Sejauh Mana Keberuntungan Menguasai Hidup Manusia, dan Bagaimana Melawan Keberuntungan Tersebut

XXV. Sejauh Mana Keberuntungan Menguasai Hidup Manusia, dan Bagaimana Melawan Keberuntungan Tersebut

SAYA bukannya tidak sadar bahwa banyak orang dahulu dan sekarang berpandangan bahwa peristiwa-peristiwa dikendalikan oleh nasib mujur dan oleh Tuhan sedemikian rupa sehingga kebijaksanaan manusia tidak dapat mengubahnya. Bahkan orang berpandangan bahwa manusia tidak bisa mempengaruhinya sama sekali. Karena itu, mereka menyimpulkan bahwa tidak ada gunanya bekerja keras, tetapi orang harus menyerah pada kekuasaan nasib. Pandangan ini ternyata jauh lebih banyak diikuti orang pada zaman sekarang; hal ini tampak dari perubahan- perubahan besar yang kita saksikan dari hari ke hari, melampaui yang dapat kita pikirkan. Kalau saya memikirkannya, kadang kala saya cenderung untuk mengikuti pandangan tersebut. Namun, agar kehendak bebas kita sama sekali tidak padam, saya berpendapat bahwa benar nasib mujur menguasai separuh dari perbuatan-perbuatan kita, tetapi separuh tindakan lainnya dibiarkan untuk kita atur sendiri. Hal ini saya umpamakan seperti sungai berarus deras, kalau meluap membanjiri dataran sekitarnya, merobohkan pohon dan bangunan, menghanyutkan tanah dan menumpuknya di tempat lam. Setiap orang menghadapi segala keganasannya tanpa kemungkinan untuk melawan. Tetapi walaupun demikian sifatnya, tidak berarti bahwa kalau sungai mengalir dengan tenang orang lalu tidak dapat mengambil langkah-langkah gengamanan, membangun tanggul dan saluan-saluran sehingga kalau sungai banjir air dapat mengalir lewat kanal atau kekuatan arusnya tidak begitu ganas SAYA bukannya tidak sadar bahwa banyak orang dahulu dan sekarang berpandangan bahwa peristiwa-peristiwa dikendalikan oleh nasib mujur dan oleh Tuhan sedemikian rupa sehingga kebijaksanaan manusia tidak dapat mengubahnya. Bahkan orang berpandangan bahwa manusia tidak bisa mempengaruhinya sama sekali. Karena itu, mereka menyimpulkan bahwa tidak ada gunanya bekerja keras, tetapi orang harus menyerah pada kekuasaan nasib. Pandangan ini ternyata jauh lebih banyak diikuti orang pada zaman sekarang; hal ini tampak dari perubahan- perubahan besar yang kita saksikan dari hari ke hari, melampaui yang dapat kita pikirkan. Kalau saya memikirkannya, kadang kala saya cenderung untuk mengikuti pandangan tersebut. Namun, agar kehendak bebas kita sama sekali tidak padam, saya berpendapat bahwa benar nasib mujur menguasai separuh dari perbuatan-perbuatan kita, tetapi separuh tindakan lainnya dibiarkan untuk kita atur sendiri. Hal ini saya umpamakan seperti sungai berarus deras, kalau meluap membanjiri dataran sekitarnya, merobohkan pohon dan bangunan, menghanyutkan tanah dan menumpuknya di tempat lam. Setiap orang menghadapi segala keganasannya tanpa kemungkinan untuk melawan. Tetapi walaupun demikian sifatnya, tidak berarti bahwa kalau sungai mengalir dengan tenang orang lalu tidak dapat mengambil langkah-langkah gengamanan, membangun tanggul dan saluan-saluran sehingga kalau sungai banjir air dapat mengalir lewat kanal atau kekuatan arusnya tidak begitu ganas

Kiranya cukup dulu mengenai perlawanan terhadap nasib mujur pada umumnya. Tetapi dengan membatasi diri lebihlebih terhadap masalah-masalah khusus, saya ingin menekanakan bagaimana orang menyaksikan raja tertentu yang hari ini memiliki nasib mujur dan keesokan harinya runtuh, tanpa melihat bahwa ia telah berubah sifat atau perubahan-perubahan lainnya. Saya kira hal ini sudah dibahas secara panjang lebar. Artinya, raja yang mendasarkan diri seluruhnya pada nasib mujur akan menderita kalau nasib mujur itu berubah. Saya yakin bahwa orang yang menyesuaikan kebijaksanaannya dengan zaman akan berkembang dan demikian pula orang yang kebijaksanaannya bertentangan dengan tuntutan zaman tidak akan berkembang. Dapat diamati bahwa manusia menggunakan berbagai metode dalam mengejar tujuan-tujuan pribadinya, seperti kemuliaan dan kekayaan. Yang satu bertindak dengan penuh kewaspadaan, yang lain secara tergesa-gesa. Yang satu menggunakan kekerasan, yang lain dengan strategi yang tersembunyi. Yang satu bertindak dengan sabar, yang lain melakukan kebalikannya. Namun setiap orang, walaupun berbeda metodenya, dapat mencapai tujuannya. Pengamatan terhadap dua orang yang bersikap hati-hati, dapat pula memperlihatkan bahwa yang satu berhasil dan yang lainnya tidak. Demikian juga dua orang akan sama-sama berhasil dengan Kiranya cukup dulu mengenai perlawanan terhadap nasib mujur pada umumnya. Tetapi dengan membatasi diri lebihlebih terhadap masalah-masalah khusus, saya ingin menekanakan bagaimana orang menyaksikan raja tertentu yang hari ini memiliki nasib mujur dan keesokan harinya runtuh, tanpa melihat bahwa ia telah berubah sifat atau perubahan-perubahan lainnya. Saya kira hal ini sudah dibahas secara panjang lebar. Artinya, raja yang mendasarkan diri seluruhnya pada nasib mujur akan menderita kalau nasib mujur itu berubah. Saya yakin bahwa orang yang menyesuaikan kebijaksanaannya dengan zaman akan berkembang dan demikian pula orang yang kebijaksanaannya bertentangan dengan tuntutan zaman tidak akan berkembang. Dapat diamati bahwa manusia menggunakan berbagai metode dalam mengejar tujuan-tujuan pribadinya, seperti kemuliaan dan kekayaan. Yang satu bertindak dengan penuh kewaspadaan, yang lain secara tergesa-gesa. Yang satu menggunakan kekerasan, yang lain dengan strategi yang tersembunyi. Yang satu bertindak dengan sabar, yang lain melakukan kebalikannya. Namun setiap orang, walaupun berbeda metodenya, dapat mencapai tujuannya. Pengamatan terhadap dua orang yang bersikap hati-hati, dapat pula memperlihatkan bahwa yang satu berhasil dan yang lainnya tidak. Demikian juga dua orang akan sama-sama berhasil dengan

bagaimana harus menyesuaikan kebijaksanaannya dengan cara ini. Entah karena ia tidak dapat melakukan selain daripada yang sudah menjadi sifatnya atau karena selalu berhasil dengan menggunakan satu cara, ia tidak dapat mengubah pendiriannya. Dengan demikian orang yang sangat berhati-hati, kalau situasi menuntut suatu tindakan yang keras dan cepat, tidaklah memadai untuk melakukan tugas tersebut dan dengan demikian ia akan gagal. Kalau ia mengubah sifatnya sesuai dengan zaman dan situasi, maka nasib mujurnya tidak akan berubah.

Paus Julius II sangat tergesa-gesa dalam segala tindakannya. Dan ia menganggap zaman dan situasi sangat mendukung caranya melakukan kegiatannya sehingga ia selalu berhasil. Bayangkan peperangan pertama yang dipimpinnya melawan Bologna, ketika Messer Giovanni Bentivogli masih hidup. Orang-orang Venesia tidak senang terhadap peperangan tersebut, demikian juga raja Spanyol. Dan Julius masih tetap berdebat dengan Prancis tentang penyerbuan tersebut. Namun dengan kekuatan dan karena sifatnya yang tergesagesa tersebut, ia memimpin ekspedisi itu secara

pribadi. Langkah ini membingungkan dan menahan gerak orang-orang Venesia dan

Spanyol. Orang Spanyol takut dan orang Venesia berambisi untuk merebut kembali kerajaan Napels. Di lain pihak, ia berhasil menarik Prancis menjadi sekutunya. Karena raja Prancis melihat Julius mengambil langkah ini dan menginginkan persahabatannya untuk menundukaan orang-orang Venesia, raja Prancis berpendapat bahwa la tidak dapat menolak untuk memberikan bantuan pasukannya kepada Paus tanpa menderita kerugian besar. Dengan demikian Julius dengan tindakannya yang serampangan itu memperoleh apa yang oleh Paus lain dengan kebijaksanaan tertinggi pun tak akan dapat berhasil dalam tindakannya. Karena, seandainya la menunggu sampai semua persiapan selesai dan segala sesuatunya sudah diatur sebelum meninggalkan Roma, sebagaimana tentu akan dilakukan oleh Paus lain, la tentu tidak akan pernah berhasil. Dengan demikian raja Prancis dan yang lainlainnya akan mengemukakan seribu satu macam alasan untuk menutupi rasa takutnya. Saya tidak akan menyajikan tindakan-tindakan lainnya, yang sama sifatnya dan yang semuanya berhasil dengan gemilang. Umurnya yang pendek menyebabkan ia tidak mengalami pengalaman yang sebaliknya. Seandainya zaman menuntut kebijaksanaan untuk bertindak dengan hati-hati, pasti ia akan mengalami kehancuran, karena ia tidak pernah mau menyimpang dari metode yang sudah menjadi sifat bawaannya.

Karena itu, saya mengambil kesimpulan bahwa dewi fortuna atau nasib mujur dapat berubah-ubah dan orang yang tetap memegang teguh cara-cara mereka, akan berhasil selama cara- cara ini sesuai dengan situasi, tetapi kalau cara-cara Itu berlawanan maka mereka akan mengalami kegagalan. Saya memang berpendapat bahwa lebih baik bersikap impulsif daripada berhati-hati; karena dewi fortuna adalah seorang wanita dan jika Anda ingin menguasainya, Anda perlu mengalahkannya dengan paksa. Pengalaman membuktikan bahwa wanita membiarkan diri dikuasai oleh orang yang pemberani daripada oleh mereka yang malu-malu. Karena itu, seperti seorang wanita, nasib mujur selalu Karena itu, saya mengambil kesimpulan bahwa dewi fortuna atau nasib mujur dapat berubah-ubah dan orang yang tetap memegang teguh cara-cara mereka, akan berhasil selama cara- cara ini sesuai dengan situasi, tetapi kalau cara-cara Itu berlawanan maka mereka akan mengalami kegagalan. Saya memang berpendapat bahwa lebih baik bersikap impulsif daripada berhati-hati; karena dewi fortuna adalah seorang wanita dan jika Anda ingin menguasainya, Anda perlu mengalahkannya dengan paksa. Pengalaman membuktikan bahwa wanita membiarkan diri dikuasai oleh orang yang pemberani daripada oleh mereka yang malu-malu. Karena itu, seperti seorang wanita, nasib mujur selalu