Perkembangan Geredja itu dibawah Pekabaran Indjil

Perkembangan Geredja itu dibawah Pekabaran Indjil

Kruger, Dr. Th. Muller. 1966. Sejarah Gereja Di Indonesia. Badan Penerbitan Kristen- Djakarta. Halaman 169-171.

1. Agak pandjang lebar kita membitjarakan "sedjarah pendahuluan" Geredja di Djawa Timur, djustru untuk menundjukkan betapa anehnja permulaanna itu. Ketika achirnja "Pekabaran Indjil" jaitu tenaga-tenaga jang dikirimkan oleh NZG tiba, maka sudah didapati oleh mereka segolongan orang Kristen jang besar djumlahnja. Ja, kenjataan bahwa di Djawa sudah terdapat orang-orang Kristen, sebenarnja telah menggerakkan hati seorang pengurus NZG, ialah Ds. Van Rhijn. Pendeta Belanda itu ditugaskan oleh Badan Pengurus NZG untuk menjelidiki keadaan dan kemungkinan usaha Pekabaran Indjil diseluruh Indonesia dalam 1. Agak pandjang lebar kita membitjarakan "sedjarah pendahuluan" Geredja di Djawa Timur, djustru untuk menundjukkan betapa anehnja permulaanna itu. Ketika achirnja "Pekabaran Indjil" jaitu tenaga-tenaga jang dikirimkan oleh NZG tiba, maka sudah didapati oleh mereka segolongan orang Kristen jang besar djumlahnja. Ja, kenjataan bahwa di Djawa sudah terdapat orang-orang Kristen, sebenarnja telah menggerakkan hati seorang pengurus NZG, ialah Ds. Van Rhijn. Pendeta Belanda itu ditugaskan oleh Badan Pengurus NZG untuk menjelidiki keadaan dan kemungkinan usaha Pekabaran Indjil diseluruh Indonesia dalam

J.E. Jellesma telah diutus oleh NZG ke Seram pada tahun 1843. Ia menemani Inspektur Ds. Van Rhijn dalam perdjalanan-perdjalanan jang besar tersebut. Sedjak tahun 1849 di Surabaja, ia mentjoba memperoleh izin untuk menetap di Modjowarno. Baru dalam tahun 1851 izin tersebut diberikan. Hingga matinja dalam tahun 1858, ketika ia umurnja baru 41 tahun, dengan segala tenaganja ia telah mendampingi kekristenan Djawa jang masih muda itu.

Djustru pada waktu ia mulai menetap di Modjowarno ada beberapa kedjadian jang penting sekali artinja bagi pekerdjaannja. Pada tahun 1848 pemerintah achirnja mengizinkan untuk mengedarkan beberapa Perdjandjian Baru terdjemahan Brückner, jang 17 tahun lalu telah disita. Dalam tahun jang sama terbitlah pula suatu terdjemahan baru dalam bahasa Djawa, jang diselenggarakan oleh ahli bahasa Gericke atas tugas Lembaga Alkitab Belanda. Hal-hal diatas ini pada permulaannja sudah merupakan suatu modal kerdja jang penting baginja.

Hal jang sukar buat dia ialah menemukan djalan tengah jang tepat antara golongan-golongan jang telah mendjadi Kristen dengan latar-belakang rohani jang ber-beda-beda. Pada satu pihak ia berbentrokan dengan Coolen jang tidak menjukai baptisan dan perdjamuan kudus karena tidak sesuai dengan konsepsinja mengenai kekristenan Djawa. Dalam soal ini achirnja ia menang djuga. Pada tahun 1852 dan 1853 ia sudah boleh membaptiskan di Ngoro masing- masing 180 dan 190 orang. Jang lebih sukar adalah sikap jang harus diambil terhadap golongan Emde, jang menganggap dengan sendirinja bahwa orang-orang Kristen Djawa mendjadi "Kristen Londo". Jellesma sangat setudju dengan pendapat, bahwa orang Djawa jang mendjadi Kristen tetap tinggal orang Djawa. Tetapi pertentangan tersebut demikian meruntjingnja, sehingga tuan Günsch tersebut tadi malah melarang dia untuk mengindjak tanah miliknja di Sidokare, dimana terdapat sedjumlah orang-orang Kristen jang pertama.

Jellesma berkejakinan, bahwa "pekerdjaan Indjil sedapat mungkin berdjalan terus dengan diam-diam", djustru oleh sebab banjak keberatan jang datang dari pihak pemerintah dan dari pihak orang-orang Djawa sendiri. Ia menjadari, bahwa pengindjilan itu harus dilaksanakan oleh orang-orang Djawa sendiri. Hal ini, demikian anggapannja, "akan tidak menimbulkan banjak keberatan dari pihak luar." Itulah sebabnja di Surabaja sudah sedjak mulanja ia mendidik dirumahnja sendiri beberapa pemuda Djawa untuk mendjadi pengindjil. Selain daripada itu ia menjuruh 4 orang pemuda, jang sudah berpengalaman sebagai pengindjilan di Sidokare, pergi ke-djemaat-djemaat jang tersebar itu. Mereka dibiajai oleh "Perkumpulan Pembantu Pekabaran Indjil" di Surabaja. Usaha-usahanja untuk memperoleh pekerdjaan- pekerdjaan dilapangan Pekabaran Indjil diteruskannja dengan giat, pun sesudah ia pindah ke Modjowarno. Atas usahanja terlaksanalah di Modjowarno sebuah sekolah pengindjil jang Jellesma berkejakinan, bahwa "pekerdjaan Indjil sedapat mungkin berdjalan terus dengan diam-diam", djustru oleh sebab banjak keberatan jang datang dari pihak pemerintah dan dari pihak orang-orang Djawa sendiri. Ia menjadari, bahwa pengindjilan itu harus dilaksanakan oleh orang-orang Djawa sendiri. Hal ini, demikian anggapannja, "akan tidak menimbulkan banjak keberatan dari pihak luar." Itulah sebabnja di Surabaja sudah sedjak mulanja ia mendidik dirumahnja sendiri beberapa pemuda Djawa untuk mendjadi pengindjil. Selain daripada itu ia menjuruh 4 orang pemuda, jang sudah berpengalaman sebagai pengindjilan di Sidokare, pergi ke-djemaat-djemaat jang tersebar itu. Mereka dibiajai oleh "Perkumpulan Pembantu Pekabaran Indjil" di Surabaja. Usaha-usahanja untuk memperoleh pekerdjaan- pekerdjaan dilapangan Pekabaran Indjil diteruskannja dengan giat, pun sesudah ia pindah ke Modjowarno. Atas usahanja terlaksanalah di Modjowarno sebuah sekolah pengindjil jang

Jellesma sendiri sering mengadakan kundjungan-kundjungan ke-djemaat-djemaat jang ketjil serta jang terserak itu. Tertjatatlah dalam buku baptisan jang disimpannja lebih dari 2500 nama orang Djawa jang telah dibaptiskannja. Memang ia sendiri suka membimbing Modjowarno, tetapi Jellesma berusaha supaja se-boleh-bolehnja Paulus Tosarilah jang memegang serta melaksanakan pimpinan djemaat itu. Benarlah apa jang dikatakan oleh Nortier: "Jellesma telah mempersatukan kedua aliran kekristenan jang masih muda itu dipulau Djawa, jaitu aliran Barat dan aliran Djawa asli. Aliran Barat menghambat perkembangan Geredja sehingga Geredja mendjadi lemah, sedangkan aliran Djawa bertumbuh dengan liarnja sehingga lenjaplah kekristenannja jang sedjati. Sebenarnja Jellesma telah meletakkan dasar jang baik bagi Geredja Kristen serta Geredja Djawa jang sedjati."

Tjiri-tjiri pekerdjaan Jellesma itu merupakan garis-garis besar bagi segala sesuatu jang dikerdjakan selandjutnja oleh para utusan NZG di Djawa Timur. Sebenarnja Geredja ini bukannja merupakan Geredja jang telah dihimpunkan oleh para pekabar Indjil, melainkan para pekabar Indjil ini hanja mengikuti sadja djedjak-djedjak Indjil jang sudah terbentang di Djawa Timur. Mereka bukannja merupakan pusat, jang disekitarnja terhimpun djemaat- djemaat. Tetapi mereka tampil kedepan dimana muntjul djemaat jang baru, supaja mereka dapat memberikan pertolongan kepada kekristenan Djawa bagi perkembangannja dan penjadarannja sebagai umat Kristen.