uhan Konsumsi Tablet MGM
Tingkat kepat uhan cont oh mengonsumsi
t ablet berkisar 70-100 persen (34–48 t ablet )

Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(3): 171-177

dan secara umum kelompok kont rol menunj ukkan kepat uhan yang lebi h t inggi dibandingkan
dua kelompok lainnya. Hal ini diduga disebabkan adanya keluhan set elah mengkonsumsi
t ablet MGM, yait u sakit perut pada sekit ar dua
per t iga cont oh SG dan SGP sert a keluhan mual
pada sepert iga cont oh SG dan SGP. Sakit perut
dan mual dilaporkan merupakan gej ala yang
umum di rasakan bila mengkonsumsi t ablet besi
(UNICEF/ WHO/ FAO 2001). Tabl et besi disarankan dikonsumsi set elah makan, sehi ngga j ika
ada cont oh yang belum sarapan (unt uk yang
masuk pagi) at au makan siang (unt uk yang
masuk siang) penelit i menyediakan makanan
kecil (buras) unt uk dikonsumsi cont oh sebelum
minum t abl et MGM. Tindakan yang umumnya
dilakukan cont oh saat merasa sakit adalah menahan sakit dan meskipun cont oh t elah makan
pagi di rumah at au makan makanan keci l yang
disediakan penelit i, kel uhan di at as masih dirasakan oleh sekit ar separuh cont oh.

Pengaruh Intervensi terhadap Pengetahuan
Gizi, Pemenuhan Zat Gizi dan Perbaikan
Status Besi.
Int ervensi pendidikan gizi meningkat kan
28. 6 skor penget ahuan gizi dan 8. 7 nilai MAR
kelompok SGP, signif ikan lebih t inggi dibandingkan kelompok SG dan Kont rol (Tabel 4).
Nilai Hb dan Ht cont oh sebel um int ervensi menunj ukkan hubungan negat if dengan umur, art inya nilai Hb dan Ht cont oh cenderung menurun dengan semaki n meningkat kanya umur.
Suplement asi MGM t iga kali seminggu selama
empat bulan secara signif ikan memberikan penurunan nilai Hb pada kelompok SG dan SGP
yang lebi h rendah dibandingkan pada kelompok Kont rol . Tampak bahwa selisih ni lai Hb set elah dan sebelum i nt ervensi pada kelompok
Kont rol lebih besar dibandingkan kelompok SG
dan SGP. Pengaruh signif ikan t ablet MGM t erhadap kadar Hb j uga t erlihat pada j umlah
cont oh yang anemia set elah int ervensi , dimana
cont oh kelompok Kont rol yang anemi (25%)
lebi h banyak dibandingkan cont oh anemi kelompok SG (11. 4%) dan SGP (9. 5%). Sebelum
int ervensi preval ensi anemia pada masingmasing kelompok perlakuan relat if sama, yait u
17. 1 persen pada pada Kont rol , 11. 5 persen
pada SG dan 16. 7 persen pada SGP.
Pengaruh suplement asi t ablet MGM t iga
kali seminggu pada nilai Ht t idak signif ikan
meskipun ni lai Ht set elah int ervensi signif ikan
berbeda ant ara Kont rol dan SGP. Sepert i diungkapkan t erdahulu nilai Ht sebelum int ervensi berhubungan signif ikan negat if dengan
umur, sehingga nilainya akan semakin menurun
dengan semakin meningkat nya usia. Rat a-rat a

175

Jour nal of Nut r i t i on and Food, 2011, 6(3): 171-177

Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(3): 171-177

nilai Ht set elah int ervensi pada semua kelompok perlakuan menurun dan penurunan t erbesar j ust ru t erdapat pada kelompok SGP kemudian diikut i kelompok SG dan kont rol .
Nilai STf R cont oh sebel um i nt ervensi
dit emukan signif ikan l ebih t inggi pada kelompok kont rol dan berhubungan posit if dengan
usia cont oh, art i nya semakin t ua usia, ni lai
STf R semakin t inggi at au semakin mengarah ke
def isiensi besi. Tabel 4 menunj ukkan nilai STf R
set elah int ervensi pada ket iga kelompok mempunyai kecenderungan yang sama, yait u menurun, yang berart i mengarah pada ni lai normal.
Rat a-rat a penurunan ni lai STf R bahkan t ampak lebih besar pada kelompok Kont rol dibandingkan kelompok SG dan SGP.
Penelit ian ini t idak dapat membukt ikan
supl ement asi t ablet MGM t iga kali seminggu
pada remaj a put ri dapat meningkat kan hemoglobin diduga t erut ama disebabkan sebagian
besar (84%) cont oh t idak anemi. Pada subset
dat a cont oh yang anemi (Tabel 5), menunj ukkan int ervensi signif ikan menurunkan rat arat a prevalensi anemia 73. 2 persen, mening-

kat kan Hb 1. 44 g/ dl, Ht 2. 6% dan menurunkan
STf R 1. 4 mg/ dl pada kelompok SG dan SGP.

KESIMPULAN
Penget ahuan gi zi hampir sel uruh cont oh
t erkat egori kurang demikian pula i nt ake energi
dan zat gizi pada l ebih dari separuh cont oh
masih kurang dari 70 persen AKG. Terdapat
15. 2 persen cont oh anemi dan t ersebar merat a
pada masing-masing kelompok.
Int ervensi pendi dikan gizi signif ikan meningkat kan 28. 6 skor penget ahuan gizi dan 8. 7
nilai pemenuhan kebut uhan zat gizi kelompok
SGP lebih besar di bandi ngkan SG dan Kont rol .
Suplement asi t abl et MGM t idak dapat meningkat kan Hb cont oh, namun signif ikan lebih rendah menurunkan ni lai Hb pada kelompok SG
dan SGP dibandingkan Kont rol . Pada cont oh
anemi, suplement asi t ablet MGM t erbukt i menurunkan preval ensi anemi dan meni ngkat kan
kadar Hb dan Ht .

Tabel 4. Skor Penget ahuan Gizi, Ni lai MAR dan St at us Besi Sebel um dan Set elah Int ervensi
Indikator
Skor Penget ahuan Gizi

MAR

Hb (g/ dL)

Ht (%)

STf R (ug/ mL)
a, b, c

Waktu
Sebelum
Set elah

Kontrol
43. 2 ± 8. 6a
55. 7 ± 9. 9a

SG
39. 2 ± 7. 9b
58. 5 ± 12. 3a

SGP
40. 8 ± 7. 8a, b
69. 3 ± 15. 2b

Total
41. 0 ± 8. 2
61. 7 ± 14. 1

Selisih
Sebelum
Sesudah
Selisih
Sebelum

12. 4 ± 11. 1a
58. 0 ± 22. 4a
49. 6 ± 25. 2a
-8. 5 ± 29. 7a
13. 38 ± 1. 34a

19. 3 ± 11. 5b
55. 2 ± 26. 9a
50. 7 ± 25. 5a
-4. 5 ± 34. 6a
13. 29 ± 1. 34a

28. 6 ± 13. 7c
51. 7 ± 22. 3a
60. 4 ± 25, 4a
8. 7 ± 37. 4b
13. 03 ± 0. 93a

20. 7 ± 13. 9
54. 8 ± 23. 6
54. 0 ± 25. 6
-0. 8 ± 34. 8
13. 22 ± 1. 10

Set elah
Selisih
Sebelum
Set elah
Selisih
Sebelum
Set elah
Selisih

12. 43 ± 1. 48a
-0. 95 ± 1. 08b
38. 03 ± 2. 75a
36. 85 ± 4. 56a, c
-1. 18 ± 3. 57a
2. 06 ± 0. 87 b
1. 03 ± 0. 45a
-1. 03 ± 0. 52 a

12. 95 ± 0. 92a
-0. 35 ± 1. 13a
37. 31 ± 3. 75a
36. 07 ± 2. 36b, c
-1. 24 ± 3. 05a
1. 57 ± 0. 76 a
1. 03 ± 0. 23a
-0. 54 ± 0. 71b

12. 89 ± 0. 95a
-0. 14 ± 1. 10a
37. 00 ± 2. 23a
34. 91 ± 2. 32b
-2. 09 ± 2. 52a
1. 31 ± 0. 58a
0. 97 ± 0. 25a
-0. 34 ± 0. 45b

12. 76 ± 1. 15
-0. 46 ± 1. 15
37. 41 ± 2. 94
35. 88 ± 3. 27
-1. 54 ± 3. 05
1. 63 ± 0. 79
1. 01 ± 0. 31
0. 62 ± 0. 63

Pada baris yang sama, huruf yang sama menunj ukkan t idak t erdapat perbedaan nyat a (p>0. 05)

Tabel 5. Ni lai Hb, Ht dan STf R Cont oh Anemi Sebelum dan Set elah Int ervensi
Indikator
Anemia (%)
Rat a-rat a Hb (g/ dl)

Rat a-rat a Ht (%)

Rat a-rat a STf R (mg/ dl)

a, b

176

Waktu
Sebelum
Set elah
Sebelum
Set elah
Selisih
Sebelum
Set elah
Selisih
Sebelum
Set elah
Selisih

Kontrol
6 (100)
5 (83. 3)
11. 7±0. 2a
10. 2±1. 0a
-1. 5±1. 0a
33. 3±1. 0a
30. 3±2. 9a
-3. 0±3. 2a
3. 0±0. 8a
1. 6±0. 4a
-1. 4±0. 6a

SG
4 (100)
1 (25. 0)
10. 6±1. 0b
12. 2±0. 2b
1. 6±1. 1b
29. 5±2. 9b
33. 9±0. 7a, b
4. 4±3. 3a, b
3. 4±0. 3a
1. 2±0. 5a, b
-2. 2±0. 7a, b

SGP
7 (100)
2 (28. 6)
11. 6±0. 2a
12. 9±1. 6b
1. 3±1. 5b
34. 3±2. 1a
35. 0±4. 1b
0. 7±3. 9a
1. 7±0. 7b
1. 0±0. 2b
-0. 7±0. 7a

Total
17 (100)
8 (47. 1)
11. 4±0. 7
11. 8±1. 7
0. 4±1. 8
32. 8±2. 7
33. 1±3. 7
0. 2±4. 4
2. 6±1. 0
1. 3±0. 4
-1. 3±0. 9

Pada baris yang sama, huruf yang sama menunj ukkan t idak t erdapat perbedaan nyat a (p>0. 05)

Jour nal of Nut r i t i on and Food, 2011, 6(3): 171–177

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(3): 171-177

Gibson RS. 2005. Princi ples of Nut rit ional
Assessment . Second Edi t ion. Oxf ord
Universit y Press, London.

Ahmed F, Khan MR, & Jackson AA. 2001.
Concomit ant suppl ement al vit amin A
enhances t he response t o weekly
supplement al iron f olic acid in anemia
t eenagers in urban Bangl adesh. Am J
Clin Nut r, 74, 108-115.

Gill espie S, Kevany J, Manson J. 1991.
Cont rrol ling Iron Def iciency. A Report
Based on an ACC-SCN Workshop.
England: The Lavenham Press

All en LH.
2002.
Iron supplement at ion:
scient if ic issues concerning ef f icacy and
implicat ions f or research and programs.
J Nut r 132: 813S-819S

Jayat issa R & Piyasena C. 1999. Adolescent
schoolgirls:
daily or
weekly iron
supplement at ion. Food Nut r Bull , 20(4),
429-434.

Angeles-Agdeppa I, Scult ink W, Sast roamidj oj o
S, Gross R, & Karyadi D. 1997. Weekl y
micornut rient supplement at ion t o buil d
iron st ores in f emal e Indonesian
adolescent s. Am J Clin Nut r, 66, 177183.

Permaesih D & Herman S.
2005.
Fact ors
af f ect ing
anemia
on
adolescent t .
Healt h Research Bul let i n, 33(4), 162171.

Beard

JL. 2000. Iron requirement s in
adolescent f emal es. J Nut r 130: 440S442S.
Briawan D. 2008. Ef ikasi Suplement asi BesiMult ivit amin t erhadap Perbaikan St at us
Besi Remaj a Wanit a. Disert asi. SPS, IPB,
Bogor.

Depkes RI. 2003. Program pencegahan anemia
gizi besi pada wanit a usia subur (WUS).
Direkt orat
Gizi
Masyarakat ,
Dirj en
Kesehat an Masyarakat ,
Depkes RI,
Jakart a.
. 2005. Gizi dalam Angka. Direkt orat
Gizi
Masyarakat ,
Dirj en Kesehat an
Masyarakat , Depkes RI, Jakart a.
. 2010. Riset Kesehat an Dasar
(RISKESDAS) 2010. Depkes RI: Jakart a.
Dillon

DHS. 2005. Nut rit ional
Indonesian adol escent girl s:
ribof lavin and vit amin A on
Disert at ion.
Wageningen
Net herland.

healt h of
t he rol e of
iron st at us.
Universit y,

FAO/ WHO. 2001. Human Vit amin and Mineral
Requirement . Report of j oint FAO/ WHO
expert consult at ion Bangkok, Thailand.
FAO, Rome.
Fishman SM, Christ ian P, West KP. 2003. The
role of vit amin in t he prevent ion and
cont rol of anemia. Publ . Healt h Nut r.
3(2): 125-150.

Prayit no. 1997. Pelayanan bimbingan dan
konseling.
Jakart a:
PT
Ikrar
Mandiriabadi .
Soekarj o DD et al . 2004. Ef f ect iveness of
weekly vit amin A (10000 IU) and i ron (60
mg) supplement at ion f or adol escent
boys and girls t hrough schools in rural
and urban East Java, Indonesia. Eur J
Clin Nut r, 58, 927-937.
WHO.

1995. Physical st at us: t he use and
int erpret at ion of ant hropomet ry. WHO
Technical Report Series 854. Report of a
WHO Expert Commit t ee. WHO, Geneva.

/ UNICEF/ UNU. 2001. Iron Def iciency
Anemia, Assessment , Prevent ion and
Cont rol.
A gui de f or
programme
manager. WHO, Geneva.
. 2005. Nut rit ion in adol escent : issues
and chal lenges f or t he healt h sect or:
issues in
adol escent
healt h
and
development . WHO discussion papers on
adolescent . Geneva: WHO.
World Healt h Organizat ion/ Cent re f or Disease
Cont rol
and
Prevent ion
Technical
Consult at ion on t he Assessment of Iron
St at us at t he Populat ion Level , Geneva,
Swit zerland, 6–8 April 2004. WHO &
CDC, Geneva.
World Bank. 2006. Reposit ioning Nut rit ion as
Cent ral t o Development . A St rat egy f or
Large – Scal e Act ion. Washi ngt on.

177

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26