Pasar pada permulaan Rasulullah

E. Pasar pada permulaan Rasulullah

Tepat pada saat pertumbuahan Nabi Muhammad SAW. Tumbuh menjadi remaja, dengan hanya bermodalkan ingtanible assets, yaitu kejujuran ( al-amin), ia pun dapat berkerja sama dengan pemilik modal yaitu Khadijah. Beberapa perjalananan bisnis yang dilakukan Rasulullah adalah ekspedisi dagang ke Yaman dan Habasyah, empat kali ke Syiria, Jorash dan Bahrain ( timur senanjung barat Arab). Sehingga lebih dari 20 tahun Rasulullah menggeluti bisnis dengan Tepat pada saat pertumbuahan Nabi Muhammad SAW. Tumbuh menjadi remaja, dengan hanya bermodalkan ingtanible assets, yaitu kejujuran ( al-amin), ia pun dapat berkerja sama dengan pemilik modal yaitu Khadijah. Beberapa perjalananan bisnis yang dilakukan Rasulullah adalah ekspedisi dagang ke Yaman dan Habasyah, empat kali ke Syiria, Jorash dan Bahrain ( timur senanjung barat Arab). Sehingga lebih dari 20 tahun Rasulullah menggeluti bisnis dengan

sudah memulai perdangan, sehingga pada usia 20-25 tahun beliau sudah menjadi pembisnis yang propesional dengan cara mengelola modal dari Khadijah.

Setelah Rasulullah menerima kenabian maka beliah melewati masa-masa sulit , seperti pemboikotan yang dilakukan oleh kaum Quraisy. Sejak itu konsentrasi berdakwah dan menyebarkan wahyu yang di turunkan kepada Beliau, untuk kemudian disampaikan kepada umat Manusia. Setelah kaum muslimin pindah ke madinah beliau menjadi pengawas pasar (Muhtasib). Pada saat itu mekanisme pasar sangat di hargai, salah satu buktinya beliau menolak untuk menetapkan penetapan harga pasar, pada saat itu harga sedang naik karena dorongan permintaan dan penawaran yang dialami. 15

Dengan memperhatikan kejadian diatas maka hal ini telah membuktikan bahwa sanya masa pemikiran Ekonomi Islam itu sudah di mulai pada masa Rasulullah SAW. Ini terlihat dari bagaiman Rasulullah menjadi pengawas pasar dan menolak penetapan harga di pasar, beliau tidak menetapkan harga karean beliah beranggapan itu tidak baik dan mengakibatkan kezhaliman sedangkan zalim adalah haram. Karena jika harga ditetapkan terlalu mahal, maka akan menjalimi pembeli, dan jika harga ditetapakan harga terlalu rendah maka akan menzalimi penjual.

Dan pada masa berikutnya mekanisme pasar ini juga berlanjut di kalangan ilmuan Muslim terkemuka seperti di bawah ini:

1. Mekanisme pasar Menurut Abu Yusuf (731-798 M/113-182 H) Abu yusuf atau Ya’qub bin Ibrahim bin Habib bin Khunais bin Sa’ad a-anshari al-Jalbi

al-Kufi al-Baghdady, mengarang beberapa kitab diantaranya adalah al-jawami,al-Radd ala siyar al-awza’i, al-Atsar, Ikhtilab Abi Hanifah wa ibn Abi Layla, adab al-qadhi dan al-Kharraj. Pembahasan tentang mekanisme pasar terdapat dalam karyanya yang menumental yang berjudul Al-kharraj (buku tentang perpajakan). Menurut Azmi (2002) dalam adiwarman (2010), para sejahrawan muslim sepakat bahwa orang pertama yang menulis kitab dengan mengangkat tema “al-Kharraj” adalah Muawiyah bin ubaidillah bin yasar (w. 170 H), seorang Yahudi yang

15 Khallaf,Ushul Fiqh, 126-127. Pembahsan lebih lanjut tentang Maslahah.

memeluk Islam dan menjadi sekretaris Khalifah Abu Abdillah Muhammad al-Mahdi (755- 785M/158-169H). Namun sayang, karya pertama tersebut hilang ditelan zaman 16 . Catatan yang

paling awal yang dapat ditemukan mengenai penambahan dan penguranngan produksi akibat perubahan harga adalah oleh Abu Yusuf mengatakan:

“Tidak ada batasan tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada yang mengaturnya. Prinsipnya tidak dapa diketahui. Murah bukan karea melimpahnya makanan, demikaian juga mahal tidak disebabkan oleh kelangkaan makanan. Murah dan mahal merupakan ketentuan Allah. Terkadang makanan yang berlimpah tetapi tetap mahal, dan terkadang makanan sangat sedikit tapi mahal”.

Dari pernyataan tersebut, Abu Yusuf tampaknya menyangkal pendapat umum mengenai hubungan terbalik antara penawaran dan harga. Pada kenyataanya, aharga tidak tergantung pada penawaran saja, tetapi juga bergantungpada kekuatan permintaan. Karean itu, peningkatan maupun penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan penurunan maupun peningkatan produksi. Abu Yusuf menjelaskan bahwa ada variabel lainnya yang mempengaruhi, tetapi ia tidak menjelaskan secara terperinci. Bisa jadi, variabel itu adalah pergesaran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar di suatu negara, atau penimbunanan atau penahanan barang, atau semua hal tersebut. Patut dicatat, bahwa Abu Yusuf menuliskan teorinya sebelumAdam Smith menulis The Wealth of Nations, 17 yang berkaitan dengan pembahasan tentang Invisible Hand, tepatnya di tahun 1977 M.

2. Al-Hisbah Pada Masa Rasulullah Al-hisbah adalah institusi keagamaan yang sangat penting dalam lintasan sejarah

ekonomi Islam. Pada dasarnya Al-Hisbah ini sudah ada pada masa zaman Rasulullah sebagai kepala negara yang berperan sebagai decision maker, dan supervisor dalam masalah ekonomi telah meletakkan pondasi al-hisbah. Malahan beliau sendirilah yang berperan sebagai mustahib pertama dalam Islam. Rasulullah SAW. Secara langsung melakukan inpeksi ke pasar-pasar untuk mengecek harga dan mekanisme pasar. Rasulullah SAW. Ketika masih hidup, beliau langsung menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan al-amr bi al-ma’ruf wa nahy-‘an al-munkar,

17 Adiwarman Azhar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada),233 17 Adiwarman Azhar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada),233

Berdasarkan hadisyang diriwayatkan oleh Abu-Hurairah diceritakan:

ﺎﮭﯾﻓ دﯾ ه لﺧ د ﺄﻗ ﺎﻌط م ةرﺑﺻ ﻰﻠﻋ رﻣ مﻠﺳ ﮫﯾﻠﻋ و ﷲ ﻰﻠﺻ ل ا وﺳ ر ن أ ةرﯾرھأ نﻋ ﷲ ل وﺳر ر ﺎﯾ ﺎﻣﺳﻟا ء ﮫﺗﺑ ﺎﺻ ل أ ﺎﻗ ؟ ﺎﻌطﻟا م بﺣ ﺎﺻ ﺎﯾ اذھ ل م ﺎﻘﻓ ﻼﻠﺑ ﮫﻌﺑ ﺎﺻأ تﻟ ﺎﻧﻓ ( مﻠﺳﻣ هاور ﻲﻧﻣ ) سﯾﻠﻓ شﻏ نﻣ س ؟ ﺎﻧﻟا ها رﯾ ﻲﻛ ﺎﻌطﻟا م ق وﻓ ﮫﺗﻠﻌﺟ ﻼﻓا ل ﺎﻗ

Artinya : Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, pada suatu hari Rasul berjalan ke pasar dan

menghampiri penjual makanan dan memasukkan tangannya ke dalam tumpukan makanan tersebut. Beliau terkejut mendapati tangannya basah. Rasul berkata wahai penjual makanan apa ini? Makanan itu terkena hujan ya Rasulullah. Kemudian, Nabi berkata kenapa makanan tidak engkau letakkan diatas sehingga orang dapat melihatnya? Siapa yang melakukan penipuan bukan dari golonganku. (HR. Muslim)

Peristiwa ini membuktikan bahwa lembaga al-hisbah telah ada pada zaman Rasulullah SAW. Dalam pelaksanaan pengawasan pasar ini Rasul mengangkat Said ibn Ash ibn Muawiyah untuk mengawasi pasar di Mekah (setelah fathu Makkah) agar tidak terjadi kecurangan dan tipuan yang dilakukan masyarakat di pasar-pasar ketika itu. Kemudian pada masa Umar ibn Khattab beliau menunjuk Sayyidah Sambra’ binti Nuhaik untuk mengawasi pasar di Madinah 18

dan Syifa’ binti Abdullah Al-Adawiyah sebagai mustahib dari kalangan Muslimah. Disamping itu, Umar juga mengankat Sulaiman Ibn Abi Khusaimah dan Abdullah ibn Utbah ibn Mas’ud sebagai Muhtasib di Madinah

18 Muhammad Salam Madkur, Al-Qadha fi Al-Islam, (Kairo: Dar al-Nahdhah al-Arabiah,t. Th), hal.147-148. Dr.

BAB III

KESIMPULAN

Para khulafah rasyidin dan para sahabat Nabi SAW yang mulia beranggapan bahwa baitul mal adalah amanat Allah dan masyarakat kaum muslimin. Karena itu, mereka tidak mengizinkan pemasukan sesuatu kedalamnya atau pengeluaran sesuatu darinya yang berlawanan dengan apa yang telah ditetapkan oleh syari’at . Mereka mengharamkan tindakan para penguasa yang menggunakan baitul mal untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi mereka.

Al-hisbah adalah institusi keagamaan yang sangat penting dalam lintasan sejarah ekonomi Islam. Pada dasarnya Al-Hisbah ini sudah ada pada masa zaman Rasulullah sebagai kepala negara yang berperan sebagai decision maker, dan supervisor dalam masalah ekonomi telah meletakkan pondasi al-hisbah. Malahan beliau sendirilah yang berperan sebagai mustahib pertama dalam Islam

DAFTAR PUSTAKA

Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014) Lukman Hakim, “prinsip-prinsip Ekonomi Islam” (Jakarta:Erlangga)2012

P3EI, “Ekonomi Islam”, Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2011, cetakan ke-3 Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, “Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah”, Jakarta :

Pustaka Al-Kautsar, 2013 cetakan ke-9 Yusuf Al’Isy,”Dinasti Umayyah” (Jakarta:Maret 2013) Pustaka Al-Kautsar Abul A’al Al-Maududi, Khalifah dan kerajaan, (Bandung:Mizan,1996) Sumar’in, “Ekonomi Islam”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) Adiwarman Azwar Karim, “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam” (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2004

-Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani Press,2001), Muhammad Razi,”50 Ilmuan Muslim Populer”, (Tanggerang: QuantumMedia, 2006) cetakan

ke-2 Khallaf,Ushul Fiqh, 126-127. Pembahsan lebih lanjut tentang Maslahah Ika Yuni Fauzia dan Abdul kadir Riyadi, Prinsip dasar Ekonomi Islam, Jakarta, PT Raja

Grafindo Persada, 2012 Muhammad Salam Madkur, Al-Qadha fi Al-Islam, (Kairo: Dar al-Nahdhah al-Arabiah,t. Th),