William “Strata” Smith The Father Of English Geology
William “Strata” Smith The Father Of English Geology
1769-1839
Geofakta
William Smith
62 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7 62 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7
menerjemahkan hasil-hasil observasinya ke mampu menelusuri penyebaran lapisan
dalam sebuah peta yang penyebarannya batuan tersebut dengan mengukur
horizontal, jadilah peta sebaran batuan kemiringan lapisan tersebut. Hasil ini
yang kini disebut peta geologi. memberikan testimony hipotesis yang ia sebut The Principle of Faunal Succession,
Pada 1815 ia menerbitkan peta geologi dan ia memulai penelitiannya untuk
seluruh daratan Inggris, Wales, dan sebagian Skotlandia. Simbol konvensional dipakai untuk menandai kanal, terowongan, jalur tram, dan jalan raya, serta lokasi tambang tembaga, timah, alumuna, dan garam. Beberapa tipe lapisan geologi diindikasikan dengan perbedaan warna. Smith masih memakai cara manual dan cat air, namun demikian petanya tak jauh beda dengan peta geologi yang modern.
Tahun 1817 ia berhasil membuat sebuah penampang lintasan dari Snowdon sampai London.
Rumah William Smith di Tucking Mill, Somerset
Meskipun begitu, petanya
membuktikan hubungan antara strata
banyak diplagiat dan dijual
serta karakteristik penyebarannya di
dengan harga jauh di bawah
seluruh Inggris. Selama petualangan
peta buatannya. Ia
tersebut, mulai dari saat ia bekerja di The
mengalami kesulitan
Canal Company sampai 1799 ketika ia
keuangan dan akhirnya
keluar, dan seterusnya, Smith selalu rajin
bangkrut. Pada 31 Agustus
mengumpulkan koleksi sampel batuan dan
1819 Smith dibebaskan dari
menandai lokasinya di peta. Ia juga
King's Bench Prison London,
membuat sketsa grafis lapisan vertikal dari
sebuah penjara bagi para
tiap strata tersebut serta tidak lupa
penunggak hutang. Smith
membuat penampang lintasan yang ia
kemudian bekerja sebagai
amati. Hasil inilah yang membuat suatu
surveyor lepas untuk
penemuan yang dikenal sebagai "Strata
beberapa tahun sampai salah
Smith".
satu majikannya, Sir John Johnstone, mengangkatnya sebagai pegawai tetap.
Publikasi dan Sebuah Ironi Pada 1799 Smith berhasil membuat peta
Antara tahun 1824 dan 1826
yang pertama dengan ukuran skala besar
ia bekerja dan tinggal di
untuk wilayah Bath, Somerset.
Scarborough, serta
Sebelumnya, ia hanya tahu bagaimana
bertanggungjawab terhadap
membuat susunan vertikal batuan, tapi
the Rotunda, sebuah
tidak tahu bagaimana membuat gambar
Museum Geologi di Yorkshire
lateralnya. Hingga pada suatu hari ia dapat
Coast.
menemukan caranya. Di Somerset County
Bagian Akhir Karier
Agricultural Society, ia menemukan sebuah Pada Februari 1831, the Patung William Smith, di Oxford peta yang memperlihatkan tipe-tipe tanah
University Museum of Geological Society of London Natural History dan vegetasi di wilayah Bath berikut posisi
menghargai Smith sebagai
geografisnya yang ditandai dengan warna-
penerima pertama the
Geofakta 63
1835, dan tanpa diduga ia memperoleh honorary Doctorate of Laws (LL.D.) dari Trinity College. Pada tahun 1838 ia juga terpilih sebagai salah seorang komisaris untuk membangun the new Palace of Westminster. Smith meninggal 18 Agustus 1839 di Northampton, dan dikubur tidak jauh dari gereja St. Peter, Marefair. Pengalaman hidupnya boleh dikata sungguh ironis di tengah-tengah penemuannya yang spektakuler. Ia meninggal di saat orang-orang mulai terpesona dan menyebut-nyebut "William Smith". Nama Smith selalu disebut-sebut oleh para geolog.
Beberapa Komentar Para Geolog "... Fossil Shells had long been known amongst the curious, collected with care, and preserved in their cabinets, along with other rarities of nature, without any apparent use. That to which I have applied them is new, and my attention was the first drawn to them by a previous discovery of regularity in the direction and dip of the various Strata in the hills around Bath; for it was the nice distinction which those similar rocks required, which led me to the discovery of organic remains peculiar to each Stratum. ...".
A brief survey of his work in the Bath, Somerset, (UK) District. by Ron Pickford F.G.S. (March 1969 Revised ed. 1977) Visiting the "Map that Changed the World". In 1799, Smith dictated to Joseph Townsend a Geological Table of 23 strata, numbered from the top down
The geology of southern England was painstakingly unraveled by an educated and self- taught surveyor, William Smith (1769-1839). A farmer's son, he walked the width of Britain in search of geological data, and produced his results in the form of brilliantly constructed maps in which different strata were carefully colored. His final work was 'A Delineation of the Strata of England and Wales with part of Scotland" (1815), and these exciting maps proved a great stimulus to the science of geology.
Brian J. Ford, 1992. Images of Science: A History of Scientific Illustration. The British Library:
Wollaston Medal atas prestasinya. Kemudian London, 208pp.n President of the Geological Society of London,
Adam Sedgwick, menganugerahi gelar "the Disadur dan diterjemahkan dari berbagai sumber oleh: Father of English Geology". Smith berkunjung ke Joko Parwata
Dublin bersama the British Association pada
Geofakta
64 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7
coupes paris basin
William Smith's geological map of england & wales published 1815
Nampak perbukitan putih di belakang adalah Plagiogranit yang mengintrusi batuan dasar mafik metavolkanik (perbukitan yang berwarna gelap di bagian depan) di wilayah pertambangan Lasail di Oman. (courtesy: www.mbari.org/crust/O man.htm)
Mengenal Lebih Jelas Istilah Plagiogranit Samudera
Oleh: Mesker H.J. Dirk
ari beberapa pertemuan dan seminar ahli petrologi yang spesifikasi keahliannya bukan intern yang membahas hasil pemetaan
plagiogranit samudera. Oleh karena itu, tulisan Pusat Survei Geologi (dulu Puslitbang Geologi) D pendek ini dibuat untuk membantu kita
batuan granitik, sehingga tidak peduli dengan dan penelitian tahunan di lingkungan
terkesan bahwa sebagian ahli geologi belum memahami lebih jelas hal-hal yang berkaitan memahami secara utuh istilah oceanic
dengan istilah plagiogranit, tanpa plagiogranite (plagiogranit samudera). Beberapa
memperhatikan argumentasi tentang aspek lain di antaranya bahkan memahami plagiogranit
plagiogranit tersebut untuk mau menerima atau sebagai nama salah satu fasies granit karena
menolaknya.
melihat perbedaan pada komposisi mineral dan kimianya, dan menolak keberadaannya dalam
Sebelum tahun 1975 istilah batuan lekokratik atau leucocratic rocks diterapkan di dalam ilmu
hubungan dengan proses kejadiannya. Ada pula
Geofakta 65 Geofakta 65
Batuan lekokratik yang terbentuk di lingkungan samudera ada yang terdapat sebagai bagian runtunan batuan ofiolit hasil diferensiasi magma basal. Bagian ofiolit berupa batuan leukokratik ini berkomposisi antara diorit - tonalit - trondjemit - albit granit, oleh karena itu dahulu disamakan dengan batuan diorit - tonalit - trondjemit -
keratofir - albit granit - albitit, bahkan granofir. Batuan tipe diorit - tonalit - trondjemit - albit
granit yang telah dimasukkan ke dalam klasifikasi International Union of Geological Science (IUGS) berasal dari daerah tepian benua, berbeda dengan batuan lekokratik yang ikut menjadi bagian dari batuan ofiolit. Agar tidak membuat kacau dan bingung serta dapat diterima tanpa harus merubah klasifikasi IUGS tersebut, maka pada tahun 1975 Coleman dan Peterman menulis sebuah makalah berjudul Oceanic Plagiogranite yang isinya antara lain mengusulkan untuk menggunakan istilah oceanic plagiogranite sebagai istilah terpadu untuk batuan lekokratik yang terbentuk di lingkungan samudera, dan trondjemit benua atau continental trondhjemite untuk batuan lekokratik yang terbentuk di sepanjang tepian ataupun interior benua. Mereka memberikan petunjuk/kriteria bahwa perbedaan plagiogranit samudera dengan batuan lekokratik asal benua adalah:
Di lapangan, plagiogranit samudera
mempunyai hubungan erat dengan batuan gabroik yang juga bagian dari ofiolit, dan karena merupakan hasil akhir diferensiasi di dalam ofiolit maka volumenya kurang dari 10% dari total batuan mafik dan ultramafik yang membentuk seluruh urutan ofiolit. Memang sulit menunjukkan hubungan yang jelas bahwa plagiogranit mengintrusi batuan mafik yang berasosiasi. Tetapi secara jelas batuan lekokratik di dalam ofiolit tidak menerobos kedalam batuan otokton yang bersentuhan dengan ofiolit. Di kebanyakan tempat batuan lekokratik yang bagian dari ofiolit membentuk perselingan tipis dengan batuan gabro kumulat dan diabas. Di beberapa tempat membentuk sumbat intrusi atau retas-retas sejajar di dalam kumpulan-kumpulan retas (dike swarm).
Secara petrografi plagiogranit samudera
didominasi oleh kuarsa dan plagioklas. Potasium felspar tidak hadir atau sangat kecil jumlahnya dan terkungkung di dalam
Geofakta
66 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7
Diagram yang menunjukkan suksesi batuan ofiolit dan rekaman penampang batuan lantai samudera (courtesy: http://earth.s.kanazawa-u.ac.jp/ishiwata/ophiol_e.htm)
Sketsa penampang batuan kerak samudera (ofiolit) yang menunjukkan keberadaan oceanic plagiogranit pada komplek gabro (courtesy: www.geol.lsu.edu/henry/)
plagioklas. Mineral feromagnesia < 10%
Natuna; Pegunungan Meratus-Bobaris - volume dan yang primer biasanya adalah
Kalimantan Selatan; Jalur Ofiolit Sulawesi Timur; horenblenda dan piroksen. Sfen tumbuh
daerah Ciletuh dan Luk-Ulo, serta Jawa Timur. bersama magnetit dan ilmenit hadir sebagai
Mengetahui plagiogranit samudera dengan jelas mineral tambahan. Kandungan modal mineral
lewat pengenalan di lapangan dan studi dalam diagram segitiga QAP (Q = kuarsa, A =
petrologi - petrogenesanya merupakan salah alkali felspar, P = plagioklas) jatuh pada atau
satu faktor penunjang dalam penelitian dekat sisi PQ (sisi penghubung kuarsa dan
terutama batuan granitik untuk memecahkan plagioklas).
masalah geologi suatu daerah dimana batuan Kandungan silika tinggi, alumina rendah -
lekokratik ikut hadir.n
menengah, total Fe-Mg rendah, K O sangat 2 Penulis adalah Peneliti pada Pusat Survei Geologi - rendah. Normatif ortoklas umumnya < 4%
Badan Geologi
mol. Kandungan normatif An dengan urutan yang panjang menunjukkan diferensiasi dari komposisi basal kearah tipe lekokratik. Ploting normatif Or - An - Ab dari contoh yang bersangkutan pada diagram segitiga akan jatuh di dalam garis batas satu felspar bertekanan rendah. Di dalam diagram AFM, plagiogranit lebih mengikuti arah diferensiasi toleit daripada kalk-alkali.
Studi geokimia unsur jejak, unsur tanah langka
dan isotop dapat membedakan antara plagiogranit samudera dan batuan lekokratik yang terbentuk di daerah tepian atau interior benua, namun tampaknya hal tersebut masih sangat tergantung kepada personil yang melakukan penelitian, karena membutuhkan pembahasan secara ilmiah disertai acuan untuk menetapkannya sebagai plagiogranit samudera.
Dengan kriteria tersebut maka di lapangan kita dapat membedakan plagiogranit samudera dari trondjemit benua atau sebaliknya. Terlebih lagi jika telah mengenal propinsi geologi dari daerah yang disurvei atau diteliti.
Di Indonesia batuan plagiogranit sangat mungkin ditemukam di sepanjang jalur Sesar Semangko di Pulau Sumatera mulai dari Aceh di utara, Padang di tengah sampai Bukit Garba, dan Bukit Gumai di selatan; sepanjang daerah perbatasan antara Serawak dengan Kalimantan Tengah sampai Kalimantan Barat dan Kepulauan
Geofakta 67
Profil
“ Saya selalu
berbagi rasa
yang Positif dengan teman-teman. ”
Sugiharto Nitiharjo:
Bergelut dengan Gerakan Tanah dan Air Bersih di Daerah Sulit Air, Berbagi Rasa yang Positif dan Mensyukuri
“Saya dekat dengan orang desa, karena masa
Masa Kecil, Pendidikan dan Awal Bekerja kecil saya juga di desa”. Demikian Pak Sugiharto
dan teman-teman menyampaikan bahwa ini
a, kali ini WG menampilkan profil seorang
merupakan program pemerintah dan meminta
staf Badan Geologi yang berkarir di
sebagai PNS
Keluarga Pak Sugiharto sebenarnya berasal dari Geologi (WG). ”Saat pengeboran (air tanah-red)
membuka obrolan saat diwawancarai Warta
agar sarana ini dirawat”. Pak Sugiharto
bidang lingkungan geologi: Ir. Sugiharto
Jawa. Tetapi, karena ayahya bekerja di salah satu kita berhasil, perasaan saya dan teman-teman
melanjutkan awal obrolannya dengan WG
Nitiharjo, M.Sc. atau Pak Sugiharto. Beliau saat
perkebunan di Tanjungkarang, Bandar terharu melihat bagaimana suka cita mereka
tentang salah satu tugasnya saat ini.
ini bertugas di PLG, Badan Geologi, Departemen
Lampung, maka Pak Sugiharto pun lahir di sana. menyambut air, mereka melakukan kenduri. Saya
Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM),
menjabat sebagai Kepala Sub Bidang (Subbid)
Beliau tinggal di kota itu hingga menamatkan
Penyedia informasi Publik.
Profil
Nitiharjo, M.Sc. atau Pak Sugiharto. Beliau saat Y Jawa. Tetapi, karena ayahya bekerja di salah satu
“Saya dekat dengan orang desa, karena masa
Masa Kecil, Pendidikan dan Awal Bekerja kecil saya juga di desa”. Demikian Pak Sugiharto
dan teman-teman menyampaikan bahwa ini
a, kali ini WG menampilkan profil seorang
merupakan program pemerintah dan meminta
staf Badan Geologi yang berkarir di
sebagai PNS
Keluarga Pak Sugiharto sebenarnya berasal dari Geologi (WG). ”Saat pengeboran (air tanah-red)
membuka obrolan saat diwawancarai Warta
agar sarana ini dirawat”. Pak Sugiharto
bidang lingkungan geologi: Ir. Sugiharto
melanjutkan awal obrolannya dengan WG
kita berhasil, perasaan saya dan teman-teman
perkebunan di Tanjungkarang, Bandar terharu melihat bagaimana suka cita mereka
tentang salah satu tugasnya saat ini.
ini bertugas di PLG, Badan Geologi, Departemen
Lampung, maka Pak Sugiharto pun lahir di sana. menyambut air, mereka melakukan kenduri. Saya
Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM),
menjabat sebagai Kepala Sub Bidang (Subbid)
Beliau tinggal di kota itu hingga menamatkan
Penyedia informasi Publik.
pendidikan SMA-nya. Tahun 1972 beliau pindah ke Bandung untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.
“Awalnya saya tidak tahu mau melanjutkan kuliah dimana. Tetapi setelah tinggal di Bandung, saya memutuskan masuk ke Akademi Geologi Pe r t a m b a n g a n ( A G P ) . Ke b e t u l a n s a y a seangkatan dengan Kepala Badan Geologi sekarang (Bambang Dwiyanto-red). Hanya, ya, karena memang bibitnya beda, Pak Bambang dari awal sudah 'kelihatan'”. Kisahnya saat beliau memasuki pendidikan lanjutannya setelah SMA. Selesai pendidikan sarjana muda tahun 1976, Pak Sugiharto langsung masuk kerja sebegai pegawai negeri sipil (PNS) di Direktorat Geologi (DG atau Badan Geologi sekarang-red), yaitu pada Sub Direktorat (Subdit) Geologi Teknik dan Hidrogeologi (GTH).
Semasa di DG, beliau yang memiliki hobi tennis dan jogging serta bobotoh Persib ini berkesempatan melanjutkan studi ke jenjang S1
(Geologi, UNPAD) hingga S2 (ITC, Belanda). Tentang hal itu, berikut komentar beliau: “Perjalanan hidup dalam pekerjaan memang cukup menantang. Saya bersyukur dapat melanjutkan studi ke S1 di UNPAD dan S2 di ITC dimana saya belajar tentang remotsensing dan GIS yang dikaitkan dengan bencana gerakan tanah. Tesis saya tentang Landslide Susceptibility Map kiranya masih dipakai untuk metode pemetaan kerentanan gerakan tanah oleh teman-teman di PVMBG hingga sekarang”.
Riwayat singkat Perjalanan Karir Suami dari Reni Sukarsih dan ayah dari Regi Artaputrawan (Teknik Sipil, Unpar) dan Resta Artariani (SMAN 3, Bandung) setelah bergabung
di Sabdit GTH, DG, pertama-tama bertugas melaksanakan pemetaan untuk pengembangan tata kota. Dalam hal ini, berturut-turut beliau ditugaskan ke Pare-pare (1976), Semarang (1977), dan Kendari (1978). Tahun 1978 DG berganti nama menjadi Direktorat Geologi Tata Lingkungan (DGTL), Direktorat Jenderal Geologi
Profil
70 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7
Hasil pengeboran air tanah di daerah sulit air, fasilitas yang harus dirawat oleh masyarakat setempat
dan Sumber Daya Mineral (DJGSM). Tentang perjalanan karirnya sebagai PNS, pak Sugiharto
“Saya banyak sekali
menceritakannya sendiri sebagaimana dibawah
berinteraksi dengan
ini.
masyarakat di daerah
”...Waktu terus berjalan, hingga terjadi
bencana. Di satu sisi, secara
pengembangan (organisasi-red) DJGSM menjadi
5 Direktorat. Tempat saya bekerja menjadi DGTL
teori kita mengetahui
dan saya ditempatkan di Subdit Geologi Teknik,
masalah gerakan tanah. Di sisi
Seksi Gerakan Tanah (Gertan). Itu terjadi di sekitar tahun 1978 setelah 2-3 tahun saya bekerja.
lain, masyarakat sudah biasa
Setelah di Seksi Gertan saya digeser lagi ke seksi
hidup “kejar-kejaran” dengan
lain yaitu “Pengolahan Data dan Informasi”.
bahaya gerakan tanah.
Tidak lama mengelola seksi tersebut, hanya sekitar satu tahun, tentunya tidak banyak yang
Perpaduan itu membuat kita
saya perbuat. Tapi, selain pekerjaan rutin, yang
menjadi matang dan bijak
masih saya ingat adalah melanjutkan pembangunan core-nya laboratorium
dalam menggeluti masalah
Geographic Information System (GIS) milik PLG
gerakan tanah. Lebih jauh
saat ini.
lagi gerakan tanah membawa
Kemudian reorganisasi lagi, terjadi banyak
saya beberapa kali bertugas
pergeseran dan 'pelengseran'. DGTL berubah menjadi Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan
ke berbagai negara maju
Kawasan Pertambangan (DTLGKP). Jelasnya, ada
seperti Belanda, Jepang dan
tambahan KP atau 'kawasan pertambangan'.
Amerika. Tanpa bermaksud
Pekerjaannya sih sudah dapat dipastikan akan 'eta-eta keneh' (itu-itu saja-red), kecuali nama KP
menyombongkan diri, kala
yang kegiatannya juga sudah ada sebelum nama
itu rasanya saya siap
direktoratnya berganti. Oh ya, malah kegiatannya agak berkurang. Karena, dua seksi
berbicara masalah gerakan
yang menangani gerakan tanah “bedol desa” ke
tanah di ujung dunia
Direktorat Vulkanologi (DV), DJGSM.
manapun.”
Di DTLGKP saya diberi kepercayaan untuk mengelola Rumah Tangga (RT). Sekali lagi saya terima saja sampai manapun kewenangan diberikan ke pundak saya. Di Sub Bagian (Subbag) RT walau jauh dari pekerjaan teknik, saya juga senang karena banyak menemukan hal-hal baru; mulai dari WC mampet, atap bocor, sampai masalah kebersihan dan keamanan kantor. Wawasan rasanya makin terbuka, sering 'ririungan' (rapat) di DJGSM dan DESDM, Jakarta.
Saat itu ada permintaan dari pusat untuk melakukan dan memperbanyak pemboran airtanah di daerah sulit air dan desa tertinggal. Saya dan kawan-kawan dari Subdit Hidrogeologi diminta untuk mempersiapkan
Profil 71
rencana dan proposal kegiatan tersebut. Lagi- lagi saya manut saja. Mulailah saya berkenalan lebih dalam dengan pemboran airtanah.
Empat tahun saya di Subbag RT, pada posisi struktural saya bergeser lagi ke Subbid Sarana Teknik (seiring dengan reorganisasi DJGSM menjadi Ditjen Minerbapabum dan Badan Geologi; DTLGKP berubah menjadi PLG-red), hanya sekitar satu tahun disana. Sekarang, di saat sudah sampai pada akhir tugas, saya mengelola Subbid Penyediaan Informasi Publik, PLG, Badan Geologi”.
Alasan memilih Karir Bidang Lingkungan Geologi
Di sela-sela menceritakan riwayat pekerjaannya, Pak Sugiharto memberi tekanan pada alasan mengapa beliau memilih karir kerja di bidang lingkungan geologi. Berikut penuturann tentang hal itu: ”Saya tertarik akan geologi teknik dan hidrogeologi, karena dari kuliah yang saya peroleh, saya merasa bidang ini dapat langsung bermanfaat bagi masyarakat luas. Kala itu dalam
pikiran saya Geologi Teknik sangat dekat dengan Teknik Sipil. Jadi pengetahuan saya bisa diaplikasikan langsung untuk rencana pembuatan jembatan, jalan raya, gedung bertingkat, lapangan terbang, bendungan dan sebagainya.
Sedangkan Hidrogeologi yang berurusan dengan airtanah dapat digunakan untuk mencari air bagi keperluan rumah tangga. Yang saya tahu adalah bahwa banyak daerah (desa-desa) yang sangat kekurangan air. Begitu saja pikiran sederhana saya pada waktu itu. Singkat kata, perjalanan selanjutnya, semua angan-angan (cita-cita-red) bekerja di bidang geologi teknik seperti diatas tidak saya dapatkan. Karena, semua kegiatan kantor Pemerintah kala itu hanya bersumber dari proyek. Jadi tidak ada link antara geologi teknik di tempat saya kerja dan teknik sipil di tempat lain. Sepertinya, semua maju sendiri-sendiri. Tapi tidak mengapa. Jujur saja, mungkin saya bukan orang yang pemberani. Jadi kala itu saya tidak langsung banting setir”.
Profil
Gunung Gede
72 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7
Informasi; gedung II; 2002-2005, saat sebagai Menggeluti masalah Gerakan Tanah
Kepala Subbag RT; gedung III, 2005-2007, saat Pak Sugiharto adalah salah seorang ahli masalah
menjadi Kepala Subbid Sarana Penyelidikan; dan gerakan tanah. Beliau banyak menulis tentang
gedung IV, 2007-sekarang, sebagai Kepala hal itu. Tampak bahwa tugas Pemerintah yang
Subbid Penyedia Informasi Publik. “Karena saya beliau emban sejak di DG (1976) hingga
bergonta-ganti jabatan, semua gedung di PLG sekarang di PLG (2007), menumbuhkan beliau
pernah saya tempati”, kata beliau. Pak Sugiharto hingga senang menggeluti masalah gerakan
juga termasuk orang yang senang menjalin tanah dan menjadi salah seorang ahlinya. Hal
silaturahmi. “Saya hapal semua rekan kerja, tersebut sebagaimana penuturannya dibawah ini
hingga nama-namanya”, kata beliau. “Saya masuk seksi Gerakan Tanah (Gertan) yang
Pak Sugiharto juga memiliki empati yang tinggi kala itu sangat tidak diminati oleh kawan-kawan
terhadap para pensiunan pegawai di bidang sepekerjaan. Tapi, karena sudah ditentukan
geologi. “Saya kira kita harus menjembatani disitu, ya saya terima saja. Perjalanan di seksi
mereka untuk bertemu. Kasihan para pensiunan Gertan saya tekuni secara sungguh-sungguh.
itu. Mereka tidak tahu harus menghubungi siapa Lama kelamaan bidang tersebut sangat saya
jika kontak mereka dengan teman-teman semasa senangi, saya dapat kebanggaan di sana. Saat di
kerjanya terputus.”
sana (seksi Gertan-red) saya banyak sekali berinteraksi dengan masyarakat di daerah
Masyarakat dan Bencana, Listrik dan Air bencana. Di satu sisi, secara teori kita mengetahui
Dengan ilmu yang dimilikinya dan tugas yang masalah gerakan tanah. Di sisi lain, masyarakat
diembannya, Pak Sugiharto berkunjung ke sudah biasa hidup “kejar-kejaran” dengan
daerah-daerah yang terkena bencana gerakan bahaya gerakan tanah. Perpaduan itu membuat
tanah. Dari pengalamannya bergaul dengan kita menjadi matang dan bijak dalam menggeluti
masyarakat, beliau mengetahui alasan mengapa masalah gerakan tanah. Lebih jauh lagi gerakan
banyak penduduk tetap tinggal di daerah rawan tanah membawa saya beberapa kali bertugas ke
bencana. “Ada tiga alasan pokok. Pertama, berbagai negara maju seperti Belanda, Jepang
mereka tidak tahu daerah tersebut termasuk dan Amerika. Tanpa bermaksud
daerah rawan bencana. Kedua, mereka menyombongkan diri, kala itu rasanya saya siap
sebenarnya tahu daerah itu daerah bencana, berbicara masalah gerakan tanah di ujung dunia
tetapi daerah itu adalah daerah leluhur mereka manapun.
sehingga tidak dapat mereka tinggalkan. Ketiga, mereka terpaksa tinggal disana karena tidak
Cukup lama, bahkan sebagian besar masa kerja mempunyai pilihan akibat secara ekonomi saya (kurang lebih 20 tahun) untuk urusan
mereka tidak mampu. Jadi, dalam kaitannya gerakan tanah. Dua orang senior yang
dengan mitigasi bencana, kita harus melakukan mengantarkan saya ke ilmu geologi teknik dan
upaya-upaya memberitahu mereka yang tidak gerakan tanah yang tak mungkin saya lupakan
tahu dan upaya memindahkan mereka dari adalah Bapak Joedo D. Elifas dan Bapak Yousana
daerah rawan bencana”, demikian Pak Sugiharto OP. Siagian. Dari keduanya saya bukan saja
bertutur tentang beberapa hal penting mendapatkan pengetahuan tapi disiplin kerja
berkenaan dengan bencana. dan how to manage”. Selanjutnya, dalam perjalanan karirnya, Pak Pernah di Semua Gedung, Hapal Semua
Sugiharto menyaksikan dari dekat bagaimana Rekan Kerja
kehidupan rakyat di daerah-daerah sulit air atau Salah satu yang mengesankan beliau selama
di desa-desa tertinggal. “Wah, hidup mereka itu, bekerja adalah berpindah-pindah gedung
mulai dari, bapak, ibu, hingga anak, melulu tempatnya berkantor. Empat buah gedung di
hanya untuk memperoleh air. Jadi kehidupan lingkungan PLG seluruhnya pernah beliau
mereka tidak produktif. Coba bayangkan, untuk tempati. Mulai gedung I, 1990-2001, saat
memperoleh air bersih mereka harus berjalan menjabat Kepala Seksi Pengolahan Data dan
kaki sejauh 2 kilometer hingga 3 kilometer.
Profil 73
Profil
74 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7
Makanya di daerah sulit air itu kita membangun sumur bor, untuk menyediakan sarana air bersih”, ujar Pak Sugiharto berkenaan dengan kegiatan pemboran airtanah di daerah sulit air.
Tahun 1983 pada suatu kesempatan presentasi tentang proyek di DESDM, Jakarta, Pak Sugiharto menunjukkan data bahwa keadaan di desa-desa kita sangat banyak yang kesulitan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Beliau pun mengusulkan agar DESDM membantu mengebor di daerah sulit air karena memang secara teknologi dan peralatan DESDM sebenarnya mampu. Beliau tercengang bercampur gembira, karena ada seorang jajaran pimpinan dalam pertemuan tersebut yang menyatakan bahwa air bersih harus didahulukan sebelum listrik (penerangan). Dibawah ini penuturan beliau tentang kejadian yang menjadi cikal bakal kegiatan pengeboran airtanah di daerah sulit air atau desa tertinggal, yaitu salah satu kegiatan unggulan di PLG saat ini.
”Pada saat presentasi rencana kegiatan pemboran airtanah untuk desa tertinggal, di DESDM, Jakarta, ada hal yang sama sekali diluar dugaan kami saat itu. Biasanya kalau presentasi
itu begitu-begitu saja, selalu dihambat atau dicari kelemahannya, bahkan ditentang. Tetapi 'surprise; buat kami pada waktu itu, karena salah seorang 'bos' dari luar Ditjen kita (DJGSM-red) berpandangan sangat positif terhadap kegiatan pemboran airtanah di daerah sulit air. Waktu sang bos itu menyatakan:'Mana yang lebih penting antara mandi dan listrik? Semua desa mau dilistriki tapi masih banyak orang yang tidak mandi karena kesulitan air. Menurut saya, utamakan air!'.
Selanjutnya, sebagaimana cerita Pak Sugiharto, sang bos itu menunjuk beliau dan menyarankan agar beliau meminta dana satu persen dari dana proyek listrik untuk pengeboran air tanah di daerah sulit air. 'You, bisa ngebor ratusan titik dengan dana sekian', katanya kepada beliau. Sejak saat itu kegiatan instansinya ini banyak mendapat dukungan dari DESDM. Dari daerah- daerah pun berdatangan permintaan pemboran air tanah ke intansinya ”Sejak itu kami makin yakin, walau tetap hati-hati, dengan pekerjaan ini (pemboran air tanah-red). Dan suatu kebanggan dan kebahagiaan yang sukar diukur, saat pemboran kita menghasilkan air sesuai harapan, baik kualitas maupun kuantitasnya; dan ketika
Sarana ibadah , Masjid, salah satu fasilitas umum yang dilengkapi dengan sarana air bersih hasil pengeboran air tanah di daerah sulit air
tampak suka-cita masyarakat yang sudah puluhan tahun mendambakan air bersih di
”Sejak itu kami makin yakin,
desanya”, Pak Sugiharto mengakhiri kisah pelaksanaan salah satu tugasnya.
walau tetap hati-hati, dengan
Berbagi Rasa yang Positif dan
pekerjaan ini. Dan suatu
Mensyukuri WG sangat terkesan dengan kesederhanaan Pak
kebanggan dan kebahagiaan
Sugiharto. Demikian pula terhadap kiat beliau dalam membina ketahanan kerja: berbagi rasa
yang sukar diukur, saat
dan mensyukuri apa yang diterima. Hal ini terungkap di akhir wawancara dengan beliau
pemboran kita menghasilkan
berikut ini: ”Saya selalu berbagi rasa yang positif dengan semua teman-teman di PLG. Bahwa kita
air sesuai harapan, baik
ini sudah tinggal di kota yang adem, Bandung
kualitas maupun kuantitasnya;
yang banyak di gandrungi semua orang Indonesia. Di Bandung, kantor kita di Jalan
dan ketika tampak suka-cita
Diponegoro, sebuah lokasi yang paling 'elit' pula. Jadi sudah cukup baiklah kita ini. Kesejahteraan
masyarakat yang sudah
kita sekarang juga sudah lumayan; ada tambahan TK, Pokja, dll. Rasanya tinggal tenang
puluhan tahun
dan bekerja dengan baik, cukuplah”, tutur beliau.
mendambakan air bersih di
PNS yang memiliki banyak hal untuk diteladani ini
desanya”, Pak Sugiharto
menutup wawancaranya dengan WG dengan kalimat-kalimat sederhana namun mendalam
mengakhiri kisah pelaksanaan
berikut ini: ”Empat gedung PLG sudah pernah saya tempati, 100% rekan kerja yang berjumlah
salah satu tugasnya.
333 orang saya kenal dengan baik, baik nama maupun orangnya. Mudah-mudahan riwayat 'unik' bagi saya ini dapat saya kenang kelak saat memasukai masa pensiun, 1 Agustus 2008”. n
Profil 75
Seputar Geologi
Sosialisasi Bidang Geologi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Bambang Dwiyanto, M.Sc. (Kepala Badan Geologi), menyampaikan Sambutan pada Sosialisasi Bidang Geologi di Prov. NTT
Dr. Ir. Djadjang Sukarna (Sekretaris Badan Geologi), menyampaikan Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Bidang Geologi di Provinsi NTT
Foto : [a]Dr. Ir. Jamin Habid (Sekda Prov. NTT), menyampakan pidato sambutan sekaligus membuka acara Sosialisasi Bidang Geologi Tahun 2007 di Prov. NTT[b]Sekertaris Badan Geologi menandatangai serah terima Dokumen Geologi, disaksikan oleh Kepala Badan Geologi dan Sekda Prov. NTT [c]Dr. Ir. Jamin Habid (Sekda Prov. NTT) menandatangani serah terima Dokumen Geologi, disaksikan oleh Sekertaris Badan Geologi [d]Peserta antusias mengikuti uraian pemaparan yang dibawakan oleh narasumber
Seputar Geologi
Workshop Potensi Geologi Pegunungan Selatan dalam Pengembangan Wilayah
Mada, UPN 'Veteran', STTNAS, dan ISTA, P pariwisata. Para pembicara berasal dari Pusat
usat Survei Geologi bekerja sama dengan beragam, dari masalah penelitian dasar, potensi beberapa universitas ternama di
mineral, potensi energi, air tanah, potensi Yogyakarta, yaitu: Universitas Gadjah
kebencanaan, hingga pengembangan potensi
menyelenggarakan seminar dan workshop Survei Geologi (11 pembicara), UGM (7 dengan tema ”Potensi Geologi Pegunungan
pembicara), UPN (7 pembicara), dan STTNAS (1 Selatan dalam Pengembangan Wilayah”.
pembicara). Salah satu pembicara dari Pusat Survei Geologi adalah Kepala Pusat Survei
Acara tersebut berlangsung pada tanggal 27-29 Geologi: Dr. A . Ratdomopurbo, yang November 2007, bertempat di Hotel Inna
mempresentasikan makalahnya dengan judul Garuda, Yogyakarta. Selain para peneliti dari
“Profil Perlapisan Dangkal di Wilayah Klaten Pusat Survei Geologi, acara ini diikuti pula oleh
Bagian Selatan dari Analisis Derau Seismik peserta dari UGM, UPN, ISTA, STTNAS,
Alamiah”.
perwakilan dari Pemerintah Daerah, perwakilan dari Dinas Pariwisata, dan Dinas Pertambangan
Alasan dipilihnya tema Pegunungan Selatan dan Energi Provinsi Jawa Tengah, DI Jogjakarta,
adalah karena wilayah ini mengandung dan Jawa Timur, serta peserta dari lembaga dan
aspekaspek kegeologian yang kompleks dan institusi lainnya yang menjadi pemerhati dan
menarik untuk dipelajari, dan memiliki potensi pelaku penelitian berbagai aspek geologi dan
bahan tambang, energi, pariwisata, dan pengembangan wilayah di Pegunungan Selatan.
pengembangan wilayah yang besar untuk Total peserta yang menghadiri acara seminar
dikembangkan secara optimal. Selama ini adalah 150 orang.
penelitian yang berlangsung di Pegunungan Selatan berjalan sendirisendiri dan tidak ada
Tema-tema yang diangkat selama seminar cukup koordinasi antarpeneliti, sehingga tidak jarang
78 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7 78 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7
Oleh karena itu acara ini juga bertujuan agar menjadi wadah untuk mengkoordinasikan berbagai penelitian yang telah dan akan dilakukan di Pegunungan Selatan, sehingga penelitianpenelitian selanjutnya di wilayah ini dapat dioptimalkan dan lebih terarah. Langkah nyata yang berkaitan dengan hal tersebut adalah dibentuknya komisikomisi yang mewadasi penelitia penelitian dengan tematema khusus di Pegunungan Selatan, yaitu: Komisi I membawahi penelitian di bidang Petrologi dan Vulkanologi, Komisi II membawahi penelitian di bidang Paleontologi, Stratigrafi dan Sedimentologi, Komisi III membawahi penelitian di bidang Geomorfologi dan Geologi Kuarter, dan Komisi IV membawahi penelitian di bidang tektonika dan Struktur Geologi.
Hasil-hasil seminar dan workshop ini antara lain:
1. Ekspos kemajuan penelitianpenelitian yang telah dilakukan di Pegunungan Selatan.
2. Pembentukan Komisikomisi penelitian untuk mewujudkan penelitian di Pegunungan Selatan yang lebih terarah dan terintegrasi.
3. Pembangunan landasan penelitian terintegrasi di Pegunungan Selatan yang akan dimulai pada 2008..n (Nenen Adriyani)
Seputar Geologi 79
Seputar Geologi
Forum Wartawan
“Ruang Lingkup dan Peran Geologi”
16-17 Desember 2007 Safari Garden Hotel, Cisarua, Bogor
Bambang Dwiyanto, M.Sc. (Kepala Badan Geologi) menyampaikan pidato serta memperkenalkan para Pejabat di Lingkungan Badan Geologi
P Wartawan “Ruang Lingkup dan Peran Geologi” 3.Acara tersebut dapat dijadikan sebagai ajang
ada tanggal 16-17 Desember 2007, Badan 2.Forum wartawan ESDM mengetahui struktur Geologi untuk pertama kalinya
organisasi dan tugas fungsi yang ada di bawah mengadakan acara bertajuk Forum
Badan Geologi,
di Safara Garden Hotel, Cisarua, Puncak, Bogor. silaturahmi antara pejabat di lingkungan Badan Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala
Geologi dengan Forum Wartawan ESDM, dan Badan Geologi, Bambang Dwiyanto, M.Sc, dan
4.Meminta masukan kepada rekan-rekan dilanjutkan dengan acara malam ramah-tamah
wartawan tentang program Badan Geologi antara para pejabat di Lingkungan Badan
yang berkaitan dengan kewartawanan. Geologi, kepala Bagian Humas DESDM,
perwakilan PUSDATIN, Forum Wartawan ESDM, Wakil dari Pusat-Pusat di lingkungan Badan dan para undangan lainnya.
Geologi yaitu Dr. Ir. Hadiyanto (PMG), Ir. M. Wahib, M.Sc. (PLG), Ir. Eko Edi Susanto, M.Sc.
Dalam sambutannya Kepala Badan Geologi (PSG), dan Ir. Gatot Sudrajat, M.Sc. (PVG) tampil menyampaikan beberapa hal, antara lain:
sebagai narasumber dan pembicara. Sementara 1.Agar forum wartawan ESDM mengetahui
yang bertindak sebagai moderator adalah Dr. Ir. tentang kegeologian,
Djadjang Sukarna.
80 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7
Suasana dalam ruangan nampak terlihat para peserta Narasumber, moderator, dan Notulis menampung antusias mendengarkan pemaparan dari narasumber
pertanyaan dari peserta.
Salah seorang peserta Forum Wartawan mengajukan Para peserta Forum Wartawan berfoto bersama setelah pertanyaan
acara selesai.
dan diskusi yang dilaksanakan seusai pemaparan, Acara selama dua hari ini dihadiri oleh ±85
para peserta yang sebagian besar berprofesi peserta undangan terdiri dari para
sebagai wartawan dengan penuh antusias Pejabat/perwakilan di lingkungan Badan Geologi,
terlibat secara aktif. Pertanyaan-pertanyaan Kepala Bagian Humas ESDM, perwakilan
mereka mengenai permasalahan kegeologian PUSDATIN, dan Forum Wartawan ESDM yang
membuat seakan-akan waktu yang disediakan terdiri atas: Petro Energi, Batak Pos, Demokratis
tidak mencukupi.
Sensor, Patroli, Realitas, Petromindo Com, Bisnis Maritim, Harian Sentana, Pab, Minergy News,
Saran dari peserta untuk penyelenggara bahwa RRI, Mining Word, Bhirawa, Antara, Media
pada acara Forum Wartawan mendatang agar Indonesia, Sinar Harapan, Bisnis Indonesia,
mengundang perwakilan wartawan dari luar Neraca, Minergy News, Swara Karya, Koran
kota Bandung, disambut baik oleh Tempo, Petrominer, Barisan Baru, Bisnis News,
penyelenggara. Saran lainnya adalah agar dalam Plater, Media ESDM, Rakyat Merdeka, Globe Asia,
acara tersebut dilakukan pula kunjungan ke Humas, dan Pemerhati.
Museum Geologi serta ke lokasi-lokasi gunung api yang masih aktif.n (Asep Sofyan dan Lilies M.
Materi yang dipaparkan dalam acara ini adalah
Maryati)
Penelitian dan Pengembangan Kegeologian Sumber Daya Geologi, Lingkungan Geologi, serta Kebencanaan Geologi. Dalam sesi tanya jawab
Seputar Geologi 81
Seputar Geologi
Optimalisasi Pemanfaatan Informasi Geologi Lingkungan dalam Pengelolaan Lingkungan
Sambutan Kepala Badan Geologi
B menyelenggarakan wokshop nasional geologi juga di sjikan pameran (poster dan video klip).
ertempat di Auditorium Geologi Bandung, M.CP., Ph.D. (BAPPENAS), Ir. Iman Soedradjat, pada hari Kamis tanggal 22 November
M.PM. (Dep. PU) dan Dr.Ir. Agus Rahmat (BPLHD 2007 P u sat L ingku ngan Geolo gi
Jabar). Selain paparan seminar acara workshop
lingkungan dengan mengambil tema ”Optimalisasi Pemanfaatan Informasi Geologi
Kepala Badan Geologi dalam sambutannya Lingkungan dalam Pengelolaan Lingkungan”.
menekankan bahwa terjadinya penurunan tanah/amblesan di beberapa kota besar di
Acara wokshop berhasil mempertemukan para Indonesia terjadi akibat eksploitasi sumber daya pakar di bidang geologi dan geologi lingkungan,
geologi yang berlebihan. ”Amblesan tanah, baik dari instansi pemerintah, BUMN, perguruan
intrusi air laut dan penurunan muka air tanah tinggi, maupun stakeholder terkait.
lebih karena pengambilan air tanah yang tak terkendali,” tandasnya.
Peserta sebanyak 196 orang yang berasal dari berbagai instansi, seperti: DESDM, BAPPENAS,
Masih menurut Kepala Badan Geologi, ”kondisi Kementerian LH, Dep. PU, BAPPEDA, Distamben
tersebut tidak terlepas dari keengganan untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota, perguruan tinggi,
mengintegrasikan pengelolaan lingkungan instansi swasta, organisasi profesi dan masyrakat
berwawasan geologi dalam penataan ruang.” umum pemerhati lingkungan. Kepala Pusat Lingkungan Geologi Narasumber pada acara tersebut sebanyak
menambahkan, bahwa kondisi tersebut tidak empat orang, yaitu: Dra. Hermien Roosita, M.M.
terlepas pula dari aktivitas penduduk yang (Kementerian LH), Ir. Montty Girianna, M.Sc.,
semakin padat. Pemerintah daerah harus selektif
82 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7
David Mathew (Arrow)
dan mengendalikan izin-izin pengeoran air tanah dan eksploitasi sumber daya geologi lainnya.
Tim perumus juga menyimpulkan, bahwa pernana informasi geologi lingkungan sangat penting dan diperlukan dalam penataan ruang dan pengembangan wilayah. Namun informasi tersebut belum sepenuhnya dipahami dan disadari oleh para pemangku kepentingan. Oleh karena itu direkomendasikan untuk membuat peraturan perundangan terkait (PP, Perpres) yang mengharuskan pemanfaatan informasi geologi dalam perencanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan. n (Evina W)
Seputar Geologi 83
Geofoto
Sumur MT-3 , Mataloko, NTT pada saat “flowing”. Sistem dominasi uap. Potensi 7 ton/jam (Courtesy: Pokja Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi)
Stop Global Warming !
Global Warming is not a fad . It is not a story that somebody just made up. Global Warming is a scientific reality that all humans face. Some of the things we do have a negative impact on our planet. We need to reverse this impact now.
Let us all do our part to make sure that the world we live in does not die.
http://www
.warmingsign.org/
Badan Geologi -Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral