MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII MTs HAFIZUL IKHSAN AEK PAING T.A.2016/2017.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN

MASALAH PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII MTs HAFIZUL IKHSAN AEK PAING T.A.2016/2017

Oleh Lili Handayani NIM. 4103311027

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2017


(2)

(3)

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN

MASALAH PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII MTs HAFIZUL IKHSAN AEK PAING T.A. 2016/2017

Lili Handayani (NIM. 4103311027) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dikelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing T.A. 2016/2017. Subjek dalam peneliti ini adalah siswa kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing yang berjumlah 26 orang dan objek peneliti ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran berdasarkan masalah di kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, lembar observasi, dan dokumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari dua kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan pada setiap akhir siklus, siswa diberikan tes kemampuan pemecahan masalah.

Dari hasil analisis data tes awal diperoleh peningkatan hasil tes akhir kemampuan pemecahan masalah. Jumlah siswa yang mempu memecahkan masalah dari tes awal adalah 4 dari 26 orang siswa (15,38%) dengan rata-rata kelas 53,8. Hasil analisis data tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I setelah menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah menunjukkan 12 orang siswa (46,15%) yang mampu memcahkan masalah dengan nilai rata-rata 63,78. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 21 orang siswa (80,8%) yang mampu memecahkan masalah dengan nilai rata-rata 75,06. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi lingkaran dikelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing. Saran yang diajukan adalah agar penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah ini dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan Rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan. Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Menerapkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada Materi Lingkaran di kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing Medan T.A. 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan, dan ketua Program Studi Matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan untuk Bapak Yusman Lubis, B.Sc selaku kepala sekolah MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing, guru mata pelajaran matematika Ibu Fitri Oktriana, S.Pd, dan juga seluruh Guru/Staf Pegawai MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama penelitian.


(5)

v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda tercinta Geger Handoko dan Ibunda tercinta Parjiem serta kepada kakak tercinta Sri Kurniasih, S.Farm, Apt, dan adik-adik tersayang Puji Lestari dan Dina Agustina

yang telah banyak memberi kasih sayang, semangat, nasehat, do’a dan materi

sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksanakan dengan baik. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada teman hidup yaitu Maseko Syahputra yang selalu memberikan motivasi dan doa untuk penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk teman seperjuangan, yaitu Nurhabibi Syarif dan penyemangat yang senantiasa memberi dukungan Nani Nursamqori, S.Pd dan Eva Sihombing, S.Pd serta adik kos Nurul Indah Pratiwi dan teman-teman yang tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skrispi ini, namun penulis menyadari dan masih banyak kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skrispi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.

Medan, April 2017

Penulis,

Lili Handayani


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Pengertian Pembelajaran 10

2.1.3. Pengertian Pembelajaran Matematika 10

2.1.4. Masalah dalam Matematika 11

2.1.5. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 13 2.1.6. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 15 2.1.6.1. Pengertian Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 15


(7)

vii

2.1.6.2. Karakteristik Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 16 2.1.6.3. Langkah – langkah dalam Proses PBM 18

2.1.6.4. Pelaksanaan Model PBM dalam Pembelajaran Matematika 19

2.1.6.5. Keunggulan dan Kelemahan PBM 22

2.1.6.6. Teori Belajar yang Mendukung PBM 23

2.1.7. Materi Ajar Lingkaran 25

2.1.7.1. Bagian-Bagian Lingkaran 25

2.1.7.2. Keliling dan Luas Lingkaran 27

2.1.7.3. Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur dan Luas Juring 29

2.2. Penelitian yang Relevan 30

2.3. Kerangka Konseptual 32

2.4. Hipotesis Tindakan 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 34

3.2.1. Subjek Penelitian 34

3.2.2. Objek Penelitian 34

3.3. Jenis Penelitian 34

3.4. Prosedur Penelitian 34

3.4.1. Siklus I 35

3.4.1.1. Permasalahan 35

3.4.1.2. Perencanaan Tindakan 35

3.4.1.3. Pelaksanaan Tindakan 36

3.4.1.4. Observasi 36

3.4.1.5. Analisis data 37

3.4.1.6. Refleksi 37

3.4.2. Siklus II 37

3.5. Alat Pengumpul Data 37

3.5.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 37


(8)

viii

3.5.3. Lembar Observasi 39

3.6. Teknik Analisis Data 39

3.6.1. Reduksi Data 39

3.6.2. Paparan Data 40

3.6.3. Menarik Kesimpulan 40

3.7. Indikator Keberhasilan Penelitian 44

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Hasil Penelitian 45

4.1.1. Deskripsi Tes Awal 45

4.1.1.1. Hasil Tes Awal 45

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan Siklus I 48

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 49

4.1.1.4. Observasi Siklus I 51

4.1.1.5. Analisis Data Siklus I 51

4.1.1.6. Refleksi Siklus I 58

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 59

4.1.2.1. Permasalahan Siklus II 59

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan Siklus II 59

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 60

4.1.2.4. Observasi Siklus II 62

4.1.2.5. Analisis Data Siklus II 63

4.1.2.6. Refleksi Siklus II 69

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 72

5.2. Saran 72


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Tahapan – Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 18 Tabel 3.1. Teknik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah 38 Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 41 Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Penguasaan Kemampuan Pemecahan Masalah 42 Tabel 3.4. Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi 44 Tabel 4.1. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah pada Tes Awal 46 Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Memahami Masalah 47 Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah 47 Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pemecahan Masalah 47 Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan siswa dalam Memeriksa Kembali 47 Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52

Tabel 4.7. Tingkat Kemampuan Memahami Masalah I 53 Tabel 4.8. Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah I 53 Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pemecahan Masalah I 53 Tabel 4.10. Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali I 54 Tabel 4.11. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Peneliti Siklus I 55 Tabel 4.12. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa Siklus I 57 Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 63

Tabel 4.14. Tingkat Kemampuan Memahami Masalah II 64 Tabel 4.15. Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah II 65 Tabel 4.16. Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pemecahan Masalah II 65 Tabel 4.17. Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali II 65 Tabel 4.18. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Peneliti Siklus II 66 Tabel 4.19. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa Siklus II 68


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1. Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa pada Tes Awal 46

Gambar 4.2. Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52 Gambar 4.3. Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (siklus I) 76 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (siklus II) 86

Lampiran 3. Kisi-kisi Tes Awal 96

Lampiran 4. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Awal 97

Lampiran 5. Alternatif Jawaban TKPM Awal 98

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa I 102

Lampiran 7. Alternatif Jawaban LAS I 106

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa II 111

Lampiran 9. Alternatif Jawaban LAS II 115

Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa III 120

Lampiran 11. Alternatif Jawaban LAS III 124

Lampiran 12. Lembar Aktivitas Siswa LAS IV 129 Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian LAS IV 133 Lampiran 14. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 138 Lampiran 15. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 139 Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian TKPM I 140 Lampiran 17. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 145 Lampiran 18. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 147 Lampiran 19. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 148 Lampiran 20. Alternatif Penyelesaian TKPM II 149 Lampiran 21. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 155 Lampiran 22. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 157 Lampiran 23. Lembar Observasi Kegiatan Guru I 158 Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Siswa I 160 Lampiran 25. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah pada

Tes Awal 162

Lampitan 26. Analisis Hasil Pemecahan Masalah Pada Tes


(12)

Lampiran 27. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah I 165 Lampiran 28. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah I

Per-Indikator 166

Lampiran 29. Lembar Observasi Kegiatan Guru II 168 Lampiran 30. Lembar Observasi Kegiatan Siswa II 170 Lampiran 31. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah II 172 Lampiran 32. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah II

Per-Indikator 173


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan saat ini. Seperti yang dikemukakan Trianto (2010 : 2) yang menyatakan bahwa :

“Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.”

Salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam pendidikan adalah matematika, hal ini dapat dilihat dari alokasi waktu mata pelajaran matematika di sekolah lebih banyak dibandingkan mata pelajaran lain. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetetif.

Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan alasan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa, karena :

“(1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan,

(6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”


(14)

2

Berbagai alasan tentang pentingnya matematika diajarkan kepada siswa dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Namun demikian, mata pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan sulit untuk dipahami. Seperti yang diungkapkan Abdurrahman (2009 : 252) :

“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

Kesulitan yang dialami siswa berdampak pada mutu pendidikan Indonesia terutama bidang studi Matematika. Berdasarkan laporan dari Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011, untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007. Berikut datanya :

Tabel Peringkat Negara Bidang Studi Matematika dari TIMSS

Peringkat Sistem Pendidikan Nilai

Skala TIMSS 500

1 Republik Korea 613

2 Singapore 611

3 Chinese Taipei-CHN 609

4 Hong Kong-CHN 586

5 Japan 570

6 Russian Federation 539

7 Israel 516

8 Finland 514

9 United States 509

10 England 507

11 Hungary 505

12 Australia 505


(15)

3

14 Lithuania 502

15 Italy 498

16 New Zealand 488

17 Kazakhstan 487

18 Sweden 484

19 Ukraine 479

20 Norway 475

21 Armenia 467

22 Romania 458

23 United Arab Emirates 456

24 Turkey 452

25 Lebanon 449

26 Malaysia 440

27 Georgia 431

28 Thailand 427

29 Republic of Macedonia 426

30 Tunisia 425

31 Chile 416

32 Islamic Republic of Iran 415

33 Qatar 410

34 Bahrain 409

35 Jordan 406

36 Palestinian 404

37 Saudi Arabian 394

38 Indonesia 386

39 Syrian Arab Republic 380

40 Morocco 371

(http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.Matemat ika.Indonesia.Menurun).


(16)

4

Dari kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa kualitas pendidikan matematika masih rendah dan belum sesuai yang diharapkan. Untuk mengatasi rendahnya nilai matematika tersebut, para pendidik berusaha mengadakan perbaikan dan peningkatan dari segi yang menyangkut pendidikan matematika. Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lenner (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukan bahwa: “Kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen,(1) konsep, (2) keterampilan, (3) pemecahan masalah”. Dari pernyataan tersebut, salah satu aspek yang ditekannkan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

Cooney (dalam Hudojo, 2005:130) mengatakan bahwa mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik di dalam mengambil keputusan didalam kehidupan. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengerjakannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.

Berdasarkan uraian diatas, kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan yang penting dalam pembelajaran matematika. Kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki siswa untuk melatih siswa agar siswa terbiasa menghadapi berbagai permasalahan, baik dalam konteks matematika ataupun masalah dalam bidang yang lainnya. Oleh sebab itu, kemampuan siswa untuk memecahkan masalah harus terus dilatih sehingga ia dapat memecahkan masalah yang ia hadapi.

Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang kesulitan dalam mempelajari matematika, terutama dalam memecahkan masalah matematika. Kesulitan tersebut terletak pada sulitnya siswa menyelesaikan soal cerita matematika serta kurangnya petunjuk tentang langkah-langkah yang harus


(17)

5

ditempuh dalam membuat kalimat matematika. Kesulitan tersebut mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa rendah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang. Hal ini dilihat dari hasil test diagnostik yang dilakukan peneliti kepada siswa saat melakukan observasi ke sekolah tersebut.

Berdasarkan hasil dari test diagnostik yang diberikan kepada 26 siswa di kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan, peneliti mendapatkan hasil bahwa dari tiga soal yang diberikan kepada siswa, hanya 4 orang siswa (15,38%) yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah di atas 65%. Jika penilaian menurut indikator pemecahan masalah maka didapatkan rata-rata kemampuan siswa memahami masalah adalah 79,17%, kemampuan merencanakan pemecahan masalah adalah 57,4%, kemampuan melaksanakan pemecahan masalah adalah 44,8% dan kemampuan pengecekan kembali sebesar 30,3% dengan rata-rata tingkat kemampuan pemecahan siswa adalah 53,8% . Dari test diagnostik ini terlihat siswa kurang mampu memahami soal sehingga siswa kesulitan dalam menentukan apa yang diketahui dan ditanya pada soal, siswa kesulitan dalam membuat rencana penyelesaian soal-soal matematika sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal berbentuk pemecahan masalah dan siswa begitu sering tidak teliti dalam perhitungan.

Berdasarkan wawancara kepada guru matematika kelas VIII yaitu Ibu Fitri Oktriana, S.Pd diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal yang membutuhkan pemecahan masalah matematika, sehingga soal dalam bentuk permasalahan jarang diberikan kepada siswa. Selain itu siswa cenderung tidak aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa juga mengalami kesulitan dalm menyelesaikan soal-soal cerita, kesulitan tersebut mungkin terkait dengan pengajaran yang menuntut anak membuat kalimat matematika.(dalam Abdurrahman, 2009 : 257 ) Oleh karena itu secara keseluruhan dibuat kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam pemecahan masalah masih rendah.

Penyebab kesulitan siswa terkadang tidak hanya dari kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, tetapi juga dapat disebabkan penggunaan model pembelajaran yang digunakan. Penggunaan model pembelajaran yang salah dalam


(18)

6

pembelajaran dapat mengakibatkan siswa kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah model pembelajaran berdasarkan masalah. Ratumanan (dalam Trianto, 2010 ; 92) menyatakan bahwa:

Problem based learning (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajsaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah kepada siswa. Ciri-ciri pembelajaran masalah adalah melibatkan masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata, memampukan siswa terampil memecahkan masalah, mengembangkan materi pengetahuan melalui bimbingan dan penyediaan sumber belajar. Secara garis besar dapat disimpulakn bahwa PBM merupakan pembelajaran yang berorientasi pada masalah sehingga siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dasar selama belajar, tetapi memperoleh pengalaman bagaimana menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dengan adanya masalah, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Materi Lingkaran Di Kelas VIII Mts Hafizul Ikhsan Aek Paing T.A 2016/2017”.


(19)

7

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah adalah sebagai berikut :

1. Siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit. 2. Siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal- soal cerita.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing masih tergolong rendah.

4. Siswa kurang mampu menerjemahkan persoalan atau masalah kehidupan sehari-hari kedalam model matematika.

1.3Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada kemampuan pemecahan masalah siswa yang masih rendah, sehingga peneliti menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi lingkaran di kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing T.A. 2016/2017.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi lingkaran di MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing T.A 2016/2017?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi lingkaran di MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing T.A. 2016/2017.


(20)

8

1.6Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu :

1. Bagi guru, diharapkan dapat menambah variasi model pembelajaran dan menambah pengetahuan guru mengenai model pembelajaran berdasarkan masalah sebagai pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

2. Bagi siswa, diharapkan melalui model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemeahan masalah siswa terutama dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberi manfaat yang positif dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran matematika termasuk dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

4. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah dan untuk bekal peneliti sebagai calon guru mata pelajaran matematika dalam melaksanakan praktik mengajar yang sesungguhnya.

1.7Definisi Operasional

1. Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi para peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

2. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam memahami, memilih strategi pemecahan dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah.


(21)

72 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dapat dilihat dari ketuntasan klasikal dalam memecahkan masalah. Pada kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah sebanyak 12 orang siswa (46,15%) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 21 orang (80,8%). Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat ≥ 80% siswa yang memiliki tes kemampuan pemecahan masalah pada kategori minimal sedang. Aktivitas pembelajaran guru dan siswa pada siklus II juga dikatagorikan sangat baik.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1) Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. 2) Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan

refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang


(22)

73

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami baik temuan oleh guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin. Dan memberikan pekerjaan rumah untuk lebih mengasah kemampuan peserta didik.

3) Kepada siswa MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing disarankan lebih berani dan aktif bertanya tentang hal yang kurang dipahami, lebih berani dalam memberikan ide dan aktif dalam menemukan solusi permasalahan matematika selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Kepada peneliti selanjutnya, agar menggunakan hasil dan perangkat penelitian ini untuk dijadikan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi lingkaran ataupun materi yang lain serta dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.


(23)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan, M. Cholik, (2006), Matematika SMP Jilid 2B Kelas VIII, Erlangga, Jakarta

Arikunto, S, dkk, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Chen, Wen-Haw, (2013),Theacing Geometry Through Problem-Based Learning

and Creative Design. Proceedings of the 2013 International Conference on Education and Educational Technologies.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010) Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan: FMIPA Unimed

Hudojo, H., (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang.

Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

KOMPAS, (2012), http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/ Prestasi.Sains.dan.Matematika.Indonesia.Menurun.

Margono, S., (2010), Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Padmavathy, R.D, (2013), Effectiveness of Problem Based Learning in Mathematics.International Multidisciplinary e-journal, Vol-II, Issue-I, Jan-1-2013.

Roh, Kyeong Ha, (2003), Problem Based Learnig in Mathematics. Clearing Use for Science, Mathematics, and Environmental education, EDO-SE-03-07 Rusman, (2012),Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran,

Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo


(24)

75

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sanjaya. W., (2011). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.

Wena, Made, (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Bumi Aksara, Jakarta

Yusuf, Musdalifah. (2014), Model Pembelajaran Berbasis Masalah. www.academia.edu/9115363/model_pembelajaran_berbasis_masalah_pro blem_based_learning


(25)

ii

RIWAYAT HIDUP

Lili Handayani dilahirkan di Dusun Tebangan, pada tanggal 14 Agustus 1992. Ibu bernama Parjiem dan ayah bernama Geger Handoko, dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk sekolah di SD Negeri 115526 Dusun Tebangan Janji dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 3 Rantau Utara dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Rantau Utara dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(1)

1.6Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu :

1. Bagi guru, diharapkan dapat menambah variasi model pembelajaran dan menambah pengetahuan guru mengenai model pembelajaran berdasarkan masalah sebagai pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

2. Bagi siswa, diharapkan melalui model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemeahan masalah siswa terutama dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberi manfaat yang positif dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran matematika termasuk dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

4. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah dan untuk bekal peneliti sebagai calon guru mata pelajaran matematika dalam melaksanakan praktik mengajar yang sesungguhnya.

1.7Definisi Operasional

1. Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi para peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

2. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam memahami, memilih strategi pemecahan dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah.


(2)

72

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dapat dilihat dari ketuntasan klasikal dalam memecahkan masalah. Pada kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah sebanyak 12 orang siswa (46,15%) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 21 orang (80,8%). Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat ≥ 80% siswa yang memiliki tes kemampuan pemecahan masalah pada kategori minimal sedang. Aktivitas pembelajaran guru dan siswa pada siklus II juga dikatagorikan sangat baik.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1) Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. 2) Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan

refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang


(3)

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami baik temuan oleh guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin. Dan memberikan pekerjaan rumah untuk lebih mengasah kemampuan peserta didik.

3) Kepada siswa MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing disarankan lebih berani dan aktif bertanya tentang hal yang kurang dipahami, lebih berani dalam memberikan ide dan aktif dalam menemukan solusi permasalahan matematika selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Kepada peneliti selanjutnya, agar menggunakan hasil dan perangkat penelitian ini untuk dijadikan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi lingkaran ataupun materi yang lain serta dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan, M. Cholik, (2006), Matematika SMP Jilid 2B Kelas VIII, Erlangga, Jakarta

Arikunto, S, dkk, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Chen, Wen-Haw, (2013),Theacing Geometry Through Problem-Based Learning

and Creative Design. Proceedings of the 2013 International Conference on Education and Educational Technologies.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010) Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan: FMIPA Unimed

Hudojo, H., (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang.

Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

KOMPAS, (2012), http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/ Prestasi.Sains.dan.Matematika.Indonesia.Menurun.

Margono, S., (2010), Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Padmavathy, R.D, (2013), Effectiveness of Problem Based Learning in Mathematics.International Multidisciplinary e-journal, Vol-II, Issue-I, Jan-1-2013.

Roh, Kyeong Ha, (2003), Problem Based Learnig in Mathematics. Clearing Use for Science, Mathematics, and Environmental education, EDO-SE-03-07 Rusman, (2012),Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran,

Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


(5)

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sanjaya. W., (2011). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.

Wena, Made, (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Bumi Aksara, Jakarta

Yusuf, Musdalifah. (2014), Model Pembelajaran Berbasis Masalah. www.academia.edu/9115363/model_pembelajaran_berbasis_masalah_pro blem_based_learning


(6)

RIWAYAT HIDUP

Lili Handayani dilahirkan di Dusun Tebangan, pada tanggal 14 Agustus 1992. Ibu bernama Parjiem dan ayah bernama Geger Handoko, dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk sekolah di SD Negeri 115526 Dusun Tebangan Janji dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 3 Rantau Utara dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Rantau Utara dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.