POLA PENGASUHAN ANAK PADA KELUARGA NELAYAN DI DESA PERLIS KECAMATAN BERANDAN BARAT KABUPATEN LANGKAT.

(1)

POLA PENGASUHAN ANAK PADA KELUARGA NELAYAN

DI DESA PERLIS KECAMATAN BERANDAN BARAT

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

OLEH :

MUHAMMAD EL ALAWI

NIM. 1123371013

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

RIWAYAT HIDUP

A. Riwayat Pribadi

1. Nama : Muhammad El Alawi

2. Tempat/Tanggal Lahir : Perlis, 24 April 1994

3. Alamat Desa Perlis Dusun II Damai

Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat

4. Jenis Kelamin : Laki – Laki

5. Agama : Islam

6. Anak Ke : 2 dari 2 Bersaudara B. Data Orang Tua

Nama Orang Tua

1. Ayah : Samsul Bahri

2. Ibu : Zaharah

Pekerjaan Orang Tua

1. Ayah : Nelayan

2. Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Alamat Orang Tua : Desa Perlis Dusun II Damai Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat

C. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan SD : MIN Perlis Lulus SD Tahun : 2000 – 2006

2. Pendidikan SMP : MTs Islamiyah Al-Falah Pangkalan Berandan

Lulus SMP Tahun : 2006 – 2009

3. Pendidikan SMA : SMA Muhammadiyah-4 Babalan Lulus SMA Tahun : 2009 – 2012

4. Pendidikan Perg. Tinggi : Universitas Negeri Medan Lulus Universitas Tahun : 2012 – 2016


(6)

D. Prestasi

1. Juara II MTQ FIP UNIMED Tahun 2013 2. Juara II MTQ FIP UNIMED Tahun 2014

3. Juara II MKQ Naskah FIP UNIMED Tahun 2014 4. Juara II MKQ Naskah FIP UNIMED Tahun 2015

5. Juara I Lomba Karya Kreativitas Mahasiswa (LKKM) FIP UNIMED Tahun 2014

6. Lulus Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Gagasan Tertulis (PKM-GT) Tahun 2014 Didanai dari DIKTI

7. Lulus Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M) Tahun 2014 Pendanaan Tahun 2015 dari DIKTI 8. 46 besar Finalis MITI Paper Chalange (MPC) Tahun 2015

9. Juara I Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) FIP UNIMED Tahun 2015 10.15 besar Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Mipa Untuk Negeri


(7)

ABSTRAK

Muhammad El Alawi, NIM 1123371013. Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Nelayan Di Desa Perlis Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan, 2016.

Masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Rendahnya perlakuan orang tua terhadap perkembangan anak 2. Kesulitan anak berkumpul dengan orang tua di keluarga 3. Rendahnya pendidikan anak di keluarga nelayan 4. Minimnya pengetahuan orang tua dalam pembentukan karakter jasmani dan perkembangan anak 5. Rendahnya pola pengasuhan anak. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pola pengasuhan anak pada keluarga nelayan di Desa Perlis Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat.

Teori yang digunakan dalam penentian ini adalah pola asuh yang dikemukakan olehGunarsa (1986:4) “pola asuh merupakan metode atau cara yang dipilih orang dalam mendidik anak-anaknya, merupakan cara bagaimana orang tua memperlakukan anak-anak mereka”. Kemudian teori bentuk perilaku orang tua yang demokratis, otoriter, laissez faire yang dikemukakan oleh Zahara Idris dan Lizma Jamal (1992:87).

Metode yang di gunakan adalah metode penelitiaan kuantitatif deskriptif. Jumlah populasi penelitian adalah seluruh orang tua yang memiliki anak usia dibawah usia 15 tahun yang berjumlah 1508 KK. Sampel penelitian diambil sebanyak 10 % dari populasi berjumlah 100 orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner. Analisis data dilakukan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis terhadap frekuensi jawaban responden. Data yang berhasil dikumpulkan diolah dengan menggunakan teknik persentase.

P=

Hasil Penelitian menunjukan pola pengasuhan anak pada keluarga nelayan di Desa Perlis yang dominan adalah pola pengasuhan demokratis. Dari ketiga pola asuh orang tua yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire, pola asuh yang baik diterapkan oleh orang tua di Desa Perlis adalah pola asuh demokratis. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Joan Beck (dalam Sugiharto, 2007:322) bahwa “Banyak riset yang menunjukkan intelegensi anak akan berkembang ketingkat yang lebih tinggi, bila sikap di rumah terhadap anak hangat dan demokratis. Pada saat tertentu orang tua juga bersifat otoriter seperti pada saat orang tua memantau anak dari jarak dekat dan jarak jauh serta pada saat orang tua tidak memberikan kegiatan sesuai dengan keinginan anak sendiri. Anak diberikan kebebasan oleh orang tua, namun kebebasan tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini dikarenakan anak usia 1-15 tahun masih memerlukan bimbingan dan pengawasan dari orang tua.


(8)

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillairahmanirrahim, Alhamdulillahirabbil A’alamin Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala berkah dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Pola Pengasuhan Anak pada Keluarga Nelayan di Desa Perlis Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat ”. Disusun untuk penelitian dalam penyusunan skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.

Pada Kesempatan Ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penentuan judul sampai dengan selesainya proposal skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada : Bapak Junaidi Salim yang telah membantu dan mengizinkan untuk observasi di Desa Perlis. Ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Perlis yang telah banyak membantu penulis selama observasi berlangsung.

Medan, 30 Juni 2016 Penulis,


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Karuni-Nya yang telah menganugerahkan kesehatan dan petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Penulis banyak menerima masukan, bimbingan serta dorongan untuk menyelesaikan penulisan skripsi tersebut. Oleh sebab itu, penulis sampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga serta penuh keikhlasan kepada :

1. Prof.Dr.Syawal Gultom,M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr.Nasrun,MS, selaku Dekan FIP Unimed.

3. Prof.Dr.Yusnadi,MS, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr.Aman Simaremare,MS, selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Kepegawaian, Drs.Edidon Hutasuhut,M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

4. Ibu Dra.Rosdiana,M.Pd, Bapak Dr.Sudirman,SE,M.Pd, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.

5. Prof.Dr.Yusnadi,MS, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan member arahan sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.


(11)

6. Dr.Sudirman,SE,M.Pd, Drs.Elizon Nainggolan,M.Pd, Anifah,S.Sos,M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan serta saran-saran mulai dari perencanaan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi.

7. Bapak Junaidi Salim, selaku Kepala Desa Perlis yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Seluruh masyarakat Desa Perlis yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

9. Bapak/ Ibu Dosen dan staff pegawai Jurusan PLS Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

10.Ibunda dan Ayahanda yang begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, dorongan, motivasi, semangat serta dukungan moral maupun moril kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan di Unimed.

11.Teman-teman Seperjuangan PLS 2012 dan juga adik-adik stambuk.

12.Teman-teman UKM Islam Ar-Rahman Universitas Negeri Medan serta teman-teman UKMI Ar-Rahman Fakultas Ilmu Pendidikan yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu telah membantu dan memberi semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi dan perkuliahan.

13.Teman-temen Forum Mahasiswa Muslim Langkat (Formula).


(12)

15.Teman-teman Komunitas Peduli Sosial (Kompos) Unimed.

16.Teman-teman Sekertariat UKMI Ar-Rahman Unimed (Jatmiko, Walfaret, Robi Rinaldy, Rispandi Adha).

17.Sahaba-sahabat dari Trio Pak Cik ( Ridho dan Wasiso).

18.Teman-teman PKL PLS Unimed Tanah tahun 2015 (Istiana, Wina Riski R Lubis, Elnisa Herdani, Wasiso, Muhcim Adi Sihombing dan Domensano Padang).

19.Ibu Sampe Tampubolon,S.Pd, selaku Guru pamong pada saat PKL tahun 2015 di PKBM Cahaya Kelurahan Tanah Merah dan Seluruh masyarakat Perumnas Marcapada Kelurahan Tanah Merah yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun dari tata bahasa dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan khusunya pada pendididkan luar sekolah.

Medan, 30 Juni 2016

Muhammad El Alawi NIM. 1123371013


(13)

(14)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 7

C. Batasan Masalah 8

D. Rumusan Masalah 8

E. Tujuan Penelitian 8

F. Manfaat penelitian 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengasuhan Anak 10

1. Pengertian Pola Asuh 11

2. Jenis-Jenis Pola Asuh 12

B. Karakter Anak Nelayan 20

1. Lingkungan Berpengaruh pada Anak 21

2. Mendidik Anak 22

C. Peranan Ibu dalam Keluarga 27

D. Tugas-Tugas Ibu 30


(15)

1. Pengertian Keluarga 32

2. Fungsi Keluarga 33

3. Nelayan 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 39

B. Populasi dan Sample 39

C. Defenisi Operasionalisasi Variabel Penelitian 41

D. Teknik Pengumpulan Data 42

E. Teknik Analisis Data 44

F. Lokasi dan Waktu Penelitian 44

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian 46 B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Pola Pengasuhan Anak 48

C. Pembahasan 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 66

B. Saran 67

DAFTAR PUSTAKA 68


(16)

i

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Pola Pengasuhan Anak... 43

Tabel 3.2 Rincian Kegiatan 45

Tabel 4.1 Kebebasan Kepada Anak Untuk Berdiskusi 48 Tabel 4.2 Mendengar Keluhan Tentang Anak di Saat Anak Mengaduh 49 Tabel 4.3 Memperhatikan Pendapat Anak Yang Ingin Disampaikannya 50 Tabel 4.4 Berdiskusi Dengan Anak Supaya Mandiri Dalam Belajar 50 Tabel 4.5 Mendukung Aktivitas Anak Disaat Sekolah Ataupun

Diluar Sekolah 50

Tabel 4.6 Perhatian Terhadap Anak 51 Tabel 4.7 Pemaksaan Terhadap Kehendak Orang Tua 51 Tabel 4.8 Perlakuan Anak Secara Ketat 52

Tabel 4.9 Pemantauan Anak 52

Tabel 4.10 Memberikan Kegiatan Sesuai Dengan Kemauan

Anak Sendiri 53

Tabel 4.11 Penentuan Peraturan Untuk Setiap Kegiatan Anak 54 Tabel 4.12 Pemberian Hukuman Jika Anak Berbeda Pendapat

Dengan Orang Tua 54

Tabel 4.13 Mencari Kesalahan-Kesalahan Anak 55 Tabel 4.14 Pemaksaan KehendakOrang Tua 55 Tabel 4.15 Pembiaraan Anak Melakukan Aktivitas Sendiri 56 Tabel 4.16 Disaat Orang Tua Bekerja, Orang Tua Membiarkan Anak

Sendiri Menyelesaikan Pekerjaan Rumah 56 Tabel 4.17 Pembiarkan Anak Bertindak Sendiri 57


(17)

ii

Tabel 4.18 Keterlibatan Orang Tua Dalam Urusan Sekolah Anak 58 Tabel 4.19 Pemberian Bantuan TerhadapAnak 58 Tabel 4.20 Kepeduliaan Disaat Anak Bermasalah 59 Tabel 4.21 Rekapitulasi Pola Asuh Demokratis 59 Tabel 4.22 Rekapitulasi Pola ASuh Otoriter 60 Tabel 4.23 Rekapitulasi Pola Asuh Laissez Faire 61


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Secara administrasi data yang diperoleh dari kepala desa ini adalah Desa Perlis terletak di Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat. Desa ini adalah salah satu desa pesisir dan merupakan pulau kecil yang terpisah dari daratan pulau Sumatera seluas 611 ha. Jumlah penduduk Desa Perlis adalah 5128 orang yang terdiri laki-laki sebanyak 2475 orang perempuan sebanyak 2653 dan KK (kepala keluarga) sebanyak 1469 KK (Data Desa Perlis, Desember 2015). Desa Perlis memiliki 9 dusun yang mana kesembilan dusun itu terdiri dari : Dusun I Aman, Dusun II Damai, Dusun III Mawar, Dusun IV Melati, Dusun V Melur, Dusun VI Kenanga, Dusun VII Rukun, Dusun VIII Sejahtera dan Dusun IX Karya. Penduduk Desa Perlis mayoritas berprofesi sebagai nelayan mencapai 80%. Bekerja sebagai pedagang 3%, wiraswasta 7%, guru 4%, PNS 1%, buruh 3% dan petani 2%. Untuk sampai ke Desa Perlis, dari kota Pangkalan Brandan (sekitar 42 Kilometer dari Stabat Ibukota Kabupaten Langkat, dan 84 Kilometer dari Medan ibu kota Provinsi Sumatera Utara). Secara geografis Desa Perlis merupakan desa yang dikelilingi oleh sungai, salah satunya sungai babalan, sehingga mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan.


(19)

Anak merupakan aset yang menentukan kelangsungan hidup, kualitas dan kejayaan suatu bangsa di masa mendatang. Oleh karena itu anak perlu dikondisikan agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin agar di masa depan dapat menjadi generasi penerus yang berkarakter serta berkepribadian baik. Berdasarkan informasi dari Kepala Desa Perlis, kondisi anak-anak nelayan di desa ini sangat memprihatinkan, anak-anak nelayan di desa ini kurang sopan terhadap orang tua, keras terhadap teman-temannya. Alhasil sering terjadi perkelahian atau tawuran antar anak-anak nelayan. bukan hanya itu, anak-anak nelayan di Desa ini juga banyak terpengaruh budaya malam seperti kekerasan, minum-minuman keras, seks bebas, penyalahan narkoba dan maraknya anak-anak nelayan terjerumus kepada hiburan malam (kibot) dan yang lebih berbahayanya lagi, usia anak-anak nakal tersebut ialah 11-15 tahun, maka jika diartikan usia anak-anak nelayan tersebut adalah usia sekolah. Anak-anak usia sekolah SD ataupun SMP seperti itu seharusnya lebih dipehatikan oleh orang tua. Tokoh-tokoh agama masyarakat Desa perlis menyatakan anak-anak nelayan Desa perlis sudah ada perubahan karakternya hal ini disebakan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor keluarga. Mayoritas orang tua anak-anak Nelayan di desa ini bekerja sebagai nelayan, sedangkan rata-rata ibu-ibu di desa ini bekerja sebagai buruh cuci, pembuat terasi serta buruh nelayan guna untuk menambah pendapatan keluarga.

Menurut Ahmadi (2000 : 239) keluarga adalah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat, keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita dan sedikit lama menciptakan dan


(20)

membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuaan sosial yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama.Secara geografis, masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut (Kusnadi, 2009). Menurut Imron (2003) dalam Mulyadi (2005), nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupanya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Seperti masyarakat pesisir yang lainnya, masyarakat nelayan Perlis menghadapi sejumlah masalah antara lain ; kemiskinan, kesenjangan sosial dan tekanan-tekanan ekonomi yang datang setiap saat. Oleh karena itu rata-rata keluarga nelayan di Desa perlis mengaharapkan sumber pendapatan hanya dari hasil laut. Maka dari itu perlakuan ataupun perilaku orang tua terhadap anak nelayan di Desa Perlis merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, terkait dengan cara bagaimana orang tua mendidik dan membesarkan anak. Gunarsa (2000:4) menunjukkan bahwa dalam berinteraksi dengan anak, orang tua dengan tidak sengaja atau tanpa disadari mengambil sikap tertentu. Anak melihat dan menerima sikap orang tuanya dan memperhatikan suatu reaksi dalam tingkah lakunya yang dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi suatu pola kepribadian. Begitu pula cara-cara bertingkah laku orang tua yang cenderung demokratis, masa bodoh (laissez faire), ataupun otoriter yang masing-masing sangat mempengaruhi suasana interaksi keluarga dan dapat merangsang perkembangan ciri-ciri tertentu pribadi anak. Dalam keluarga ada orang tua yang cenderung menerapkan pola perlakuan demokratis, ada yang masa bodoh (laissez faire), dan ada pula sejumlah


(21)

orang tua yang bersikap otoriter. Masing-masing pola perlakuan tersebut membawa dampak sendiri-sendiri bagi anak (Gunarsa, 2000:82).

Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dan mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap semua anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Khususnya seorang ibu yang bisa dikatakan sebagai arsitektur dalam rumah tangga, ia dituntut bisa mengatur suasana dalam rumah dan menjadi kunci utama dalam membentuk pribadi anak-anaknya. Seorang ibu diharapkan bisa mengatur suasana artinya ia dapat menciptakan suasana atau kondisi keluarga yang harmonis, tenang dan bisa membawa kedamaian diantara seluruh anggota keluarga. Ia juga menjadi salah satu pembentuk pribadi anak, yang mengandung maksud bahwa ia mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pembentukan pola tingkah laku dan penanaman moral pada anak. Sudah menjadi tradisi bahwa tiap kali seorang anak bertindak salah, maka masyarakat pertama kali akan menimpakan kesalahan tersebut pada ibunya, bagaimana cara ibunya mendidik anak. Memang dari gambaran diatas terlihat jelas bahwa tugas seorang ibu cukup berat, dan lebih berat lagi apabila anak-anaknya telah menginjak dewasa.

Dalam kehidupan keluarga, ayah dan ibu mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengasuh anak. Namun, jika ayah sibuk bekerja ibulah yang menjadi pendidik utama di dalam keluarga. Menurut pendapat Hendrawan Nadesul (1996:16) bahwa dihari depan setiap anak tergantung pada ibunya, sebagian nasib anak ditentukan oleh keputusan ibu selama membesarkannya. Dengan kata lain seorang ibu mempunyai peranan yang dominan dalam membentuk anaknya. Oleh karena itu, seorang ibu harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang


(22)

bagaimana cara mengasuh anak dengan mempertimbangkan dan memperhatikan perkembangan jiwa anak secara baik.

Dari semua proses tersebut tidak lain mendidik anak ke arah yang lebih baik, sehingga dia dapat mengambil manfaat, baik moral perilaku pendidikan akhlak maupun lainnya sehingga anak lebih bisa mengenal dunia dan akhiratnya dan bisa menyiapkan kehidupan di masa depannya walaupun kondisi dan rutinitasnya sebagai masyarakat pesisir atau nelayan yang dianggap hanya tau dengan laut dan berburu atau menangkap ikan. Sepatutnya lah anak mendapatkan pola asuh yang lebih dari orang tuanya untuk peningkatan akal agar anak mampu mengetahui segala sesuatu yang dituntut dalam kehidupannya serta berguna baginya dan mengajarkan untuk mempergunakan waktu luangnya sehingga kehidupannya bisa lebih senang dan mengajarkan kewajiban yang harus dilaksanakan untuk masyarakat, juga menyadarkannya hak-haknya yang harus dia penuhi nantinya

Untuk membangun karakter anak dengan demikian dibutuhkan upaya serius dari berbagai pihak terutama keluarga untuk mengkondisikan beberapa faktor di atas, agar kondusif untuk tumbuh kembang anak. Pola asuh, yang baik serta pendidikan karakter pada anak harus diarahkan agar anak memiliki jiwa mandiri, bertanggung jawab dan mengenal sejak dini untuk dapat membedakan hal yang baik dan buruk, benar-salah, hak-batil. Dari dasar ini kemudian mempengaruhi tingkah laku dan tingkat intelektual anak. Apalagi pola orang tua dalam mengasuh anak masih kurang efektif karena kesibukan mencari ikan di laut yang banyak menyita waktu. Berdasarkan informasi dari Ketua Himpunan


(23)

Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Desa perlis, waktu yang dibutuhkan nelayan desa Perlis untuk mencari ikan bervariasi, ada yang sehari, tiga hari, dan bahkan lebih. Tetapi sebagian masyarakat nelayan di desa Perlis melaut satu hari sudah pulang, mereka berangkat dari pukul 05.00 WIB dan pulang pukul 15.00 WIB. Pada kondisi demikian mengharuskan ibu atau istri mengerjakan pekerjaan rutinitas rumah dan ada juga yang bekerja sebagai profesi tambahan untuk membantu pendapatan suaminya atau ayah yang hanya melaut. Maka dari kesibukannya hilanglah peranan yang sangat penting dalam mengelola, membina rumah tangga dan sekaligus mengasuh anak, karena tidak mempunyai banyak waktu luang untuk berkumpul dengan keluarga bahkan dengan anak. Ditambah lagi dengan minimnya pengetahuaan orang tua dalam pembentukan karakter, jasmani dan perkembangan anak.

Dalam praktek pola pengasuhan anak alam keluarga, ibu yang memegang peranan lebih besar jika dibandingkan dengan suaminya. Begitu juga dalam pola pengasuhan anak, kewibawaan ayah sangat kurang karena anak jarang sekali bertemu dengan ayahnya. Mereka baru bisa berkumpul sebagai keluarga inti hanya beberap ajam saja setiap harinya. Faktor sosial ini menyebabkan pendidikan anak padakeluarga nelayan Perlis kurang. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dan pengarahan dari orang tua tentang pendidikan bagi anak. Ayah sibuk dengan aktivitasnya sebagai nelayan di laut, sedangkan ibu sibuk dengan aktivitas rumah tangganya sehingga akan diberikan kebebasan bergaul sesuai dengan kemampuan dan kemauannya sendiri. Rata-rata nelayan memiliki waktu 13 jam di rumah, dikarenakan pukul 05.00 WIB mereka sudah berangkat melaut, hal inilah yang


(24)

menjadi faktor kebersamaan orang tua terhadap keluarga khususnya anak mereka menjadi kurang. Anggapan orangtua yang penting materi tercukupi berarti orang tua sudah melaksanakan kewajibannya. Masalah pendidikan dan kebutuhan psikis lainnya kurang diperhatikan, hal ini menyebabkan rata-rata pendidikan anak nelayan masih relatif rendah dan mereka lebih suka mengikuti jejak ayahnya sebagai nelayan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti memberi judul proposal skripsi “Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Nelayan di Desa Perlis Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat”.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini anatara lain :

1. Rendahnya perlakuan orang tua terhadap perkembangan anak. 2. Kesulitan anak berkumpul dengan orang tua di keluarga. 3. Rendahnya pendidikan anak di keluarga nelayan

4. Minimnya pengetahuan orang tua dalam pembentukan karakter jasmani, dan perkembangan anak.

5. Rendahnya pola pengasuhan anak.


(25)

Berdasarkan permasalahan yang ada serta mempertimbangkan manfaat dan kualitas penelitian, maka penulis membatasi masalahnya pada pola pengasuhan anak yang berusia di bawah 15 tahun di Desa Perlis Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat, yang berdasarkan pada masalah yang ingin diteliti dan berdasarkan pada Undang-Undang RI No.25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan pasal 20 menyebutkan bahwa anak adalah seorang laki-laki atau wanita yang berumur kurang dari 15 tahun.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola pengasuhan anak pada keluarga nelayan di Desa Perlis Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan pola pengasuhan anak pada keluarga nelayan di Desa Perlis Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :


(26)

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tentang pengasuhan anak di keluarga nelayan, memberi masukan bagi jurusan serta akademisi, institusi dan Desa terkait untuk bisa memperhatikan masalah pendidikan anak di keluarga nelayan.

2. Manfaat Konseptual

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tentang pengasuhan anak di keluarga nelayan, memberi masukan bagi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah dan instansi terkait untuk bisa memperhatikan masalah pendidikan anak di keluarga nelayan.


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pola pengasuhan anak pada keluarga nelayan di Desa Perlis yang satu dengan keluarga yang lain berbeda-beda, namun pola pengasuhan yang dominan dalah pola pengasuhan demokratis. Hal ini dibuktikan dengan sikap orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk berdiskusi, mendengar keluhan anak disaat anak sedang mengaduh, mendengar pendapat anak disaat anak ingin memberikan pendapatnya. Dalam aktivitas sekolah orang tua juga berdiskusi dengan anak supaya mandiri dalam belajar serta mendukung segala aktivitas anak disekolah ataupun di luar sekolah selama aktivitas tersebut positif dan baik untuk perkembangan anak. Pada saat tertentu orang tua juga bersifat otoriter seperti pada saat orang tua memantau anak dari jarak dekat dan jarak jauh serta pada saat orang tua tidak memberikan kegiatan sesuai dengan keinginan anak sendiri. Anak diberikan kebebasan oleh orangtua namun kebebasan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan anak usia 1-15 tahun masih memerlukan bimbingan dan pengawasan dari orang tua.

2. Kesibukan orangtua dalam bekerja menjadi kendala bagi orang tua dalam mengasuh anak. Rata-rata orang tua di Desa Perlis bermata pencaraian sebagai Nelayan dan Ibu Rumah Tangga, maka dari itu kesibukan ataupun pekerjaan orang tua sangatlah mempengaruhi pola asuh yang cenderung diterapkan pada


(28)

keluarga nelayan di Desa Perlis Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat.

3. Pola asuh yang efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak, karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Pola asuh tersebut tidak hanya dilihat dari sudut pandang orang tua, tetapi juga dilihat dari sudut pandang anak. Oleh karena itu diperlukan komunikasi antara orang tua dan anak mengenai penerapan pola pengasuhan yang diterapkan .

B. Saran

1. Perlunya komunikasi orang tua dengan anak mengenai penerapan pola asuh yang diterapkan. Hal ini dimaksudkan untuk menjalin kedekatan dan kehangatan antar anggota keluarga.

2. Meskipun tingkat pendidikan orang tua cukup rendah, hendaknya orang tua tetap memperhatikan pendidikan anak. Bukan hanya pendidikan formal saja, namun juga pendidikan nonformal agar anak mendapatkan pengetahuan yang seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.

3. Meskipun orang tua sibuk hendaknya memberikan sedikit waktu untuk anak-anaknya untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengantujuan agar keharmonisan keluarga antara orangtua dengan anak dapat terjaga dengan baik.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2000. Ilmu Sosial Dasar.Jakarta : PT Rineka Cipta

Andriati, Retno. 2012. Antropologi Maritim. Surabaya : PT Revka Petra Media

Arikunto, Suharsimi., dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Azwar, Saifuddin.2010. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Pasaribu dan Simanjuntak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito

Danandjaja, J. 1980. Metode Pengumpulan Folklore Bagi Pengarsipan,

Makalah, Pengarangan/Penataran Tenaga Penelitia/Penulis Daerah

Seluruh Indonesia, Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi

Kebudayaan Daerah. Deapartemen pendidikan dan kebudayaan.

Cisarua, Bogor.

Dellyana, Shanty. 1988. Wanita dan Anak di Mata Hukum, Jakarta: Liberty

Fakultas Ilmu Pendidikan. 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan : FIP Unimed

Hemas, G.K.R. 1992. Wanita Indonesia Suatu Konsepsi dan Obsesi. Yogyakarta: Liberty.

Horton, P.B & Hunt C.L. 1999. Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Huraerah, Abu. 2006. Kekerasan Pada Anak. Bandung : Penerbit Nuansa Hurlock, Elisabeth. 1987. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. ---. 1997. Psikologi Perkembangan Sepanjang Rentang


(30)

Ichtiar Baru & Van Hoeve. 1992. Ensiklopedia Indonesia KOM OZO Jilid ke-4. Jakarta: Ichtiar Baru dan Van Hoeve

Kartono, Kartini. 1985. Peranan Keluarga Memandu Anak, Jakarta: Rajawali.

Kusnadi. 2000. Nelayan :Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Bandung : Humaniora Utama Press

Leonardo Marbun & KrishnayantiIka N. 2002.Masyarakat Pinggiran Yang KianTerlupakan :Membedah persoalan nelayan tradisional Sumatera Utara. Jakarta :Konphalindo

Mubyarto, dkk. 1994. Keswadayaan Masyarakat Desa Tertinggal. Jakarta. Aditya Media.

Mulyadi,S. 2005. Ekonomi Kelautan. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada Mulyadi,S.2007. Ekonomi Kelautan.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Muntawali. 1987. Peranan Wanita dalam Pembangunan Desa. Jakarta: Karya

Nusantara.

Nadesul, Hendrawan. 1996. Cara Sehat Mengasuh Anak, Jakarta: Puspaswara. Notoputo. 1984. Peran Wanita dalam Masa Pembangunan Indonesia. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Palupi, D. R. (2013). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Persepsi Terhadap Pola Asuh Orangtua Dengan Prestasi Belajar Psikologi Angkatan 2010 Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Vol. 2, No. 01

Sayekti Pujosuwarno. 1994. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, Gelora Aksa Pratama.

Shochib, M. 1998. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rinneka Cipta.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sugihartono. Dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pres.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R&D. Bandung : Alfabeta.


(31)

Tarsis Tarmuji. 2001. Hubungan Pola asuh Orang Tua Terhadap Agresifitas Remaja. http//www. pdk.go.id/ jurnal/ 37/ hub. Pola asuh orang tua

Tim Penyusun. 2002. Undang-Undang Perlindungan Anak. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Undang-undang No. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan. 1998. Jakarta :Pradya Paramita.

Yulia Singgih & Singgih D. Gunarsa. 1989. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Yulia Singgih & Singgih D. Gunarsa. 2000. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Zahara Idris & Lizma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Jakarta:Gramedia. Hasil Wawancara dengan Bapak Junaidi Salim, Kepala Desa Perlis, Tanggal 17 Februari 2016

Hasil Wawacara dengan Bapak Ruslan Adek, Ketua HNSI Desa Perlis, 18 Februari 2016

Hasil Wawacara dengan Bapak Ghazali Umar, Tokoh Agama di Desa perlis, 19 Februari 2016


(1)

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tentang

pengasuhan anak di keluarga nelayan, memberi masukan bagi jurusan

serta akademisi, institusi dan Desa terkait untuk bisa memperhatikan

masalah pendidikan anak di keluarga nelayan.

2.

Manfaat Konseptual

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tentang pengasuhan anak di keluarga nelayan, memberi masukan bagi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah dan instansi terkait untuk bisa memperhatikan masalah pendidikan anak di keluarga nelayan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

1. Pola pengasuhan anak pada keluarga nelayan di Desa Perlis yang satu dengan keluarga yang lain berbeda-beda, namun pola pengasuhan yang dominan dalah pola pengasuhan demokratis. Hal ini dibuktikan dengan sikap orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk berdiskusi, mendengar keluhan anak disaat anak sedang mengaduh, mendengar pendapat anak disaat anak ingin memberikan pendapatnya. Dalam aktivitas sekolah orang tua juga berdiskusi dengan anak supaya mandiri dalam belajar serta mendukung segala aktivitas anak disekolah ataupun di luar sekolah selama aktivitas tersebut positif dan baik untuk perkembangan anak. Pada saat tertentu orang tua juga bersifat otoriter seperti pada saat orang tua memantau anak dari jarak dekat dan jarak jauh serta pada saat orang tua tidak memberikan kegiatan sesuai dengan keinginan anak sendiri. Anak diberikan kebebasan oleh orangtua namun kebebasan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan anak usia 1-15 tahun masih memerlukan bimbingan dan pengawasan dari orang tua.

2. Kesibukan orangtua dalam bekerja menjadi kendala bagi orang tua dalam mengasuh anak. Rata-rata orang tua di Desa Perlis bermata pencaraian sebagai Nelayan dan Ibu Rumah Tangga, maka dari itu kesibukan ataupun pekerjaan orang tua sangatlah mempengaruhi pola asuh yang cenderung diterapkan pada


(3)

keluarga nelayan di Desa Perlis Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat.

3. Pola asuh yang efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak, karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Pola asuh tersebut tidak hanya dilihat dari sudut pandang orang tua, tetapi juga dilihat dari sudut pandang anak. Oleh karena itu diperlukan komunikasi antara orang tua dan anak mengenai penerapan pola pengasuhan yang diterapkan .

B. Saran

1. Perlunya komunikasi orang tua dengan anak mengenai penerapan pola asuh yang diterapkan. Hal ini dimaksudkan untuk menjalin kedekatan dan kehangatan antar anggota keluarga.

2.

Meskipun tingkat pendidikan orang tua cukup rendah, hendaknya orang tua tetap memperhatikan pendidikan anak. Bukan hanya pendidikan formal saja, namun juga pendidikan nonformal agar anak mendapatkan pengetahuan yang seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.

3.

Meskipun orang tua sibuk hendaknya memberikan sedikit waktu untuk anak-anaknya untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengantujuan agar keharmonisan keluarga antara orangtua dengan anak dapat terjaga dengan baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2000. Ilmu Sosial Dasar.Jakarta : PT Rineka Cipta

Andriati, Retno. 2012. Antropologi Maritim. Surabaya : PT Revka Petra Media

Arikunto, Suharsimi., dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Azwar, Saifuddin.2010. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Pasaribu dan Simanjuntak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Tarsito

Danandjaja, J. 1980. Metode Pengumpulan Folklore Bagi Pengarsipan,

Makalah, Pengarangan/Penataran Tenaga Penelitia/Penulis Daerah

Seluruh Indonesia, Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi

Kebudayaan Daerah. Deapartemen pendidikan dan kebudayaan.

Cisarua, Bogor.

Dellyana, Shanty. 1988. Wanita dan Anak di Mata Hukum, Jakarta: Liberty

Fakultas Ilmu Pendidikan. 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan : FIP Unimed

Hemas, G.K.R. 1992. Wanita Indonesia Suatu Konsepsi dan Obsesi. Yogyakarta: Liberty.

Horton, P.B & Hunt C.L. 1999. Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Huraerah, Abu. 2006. Kekerasan Pada Anak. Bandung : Penerbit Nuansa Hurlock, Elisabeth. 1987. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. ---. 1997. Psikologi Perkembangan Sepanjang Rentang


(5)

Ichtiar Baru & Van Hoeve. 1992. Ensiklopedia Indonesia KOM OZO Jilid ke-4. Jakarta: Ichtiar Baru dan Van Hoeve

Kartono, Kartini. 1985. Peranan Keluarga Memandu Anak, Jakarta: Rajawali.

Kusnadi. 2000. Nelayan :Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Bandung : Humaniora Utama Press

Leonardo Marbun & KrishnayantiIka N. 2002.Masyarakat Pinggiran Yang KianTerlupakan :Membedah persoalan nelayan tradisional Sumatera Utara. Jakarta :Konphalindo

Mubyarto, dkk. 1994. Keswadayaan Masyarakat Desa Tertinggal. Jakarta. Aditya Media.

Mulyadi,S. 2005. Ekonomi Kelautan. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada Mulyadi,S.2007. Ekonomi Kelautan.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Muntawali. 1987. Peranan Wanita dalam Pembangunan Desa. Jakarta: Karya

Nusantara.

Nadesul, Hendrawan. 1996. Cara Sehat Mengasuh Anak, Jakarta: Puspaswara. Notoputo. 1984. Peran Wanita dalam Masa Pembangunan Indonesia. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Palupi, D. R. (2013). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Persepsi Terhadap Pola Asuh Orangtua Dengan Prestasi Belajar Psikologi Angkatan 2010 Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Vol. 2, No. 01

Sayekti Pujosuwarno. 1994. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, Gelora Aksa Pratama.

Shochib, M. 1998. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rinneka Cipta.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sugihartono. Dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pres.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R&D. Bandung : Alfabeta.


(6)

Tarsis Tarmuji. 2001. Hubungan Pola asuh Orang Tua Terhadap Agresifitas Remaja. http//www. pdk.go.id/ jurnal/ 37/ hub. Pola asuh orang tua

Tim Penyusun. 2002. Undang-Undang Perlindungan Anak. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Undang-undang No. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan. 1998. Jakarta :Pradya Paramita.

Yulia Singgih & Singgih D. Gunarsa. 1989. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Yulia Singgih & Singgih D. Gunarsa. 2000. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Zahara Idris & Lizma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Jakarta:Gramedia. Hasil Wawancara dengan Bapak Junaidi Salim, Kepala Desa Perlis, Tanggal 17 Februari 2016

Hasil Wawacara dengan Bapak Ruslan Adek, Ketua HNSI Desa Perlis, 18 Februari 2016

Hasil Wawacara dengan Bapak Ghazali Umar, Tokoh Agama di Desa perlis, 19 Februari 2016