Karakteristik Biologi Perairan

4.2.3 Karakteristik Biologi Perairan

Karakteristik biologi sebagai indikator kualitas suatu perairan dapat dikaji melalui struktur komunitas organisme akuatik. Hal ini dikarenakan komposisi dan karakteristik organisme di dalam suatu komunitas mempunyai hubungan timbal balik langsung dengan kondisi habitatnya. Selain hal tersebut penggunaan plankton dan makrozoobenthos sebagai indikator biologi juga disebabkan relatif mudah dan murahnya biaya yang dikeluarkan. Secara umum perairan yang belum tercemar akan dicirikan dengan keanekaragaman yang tinggi, tidak ada pendominansian dari spesies tertentu dan jumlah individu masing-masing spesies cenderung merata.

Komposisi Kelas serta Kelimpahan Plankton dan Benthos

Fitoplankton Fitoplankton yang ditemukan pada setiap stasiun di Laguna Teluk Belukar dan daerah sekitarnya

terdiri dari tiga kelas yaitu cyanophyceae, bacillariophyceae dan dinophyceae. Komposisi taksa fitoplankton paling banyak ditemukan pada St 1 Muara yaitu ditemukan sebanyak 14 spesies fitoplankton disusul oleh St 5 Tengah Laguna dengan ditemukannya 13 spesies fitoplankton.

Komposisi & Persentase kelimpahan fitoplanton

Muara Cyanophyceae

Outlet Bacillariophyceae Dinophyceae

Laguna Sungai

komposisi - persentase

Gambar 4.15. Komposisi dan persen kelimpahan fitoplankton di tiap tipe perairan

Kelimpahan fitoplankton (ind/m 3 ) paling tinggi ditemukan di Muara sebanyak 32 juta ind/m dan disususl oleh kelimpahan di daerah Outlet sebanyak 28 juta ind/m 3 hanya saja jumlah jenis spesies yang ditemukan di Outlet tersebut paling sedikit bila dibandingkan dengan stasiun lainnya.

Fitoplankton yang ditemukan di Laguna Teluk Belukar terdiri dari 20 spesies (Lampiran 8.) dan dapat digolongkan kedalam tiga kelas yaitu Cyanophyceae, Bacillariophyceae dan Binophyceae. Secara umum Trichodesmium sp dari kelas Cyanophyceae, Chaetoceros sp dari kelas Bacillariophyceae dan Peridinium sp dari kelas Dinophyceae ditemukan pada semua stasiun pengamatan. Secara kumulatif individu yang paling banyak ditemukan adalah Peridinium sp

dengan total kelimpahan 40 juta ind/m 3 atau sekitar 54% dari total fitoplankton disusul oleh Chaetoceros dengan kelimpahan 32 juta ind/m 3 atau 42% dari total fitoplankton.

Ekosistem Laguna Teluk Belukar

Kelimpahan Fitoplankton

20,500 25,500 30,500 kelim pahan (x 1000) ind/m 3

Gambar 4.16. Kelimpahan fitoplankton di tiap tipe perairan

Pada umumnya genus Peridinium dapat ditemukan pada perairan tawar dan payau. Peridinium bersifat kosmopolit di perairan yang sadah dan merupakan salah satu jenis dari kelas Dynophyceae yang dapat menyebabkan pasang merah atau red tide.

Gambar 4.17. Peridinium sp ( sumber : http://www.pirx.com )

Zooplankton Zooplankton yang ditemukan dari keenam stasiun pengamatan terdiri dari 4 filum yaitu protozoa,

crustacea, copellata dan polychaeta. Komposisi taksa terbesar terdapat di Muara dimana ditemukan 8 spesies zooplankton yang berasal dari keempat filum tersebut. Komposisi taksa terendah terdapat di Outlet. Tingginya komposisi jenis spesies di Muara diduga mendapat pengaruh besar dari laut karena pada daerah ini percampuran antara air yang berasal dari laguna

dan dari laut terjadi. Kelimpahan individu tertinggi ditemukan di Outlet yaitu 840.984 ind/ m 3 yang kesemuanya berasal dari filum crustacea.

32 Ekosistem Laguna Teluk Belukar

Komposisi & Persentase Kelimpahan zooplankton

Protozoa Crustacea

Muara Copellata

Outlet Polychaeta

Laguna Sungai

komposisi - persentase

Gambar 4.18. Komposisi dan persentase kelimpahan zooplankton di tiap tipe perairan

Kelimpahan zooplankton 69,408

kelimpahan (x 1000) ind/m3

Gambar 4.19. Kelimpahan zooplankton di tiap tipe perairan

Makrozoobenthos Komposisi taksa makrozoobenthos tertinggi terdapat di daerah Outlet, terdiri dari 6 kelas yaitu polychaeta, sipuncula, crustacea, gastropoda, pelecypoda dan foraminifera. Dari keenam taksa yang ditemukan tersebut kepadatan makrozoobenthos tertinggi adalah polychaeta ± 79% dari total kepadatan. Polychaeta pada umumnya merupakan biota yang memiliki rentang adaptasi yang paling lebar dibandingkan dengan jenis benthos lainnya. Polychaeta senang hidup pada substrat berlumpur yang kaya dengan bahan organik.

Ekosistem Laguna Teluk Belukar

Sejumlah 24% atau 230 individu dari total kepadatan akumulatif makrozoobenthos yang ditemukan di

2 laguna (970 ind/m ), adalah jenis cacing Nepthys dari kelas Polychaeta. Sama

seperti sifat cacing lainnya Nepthys suka hidup pada substrat berlumpur yang kaya akan bahan-bahan organik.. Sifat hidup yang demikian menyebabkan Nepthys sp. memiliki kisaran toleran terhadap pencemaran bahan organik yang tinggi.

Gambar 4.20. Cacing Nepthys (sumber: www.senckenberg.de) Kepadatan makrozoobenthos tertinggi

ditemukan di Sungai Lawu-lawu sebanyak 360ind/m 2 yang didominansi oleh kelas Polychaeta yaitu ± 92% dari total kepadatan makrozoobenthos di Sungai Lawu. Kepadatan terendah terdapat di

Laguna sendiri yaitu 62 ind/m 2 yang terdiri tiga kelas yaitu Polychaeta, Sipuncula dan Pelecypoda.

Komposisi & Persentase Makrobentos

Polychaeta Muara

Sipuncula Crustaceae

Outlet Gastropoda Pelecypoda Foraminifera

Laguna

Sungai

Komposisi - Persentase

Gambar 4.21. Komposisi dan persen kelimpahan makrozoobenthos di tiap stasiun

Kepadatan Makrobenthos

Dokumen yang terkait

TINJAUAN EKSPANSI KUR TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KUR (Studi Kasus pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Untung Suropati Cabang Teluk Betung)

0 8 48

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN SIFATSIFAT BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI ( PTK Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Talang Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013)

1 13 44

Studi Isolasi Senyawa Alkaloid Cyanobacteria, Oscliatoria sp. yang Berasosiasi dengan Sponga, Theonella sp. di Perairan Teluk Lampung

0 4 8

PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA PEMERINTAHAN ADAT DALAM UPAYA PELESTARIAN BUDAYA LAMPUNG SAIBATIN (Studi Lamban Dalom dan Benda-Benda Budaya Kebandaran Marga Balak Lampung Pesisir di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampun

5 88 96

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNTIF DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA (Studi Eksperimen Semu pada materi Ekosistem Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Seputih Banyak Tahun Pelajaran 2014/2015)

11 36 64

Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Gizi Ibu Terhadap Status Gizi Balita(6-24bulan) Pada Komunitas Nelayan Kota Karang Raya Teluk Betung Bandar Lampung

1 17 69

Keywords: Position and growing media, Chironomus larvae, Swamp Ecosystem PENDAHULUAN - Posisi Penempatan dan Jenis Media Tumbuh Budidaya Bloodworm (Larva chironomus) Pada Ekosistem Rawa

0 0 5

Peran Komite Audit dalam Meningkatkan Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan: Bukti Empiris di Bursa Efek Negara-negara Teluk

0 1 10

Analisis Kepuasan Pelayanan dan Loyalitas Pelanggan dengan Menggunakan Metode Servqual, IPA, dan QFD di Terminal Teluk Lamong

1 2 6

Description of Health Status in Tanjung Pasir Village, Teluk Naga, Tangerang, Banten

0 0 8