ADVOKASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

IV. ADVOKASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Tujuan Peserta memahami pentingnya advokasi KDRT serta dapat mempraktekkan proses advokasi KDRT

Materi

Kasus KDRT dalam hukum Strategi advokasi KDRT

Metode

- Role play - Diskusi kelompok - Presentasi - Tanya jawab

Waktu

90 menit

Alat dan

- Skenario kasus

Bahan

- Kertas plano - Spidol - Hand out - Berbagai alat presentasi

Langkah

1. Kasus KDRT dalam hukum (45 menit) Pelaksanaan

Fasilitator dan narasumber menyampaikan materi singkat tentang telaah hukum dalam kasus KDRT dan proses penanganannya. Diskusi.

2. Strategi advokasi KDRT (45 menit) Fasilitator meminta para peserta bermain peran dengan membagikan skenario kasus dan peran yang harus dijalankan. Para peserta bebas melakukan improvisasi terhadap dialog dalam skenario. Presentasikan dengan singkat di depan kelas lalu didiskusikan bersama, fokuskan pada strategi advokasi.

Ringkasan Materi

 KDRT (Pasal 1 UU no 23/2004): Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

 Lingkup Rumah Tangga (pasal 2): (1) suami, isteri, dan anak, (2) orang-orang yang mempunyai hub kelg dgn org sebagaimana dimaksud huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau (3) orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut

 JALUR HUKUM:

pengadilan Korban KDRT

POLISI, JAKSA,

PENGACARA

TENAGA KESEHATAN, PEKERJA SOSIAL, RELAWAN PENDAMPING, PEMBIMBING ROHANI

 KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT. Pasal 15: Setiap orang yang mendengar, melihat atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaua sesuai dengan batas kemampuannya untuk:

a. Mencegah berlangsungnya tindak

b. Memberikan perlindungan kepada korban

c. Memberikan pertolongan darurat, dan

d. Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan  Pasal 26: (a) Korban berhak melaporkan secara langsung KDRT kepada kepolisian baik di tempat korban berada maupun di TKP, (b) Korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk melaporkan KDRT kepada kepolisian baik di tempat korban berada maupun di TKP

 Pelaporan oleh: o Korban secara langsung ke kepolisian

o Korban memberi kuasa kepada keluarga atau orang lain ke kepolisian o Korban (adalah anak) dilakukan oleh orangtua, wali, pengasuh atau anak ybs

 Ketentuan pidana: 

Tindak pidana

Sanksi

Kekerasan fisik Penjara > 5 thn atau denda > Rp 15 jt Mengakibatkan korban jatuh sakit atau luka berat

Penjara > 10 thn atau denda > Rp 30 jt Mengakibatkan matinya korban

Penjara > 15 thn atau denda > Rp 45 jt Dilakukan suami thd istri atau sebaliknya

tidak Penjara . 4 bln atau denda > Rp 5 juta menimbulkan penyakit/halangan untuk menjalankan pekerjaan, mata pencaharian atau kegiatan sehari- hari Kekerasan psikis

Penjara > 3 thn atau denda > Rp 9 juta

Kekerasan psikis: dilakukan suami thd istri atau Penjara > 4 bln atau denda > Rp 3 juta sebaliknya - tidak menimbulkan penyakit/halangan untuk menjalankan pekerjaan, mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari Kekerasan seksual

Penjara > 12 thn atau denda > Rp 36 jt Setiap orang yang memaksa orang yang menetap Penjara < 4 thn atau > 15 thn atau dalam rumah tangganya melakukan hub seksual

denda < Rp 12 juta atau > Rp 300 juta Perbuatan kekerasan seksual yg mengakibatkan Penjara < 5 thn dan > 20 thn atau korban mendapat luka yg tdk memberi harapan akan denda < Rp 25 juta dan > 50 juta sembuh sma sekali, mengalami gangguan daya pikir atau kejiwaan < selama 4 minggu terus mnerus atau 1 thn tdk berturut-turut, gugur atau matinya janin dlm kandungan atau mengakibatkan tidak berfungsinya alat reproduksi

 Cara penanganan kasus KDRT melalui jalur peradilan (Litigasi)  Korban/pendamping melaporkan langsung ditempat tinggal atau kejadian  Polisi menerima pengaduan dan melakukan visum  Jika pelaku membahayakan korban pelaku ditahan dalam waktu 2 kali 24 jam  Dalam waktu 1 x 24 jam polisi memberikan perlindungan sementara pada korban  Polisi melakukan proses BAP  BAP ( berkas acara penyidikan) di bawa ke jaksa lalu jaksa membuat Dakwaan  Proses persidangan sampai ada putusan hakim

 Melalui cara di luar pengadilan (Non Litigasi)  Korban melaporkan ke perangkat desa  Oleh perangkat desa jika korban dalam keadaan terancam ditempatkan dirumah salah

satu keluarga terdekat  Perangkat desa melakukan investigasi tentang kasus-kasus sekaligus mencari saksi-saksi dan bukti-bukti  Setelah mengumpulkan bukti, dan korban tidak mengalami penganiayaan berat maka dilakukan penyelesaian kasus melalui hukum adat disertai dengan upacara dan penadatanganan perjanjian oleh kedua belah pihak terutama pelaku

 Jika terjadi penganiayaan berat maka secara cepat perangkat desa harus segera melaporkan ke polisi dan mendukung jalannya proses peradilan  Apa peran perangkat desa dalam menangani KDRT ?

o Menerima pengaduan dari korban dan memberi perlindungan terhadap korban o Mengumpulkan bukti-bukti dan saksi-saksi o Melakukan mediasi dan penyelesaian secara adat dengan proses peradilan adat o Jika terjadi penganiayaan berat, maka melaporkan ke polisi terdekat o Mendukung dan membantu proses peradilan