PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH DI SMA NEGERI 1 ACEH BARAT DAYA.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN
DISPOSISI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH
DI SMAN 1 ACEH BARAT DAYA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
ARIANTO
NIM : 8106172001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016


ABSTRAK

ARIANTO. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi
Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan
Software Autograph di SMA Negeri 1 Aceh Barat Daya. Tesis. Program Studi
Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Discovery Learning, Software Autograph,
Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa yang memperoleh pembelajaran discovery
learning berbantuan software Autograph dan tanpa berbantuan software
Autograph, (2) Menganalisis peningkatan disposisi matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran discovery learning berbantuan software Autograph
dan tanpa berbantuan software Autograph, (3) Menganalisis adanya interaksi
antara pembelajaran dengan jenis kelamin siswa terhadap peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, (4) Menganalisis adanya
interaksi antara pembelajaran dengan jenis kelamin siswa terhadap peningkatan
disposisi matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 1
Aceh Barat Daya Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh yang berjumlah 131

siswa, dengan mengambil sampel dua kelas berjumlah 60 siswa melalui teknik
cluster random sampling. Analisis data dilakukan dengan ANOVA dua jalur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa yang memperoleh pembelajaran discovery learning
berbantuan software Autograph lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran discovery learning tanpa berbantuan software Autograph, (2)
Peningkatan disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran discovery
learning berbantuan software Autograph lebih baik daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran discovery learning tanpa berbantuan software
Autograph, (3) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan jenis kelamin
siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa,
(4) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan jenis kelamin siswa
terhadap peningkatan disposisi matematis siswa.

i

ABSTRACT
ARIANTO. The increasment of Students’ Problem Solving Skills and
Mathematical Disposition Through Discovery Learning Model Assisted by
Software Autograph in SMA Negeri 1 Aceh Barat Daya. A Thesis: Department of

Educational Mathematics Program Postgraduate, State University of Medan,
2016.
Keywords: Discovery Learning Model, Software Autograph, Problem Solving
and Mathematical Disposition
The purposes of this study were to: (1) Analyze the increasment of students’
mathematical problem solving ability who obtained discovery learning model
assisted by software Autograph higher than students who received discovery
learning model without assisted by software Autograph, (2) Analyze the
increasment of students’ disposition of mathematical who obtained discovery
learning model assisted software Autograph and without assisted by software
Autograph, (3) Analyze the interaction between the instruction with gender
toward the increasment of students’ problem solving ability mathematics, (4)
Analyze the interaction between the instruction with gender toward the
increasment of students’ the mathematical disposition. This study is a quasiexperimental research. The population in this study consisted of all students in
grade X MIA SMA Negeri 1 Aceh Barat Daya totaling 131 students, by taking
samples of two classes of 60 students through a random cluster sampling
technique. Data was analyzed two-way ANOVA. The results of this study indicate
that (1) Increasment problem-solving ability mathematics students who obtained
discovery learning model assisted by software Autograph is higher than students
who received discovery learning model without assisted software Autograph, (2)

Increasment in the disposition of mathematical students who obtained discovery
learning model assisted by software Autograph is higher than students who
received discovery learning model without assisted software Autograph, (3) There
is no interaction between the learning with the gender of students to increase
problem-solving ability mathematics student, (4) There is no interaction between
the learning with the gender of students to increase disposition mathematical
students.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis sebagai wujud dari akhir pendidikan di Pascasarjana
dengan judul “Peningkatam Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi
Matematis

Siswa


Melalui

Model

Pembelajaran

Discovery

Learning

Berbantuan Software Autograph di SMA Negeri 1 Aceh Barat Daya”.
Shalawat beserta salam disanjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
sebagai pembawa risalah Islam kepada seluruh ummat manusia.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu sampai terselesaikannya tesis ini. Semoga Allah SWT membalas
dengan kebaikan yang setimpal. Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan
khususnya kepada:
1. Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc.Ed., Ph.D, selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan sekaligus motivasi yang tiada hentinya
agar penulis mampu menyelesaikannya.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
UNIMED yang juga telah membantu memberikan motivasi dan dorongannya.

iii

3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Dr. Mulyono, M.Si selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana
UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf Program Studi
Pendidikan Matematika.
4. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd dan
Dr. Edi Surya, M.Si, selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran
dan melakukan koreksi dalam penyempurnaan penelitian yang dilakukan
sehingga tersusun tesis ini.
5. Kepada seluruh Dosen Prodi Matematika Pascasarjana UNIMED yang telah
memberikan ilmu dan bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan.
6. Bapak Kepala SMAN 1 Aceh Barat Daya beserta guru dan pegawai yang telah
memberikan izin melaksanakan penelitian di sekolah.
7. Teristimewa kepada Istri tercinta Tuti Khairani, S.Pd beserta ananda M. Ikhlil

Rizie Artisa dan Syifa Ufairah Artisa yang telah rela mengorbankan waktu
kebersamaan selama penulis menjalani pendidikan dan juga keluargaku
tercinta yang senantiasa mendoakan pagi siang dan malam.
8. Kepada Bapak Drs. Abd. Rani Us, Suhardi, S.Pd, Irfan Muliyadi dan temanteman guru di sekolah SMAN 1 Aceh Barat Daya yang selalu memberikan
support dan dukungannya atas terselesaikannya pendidikan ini.
9. Kawan-kawan teman seperjuangan Kelas B angkatan VIII yang juga
memberikan semangat khususnya pada sobatku Muliyadi yang telah bersamasama baik suka dan duka dalam upaya menyelesaikan pendidikan ini.

iv

10. Juga pada seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang
telah memberikan andil demi terselesaikannya perkuliahan ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik atas bantuan,
dukungan dan bimbingan yang diberikan. Dengan segala kekurangan dan
keterbatasan penulis berharap semoga tesis ini dapat memberi sumbangan dalam
memperkaya khasanah ilmu dalam bidang pendidikan dan menjadi masukan bagi
penelitian lebih lanjut.

Medan,
Penulis


Arianto

v

Desember 2016

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................
ABSTRACT .........................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

i
ii
iii
vi

ix
xi

BAB I :
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah .......................................................................
Identifikasi Masalah ............................................................................
Batasan Masalah ..................................................................................
Rumusan Masalah ...............................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................

1

19
19
20
21
21

BAB II :
2.1

KAJIAN PUSTAKA
Kerangka Teoritis ................................................................................
2.1.1 Kemampuan pemecahan Masalah Matematik .........................
2.1.2 Disposisi Matematis ................................................................
2.1.3 Pembelajaran Melalui Penemuan (Discovery Learning) .........
2.1.4 Software Autograph dalam Pembelajaran Matematika ...........
2.1.5 Materi Persamaan dan Fungsi Kuadrat Menggunakan
Software Autograph .................................................................
2.1.6 Pembelajaran Fungsi Kuadrat Melalui Discovery Learning
berbantuan Software Autograph ..............................................
2.1.7 Jenis Kelamin ..........................................................................

2.1.8 Interaksi ...................................................................................
2.1.9 Teori Belajar Pendukung .........................................................
2.1.10 Penelitian yang Relevan ..........................................................
Kerangka Konseptual ..........................................................................
2.2.1 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa yang Memperoleh Pembelajaran Discovery
Learning Berbantuan Software Autograph dengan
Pembelajaran Discovery Learning Tanpa Berbantuan
Software Autograph .................................................................
2.2.2 Peningkatan Disposisi Matematis Siswa yang Memperoleh
Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Software
Autograph dengan Pembelajaran Discovery Learning
Tanpa Berbantuan Software Autograph ..................................

2.2

vi

23
23
30
33
42
48
55
57
59
59
64
66

67

69

2.3

2.2.3 Interaksi antara Pembelajaran dengan Jenis Kelamin
Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik Siswa ....................................................... 70
2.2.4 Interaksi antara Pembelajaran dengan Jenis Kelamin
Siswa Terhadap Peningkatan Disposisi Matematis Siswa ...... 71
Hipotesis Penelitian ............................................................................. 72

BAB III :
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ....................................................................................
Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................
Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................................
Desain Penelitian .................................................................................
Definisi Operasional ............................................................................
Variabel Penelitian ..............................................................................
Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan
Instrumen Penelitian ...........................................................................
3.8 Uji Coba Instrumen .............................................................................
3.9 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .........................................
3.9.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ...................
3.9.2 Skala Disposisi Matematis .......................................................
3.10 Teknik Analisis Data ...........................................................................
3.10.1 Menghitung Gain Ternormalisasi (N-Gain) .........................
3.10.2 Uji Normalitas ......................................................................
3.10.3 Uji Homogenitas ..................................................................
3.10.4 Uji Hipotesis ........................................................................
3.11 Prosedur Penelitian .............................................................................

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ...........
4.1.1 Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik ................................................................
4.1.2 Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik ................................................................
4.1.3 Deskripsi N-Gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik ................................................................
4.1.4 Analisis Statistik Inferensial kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik ................................................................
4.2 Hasil Penelitian Disposisi Matematis Siswa .......................................
4.2.1 Deskripsi Hasil Pretes Disposisi Matematis ...........................
4.2.2 Deskripsi Hasil Postes Disposisi Matematis ..........................
4.2.3 Deskripsi N-Gain Disposisi Matematis ..................................
4.2.4 Analisis Statistik Inferensial Disposisi Matematis .................
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................
4.3.1 Faktor Pembelajaran ...............................................................
4.3.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik .......................
4.3.3 Disposisi Matematis ...............................................................

vii

73
73
74
75
78
79
79
83
89
90
92
94
94
95
96
97
101

104
104
108
111
116
124
124
125
126
133
140
141
146
148

4.4

4.3.4 Interaksi Antara Pembelajaran dengan Jenis Kelamin
Siswa terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik Siswa ...................................................... 149
4.3.5 Interaksi Antara Pembelajaran dengan Jenis Kelamin
Siswa terhadap Peningkatan Kemampuan Disposisi
Matematis Siswa ..................................................................... 150
Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 152

BAB V :
5.1
5.2
5.3

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan .............................................................................................. 154
Implikasi .............................................................................................. 155
Saran .................................................................................................... 156

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 160
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 165

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Ujian Nasional TP 2014/2015 SMA/MA Kabupaten Aceh
Barat Daya Program IPA ....................................................................
Tabel 1.2 Hasil Ujian Nasional TP 2014/2015 SMA/MA Kabupaten Aceh
Barat Daya Program IPS .....................................................................
Tabel 1.3 Hasil Ujian Nasional TP 2014/2015 SMAN 1 Aceh Barat Daya
Program IPA .......................................................................................
Tabel 1.4 Hasil Ujian Nasional TP 2014/2015 SMAN 1 Aceh Barat Daya
Program IPS ........................................................................................
Tabel 2.1 Kegiatan Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Discovery
Learning ..............................................................................................
Tabel 2.2 Kegiatan Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Discovery
Learning materi Persamaan dan Fungsi Kuadrat ................................
Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................
Tabel 3.2 Tabel Weiner Keterkaitan antara Variabel Bebas, Terikat,
dan Kontrol ..........................................................................................
Tabel 3.3 Daftar Nama-Nama Validator .............................................................
Tabel 3.4 Interpreatsai Koefisien Korelasi Validitas ...........................................
Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .........
Tabel 3.6 Hasil Validitas Butir Angket Disposisi Matematis ............................
Tabel 3.7 Interpretasi Koeefisien Korelasi reliabilitas ........................................
Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ..............................................
Tabel 3.9 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematik ..........................................................
Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Daya Pembeda .................................................
Tabel 3.11 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik .....................
Tabel 3.12 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ..............
Tabel 3.13 Kisi-Kisi Skala Dsiposisi Matematis ...................................................
Tabel 3.14 Skor Alternatif Jawaban Skala Disposisi Matematis ..........................
Tabel 3.15 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi (N-Gain) ......................................
Tabel 3.16 Keterkaitan antara Rumusan Masalah, Hipotesis, Data, dan
Uji Statistik ..........................................................................................
Tabel 4.1 Sebaran Sampel Penelitian ..................................................................
Tabel 4.2 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Eksperimen-1 ..................................................................
Tabel 4.3 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Eksperimen-2 ..................................................................
Tabel 4.4 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ................
Tabel 4.5 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Eksperimen-1 ..................................................................
Tabel 4.6 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Eksperimen-2 ..................................................................
ix

10
10
11
11
52
52
76
77
82
85
85
86
87
88
88
89
91
91
93
94
95
100
103
105
106
107
108
109

Tabel 4.7 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ................
Tabel 4.8 Deskripsi Data N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Kedua Kelompok Pembelajaran Untuk Kategori
Jenis Kelamin ......................................................................................
Tabel 4.9 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-1 ..................................................
Tabel 4.10 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-2 ..................................................
Tabel 4.11 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-3 ..................................................
Tabel 4.12 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-4 ..................................................
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik ............................................................................................
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik ............................................................................................
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik ............................................................................................
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik ............................................................................................
Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik ............................................................................................
Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik ............................................................................................
Tabel 4.19 Hasil Uji ANAVA Dua Jalur Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik ............................................................................................
Tabel 4.20 Hasil Pretes Disposisi Matematis ........................................................
Tabel 4.21 Hasil Postes Disposisi Matematis .......................................................
Tabel 4.22 Deskripsi Data N-Gain Disposisi Matematis Kedua Kelompok
Pembelajaran Untuk Kategori Jenis Kelamin .....................................
Tabel 4.23 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-1 ..................................................
Tabel 4.24 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-2 ..................................................
Tabel 4.25 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-3 ..................................................
Tabel 4.26 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-4 ..................................................
Tabel 4.27 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-5 ..................................................
Tabel 4.28 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-6 ..................................................
Tabel 4.29 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-7 ..................................................
Tabel 4.30 Deskripsi Data untuk Indikator Ke-8 ..................................................
Tabel 4.31 Hasil Uji Normalitas Pretes Disposisi Matematis ...............................
Tabel 4.32 Hasil Uji Normalitas Postes Disposisi Matematis ..............................
Tabel 4.33 Hasil Uji Normalitas N-Gain Disposisi Matematis .............................
Tabel 4.34 Hasil Uji Homogenitas Pretes Disposisi Matematis ...........................
Tabel 4.35 Hasil Uji Homogenitas Postes Disposisi Matematis ...........................
Tabel 4.36 Hasil Uji Homogenitas N-Gain Disposisi Matematis .........................
Tabel 4.37 Hasil Uji ANAVA Dua Jalur Disposisi Matematis .............................

x

110

111
114
114
114
114
116
117
117
118
119
119
120
125
126
127
129
129
129
130
130
130
130
130
133
134
134
135
135
136
137

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 3.1
Gambar 4.1

Pola Jawaban Siswa ........................................................................
Alternatif Jawaban .........................................................................
Tampilan Autograph pada standar level ........................................
Button Icon software Autograph ....................................................
Berbagai Button Icon software Autograph .....................................
Grafik Fungsi Terbuka Ke Atas .....................................................
Grafik Fungsi Terbuka Ke Bawah ..................................................
Lembar Kerja Autograph ................................................................
Lembar kerja Autograph input Add-Equation ................................
Hasil grafik fungsi f(x) = x2 – 4x +3 ..............................................
Skema Alur Penelitian ....................................................................
Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Eksperimen-1 .............................................................
Gambar 4.2 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Eksperimen-2 .............................................................
Gambar 4.3 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Eksperimen-1 .............................................................
Gambar 4.4 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Kelas Eksperimen-2 .............................................................
Gambar 4.5 Peningkatan N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Berdasarkan Jenis Kelamin ..........................................
Gambar 4.6 Data Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Untuk Setiap Indikator .................................................
Gambar 4.7 Interaksi Antara Pembelajaran dan Jenis Kelamin Terhadap
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa ...............................................................................................
Gambar 4.8 Peningkatan N-Gain Disposisi Matematis Berdasarkan
Jenis Kelamin .................................................................................
Gambar 4.9 Data Peningkatan Disposisi Matematis Untuk Setiap Indikator ...
Gambar 4.10 Interaksi Antara Pembelajaran dan Jenis Kelamin Terhadap
Peningkatan Disposisi Matematis ...................................................

xii

6
8
52
52
54
55
55
56
56
57
102
106
107
109
110
112
115

123
127
132
140

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) berkembang cukup

pesat. Tersedianya alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau
Information Communications Technology (ICT) di seluruh aspek kehidupan
semakin mempermudah akses di segala bidang. TIK sudah menjadi suatu
kebutuhan primer bagi manusia di era globalisasi. Penggunaannya hampir di
seluruh aspek kehidupan manusia. Jenis yang dikembangkanpun semakin
beragam. Begitu juga halnya dalam dunia pendidikan, teknologi informasi dan
komunikasi tidak lagi hanya digunakan untuk pendukung administrasi, namun
sudah berkembang dan digunakan dalam pembelajaran.
Pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia
pendidikan sudah tertuang dalam regulasi pemerintah Indonesia. Hal ini tercantum
dalam latar belakang Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yaitu “untuk
meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti, komputer, alat peraga, atau
media lainnya”. Hal ini menunjukkan bahwa komputer hendaklah digunakan
sebagai media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran lebih efektif
dan efisien.
Namun pada kenyataannya media pembelajaran yang berbasis TIK masih
sangat jarang dipergunakan dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan sarana dan
prasarana pendukung TIK belum memadai atau kurangnya kemampuan guru
menerapkan TIK dalam pembelajaran.

1

2

Penggunaan atau pengintegrasian TIK dalam pembelajaran matematika
saat ini adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan. Hal ini karena TIK
memberikan solusi sebagai pengganti media yang dulunya disebut sebagai alat
peraga untuk membantu pemahaman siswa dalam mempelajari konsep yang
terdapat dalam matematika.
Teknologi informasi dan komunikasi diharapkan dapat membangun dan
membudayakan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) agar
dapat bersaing dalam era globalisasi. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Guza, 2008) mencantumkan “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara”.
Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan dilakukan
secara terus menerus. Manusia dituntut memiliki kemampuan berfikir kritis,
sistematis, logis, kreatif, bernalar, dan kemampuan bekerja sama serta
kemampuan memecahkan permasalahan yang muncul. Manusia yang memiliki
kemampuan seperti itu akan dapat memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan sebagai bagian dari kehidupan untuk meningkatkan potensi diri dan
lingkungan.
Salah satu mata pelajaran yang membekali siswa untuk mengembangkan
kemampuan tersebut adalah matematika. Hudojo (2005) menyatakan bahwa
“Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir, bersifat

3

abstrak dan deduktif serta berkenaan dengan gagasan terstruktur yang hubunganhubungannya diatur secara logis”. Hal ini bermakna mempelajari matematika
secara

hakikatnya

sebagai

ilmu

mampu

mengembangkan

kemampuan-

kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif serta kemampuan untuk
bekerjasama.
Pembelajaran matematika sekolah menengah umum sebagaimana
tercantum dalam Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 (Kemendikbud, 2104)
bertujuan agar peserta didik dapat :
1.
2.
3.

4.

5.

6.

7.
8.

Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan menggunakan konsep maupun alogaritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah,
dan mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data
yang ada.
Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi
matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa
komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks
matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu dan
teknologi) yang meliputu kemampuan memahami masalah,
membangun model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh termasuk dalam rangka
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (dunia nyata).
Mengomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun
bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yang memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah
Memiliki sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam
matematika dan pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten,
menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, menghargai pendapat
orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif, menghargai
kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti,
cermat, dan sebagainya.
Menggunakan kegiatan-kegiatan motorik yang menggunakan
pengetahuan matematika.
Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk
melakukan kegiatan matematika.

4

Hal ini sejalan dengan NCTM (2000) yang merekomendasikan beberapa
tujuan umum siswa belajar matematika, yaitu:
(1) belajar akan nilai-nilai matematika, memahami evolusi dan
peranannya dalam masyarakat dan sains, (2) percaya diri pada
kemampuan yang dimiliki, percaya pada kemampuan berpikir
matematik yang dimiliki dan peka terhadap situasi dan masalah, (3)
menjadi seorang problem solver, menjadi warga negara yang
produktif dan berpengalaman dalam memecahkan berbagai
permasalahan, (4) belajar berkomunikasi secara matematik, belajar
tentang simbol, lambang dan kaidah matematik, (5) belajar bernalar
secara matematik yaitu membuat konjektur, bukti dan membangun
argumen secara matematik.
Namun tujuan pembelajaran matematika sebagaimana yang diamanatkan
dalam permendikbud tersebut belum sepenuhnya tercapai. Hal ini dapat dilihat
dari hasil survei The Trend International Mtahematics and Science Study
(TIMSS) pada tahun 2011 (Mullis, 2012) dimana:
Indonesia masih menduduki peringkat ke-38 dari 42 negara dengan
nilai rata-rata 386 dengan persentase kelulusan kemampuan
matematis siswa untuk pengetahuan (knowing), penerapan
(applying), dan penalaran (reasoning) berturut-turut sebesar 31%,
23%, dan 17%. Pencapaian tersebut jauh di bawah rata-rata
persentase kelulusan internasional yaitu: knowing (49%), applying
(39%), dan reasoning (30%).
Hasil survei tersebut mengindikasikan bahwa pengetahuan dasar siswa
Indonesia tentang matematika belum cukup untuk dapat memecahkan masalah
matematis dalam hal mengkontruksi bentuk matematis dan memilih strategi
pemecahan masalah non rutin yang membutuhkan penalaran. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Indonesia
masih rendah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di
Indonesia juga dapat dilihat dari hasil survei Programme for International Student
Assesment (PISA) tahun 2013, dimana Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65
negara dalam mata pelajaran matematika (OECD, 2013).

5

Konsep tentang kemampuan pemecahan masalah (problem solving) cukup
menarik untuk dibahas mengingat dalam pembelajaran matematika, kemampuan
pemecahan masalah adalah salah satu standar yang harus dimiliki oleh siswa
setelah mereka belajar matematika. NCTM (2000) menetapkan “ada 5 (lima)
standar proses yang harus dikuasai siswa melalui pembelajaran matematika,
yaitu: (1) pemecahan masalah (problem solving); (2) penalaran dan pembuktian
(reasoning

and

proff);

(3)

koneksi

(connection);

(4)

komunikasi

(communication); (5) representasi (representation)”.
Kemampuan

pemecahan

masalah

merupakan

kumpulan

dari

keterampilan-keterampilan kognitif dalam menerapkan pengetahuan yang telah
dimiliki untuk memecahkan masalah baik dalam permasalahan matematika
maupun permasalahan nyata. Menurut Sternberg dan Ben-Zeev (Hasratuddin,
2015) pemecahan masalah adalah suatu proses kognitif yang membuka peluang
memecahkan masalah untuk bergerak dari suatu keadaan yang tidak diketahui
bagaimana pemecahannya ke suatu keadaan tetapi tidak mengetahui bagaimana
cara memecahkannya. Lebih lanjut disebutkan bahwa suatu masalah disebut
masalah matematika jika prosedur matematika seperti prosedur aritmetika dan
aljabar dibutuhkan untuk memecahkannya. Hal ini menunjukkan bahwa
pemecahan masalah matematika memerlukan ketrampilan-ketrampilan kognitif
matematika dengan menggunakan metode atau prosedur matematika.
Pembelajaran matematika pada intinya adalah pemecahan masalah.
Kemampuan

siswa memahami

konsep matematika, menggunakan

pola,

menggunakan penalaran, mengkomunikasikan, sikap menghargai dan rasa percaya
diri berakhir pada bagaimana pemecahan masalah dapat dilakukan. Mengingat

6

pentingnya pemecahan masalah matematika siswa NCTM (Hasratuddin, 2015)
telah menggarisbawahi bahwa pemecahan masalah adalah bagian integral dari
semua pembelajaran matematika.
Namun faktanya dari hasil tes sebuah soal matematika yang penulis
lakukan di SMA Negeri 1 Aceh Barat Daya Kabupaten Aceh Barat Daya pada
kelas XI MIA-2 dengan jumlah siswa 32 orang, menunjukkan hampir seluruh
siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal berikut ini:
“Selisih dua bilangan positif adalah 5, sedangkan jumlah kuadratnya
2.100 kurangnya dari kuadrat jumlah kedua bilangan tersebut. Berapakah jumlah
dua bilangan positif?”
Berikut ini salah satu lembar penyelesaian yang ditulis siswa
Kurang Tepat
Seharusnya x >0; y>0

Salah dalam membuat
model matematika
seharusnya
(x+y)2 - 2.100=x2+y2

Salah dalam operasi
matematika

Berhenti
menyelesaikan

Gambar 1.1 Pola jawaban siswa

7

Berdasarkan perolehan jawaban dari 32 siswa kelas XI MIA-2 yang hadir
mengikuti tes, pola jawabannya adalah sebagai berikut:
-

tidak ada satu orangpun yang menyelesaikan jawabannya secara utuh
dan benar,

-

9 siswa hanya mampu menulis sampai diketahui.

-

17 siswa sampai pada penyelesaian xy, (dari 17 orang yang sampai
pada penyelesaian xy, 10 orang benar dalam membuat model
matematika yaitu (x+y)2 – 2.100 = x2+y2, 4 siswa membuat model
matematika seperti pada gambar di atas x2+y2 = – 2.100 (x+y)2, dan
3 siswa membuat model matematika dalam bentuk x2+y2 = (x+y)2 –
2.100.

-

4 siswa mampu menyelesaikan dengan mensubstitusi dan diperoleh
bentuk persamaan kuadrat namun seluruhnya salah dalam membuat
model matematika,

-

sisanya 2 orang hanya menulis ulang soal.

Alternatif penyelesaian jawaban yang diharapkan dari soal tersebut adalah:
Misalkan bilangan positif nya adalah x dan y, maka
Diketahui : x > 0 dan y > 0
x – y =5 (selisih dua bilangan)
x2 + y2 = (x + y)2 – 2100 (jumlah kuadratnya 2.100 kurangnya
dari kuadrat jumlah kedua bilangan tsb)
Ditanya : x + y = ? (jumlah kedua bilangan tersebut)
Penyelesaian:
Dari bentuk x2 + y2 = (x + y)2 – 2100
x2 + y2 = x2 + 2xy + y2 – 2100
x2 + y2 - x2 - y2 = 2xy – 2100
0 = 2xy – 2100
2xy = 2100
xy = 1050 ....... 1)
Dari yang diketahui x – y = 5 ==> x = y + 5 ..... 2)
Pers 2) disubstitusi ke persamaan 1) diperoleh
(y + 5)y = 1050
y2 + 5y – 1050 = 0

8

y2 + 5y – 1050 = 0
(y + 35)(y – 30) = 0
(y + 35) = 0 atau (y – 30) = 0
y1 = - 35 (tidak terpenuhi karena y1 < 0 )
y2 = 30 terpenuhi
y = 30 disubstitusi pada x – y = 5, maka x – 30 = 5
x = 30 + 5
x = 35
x + y = 30+ 35
= 65
Jadi jumlah kedua bilangan tersebut adalah 65
Cek :
Selisihnya adalah 5 berarti 35 – 30 = 5 (B)
Kuadrat jumlah kedua bilangan = (35 + 30)2 = 652 = 4225
Jumlah kuadrat kedua bilangan = 352 + 302 = 1225 + 900 = 2125
Jumlah kuadratnya 2.100 kurangnya dari kuadrat jumlah kedua
bilangan tersebut = 2125 = 4225 – 2100 (B)

Gambar 1.2 Alternatif jawaban
Dari pola-pola jawaban yang dibuat siswa, menunjukkan bahwa siswa
tidak memahami permasalahan (understand the problem), tidak tahu bagaimana
merencanakan langkah penyelesaian (devise or make a plan), tidak dapat
menyelesaikan permasalahan yang direncanakan (carry out the plan) dan langkah
yang terakhir adalah tidak mengecek kembali kebenaran dari penyelesaian yang
telah dibuat (look back at the completed solution).
Aktivitas-aktivitas yang tercakup dalam kegiatan pemecahan masalah,
meliputi: mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan, serta kecukupan
unsur yang diperlukan, merumuskan masalah situasi sehari-hari dan matematik;
menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah
baru) dalam atau luar matematika; menjelaskan/menginterpretasikan hasil sesuai
masalah asal; menyusun model matematika dan menyelesaikannya untuk masalah

9

nyata dan menggunakan matematika secara bermakna. Polya (Hudojo, 2005)
menyebutkan empat langkah dalam penyelesaian masalah, yaitu: “(1) memahami
masalah; (2) merencanakan masalah, (3) merencanakan pemecahan; (3)
melakukan perhitungan; (4) memeriksa kembali”.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematik siswa salah satu
penyebabnya

dikarenakan

strategi

dan

pendekatan

pembelajaran

yang

berlangsung terlalu berkonsentrasi menuntaskan dengan segera materi-materi
yang harus diajarkan di kelas. Guru kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berkreasi dengan pola dan kemampuan mereka sendiri. Sebagaimana
yang dikatakan Turmudi (2008) bahwa “pembelajaran matematika selama ini
disampaikan kepada siswa secara informatif, artinya siswa hanya memperoleh
informasi dari guru saja”.
Dengan pembelajaran seperti ini, siswa sebagai subjek belajar kurang
dilibatkan dalam menemukan konsep-konsep pelajaran yang harus dikuasainya.
Hal ini menyebabkan konsep-konsep yang diberikan tidak membekas dalam
ingatan siswa sehingga siswa mudah lupa dan sering kebingungan dalam
memecahkan suatu permasalahan yang berbeda dari yang pernah dicontohkan
oleh gurunya. Akibatnya siswa tidak dapat menjawab tes, baik itu tes ulangan
harian, ulangan tengah semester ataupun ujian akhir semester
Ketidakmampuan siswa ini terlihat dari rendahnya nilai perolehan hasil
ujian nasional mata pelajaran matematika tingkat SMA/MA. Pelajaran
matematika dibeberapa daerah jauh di bawah pelajaran yang lain. Berikut ini
adalah hasil Ujian Nasional SMA/MA tingkat Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun
Pelajaran 2014/2015.

10

Nilai Ujian
Kategori
Rata-Rata
Terendah
Tertinggi
Std

Nilai Ujian
Kategori
Rata-Rata
Terendah
Tertinggi
Std

Tabel 1.1 Hasil Ujian Nasional TP 2014/2015 SMA/MA
Kabupaten Aceh Barat Daya
Program IPA (Jumlah siswa 1.188 orang)
Bahasa
Bahasa
Matematika Fisika Kimia Biologi
Indonesia
Inggris
C
C
D
C
D
D
59,15
58,14
42,45
57,57 47,15 50,05
12,2
12,5
0,0
7,5
5,0
10,0
95,59
93,9
95,0
97,4
97,5
87,5
19,56
20,87
22,89
25,08 25,26 19,87
Sumber: (Disdik Aceh Barat Daya, 2015)
Tabel 1.2 Hasil Ujian Nasional TP 2014/2015 SMA/MA
Kabupaten Aceh Barat Daya
Program IPS (Jumlah siswa 758 orang)
Bahasa
Bahasa
Matema
Ekonomi Sosiologi Geografi
Indonesia
Inggris
Tika
D
D
D
D
D
D
43,73
43,25
23,47
34,17
36,23
30,20
8,3
8,2
2,5
7,5
8,0
6,0
91,8
91,8
82,5
77,5
75,5
66,0
16,25
19,62
11,82
13,71
13,51
8,54
Sumber: (Disdik Aceh Barat Daya, 2015)

Tabel 1.1 di atas menunjukkan perolehan nilai ujian nasional SMA/MA
se-Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2014/2015 pada program IPA. Nilai ratarata mata pelajaran Matematika adalah 42,45 (D) lebih rendah dari lima mata
pelajaran lain. Begitu juga halnya dengan Program IPS (Tabel 1.2) nilai mata
pelajaran matematika adalah 23,47 (D) jauh lebih rendah dari pelajaran lain.
Keadaan yang sama juga terlihat di SMA Negeri 1 Aceh Barat Daya,
dimana sekolah ini adalah sekolah yang berada di pusat Kabupaten Aceh Barat
Daya Provinsi Aceh. Hasil Ujian Nasional tahun 2014/2015 dengan jumlah
peserta sebanyak 337 siswa ditunjukkan dalam Tabel 1.3 dan 1.4 berikut ini:

11

Tabel 1.3 Hasil Ujian Nasional TP 2014/2015 SMAN 1 Aceh Barat Daya
Program IPA (Jumlah siswa 180 orang)
Bahasa
Bahasa
Nilai Ujian
Matematika Fisika Kimia Biologi
Indonesia
Inggris
Kategori
C
C
D
B
C
C
Rata-Rata
62,76
69,33
54,43
72,79 65,19 64,34
Terendah
16,0
22,9
17,5
18,4
12,5
12,5
Tertinggi
91,7
87,8
90,0
90,0
97,5
87,5
Std
10,72
13,56
16,45
13,36 11,97 13,59
Sumber: (TU SMAN 1 Aceh Barat Daya, 2015)
Tabel 1.4 Hasil Ujian Nasional TP 2014/2015 SMAN 1 Aceh Barat Daya
Program IPS (Jumlah siswa 157 orang)
Bahasa
Bahasa
Matema
Nilai Ujian
Ekonomi Sosiologi Geografi
Indonesia
Inggris
Tika
Kategori
D
D
D
D
D
D
Rata-Rata
38,99
45,72
22,09
35,70
38,59
28,67
Terendah
14,6
8,3
7,5
10,0
16,0
6,0
Tertinggi
85,7
87,8
77,5
75,0
73,5
48,0
Std
14,42
19,62
10,45
15,56
13,77
7,86
Sumber: (TU SMAN 1 Aceh Barat Daya, 2015)
Tabel 1.3 menunjukkan nilai matematika di SMAN 1 Aceh Barat Daya
menduduki urutan terendah yaitu 54,43 (D) dengan jumlah siswa 180 orang
dibandingkan nilai mata pelajaran lain yang diujian nasionalkan pada tahun
2014/2015. Sedangkan pada program IPS (Tabel 1.4) nilai matematika jauh lebih
rendah yaitu 22,09 (D) dengan jumlah siswa 157 orang.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dikembangkan
guru selama ini kurang berhasil dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar
matematika. Pembelajaran yang dilakukan bersifat satu arah, siswa tidak terlibat
secara aktif dalam menggali konsep-konsep atau ide-ide matematik secara
mendalam dan bermakna.

Siswa menerima pengetahuan dalam bentuk yang

sudah jadi dan lebih bersifat hafalan. Hasratuddin (2015) menyatakan “sampai
sekarang, kenyataan dilapangan, masih banyak para guru yang menganut

12

paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran, lebih menekankan pada
latihan dan mengerjakan soal-soal jenis rutin dan drill”.
Pendekatan pembelajaran yang bersifat transfer of knowledge, yang
dilakukan beranggapan bahwa siswa merupakan sebagai objek belajar serta
teacher centered yang memfokuskan pembelajaran dengan guru sebagai aktor
utama pembelajaran. Jika dilihat dari situasi didaktis yang muncul cenderung
parsial dan sangat lemah. Siswa tidak mengalami pengalaman dengan
pengetahuannya, sehingga mudah untuk melupakan materi tersebut. Interaksi
siswa dengan materi yang seharusnya siswa terlibat aktif secara mental dalam
merekonstruksi kembali ide-ide matematik hampir tidak terjadi. Akibatnya siswa
menerima konsep yang sudah jadi tanpa disertai pengertian dan pemahaman.
Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru menjadi
salah satu faktor utama kurang berkembangnya kemampuan berpikir siswa dan
mengurangi minat siswa belajar matematika. Tidak jarang murid yang awalnya
menyenangi pelajaran matematika beberapa bulan kemudian menjadi acuh
terhadap matematika. Pembelajaran yang dilakukan guru masih menganut
paradigma transfer of knowledge. Hasratuddin (2015) menyatakan :
Bagian terbesar dari matematika yang dipelajari siswa di sekolah
tidak diperoleh melalui eksplorasi matematis, tetapi melalui
pemberitahuan. Sehingga kemerosotan kemampuan siswa dalam
matematika antara lain cara mengajar yang dilakukan guru masih
menggunakan pembelajaran yang kurang tepat melalui metode
konvensional, lebih menekankan pada latihan mengerjakan soal
atau drill.
Dengan demikian pembelajaran metode konvensional atau pembelajaran
biasa tidak memungkinkan siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
mengakibatkan siswa kurang aktif dan kurang memahami konsep maupun nilai-

13

nilai matematis. Ini juga memungkinkan siswa menjadi bosan terhadap pelajaran
matematik dan tidak memiliki minat untuk belajar matematika.
Sebagai contoh, karena pembelajaran terpusat kepada guru maka guru
adalah teladan yang akan diikuti. Tentunya jika diberikan soal, siswa hanya
mampu menjawab soal yang sama seperti yang dilatihkan atau disampaikan oleh
guru di depan kelas. Pada proses pembelajaran matematika di sekolah, guru juga
sering menemui hambatan dalam memberikan motivasi kepada siswa terhadap
pelajaran matematika karena siswa menganggap bahwa matematika adalah
pelajaran yang sulit untuk dipahami, menakutkan dan susah mengerjakannya.
Akibat asumsi-asumsi negatif ini muncullah rasa tidak percaya diri pada siswa
terhadap pembelajaran matematika. Selain itu ditambah lagi dengan gaya
mengajar sebagian guru matematika yang membuat siswa menjadi ragu-ragu dan
takut akan jawaban yang salah dalam proses belajarnya.
Syaban (2009) mengatakan “selain kemampuan yang berkaitan dengan
kecakapan baik penalaran, pemecahan masalah, dan lainnya, juga perlu
dikembangkan sikap yang harus dimiliki oleh siswa. Sikap itu diantaranya adalah
sikap kritis, cermat, obyektif dan terbuka, menghargai keindahan matematika,
serta rasa ingin tahu dan senang belajar matematika. Sikap dan kebiasaan berpikir
seperti di atas pada hakekatnya akan membentuk dan menumbuhkan disposisi
matematis (mathematical disposition)”.
Hal ini menunjukkan selain kemampuan matematika yang harus
ditingkatkan dalam pembelajaran, faktor internal lain yang merupakan aspek
afektif juga perlu ditingkatkan. Dalam matematika, disposisi merupakan rasa
percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimilikinya, keinginan yang kuat

14

dari siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan kegiatan berbagai materi
matematika, rasa ingin tahu dalam mempelajari matematika, berfikir fleksibel
untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian masalah, tekun dan
kesungguhan.
Sukamto (2013) menyebutkan bahwa “pengajaran dan diposisi matematis
harus mendapat perhatian, karena keduanya sangat penting, sehingga perlu
mengeksplorasi aspek pengembangan tersebut”. Dengan demikian peran dan
persepsi siswa memainkan peran penting dalam rangka mengembangkan diposisi
matematis siswa.
Sementara itu Syaban (2010) menyatakan bahwa:
untuk mengukur disposisi matematis indikator yang digunakan
adalah sebagai berikut : (i) menunjukkan gairah/antusias dalam
belajar matematika, (ii) menunjukkan perhatian yang serius dalam
belajar matematika, (iii) menunjukkan kegigihan dalam menghadapi
permaslahan, (iv) menunjukkan rasa percaya diri dalam belajar dan
menyelesaikan masalah, (v) menunjukkan rasa ingin tahu yang
tinggi, (vi) menunjukkan kemampuan untuk berbagi dengan orang
lain.
Sedangkan NCTM (Mulyana, 2010) menyatakan sebagai berikut;
disposisi matematis memuat tujuh komponen, yaitu (i) percaya diri
dalam menggunakan matematika, mengkomunikasikan ide-ide dan
memberi alasan, (ii) fleksibel dalam mengeksplorasi ide-ide
matematis dan mencoba berbagai metode alternatif untuk memecahkan masalah, (iii) bertekat kuat, gigih, ulet dalam
menyelesaikan tugas-tugas matematika, (iv) ketertarikan,
keingintahuan dan kemampuan dalam bermatematika, (v) melakukan
refleksi diri terhadap cara berpikir, (vi) menghargai aplikasi
matematika, (vii) mengapresiasi peranan matematika.
Mahmudi (2010) juga menambahkan “siswa yang memiliki disposisi
tinggi akan lebih gigih, tekun, dan berminat untuk mengeksplorasi hal-hal baru.
Hal ini memungkinkan siswa tersebut memiliki pengetahuan lebih dibandingkan
siswa yang tidak menunjukkan perilaku demikian. Pengetahuan inilah yang

15

menyebabkan siswa memiliki kemampuan-kemampuan tertentu”. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa disposisi matematis menunjang kemampuan
matematik siswa.
Untuk menunjang disposisi dan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa sebagaimana tersebut di atas, maka perlu dilakukan sebuah
pembelajaran yang memungkinkan sikap siswa terhadap matematika menjadi
lebih baik sehingga berakibat pada baiknya kemampuan pemecahan masalah
matematisnya. Faktor pembelajaran merupakan salah satu hal yang paling
berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Faktor
pembelajaran merupakan strategi dan pendekatan yang disusun dalam upaya
menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Salah satu model pembelajaran yang diduga sejalan dengan karakteristik
matematika dan sesuai dengan penerapan kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran discovery learning. Pada penerapan model pembelajaran discovery
learning, siswa dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang
dimilikinya untuk menemukan sendiri prinsip-prinsip dan konsep-konsep.
Suryosubroto (2009) menyatakan bahwa “penemuan (discovery) adalah suatu
model dimana guru memperkenankan siswa-siswanya untuk menemukan sendiri
informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan saja”.
Sementara itu, Kurniasih (2014) menyebutka

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN DISPOSISI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMA DHARMAWANGSA MEDAN.

0 3 39

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH DI SMK KABUPATEN LANGKAT.

2 7 40

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA.

0 6 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DI SMP NEGERI 1 SIANTAR.

0 10 42

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOGRAPH.

0 1 40

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DISCOVERY.

0 2 46

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA DENGAN MA PROGRAM IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH DI KOTA LANGSA.

0 3 50

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE INKUIRI BERBANTUAN SOFTWARE ALGEBRATOR.

5 23 69

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN AUTOGRAPH.

3 6 60

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM POSSING BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

0 1 10