29
jasa bank lainnya ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi. Masyarakat berkedudukan
sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang secara aktif melakukan transaksi ekonomi dengan sistem pembayaran melalui
system banking
, untuk itulah bank memberikan berbagi kemudahan untuk transaksi berbagai bentuk produk bank
yang didukung dengan teknologi perbankan yang makin mutakhir.
51
B. Permodalan Bank Umum dalam Prakteknya
Bank sebagai sebuah perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi keuangan, apabila mengalami kegagalan, maka dampak yang ditimbulkan menjadi
luas dan akan mempengaruhi nasabah serta lembaga keuangan lainnya yang menempatkan dananya di bank. Selain itu, akan menciptakan dampak ikutan baik
secara domestik maupun internasional. Sementara itu, mengingat pentingnya peran bank dalam melaksanakan fungsinya, maka perlu diatur secara baik dan
benar. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaaan nasabah terhadap aktivitas perbankan. Salah satu aturan yang perlu dibuat adalah aturan yang terkait dengan
permodalan bank, dimana modal ini berfungsi sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian.
52
Modal bank merupakan motor penggerak bagi kegiatan usaha bank, sehingga besar kecilnya modal bank sangat berpengaruh terhadap kemampuan
bank untuk melaksanakan kegiatan operasinya. Dengan modal sedikit maka kapasitas usaha bank menjadi terbatas mengingat modal merupakan
proxi
dari pada kemampuan bank untuk meng
cover
risiko risiko usaha yang dihadapi. Bank
51
Julius R. Latumerissa,
Op
.
Cit.
, hlm. 227.
52
Ghozali Maski, “Implementasi Basel I Terhadap Tata Kelola Permodalan dan Risiko Kredit Perbankan di Indonesia,”
Aplikasi Manajemen
, Volume 91, No.3, Mei 2011, hlm. 1075.
Universitas Sumatera Utara
30
dengan modal sedikit tentunya akan mengalami kesulitan untuk memiliki kegiatan usaha yang sangat bervariasi atau memiliki risiko tinggi seperti kegiatan
derivatif.
53
Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 111PBI2009 yang selanjutnya disebut PBI No. 111PBI2009 tentang Bank Umum menyatakan
Modal disetor untuk mendirikan bank ditetapkan paling kurang sebesar Rp 3.000.000.000.000,00 tiga triliun rupiah.
54
Permodalan perbankan yang sehat dan kuat dibutuhkan untuk mendukung industri perbankan yang kuat, sehat dan efisien guna menciptakan kestabilan
keuangan. Secara teoritis, terdapat tiga faktor utama menentukan besarnya kebutuhan modal sebagai bank, yaitu:
55
1. fungsi modal itu sendiri;
2. kebutuhan untuk menjaga kepercayaan masyarakat untuk memi cu luasnya
dukungan pihak di luar bank terhadap manajemen bank; dan 3.
financial leverage
,
56
yang diperlukan untuk mempertinggi keuntungan bagi pemegang saham bank.
PBI No. 1512PBI2013 membuat pengaturan tentang komponen modal pada bank yang berkantor pusat di Indonesia dan komponen modal bagi kantor
cabang bank yang berkedudukan di luar negeri. Dalam Pasal 9 ayat 1 PBI No.
53
Ismi Affandi, “Analisis Kesehatan Bank Umum di Indonesia,” Tesis, Akuntansi, Pascasarjana, USU, 2011.
54
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 111PBI2009 tentang Bank Umum, Bab II, Pasal 5.
55
Ali Mahsyud,
Asset Liability Management, Menyisiasati Resiko Pa sar dan Resiko Operasional Dalam Perbankan
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004, hlm. 283.
56
Financial Leverage
adalah perbandingan modal dengan nilai aktiva, seperti halnya sebuah perusahaan Ali Mahsyud,
Asset Liability Management, Menyisiasati Resiko Pasa r dan Resiko Operasional Dalam Perbankan
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004, hlm. 283.
Universitas Sumatera Utara
31
1512PBI2013 menjelaskan modal bagi bank yang berkantor pusat di Indonesia terdiri atas:
57
1. modal inti
Tier
1 yang meliputi: a.
modal inti utama
Common Equity Tier
1; b.
modal inti tambahan
Additional Tier
1; dan 2.
modal pelengkap
Tier
2. Bank diwajibkan menyediakan modal inti paling rendah minimum sebesar
6 enam persen dari ATMR baik secara individual maupun secara kosolidasi dengan perusahaan anak.
58
Pernyataan ini terkandung dalam Pasal 11 ayat 2 PBI No. 1512PBI2013. Pemenuhan modal inti minimum dapat dilakukan dengan
menempuh beberapa alternatif, antara lain penambahan modal disetor, pertumbuhan laba atau melakukan merger, konsolidasi atau akuisisi. Dalam
praktiknya,
merger
atau konsolidasi bukan menjadi pilihan utama bagi bank untuk mencapai modal inti minimum, sebisa mungkin bank memenuhi modal inti
minimumnya dengan cara penambahan modal baru atau dengan pertumbuhan laba. Karena proses
merger
, konsolidasi dan akuisisi akan berdampak pada kinerja bank dan membawa risiko yang tidak kecil, yaitu kegagalan operasi bank.
59
Pasal 11 ayat 3 PBI No. 1512PBI2013 Bank diwajibkan menyediakan modal inti utama paling rendah minimum sebesar 4,5 empat koma lima
persen dari ATMR baik secara individual maupun konsolidasi dengan perusahaan
57
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bab II, Pasal 9 ayat 1.
58
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bab II, Pasal 11 ayat 2.
59
Indra Retno Aryatie dan Adityo Waskito Nugroho , “Akibat Hukum Bagi Bank Bila
Kewajiban Modal Inti Minimum Tidak Terpenuhi, ”
Mimbar Hukum,
Volume 22, No.2, Juni 2010, hlm. 296.
Universitas Sumatera Utara
32
anak.
60
Selanjutnya dalam Pasal 11 ayat 1 huruf a PBI No. 1512PBI2013 disebutkan komponen dari modal inti utama yang terdiri atas:
61
1. modal disetor;
2. cadangan tambahan modal
disclosed reserve
. Penjelasan dari Pasal 11 ayat 1 Huruf a angka 1 PBI No. 1512PBI2013
mengemukakan yang termasuk modal disetor adalah saham biasa
common stock
sesuai dengan perundang-undangan dan standar akuntansi keuangan mengenai instrumen keuangan.
62
Selanjutnya Penjelasan Pasal 11 ayat 1 huruf b PBI No. 1512PBI2013 mengemukakan yang termasuk modal inti tambahan yang meliputi antara lain:
63
1. instrumen utang yang memiliki karakteristik modal, bersifat subordinasi, tidak
memiliki jangka waktu, dan pembayaran imbal hasil tidak dapat diakumulasikan
perpetual non cumulative subordinated debt
; 2.
saham preferen non kumulatif
perpetual non cummulative preference share
baik dengan atau tanpa fitur opsi beli
call option
; 3.
instrumen
hybrid
yang tidak memiliki jangka waktu dan pembayaran imbal hasil tidak dapat diakumulasikan
perpetual dan non cummulative
; dan 4.
agio atau disagio yang berasal dari penerbitan instrumen yang tergolong sebagai modal inti tambahan.
60
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bab II, Pasal 11 ayat 3.
61
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bab II, Pasal 11 ayat 1.
62
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Penjelasan 11 ayat 1 Huruf a angka 1.
63
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Penjelasan Pasal 11 ayat 1 huruf b.
Universitas Sumatera Utara
33
Pasal 18 PBI No. 1512PBI2013 menyatakan bahwa modal pelengkap hanya dapat diperhitungkan paling tinggi sebesar 100 seratus persen dari
modal inti.
64
Komponen modal pelengkap diutarakan dalam Pasal 20 ayat 1 PBI No. 1512PBI2013 yakni meliputi:
65
1. instrumen modal dalam bentuk saham atau dalam bentuk lainnya yang
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19; 2.
agio atau disagio yang berasal dari penerbitan instrumen modal yang tergolong sebagai modal pelengkap;
3. cadangan umum PPA atas aset produktif yang wajib dihitung dengan jumlah
paling tinggi sebesar 1,25 satu koma dua puluh lima persen dari ATMR untuk Risiko Kredit; dan
4. cadangan tujuan.
Pasal 20 ayat 2 PBI No. 1512PBI2013 menjelaskan lebih lanjut tentang Pasal 20 ayat 1 huruf c PBI No. 1512PBI2013 yaitu tentang cadangan umum.
Dalam ayat 2 dikatakan bahwa selisih lebih cadangan umum yang wajib dihitung dari batasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c dapat
diperhitungkan sebagai faktor pengurang perhitungan ATMR untuk Risiko Kredit.
66
64
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bab II, Pasal 18.
65
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bab II, Pasal 20 ayat 1.
66
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bab II, Pasal 20 ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
34
Selanjutnya Pasal 10 ayat 1 PBI No. 1512PBI2013 menetapkan komponen modal bagi kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri
yang terdiri atas:
67
1. dana usaha;
2. laba ditahan dan laba tahun lalu setelah dikeluarkan pengaruh faktor-faktor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 2; 3.
laba tahun berjalan setelah dikeluarkan pengaruh faktor-faktor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 2;
4. cadangan umum;
5. saldo surplus revaluasi aset tetap;
6. pendapatan komprehensif lainnya berupa potensi keuntungan yang berasal dari
peningkatan nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual;
7. cadangan tujuan; dan
8. cadangan umum penyisihan penghapusan aset PPA atas aset produktif
dengan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat 1 huruf c .
Terdapat juga aturan tambahan tentang alokasi dana usaha bagi kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri. Pasal 24 ayat 1 PBI No.
1512PBI2013 mewajibkan kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri wajib memenuhi CEMA minimum. CEMA adalah singkatan dari
Capital Equivalency Maintained Assets
. Selanjutnya dalam ayat 2 CEMA minimum ditetapkan sebesar 8 delapan persen dari total kewajiban bank pada setiap
bulan dan paling sedikit sebesar Rp1000.000.000.000,00 satu triliun rupiah dan
67
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bab II, Pasal 10 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
35
dalam Pasal 25 ayat 1 CEMA minimum wajib dipenuhi dari dana usaha. Dana usaha yang dimiliki kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri
harus memenuhi KPMM sesuai profil risiko. CEMA minimum dihitung setiap bulan dan wajib dipenuhi dan ditempatkan paling lambat tanggal 6 bulan
berikutnya. Kewajiban pemenuhan CEMA minimum bagi kantor cabang dari bank yang
berkedudukan di luar negeri merupakan salah satu bentuk respon terhadap dinamika perekonomian serta perkembangan sektor keuangan global, dan
merupakan upaya Bank Indonesia sebagai host supervisor untuk memperkuat permodalan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri dalam
rangka memelihara stabilitas sistem keuangan secara umum dan sektor perbankan secara khusus.
68
Perbankan dalam menjalankan operasionalnya harus mempunyai rasio kecukupan modal yang cukup, sehingga dalam kondisi perekonomian seperti
sekarang ini masih bisa bertahan dan dapat terhindar dari rekapitalisasi dan bahkan terkena resiko pembekuan operasi.
69
Para pemegang saham sebagai orang yang menempatkan modalnya pada bank tentulah menghendaki agar uang modal
yang ditanamnya itu akan memberikan hasil pada akhir tahun sehingga mereka dapat menikmatinya.
70
Bank adalah lembaga kepercayaan. Karena itu, manajemen bank dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan masyarakat menggunakan semua perangkat
operasionalnya untuk mampu menjaga citra di masyarakat. Salah satu perangkat
68
Republik Indonesia, Surat Edaran No. 1437DPNP
69
Supriyo Hartadi W. , “Rekapitulasi Dalam Kaitannya Dengan Perbankan, “
Ekonomi dan Komputer
, No.1, Tahun XIII-2005, hlm. 4.
70
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
36
yang sangat strategis dalam menopang citra tersebut adalah permodalan yang cukup memadai. Sejak Pakto 27, 1988, otoritas moneter telah menetapkan modal
minimum bank umum yang jumlahnya disesuaikan dengan CAR
capital adequacy ratio
yaitu rasio kecukupan modal yang telah selesai konsolidasinya di awal 1994. Modal yang disetor haruslah berupa
fresh money
dana segar dan bukanlah hasil rekayasa dari dana kredit baik dalam maupun luar negeri. Karena
modal ini berkaitan erat dengan keinginan yang tersirat dari pemegang saham untuk mendapatkan hasil yang memadai, maka bagaimana strategi penempatan
modal untuk menjaring kepercayaan masyarakat atua nasabah penyimpan, merupakan suatu seni manajemen yang sangat bervariasi dalam pelaksanaannya.
71
C. Penguatan Modal Bank Umum Melalui Pembatasan Pemberian Kredit