KoNDIsI MAKRo PDRB PRoVINsI BALI TAHUN 2010-2016

4.1 KoNDIsI MAKRo PDRB PRoVINsI BALI TAHUN 2010-2016

sElama 6 (Enam) berdampak pada pelemahan perekonomian dunia. tahun tErakhir,

Krisis ekonomi global pada tahun 2008 telah

Struktur perekonomian Indonesia yang tidak sepenuhnya

Ekonomi bali

bergantung pada ekspor barang ke luar negeri, menjadi

sElalu tumbuh salah satu faktor yang menyelamatkan perekonomian Di atas rata-rata

Indonesia dari hantaman krisis ekonomi global

nasional.

tersebut. Kinerja perekonomian Indonesia masih dapat dipertahankan, begitu pula dengan kinerja perekonomian Provinsi Bali.

Stabilitas perekonomian Provinsi Bali pasca kri- sis ekonomi global tercermin dari meningkatnya nilai PDRB pada tahun 2010-2016. Pada tahun 2010, PDRB Provinsi Bali atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 93.749,35 miliar Rupiah. Karena menggunakan tahun dasar 2010=100, sehingga nilai PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan pada tahun 2010 memiliki nilai yang tidak berbeda dengan atas dasar harga berlaku.

PDRB Provinsi Bali atas dasar harga berlaku mencapai 195.376,31 miliar Rupiah pada tahun 2016. PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan tahun 2010-2016 juga mempunyai pola yang sama, yaitu te- rus mengalami peningkatan sejalan dengan PDRB atas dasar harga berlaku. Nilai PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan meningkat sebesar 46,34 persen menjadi 137.192,52 miliar Rupiah pada tahun 2016.

102 Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016

Menurut Lapangan Usaha

GAMBAR 4.1 PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU (TRILIUN RUPIAH), PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN (TRILIUN RUPIAH), DAN LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI BALI (%) TAHUN 2010-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

nilai tambah Ekonomi Bali selama periode 2010-2016 yang tErCipta menunjukkan performa yang cukup baik. Selama 6 (enam) Dari aktivitas tahun terakhir, ekonomi Bali selalu tumbuh di atas rata- Ekonomi krEatif rata nasional walaupun sempat mengalami perlambatan Di bali tErus pada tahun 2013 dan 2015. Melambatnya perekonomian mEningkat Provinsi Bali bukan berarti bahwa perekonomian Provinsi sElama pErioDE Bali mengalami penurunan. Perekonomian Provinsi Bali 2010-2016 tetap mengalami peningkatan namun percepatan pening-

katannya lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Bali dari sisi lapangan usaha di- topang oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, pertanian serta konstruksi. Sedangkan penopang ekonomi Bali dari sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga, ekspor luar negeri serta PMTB. Pada tahun 2016, perekonomian Provinsi Bali tercatat tumbuh 6,24 persen. Gambaran makro perekonomian Bali secara lengkap terdapat pada gambar 4.1.

Nilai tambah yang tercipta dari aktivitas ekonomi kreatif di Bali juga tercatat terus mengalami peningkatan selama periode 2010-2016. Besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan seperti halnya PDRB Provinsi Bali. Secara rata-rata, nilai tambah dari aktivitas ekonomi kreatif sebesar 13,10 persen dari total PDRB Bali. Pada tahun 2010, PDRB Ekonomi Kreatif mampu memberikan kontribusi sebesar 13,94 persen. Walaupun nilai tambah

Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016 103

Menurut Lapangan Usaha

TABEL 4.1 RINGKASAN INDIKATOR MAKRO PDRB EKONOMI KREATIF BALI

TAHUN 2010-2016

No Uraian 2010

2016 Rata-rata 1 Besaran PDRB adhb (Milyar Rp.)

PDRB Ekraf 13.071,13

22.216,38 24.582,79 18.148,76 PDRB Non Ekraf

154.939,96 170.793,52 121.806,22 PDRB Provinsi

PDRB Ekraf

12,54 12,58 13,10 PDRB Non Ekraf

87,46 87,42 86,90 PDRB Provinsi

7,60 7,33 6,37 PDRB Non Ekraf

PDRB Ekraf

Sumber: Badan Pusat Statistik

yang tercipta terus mengalami peningkatan, namun kontribusi terhadap total PDRB Bali cenderung menurun dan hanya mencapai 12,58 persen pada tahun 2016. Jika dilihat perkembangannya berdasarkan PDRB harga konstan 2010, aktivitas ekonomi kreatif di Bali terus tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 6,37 persen. Pada tahun 2011, PDRB Ekonomi Kreatif tercatat tumbuh sebesar

sEbagai

DaErah tujuan

4,63 persen dan terus meningkat hingga mencapai 7,33

wisatawan, aktivitas

persen pada tahun 2016.

4.2 BEsARAN PDRB EKoNoMI KREATIf

Ekonomi krEatif Di bali masih

Pengembangan ekonomi kreatif menjadi salah

mEmpunyai

satu pilihan yang paling tepat untuk meningkatkan

potEnsi yang

perekonomian di suatu wilayah. Terlebih lagi di Bali

Cukup bEsar

yang mengandalkan perekonomiannya pada sektor

untuk tErus

jasa (pariwisata), ekonomi kreatif masih mempunyai

DikEmbangkan

potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan. Berdasarkan penghitungan nilai tambah yang tercipta, besaran PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan oleh pelaku ekonomi kreatif terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan PDRB di Bali. Pada tahun 2010, PDRB yang dihasilkan dari ekonomi kreatif tercatat sebesar 13.071,13 miliar rupiah dari total 93.749,35 miliar rupiah PDRB Bali.

104 Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016

Menurut Lapangan Usaha

GAMBAR 4.2 PDRB EKRAF DAN PDRB NON EKRAF PROVINSI BALI ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2010 – 2016 (TRILIUN RP.)

Sumber: Badan Pusat Statistik Perkembangan PDRB ekonomi kreatif dan non ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku di Bali selama periode 2010-2016, secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4.2. Pada tahun 2016, PDRB ekonomi kreatif di Bali atas dasar harga berlaku meningkat sebesar 11.511,65 miliar rupiah jika dibandingkan dengan tahun

lapangan 2010. Sementara nilai tambah dari aktivitas non ekraf usaha hotEl meningkat 90.115,30 milyar, sehingga secara total PDRB & rEstoran Bali meningkat 101.626,96 milyar.

sEbagai

Rata-rata PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga

pEnopang utama berlaku sebesar 18.148,76 miliar rupiah selama kurun pErEkonomian

waktu tahun 2010-2016 telah memberikan kontribusi

bali, tiDak

terhadap perekonomian Provinsi Bali sebesar rata-rata

tErmasuk Dalam 13,10 persen. Persentase ini jauh lebih rendah dari rata- klasifikasi

rata kontribusi PDRB non ekonomi kreatif terhadap PDRB

Ekonomi krEatif Bali yang mencapai 86,90 persen. Besarnya kontribusi

PDRB non kreatif dipengaruhi oleh sumbangan lapangan usaha hotel dan restoran, yang tidak termasuk dalam cakupan ekonomi kreatif.

Besaran PDRB atas dasar harga berlaku menun- jukkan peranan tiap subsektor ekonomi kreatif dalam pen- ciptaan nilai tambah PDRB ekonomi kreatif. PDRB atas

Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016 105

Menurut Lapangan Usaha

GAMBAR 4.3 PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU PROVINSI BALI MENURUT SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF TAHUN 2016 (TRILIUN RP.)

Sumber: Badan Pusat Statistik dasar harga berlaku juga dapat menjadi gambaran kinerja

subsektor ekonomi kreatif. Secara lengkap besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2010- 2016 terdapat pada lampiran empat. Pada tahun 2016, subsektor ekonomi kreatif yang tercatat mempunyai nilai tambah atas dasar harga berlaku tertinggi adalah subsek- tor kuliner dengan nilai sebesar 16.539,10 miliar rupiah, kemudian diikuti oleh subsektor kriya dengan nilai sebesar 4.718,65 miliar rupiah dan subsektor fesyen dengan nilai sebesar 1.333,36 miliar rupiah. Subsektor ekonomi kreatif yang tercatat mempunyai besaran PDRB atas dasar harga berlaku terkecil pada tahun 2016 adalah subsektor desain komunikasi visual dan desain produk dengan nilai masing- masing sebesar 6,27 miliar rupiah dan 8,18 miliar rupiah. Gambaran perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2016 menurut subsektor ekonomi kreatif dapat dilihat dari gambar 4.3.

106 Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016

Menurut Lapangan Usaha

GAMBAR 4.4 PDRB EKRAF DAN PDRB NON EKRAF PROVINSI BALI

ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2010 – 2016 (TRILIUN RP.)

Sumber: Badan Pusat Statistik Pada tahun 2010, tercatat hanya terdapat 2

subsektor ekonomi kreatif yang mempunyai nominal PDRB atas dasar harga berlaku mencapai di atas 1.000 miliar rupiah yaitu subsektor kuliner dan kriya. Dengan peningkatan nilai tambah yang tercipta, pada tahun 2016 tercatat tiga subsektor ekonomi kreatif yang mempunyai nominal PDRB atas dasar harga berlaku di atas 1.000 mil- iar rupiah, yaitu subsektor kuliner, subsektor kriya, serta subsektor fesyen.

Pergerakan riil ekonomi kreatif di Bali dapat dilihat dari perkembangan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan. Berdasarkan hasil penghitungan, ekonomi kreatif di Bali terus mengalami pertumbuhan selama kurun waktu tahun 2010-2016, walaupun sempat mengalami sedikit perlambatan pada tahun 2015. Besaran PDRB atas dasar harga konstan yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif pada tahun 2016 mencapai 18.926,30 miliar rupiah, meningkat 44,79 persen dibandingkan tahun 2010. Secara lengkap gambaran perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan dapat dilihat dari gambar 4.4.

Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016 107

Menurut Lapangan Usaha

GAMBAR 4.5 PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF TAHUN 2016 (TRILIUN RUPIAH)

Sumber: Badan Pusat Statistik Besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga

konstan yang semakin meningkat menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi kreatif di Provinsi Bali semakin baik. Setiap tahun PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 6,37 persen dengan rata-rata kontribusi sebesar 13,10 persen terhadap pembentukan PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan. Gambaran PDRB atas dasar harga konstan menurut subsektor ekonomi kreatif secara leng- kap dapat dilihat dari gambar 4.5.

Seperti halnya nilai tambah atas dasar harga berlaku, subsektor ekonomi kreatif kuliner, kriya dan fesyen juga mempunyai besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terbesar dibandingkan subsektor ekonomi kreatif lainnya. Selama periode 2010-2016, subsektor kuliner dan kriya tercatat meningkat rata-rata sebesar 10,21 triliun rupiah dan 3,06 triliun rupiah. Pada tahun

108 Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016

Menurut Lapangan Usaha

2010, nilai tambah yang tercipta dari subsektor fesyen tercatat masih berada di bawah 1.000 miliar rupiah, namun pada tahun 2016 tercatat sudah mencapai 1.022,85 miliar rupiah dengan rata-rata peningkatan sebesar 882,97 miliar rupiah. Subsektor yang mempunyai besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terkecil terhadap PDRB ekonomi kreatif Bali adalah subsektor desain komunikasi visual dan subsektor desain produk.

4.3 sTRUKTUR EKoNoMI KREATIf

Selama periode tahun 2010-2016, kontribusi rata-rata PDRB ekonomi kreatif terhadap perekonomian Provinsi Bali tercatat sebesar 13,10 persen. Walaupun mengalami peningkatan besaran nilai tambah yang tercipta, kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian Bali terus mengalami penurunan. Penurunan kontribusi ini disebabkan oleh meningkatnya kontribusi lapangan usaha hotel dan restoran sebagai penopang utama perekonomian Bali yang notabene bukan merupakan bagian dari ekonomi kreatif.

Pada tahun 2010, PDRB ekonomi kreatif tercatat memberikan kontribusi sebesar 13,94 persen, sedangkan sisanya sebesar 86,06 persen merupakan kontribusi dari lapangan usaha selain subsektor ekonomi kreatif yang didominasi oleh hotel dan restoran. Berbanding terbalik dengan peningkatan nilai tambah dari hotel dan restoran, kontribusi PDRB ekonomi kreatif terus mengalami penurunan. Pada tahun 2015 kontribusi subsektor ekonomi kreatif hanya tercatat sebesar 12,54 persen, kemudian sedikit meningkat pada tahun 2016 menjadi 12,58 persen.

Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016 109

Menurut Lapangan Usaha

Gambar 4.6. Struktur

Berdasarkan gambar 4.6. dan 4.7. dapat dilihat

Perekonomian Provinsi

perubahan komposisi PDRB ekonomi kreatif dan non

Bali Tahun 2010 (%)

ekonomi kreatif terhadap total PDRB Bali tahun 2010 dan 2016. Kontribusi PDRB ekonomi kreatif tahun 2016 tercatat mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010, dan sebaliknya kontribusi non ekonomi kreatif pada tahun 2016 tercatat meningkat dibandingkan tahun 2010.

Selama kurun waktu 2010-2016, terdapat tiga subsektor yang cukup dominan berkontribusi dalam pembentukan PDRB ekonomi kreatif yaitu subsektor Kuliner, subsektor Kriya, dan subsektor Fesyen. Pada tahun 2016, subsektor kuliner menciptakan nilai tambah sebesar 16.539,10 miliar rupiah dan menyumbang 67,28

Gambar 4.7. Struktur persen terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif. Perekonomian Provinsi

Bali Tahun 2016 (%)

Sedangkan subsektor Kriya, dan subsektor Fesyen yang tercatat menyumbang nilai tambah masing-masing sebesar 4.718,65 miliar rupiah dan 1.333,36 miliar rupiah memberikan kontribusi sebesar 19,19 persen dan 5,42 persen terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif tahun 2016.

Sumber: Badan Pusat Statistik

110 Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016

Menurut Lapangan Usaha

GAMBAR 4.8. DISTRIBUSI PDRB PROVINSI BALI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT EKONOMI KREATIF TAHUN 2016 (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Perkembangan teknologi yang semakin pesat,

seyogyanya menjadi booster bagi perkembangan ekonomi kreatif. Namun yang cukup menjadi perhatian, ternyata di tengah semakin majunya teknologi, kontribusi subsektor ekonomi kreatif yang cukup dominan dalam pemanfaatan teknologi terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif di Provinsi Bali masih sangat kecil.

Subsektor ekonomi kreatif seperti subsektor Film, Animasi dan Video, subsektor Desain Produk, dan subsektor Desain Komunikasi Visual masih berkontribusi cukup kecil terhadap penciptaan nilai tambah ekonomi kreatif di Bali. Pada tahun 2016, ketiga subsektor tersebut tercatat hanya memberikan kontribusi masing-masing sebesar 0,06 persen; 0,03 persen; dan 0,03 persen. Kelompok subsektor ini tentunya memerlukan stimulus dan dukungan untuk lebih mengembangkan ekonominya sehingga dapat meningkatkan kontribusi nilai tambahnya terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif di Bali. Peranan masing-masing subsektor ekonomi kreatif terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif di Bali dapat dilihat pada gambar 4.8.

Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016 111

Menurut Lapangan Usaha

GAMBAR 4.9 LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI BALI, PDRB EKONOMI KREATIF, DAN PDRB NON EKONOMI KREATIF TAHUN 2011-2016 (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik