Proteksi Terhadap Ultraviolet Sun Protecting Factor SPF

9 Oktisalat Oktil salisilat 5 5 Oksibenzon 6 10 Padimat O 8 8 Ensulizol Asam sulfonat fenilbenzimidazol 4 8 Sulisobenzon 10 - Titanium dioksida 25 - Trolamin salisilat Trietanolamin salisilat 12 - Zink oksida 25 - Sumber : Rieger, 2000.

2.4 Proteksi Terhadap Ultraviolet

Perlindungan dari paparan radiasi UV menyebabkan penurunan risiko untuk perkembangan kanker kulit. Oleh karena itu, fotoproteksi optimal secara teratur menggunakan tabir surya, mengenakan pakaian pelindung, termasuk menghindari paparan UV jika dimungkinkan. Rekomendasi untuk fotoproteksi yang mencakup ketiga pendekatan ini paling efektif dalam mengurangi resiko kanker kulit. Tabir surya bekerja terutama melalui dua mekanisme: i menghamburkan dan refleksi energi UV, dan ii penyerapan energi UV. Banyak tabir surya saat ini mengandung bahan-bahan yang bekerja melalui kedua mekanisme baik dalam hal perlindungan UV. Faktor yang paling penting untuk menentukan efektivitas tabir surya adalah Sun Protection Factor SPF. Pengukuran SPF menunjukkan kemampuan tabir surya untuk mencegah terjadinya eritema pada paparan radiasi UV, terutama UVB. Nilai SPF didefinisikan sebagai perbandingan energi UVB yang dibutuhkan untuk menghasilkan eritema minimal pada kulit yang dilindungi dengan eritema yang sama pada kulit yang tidak dilindungi dalam individu yang sama. Untuk contoh, seorang individu menggunakan tabir surya SPF 4 akan mengambil empat kali lebih lama untuk mengalamai eritema pada kutan ketika terpapar radiasi UVB, 10 dibandingkan dengan ketika individu tidak memiliki perlindungan. Food and Drug Administration FDA yang mengawasi pemasaran dan distribusi produk- produk tabir surya di Amerika Serikat, menyarankan bahwa tabir surya harus menyediakan setidaknya nilai SPF 2. Kebanyakan di pasaran tersedia produk tabir surya memiliki nilai SPF yang melebihi perlindungan minimum. Nilai SPF tabir surya terutama mengukur kemampuan untuk melindungi terhadap radiasi UVB dan tidak cukup mengatasi efek UVA Draelos, 2006 .

2.5 Sun Protecting Factor SPF

Efektivitas dari suatu sediaan tabir surya dapat ditunjukkan salah satunya adalah dengan nilai sun protecting factor SPF, yang didefinisikan sebagai jumlah energi UVB yang dibutuhkan untuk mencapai minimal erythema dose MED pada kulit yang dilindungi oleh suatu tabir surya, dibagi dengan jumlah energi UVB yang dibutuhkan untuk mencapai MED pada kulit yang tidak diberikan perlindungan Wood et al, 2000; Wolf et al, 2001. Minimal erythema dose MED didefinisikan sebagai waktu jangka waktu terendah atau dosis radiasi sinar UV yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya erythema Wood et al, 2000; Wolf et al, 2001. Secara sederhana SPF dapat dirumuskan sebagai berikut : SPF = minimal erythema dose in sunscreen protected skin minimal erythema dose in nonsuscreen protected skin Pengukuran nilai SPF suatu sediaan tabir surya dapat dilakukan secara in vitro. Metode pengukuran nilai SPF secara in vitro secara umum dibagi dalam dua tipe. Tipe pertama adalah dengan cara mengukur serapan atau transmisi radiasi UV melalui lapisan produk tabir surya pada plat kuarsa atau biomembran. Tipe 11 yang kedua adalah dengan menentukan karakteristik serapan tabir surya menggunakan analisis secara spektrofotometri larutan hasill pengenceran dari tabir surya yang diuji Fourneron et al, 1999; Gordon, 1993; Mansur et al, 1986; Pissavini et al, 2003; Walters et al, 1997. Mansur 1986, mengembangkan suatu persamaan matematis untuk mengukur nilai SPF secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer. Persamaannya adalah sebagai berikut : SPF = CF x x EE x I Dimana : EE = Spektrum efek eritemal I = Intensitas spektrum sinar Abs = Serapan produk tabir surya CF = Faktor koreksi = 10 Tabel 2.2 Ketetapan nilai EE x I Sayre et al, 1979 Panjang gelombang nm Nilai EE x I 290 0,0150 295 0,0817 300 0,2874 305 0,3278 310 0,1864 315 0,0839 320 0,0180

2.6 Avobenzone