PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA ETNIS KARO DI RELOKASI SIOSAR KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO.

(1)

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA ETNIS KARO

DI RELOKASI SIOSAR KECAMATAN MEREK

KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

ERWINDO MORGAN SILALAHI

3133122012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

ERWINDO MORGAN SILALAHI. NIM 3133122012. Perubahan Sosial dan Budaya etnis Karo di Relokasi Siosar Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Program Studi Pendidikan Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sosial dan budaya etnis Karo yang berada di relokasi Siosar. Bencana yang terjadi pada etnis Karo mengakibatkan etnis Karo korban bencana Sinabung bergantung kepada bantuan Pemerintah. Namun sistem bantuan pemerintah menimbulkan konflik diantara etnis Karo di relokasi Siosar. Sebagai tujuan lanjutan dari penelitian ini adalah meninjau sikap etnis Karo terhadap konflik tersembunyi yang ada di relokasi Siosar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis kualitatif, pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian adalah relokasi Siosar Kecamatan Merek, teknik pengumpulan data menggunakan observasi tepatnya obsevasi partisipan, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah di peroleh kemudian dianalisis menggunakan tahapan reduksi data kemudian diinterpretasikan dan menarik kesimpulan atas data yang diperoleh. Kesimpulan data kemudian di sajikan memperjelas temuan-temuan lapangan. Hasil penelitian dan pembahasan mengemukakan bahwa etnis Karo di relokasi Siosar mengalami perubahan secara sosial dan budaya. Perubahan sosial etnis karo di relokasi Siosar terkait kepada berubahnya taraf hidup etnis Karo di relokasi Siosar, hilangnya lapisan sosial yang terbentuk atas kepemilikan modal berupa tanah dan harta. Serta adanya rasa berkonflik sesama etnis Karo di relokasi Siosar. Perubahan budaya yang terjadi di relokasi Siosar menunjuk kepada perubahan rasa kekeluargaan sesama etnis Karo di relokasi Siosar. Perubahan budaya lainnya adalah pola mata pencaharian etnis Karo di relokasi Siosar, Akibat bencana sebagian etnis Karo di relokasi Siosar beralih kepada pekerjaan lain diluar bertani seperti membuka warung kopi dan beternak. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah konflik dapat terjadi meskipun tidak muncul kepermukaan kehidupan sosial. perubahan lingkungan akibat bencana dapat mengubah kehidupan masyarakat secara cepat, menimbulkan kerusakan dan kerugian.


(6)

KATA PENGANTAR

Salam sejahtra, Puji dan syukur atas kemurahan dan penyertaan Allah Bapa, sebab oleh Kasih karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Perubahan Sosial dan Budaya di relokasi Siosar Kecamatan Merek Kabupaten Karo” dengan baik dan berjalan dengan kehendaknya. Terimakasih kepada orangtua yang selalu memberikan penulis dukungan secara penuh dan motivasi sehingga penulis tetap dalam keadaan yang bersemangat dalam mengerjakan skripsi ini. Banyak pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dari proses pengerjaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bertujuan sebagai syarat dalam menyelesaikan program Strata 1 dari Prodi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) sehingga penulis merasa bertanggung jawab dalam menyelesaikannya dengan baik.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat menjadi referensi dan dapat bermanfaat bagi penulis, masyarakat dan terhadap perkembangan ilmu sosial. penulis juga menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi FIS dan merangkap sebagai dosen pembimbing skripsi. Penulis merasa bersyukur mendapat bimbingan serta motivasi dari beliau.

4. Ibu Supsiloani, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik merangkap sebagai Penguji I yang selama perkuliahan dan pengerjaan skripsi selalu memberikan masukan yang baik serta motivasi kepada penulis. 5. Bapak Drs.Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen penguji II yang

memberikan banyak masukan dan kritikan yang baik terhadap pengerjaan skripsi penulis.

6. Dr. Nurjannah, M.Pd selaku dosen penguji III yang memberikan masukan dan semangat kepada penulis.


(7)

7. Seluruh Dosen Pendidikan Antropologi yang telah memberikan ilmu dan bimbingan serta motivasi bagi penulis dalam proses perkuliahan baik didalam kelas maupun dalam sharing di luar kelas.

8. Bapak Sarmen Silalahi dan Ibu Herlina Sitwana Saragih yang selalu memberikan perhatian penuh dan doa kepada penulis dan menjadi sumber inspirasi.

9. Hosana Maria Silalahi dan Glory Sion Silalahi adik dari penulis yang memberikan semangat dan doa kepada penulis dalam pengerjaan Skripsi.

10.Kakanda Ayu Febryani M.Si yang bersedia membantu penulis terkait informasi dan berkas-berkas skripsi.

11.Kelas A Reguler Antropologi 2013 dan Kinship yang selalu memberikan semangat dan canda tawa bagi penulis.

12.Sious Small Group (Kak Hariaty, Sartika Tampubolon, Rahotni Sitio, Dodor Sidabutar, Febriani Pasaribu, Camelia Aritonang, Irma Manurung).

13.Keluarga Besar UKM-KP UP FIS yang memberikan doa dan dukungan.

14.Fransiscus Krisnadi Sijabat, Hotman Malau, Erwin Simanjuntak dan Abanganda Ai Ginting yang telah bersedia menemani penulis dalam melakukan penelitian.

15.Sekertaris Desa Sukameriah, Bakerah dan Simacem serta Pemerintah Kecamatan Merek yang memberikan ijin penelitian.

16.Firman Situmeang sebagai teman sharing dan memberikan dukungan terhadap penulis.

Medan, Februari 2017


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Perumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.2 Landasan Teori ... 17

2.2.1 Teori Perubahan Sosial Budaya ... 17

2.2.2 Teori Konflik ... 20

2.3 Kerangka Konseptual ... 21

2.3.1 Perubahan Sosial ... 21

2.3.2 Perubahan Budaya ... 22

2.3.3 Sistem Kekerabatan ... 24

2.3.4 Bencana ... 25


(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 29

3.3 Subjek Penelitian ... 29

3.4 Objek Penelitian ... 30

3.5 Tehnik Pengumpulan Data ... 30

3.5.1 Observasi Lapangan ... 31

3.5.2 Wawancara ... 32

3.5.3 Dokumentasi ... 33

3.6 Tehnik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 35

4.1.1 Gambaran Umum Penelitian ... 35

4.1.2 Sejarah Pembangunan Relokasi Siosar ... 37

4.1.3 Keadaan geografis Relokasi Siosar ... 38

4.1.4 Gambaran Desa Bakerah yang Lama dan di Relokasi Siosar ... 44

4.1.5 Gambaran Desa Simacem yang Lama dan di Relokasi Siosar ... 45

4.1.6 Gambaran Desa Sukameriah yang Lama dan di Relokasi Siosar ... 47

4.1.7 Kronologi Erupsi Sinabung ... 48

4.1.8 Migrasi Etnis Kro Pasca Bencana Sinabung ... 53

4.1.9 Perubahan Sosial dan Budaya etnis Karo di Relokasi Siosar ... 56

4.1.10 Perubahan Sosial dan Budaya di Desa Bakerah ... 56

4.1.11 Perubahan Sosial dan Budaya di Desa Simacem ... 61

4.1.12 Perubahan Sosial dan Budaya di Desa Sukameriah ... 67

4.1.13 Bantuan Pemerintah Terhadap Desa Bakerah, Simacem dan Sukameriah ... 71


(10)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 83 5.2 Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA ... 86


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data desa yang berada di relokasi Siosar ... 41


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Etnis Karo adalah etnis yang menempati daerah pegunungan khususnya

kaki gunung Sinabung tepatnya berada di Kabupaten Karo. Secara Geografis letak

Kabupaten Karo berada diantara kordinat 2º50’–3º19’ LU dan 97º55’–98º38’ BT dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97 persen dari luas Propinsi Sumatera Utara

(http://www.Karokab.go.id/in/index.php/gambaran-umum). Daerah kaki gunung Sinabung adalah salah satu daerah penghasil sayuran dan buah-buahan yang di

didistribusikan ke Kota Medan, Pematang Siantar sampai ke daerah Jawa.

Kesuburan daerah pegunungan sebagai fakor utama kuatnya sektor pertanian dan

hasil pertanian di daerah Karo. Pada tahun akhir 2013 terjadi erupsi Sinabung

yang merubah keadaan Kabupaten Karo khususnya daerah kaki gunung Sinabung.

Bencana Sinabung tidak hanya merusak desa dan daerah pemukiman etnis

Karo daerah Sinabung saja namun juga telah merusak sektor pertanian yang

berada di daerah kaki gunung Sinabung. Kerusakan ini berpengaruh terhadap pola

mata pencaharian etnis Karo setempat. Sehingga secara drastis pendapatan etnis

Karo menjadi menurun. Erupsi yang terjadi secara berulang-ulang sangat

mengkhawatirkan sehingga etnis Karo harus di ungsikan kedaerah yang lebih

aman. Beberapa posko didaerah Kabanjahe dan daerah lainnya menjadi tempat

bagi pengungsi Sinabung untuk sementara waktu. Kondisi tersebut mengundang

perasaan khawatir pada etnis Karo tentang cara mereka melanjutkan hidup,


(14)

2

Berdasarkan pengamatan penulis melihat ada rasa khawatir sebab harapan

mereka kini telah disapu oleh adanya erupsi gunung Sinabung yang

terus-menerus, Sehingga beberapa desa dinyatakan tidak dapat ditempati dalam

beberapa waktu sampai daerah tersebut dinyatakan aman untuk ditempati kembali.

Namun Sinabung sampai saat ini mengeluarkan erupsinya sehingga penduduk

setempat tidak diperbolehkan untuk menempati kembali desa mereka yang masih

memiliki status tidak aman. Mereka di ungsikan ke pengungsian-pengungsian

yang berada di beberapa tempat.

Pengungsian adalah rumah sementara bagi mereka yang tidak memiliki

sanak-saudara di daerah yang aman dari bencana erupsi Sinabung. Beberapa dari

pengungsi ada yang nekat untuk kembali ke desa. Khawatir dan depresi oleh

bencana yang terjadi menjadi ekspresi dan respon etnis Karo yang berada

dipengungsian. Pengungsian merupakan cara yang dibuat oleh pemerintah dalam

menangani becana yang terjadi di Sinabung. Cara pemerintah ini dilakukan

sementara untuk menolong korban erupsi Sinabung.

Pemerintah memberikan bantuan berupa fasilitas tempat tinggal dan area

untuk bercocok tanam kepada korban erupsi gunung Sinabung melalui BNPB

(Badan Nasyonal Penanggulangan Bencana) dan BPBD (Badan Penanggulangan

Bencana Daerah), daerah relokasi tersebut dinamakan Siosar yang terletak di

kawasan hutan produksi, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Letak relokasi ini

sekitar 17 km dari Kabanjahe.


(15)

3

Relokasi dari pihak pemerintah adalah salah satu usaha yang dilakukan

untuk menjamin kehidupan yang layak kepada korban erupsi gunung Sinabung,

tidak hanya bantuan berupa tempat tinggal namun pemerintah memberikan

berbagai bantuan yang dapat menyokong kehidupan bagi korban erupsi Sinabung

salah satunya adalah dengan membagikan bibit pertanian dan jatah lahan

pertanian yang luasnya ditentukan oleh pemerintah. Bantuan ini diberikan untuk

memperbaiki perekonomian dan meringankan beban korban Sinabung.

Pola mata pencaharian etnis Karo korban erupsi Sinabung mengalami

perubahan hal ini merujuk kepada hilangnya lahan pertanian yang mereka miliki.

Di daerah mereka yaitu kaki gunung Sinabung, mayoritas dari mereka memiliki

lahan yang cukup untuk mereka dapat mengelola pertanian dan dapat hidup

sejahtera. Kepemilikan lahan ini menurut hemat penulis membuat kehidupan

mereka sebelumnya tergolong baik. Seiring dengan adanya bencana Sinabung dan

minimnya pendapatan yang mereka peroleh pasca bencana erupsi Sinabung,

bantuan dari pemerintah dapat meringankan mereka.

Kondisi ini menimbulkan sebuah konflik yang tidak terlihat antara

pengungsi dan pemerintah dan pengungsi sesama pengungsi. Dalam hal ini

Konflik adalah Pertentangan yang terjadi antara dua pihak atau lebih kini menjadi

satu fenomena yang terdapat di relokasi Siosar, pertentangan tersebut terkadang

memang tidak muncul dalam permukaan kehidupan sosial namun bila ditinjau

lebih dalam sebenarnya ada pertentangan yang terjadi meskipun memiliki

pengaruh yang kecil. Bermula dari pembagian bantuan-bantuan dari pemerintah


(16)

4

Pemerintah berusaha untuk memberikan bantuan yang merata kepada tiga

desa korban bencana erupsi Sinabung. Pemerintah membagikan jatah lahan yang

sama kepada masing-masing kepala keluarga dengan ukuran yang sama. Hal ini

kemudian mendapatkan komentar dari beberapa warga yang memiliki tanah yang

luas di desanya yang lama pada saat sebelum terjadinya bencana erupsi Sinabung.

Ketidak puasan akan kesamarataan merupakan alasan utama dari kritikan yang

diberikan kepada pemerintah. Pemerataan atas bantuan dari pemerintah

menimbulkan dampak adanya ketidakpuasan dan rasa cemburu sesama penghuni

relokasi.

Pada dasarnya etnis Karo terkenal dengan sikapnya yang peduli kepada

kerabat, dan mengangap bahwa semua orang Karo adalah kerabat mereka, sebab

etnis Karo terpaut kepada sistem marga (merga) yang saling berkaitan satu sama

lain. Nilai ini yang kemudian membuat sesama etnis Karo adalah saudara.

Menurut (Koentjaraningrat, 2010 : 107) Marga (merga) pada etnis Karo disebut

dengan merga Silima: Karo-Karo, Tarigan, Ginting, Sembiring, Perangin-angin.

Kelima merga ini memiliki bagian bagian lagi yang saling terkait dalam sistem

kekerabatan etnis Karo. Marga atau merga yang dijelaskan oleh Koentjaraningrat

tersebut memiliki keterkaitan dalam struktur yaitu struktur kekerabatan Daliken

Sitelu.

Daliken Sitelu atau rakut sitelu adalah struktur dalam Etnis Karo. Struktur ini ditentukan oleh marga yang dimiliki seseorang. Kedudukan dalam sebuah keluarga dan dalam suatu acara ritual diatur oleh Daliken Sitelu. Kalimbubu adalah keluarga pemberi istri, kemudian anak beru sebagai penerima istri dan senina sebagai satu garis keturunan atau satu merga. Struktur Daliken Sitelu jelas menentukan fungsi dan kedudukan sesorang. Dalam kebudayaan etnis Karo Kalimbubu adalah pihak yang harus


(17)

5

dihormati oleh Anak Beru dan begitupula dengan Senina harus menghormati Kalimbubu Seninanya. (Koentjaraningrat, 2010 : 109).

Kondisi yang sedang dilanda oleh bencana alam konflik antar sesama etnis

Karo penulis melihat adanya pergeseran nilai-nilai budaya yang mereka miliki

sebelumnya. Menurut (Koentjaraningrat, 1985 : 146) Etnis Karo mengenal adanya

etika dalam kekerabatan (Kinship Behavior), Etika ini berlaku dalam struktur

daliken sitelu dimana merga Kalimbubu adalah merga yang dihormati oleh merga anak beru karena adanya suatu hubungan tidak bebas (avoidance ralationship).

Berawal dari pembagian bantuan dari pemerintah yang menimbulkan

ketidak puasan dan adanya kecemburuan sosial oleh beberapa pihak yang merasa

rugi sehingga penulis ingin meninjau adanya suatu konflik yang dapat merusak

rasa kekeluargaan antar etnis Karo di relokasi Siosar. Kecemburuan sosial pada

dasarnya merupakan hal yang sering muncul dalam masyarakat yang merasa

senasib dan sepenanggungan namun sepihak memperoleh keuntungan dan pihak

lain merasa dirugikan. Penulis melihat kecemburuan dapat terjadi namun tidak

secara terang-terangan muncul kepermukaan. Karena etnis Karo adalah etnis yang

menjunjung kekerabatan maka konflik tersebut dapat tertutupi. Kondisi yang

demikian memicu ketertarikan penulis untuk membahas permasalah menganai

Perubahan Sosial dan Budaya etnis Relokasi Siosar Kecamatan Merek Kabupaten


(18)

6

1.2 Identifikasi Masalah

1. Adanya pengaruh bencana terhadap kehidupan etnis Karo korban

Sinabung.

2. Adanya pergeseran nilai-nilai rasa kekeluargaan dalam sistem

kekerabatan.

3. Adanya kecemburuan Sosial.

4. Adanya konflik yang merusak rasa kekeluargaan etnis Karo daerah

relokasi Siosar.

5. Perpindahan pengungsi menimbulkan rasa khawatir untuk melanjutkan

hidup mereka.

6. Kepemilikan tanah para korban bencana sinabung menjadi masalah dalam

diri daerah relokasi.

7. Konflik di relokasi Siosar terjadi oleh ketidakpuasan dan kecemburuan

beberap pihak terhadap bantuan pemerintah.

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah konflik yang

berhubungan dengan sistem kekerabatan atau sesama etnis Karo, Hal ini

kemudian merujuk kepada permasalahan perubahan sosial dan budaya sehingga

nantinya tulisan ini akan menyajikan permasalahan konflik yang mengacu kepada

adanya ketidakpuasan dan kecemburuan sosial yang berdampak terhadap rasa

kekeluargaan etnis Karo oleh adanya bencana alam di relokasi Siosar. Sehingga

nantinya sajian dalam tulisan ini dapat mengerucut kepada permasalahan


(19)

7

sosial berhubungan dengan perubahan cara hidup dan budaya. Namun perlu

penulis tekankan bahwasanya kajian konflik ini akan diolah dan disajikan dari sisi

antropologis, sehingga penulis melihat fenomena yang terjadi berdasarkan historis

budaya dan nilai nilai yang Etnis Karo sebelum terjadinya perubahan budaya.

1.4 Perumusan Masalah

1. Bagaimana perubahan Sosial, dan Budaya di daerah relokasi Siosar?

2. Apa jenis bantuan dari pemerintah dalam menanggulangi masalah etnis

Karo di daerah relokasi Siosar?

3. Apakah perubahan Sosial dan budaya di relokasi Siosar menimbulkan

konflik dalam etnis Karo?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis setidaknya memiliki beberapa unsur

yakni:

1. Untuk mengetahui perubahan Sosial dan Budaya etnis Karo di daerah

relokasi Siosar.

2. Untuk mengetahui jenis bantuan pemerintah dalam menanggulangi

masalah di daerah relokasi Siosar.


(20)

8

1.6Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini maka penulis mengemukakan manfaat

penelitian secara teoritis maupun secara praktis.

Secara Teoritis:

1. Menambah wawasan kajian konflik sehingga dapat memperluas kajian

antropologi khususnya dalam Antropologi Konflik.

2. Memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai konflik dan sumber

konflik.

Secara praktis:

1. Mendeskripsikan fenomena konflik di Siosar sehingga dapat memberikan

informasi mengenai keadaan Siosar saat ini.

2. Memberikan motivasi yang bersifat positif kepada pembaca dan khalayak

ramai

3. Memberikan informasi bahaya bencana alam khususnya di kabupaten


(21)

83

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Adapun yang menjadi simpulan dalam penelitian yang berjudul

“Perubahan Sosial dan Budaya etnis Karo di Relokasi Siosar” sebagai berikut:

1. Perubahan sosial pada etnis Karo seperti: perbedaan strategi bercocok

tanam dan bertahan hidup serta terlihat pula dari hilangnya lapisan sosial

sebab adanya pemerataan bantuan dari pemerintah. Sedangkan Perubahan

budaya pada etnis Karo di relokasi Siosar meliputi peralihan pada sektor

sistem mata pencaharian dimana sebagian etnis Karo di relokasi Siosar

mulai mengurus ternak ayam yang diperbantukan oleh pemerintah, ada

yang menjual kaos sebagai oleh-oleh dari Siosar terhadap pengunjung dan

sebagian lagi ada yang membuka warung kopi yang sebelumya mayoritas

dari etnis Karo adalah petani

2. Bantuan pemerintah menjadi sangat penting dan berarti di samping

bantuan-bantuan dari pihak yang memberikan perhatian kepada korban


(22)

84

3. Ada konflik yang tidak terlihat namun ada, dikarenakan kecemburuan

sesama etnis Karo di relokasi. Konflik tersebut bermula dari pemerataan

bantuan yang diberikan pemerintah. Namun Konflik kecil tersebut tidak

dapat merusak rasa kekeluargaan etnis Karo di relokasi Siosar. Ikatan

kekeluargaan di antara sesama etnis Karo di relokasi Siosar masih dapat di

kontrol sebab menurut mereka konflik itu biasa dan mereka masih tetap

bersaudara.

5.2 SARAN

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya Dalam melakukan penelitian

mengenai sosial dan budaya di relokasi Siosar sebaiknya menemukan

perubahan lain yang terdapat di relokasi Siosar oleh etnis Karo dan

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

2. Saran bagi pembaca kiranya penelitian ini dapat mengugah pembaca

untuk datang mengunjungi relokasi Siosar. Sebaiknya dalam

memahami perubahan sosial dan budaya etnis Karo di relokasi Siosar

pembaca membaca beberapa sumber lain untuk dapat memperkaya


(23)

85

3. Bagi Pemerintah daerah Kiranya objek parawisata di relokasi Siosar

segera di bangun agar pengunjung ramai dan meningkatkan

kesejahteraan etnis Karo tiga desa di relokasi Siosar. Sebab kian lama

pengunjung kian menurun sehingga harus dibuat hal-hal yang dapat

menarik para pengunjung untuk datang ke relokasi Siosar.

4. Bagi etnis Karo di relokasi Siosar Sebaiknya dengan adanya

penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh pemerintah etnis Karo di

relokasi Siosar lebih kreatif dalam menciptakan pekerjaannya. Adanya

wacana relokasi Siosar dibangun menjadi kawasan parawisata,

sebaiknya etnis Karo di relokasi berusaha memberikan kesan baik agar

pengunjung datang kembali kerelokasi Siosar.


(24)

86

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

BNPB. 2012. Tanggap, Tangguh Mengahadapi Bencana. Edisi 2012. Jakarta Pusat: Badan Penanggulangan Bencana.

Koentjaraningrat. 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

.1996. Pengantar Antropologi 1. Jakarta: Rhineka Cipta . 2010. Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta:

Penerbitan Djambatan.

Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Grafindo Persada Raja.

Nayati, et al. 2012. Kekuatan Jiwa Orang Jawa (Kebangkitan dari bencana gempa bumi 2016 dan erupsi merapi 2010). Jakarta : Penerbit Ombak. Simanjuntak, B.A. 2011. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba.

Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

Silalahi, U.S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi : Suatu pengantar. Jakarta : Rjawali Pers . 2000. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.


(25)

87

Sumber Jurnal:

Lubis, L.H. 2010. Riset Tentang Dampak Kebencanaan di Indonesia Sebuah Perspektif Filosofis dan Metodologis. Pengajar dan peneliti di Departemen Ilmu Kesehatan Sosial FISIP UI; Magister Kemahasiswaan dan Hubungan alumni FISIP UI; direktur Lembaga Kemitraan Pembangunan Sosial (LKPS) diakses pada 21/07/2016 jam 14.39

Novento, Anton. Melihat Kasus Lapindo Sebagai Bencana Sosial. Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya.diakses pada 21/07/2016 jam 14.32

Priyanti, A, dan N, Ilham. 2011. DAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI

Penelitian dan Pengembangan Peternakan dan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian : WARTAZOA Vol. 21 No. 4 Th. 2011

Retnaningsih, Hartini. 2013. LETUSAN GUNUNG SINABUNG DAN

PENANGANAN BENCANA DI INDONESIA. Info Singkat Kesejahteraan Sosial :Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)

Sekretariat Jenderal DPR RI diakses pada 29/07/2016 jam 16.40.

Skripsi/Tesis:

Munthe, Azlina.Y. 2010. Perubahan Bordah dan Nacar Kemerendeng-endeng dalam upacara adat perkawinan masyarakat di Kecamatan. Na. IX-X AEK Kota Labuhan Batu Kabupaten Labuhan Batu Utara. Skripsi (Tidak Diterbitkan) Medan: Universitas Negeri Medan.

Supriyatna, Yayat. 2011. Analisis dampak becana terhadap perekonomian

Indonesia dengan pendekatan SNSE. Tesis (Tidak Diterbitkan) Jakarta : Universitas Indonesia.

Website:

http://www.karokab.go.id/in/index.php/gambaran-umum gambaran umum

Last Updated on Thursday, 04 February 2016 14:29 di akses pada 21/07/2016 pada jam 15.35 online.

http://daerah.sindonews.com/read/973272/151/desa-sukameriah-kini-tak-meriah-

1425697409 koran sindo sabtu, 7 Maret 2015 − 10:04 WIB. Reza pinem.

di akses pada 21/07/2016 pada jam 15.31online

http://www.medanwisata.com/2016/07/panorama-alam-dari-bukit-2000- diakses pada tanggal 21 November 2016 pada 14:49 online


(26)

88

https://www.google.com/search?q=peta+kecamatan+merek&tbm=isch&tbo=u&s =univ&sa=X&ved=0ahUKEwikyO2ri9DRAhWMqY8KHbisAtAQ7AkIK &bih=657#imgrc=_OmtS5PTIRLiYM%3A

ada 13:28 hari jumat 20 januari 2017 online.

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2013/12/131231_sinabung_ungsi


(1)

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Adapun yang menjadi simpulan dalam penelitian yang berjudul “Perubahan Sosial dan Budaya etnis Karo di Relokasi Siosar” sebagai berikut:

1. Perubahan sosial pada etnis Karo seperti: perbedaan strategi bercocok tanam dan bertahan hidup serta terlihat pula dari hilangnya lapisan sosial sebab adanya pemerataan bantuan dari pemerintah. Sedangkan Perubahan budaya pada etnis Karo di relokasi Siosar meliputi peralihan pada sektor sistem mata pencaharian dimana sebagian etnis Karo di relokasi Siosar mulai mengurus ternak ayam yang diperbantukan oleh pemerintah, ada yang menjual kaos sebagai oleh-oleh dari Siosar terhadap pengunjung dan sebagian lagi ada yang membuka warung kopi yang sebelumya mayoritas dari etnis Karo adalah petani

2. Bantuan pemerintah menjadi sangat penting dan berarti di samping bantuan-bantuan dari pihak yang memberikan perhatian kepada korban erupsi sinabung.


(2)

3. Ada konflik yang tidak terlihat namun ada, dikarenakan kecemburuan sesama etnis Karo di relokasi. Konflik tersebut bermula dari pemerataan bantuan yang diberikan pemerintah. Namun Konflik kecil tersebut tidak dapat merusak rasa kekeluargaan etnis Karo di relokasi Siosar. Ikatan kekeluargaan di antara sesama etnis Karo di relokasi Siosar masih dapat di kontrol sebab menurut mereka konflik itu biasa dan mereka masih tetap bersaudara.

5.2 SARAN

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya Dalam melakukan penelitian mengenai sosial dan budaya di relokasi Siosar sebaiknya menemukan perubahan lain yang terdapat di relokasi Siosar oleh etnis Karo dan Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

2. Saran bagi pembaca kiranya penelitian ini dapat mengugah pembaca untuk datang mengunjungi relokasi Siosar. Sebaiknya dalam memahami perubahan sosial dan budaya etnis Karo di relokasi Siosar pembaca membaca beberapa sumber lain untuk dapat memperkaya pengetahuan mengenai etnis Karo di relokasi Siosar.


(3)

3. Bagi Pemerintah daerah Kiranya objek parawisata di relokasi Siosar segera di bangun agar pengunjung ramai dan meningkatkan kesejahteraan etnis Karo tiga desa di relokasi Siosar. Sebab kian lama pengunjung kian menurun sehingga harus dibuat hal-hal yang dapat menarik para pengunjung untuk datang ke relokasi Siosar.

4. Bagi etnis Karo di relokasi Siosar Sebaiknya dengan adanya penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh pemerintah etnis Karo di relokasi Siosar lebih kreatif dalam menciptakan pekerjaannya. Adanya wacana relokasi Siosar dibangun menjadi kawasan parawisata, sebaiknya etnis Karo di relokasi berusaha memberikan kesan baik agar pengunjung datang kembali kerelokasi Siosar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

BNPB. 2012. Tanggap, Tangguh Mengahadapi Bencana. Edisi 2012. Jakarta Pusat: Badan Penanggulangan Bencana.

Koentjaraningrat. 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

.1996. Pengantar Antropologi 1. Jakarta: Rhineka Cipta . 2010. Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta:

Penerbitan Djambatan.

Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Grafindo Persada Raja.

Nayati, et al. 2012. Kekuatan Jiwa Orang Jawa (Kebangkitan dari bencana gempa bumi 2016 dan erupsi merapi 2010). Jakarta : Penerbit Ombak. Simanjuntak, B.A. 2011. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba.

Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

Silalahi, U.S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi : Suatu pengantar. Jakarta : Rjawali Pers . 2000. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.


(5)

Sumber Jurnal:

Lubis, L.H. 2010. Riset Tentang Dampak Kebencanaan di Indonesia Sebuah Perspektif Filosofis dan Metodologis. Pengajar dan peneliti di Departemen Ilmu Kesehatan Sosial FISIP UI; Magister Kemahasiswaan dan Hubungan alumni FISIP UI; direktur Lembaga Kemitraan Pembangunan Sosial (LKPS) diakses pada 21/07/2016 jam 14.39

Novento, Anton. Melihat Kasus Lapindo Sebagai Bencana Sosial. Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya.diakses pada 21/07/2016 jam 14.32

Priyanti, A, dan N, Ilham. 2011. DAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI

Penelitian dan Pengembangan Peternakan dan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian : WARTAZOA Vol. 21 No. 4 Th. 2011

Retnaningsih, Hartini. 2013. LETUSAN GUNUNG SINABUNG DAN

PENANGANAN BENCANA DI INDONESIA. Info Singkat Kesejahteraan Sosial :Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)

Sekretariat Jenderal DPR RI diakses pada 29/07/2016 jam 16.40. Skripsi/Tesis:

Munthe, Azlina.Y. 2010. Perubahan Bordah dan Nacar Kemerendeng-endeng dalam upacara adat perkawinan masyarakat di Kecamatan. Na. IX-X AEK Kota Labuhan Batu Kabupaten Labuhan Batu Utara. Skripsi (Tidak Diterbitkan) Medan: Universitas Negeri Medan.

Supriyatna, Yayat. 2011. Analisis dampak becana terhadap perekonomian

Indonesia dengan pendekatan SNSE. Tesis (Tidak Diterbitkan) Jakarta : Universitas Indonesia.

Website:

http://www.karokab.go.id/in/index.php/gambaran-umum gambaran umum

Last Updated on Thursday, 04 February 2016 14:29 di akses pada 21/07/2016 pada jam 15.35 online.

http://daerah.sindonews.com/read/973272/151/desa-sukameriah-kini-tak-meriah- 1425697409 koran sindo sabtu, 7 Maret 2015 − 10:04 WIB. Reza pinem. di akses pada 21/07/2016 pada jam 15.31online

http://www.medanwisata.com/2016/07/panorama-alam-dari-bukit-2000- diakses pada tanggal 21 November 2016 pada 14:49 online


(6)

https://www.google.com/search?q=peta+kecamatan+merek&tbm=isch&tbo=u&s =univ&sa=X&ved=0ahUKEwikyO2ri9DRAhWMqY8KHbisAtAQ7AkIK &bih=657#imgrc=_OmtS5PTIRLiYM%3A

ada 13:28 hari jumat 20 januari 2017 online.

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2013/12/131231_sinabung_ungsi di akses pada 02 februari 2017, pukul 15:42 online.