Pilihan Konsumen

4.3. Pilihan Konsumen

Dengan adanya preferences ( kesukaan akan barang dan jasa ) konsumen dan batas anggaran ( budget constraints ). Sekarang kita akan membahas bagaimana seorang konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap barang dan jasa, baik jenis maupun jumlah atau volumenya. Untuk itu, kita harus mengasumsikan setiap konsumen dalam menentukan pilihannya selalu berdasarkan akal sehatnya ( rasional ), dan pilihannya bertujuan memaksimalkan kepuasannya sesuai dengan pendapatannya yang terbatas.

Memaksimalkan utilitas sekeranjang barang dan jasa ( market basket ), harus memuaskan atau memenuhi dua kondisi atau syarat:

1. Sekeranjang barang dan jasa tersebut harus berada pada garis anggaran. Untuk kita paham mengapa harus demikian, ingat bahwa setiap sekeranjang barang dan jasa berada di bawah atau sebelah kiri garis anggaran, berarti ada sebagian pendapatan yang tidak dialokasikan untuk membeli barang dan jasa oleh konsumen, walaupun jika dibelikan barang akan meningkatkan kepuasan konsumen. Biasanya pendapatan yang tidak dikonsumsi sekarang ditabung untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa depan. Dalam kasus ini, pilihan konsumen bukan hanya untuk membeli barang dan jasa. Untuk memudahkan pembahasan kita, diasumsikan semua pendapatan konsumen dihabiskan sekarang untuk membeli makanan dan pakaian. Sehingga sekeranjang barang dan jasa yang ada di bawah dan di atas garis anggaran, tidak dibeli oleh konsumen.

2. Sekeranjang barang dan jasa tersebut harus kombinasi barang dan jasa yang paling disukai (preferences) bagi konsumen.

Kedua kondisi atau syarat tersebut akan mengurangi masalah dalam konsumen memaksimumkan kepuasannya dalam menentukan kombinasi barang yang dipilih dan terletak digaris anggaran.

Dengan contoh kita makanan dan pakaian, kita dapat membuat grafik yang mengilustrasikan pemecahan masalah pada pilihan konsumen akan barang dan jasa. Gambar

4.10 memperlihatkan bagaimana masalah pilihan konsumen dipecahkan atau diselesaikan. Pada gambar, terdapat tiga kurva indiferen yang menjelaskan kesukaan ( preferences ) konsumen terhadap makanan dan pakaian. Ingatlah bahwa dari ketiga kurva indiferen, yang paling kanan

U 3 memberikan nilai kepuasan tertinggi, kurva U 2 , dengan jumlah kepuasan berikutnya dan yang

bernilai terendah kurva U 1 .

Perhatikan bahwa titik B dikurva U 1 , adalah yang paling tidak dipilih oleh konsumen, karena pemindahan pendapatan (a reallocation of income ) untuk membeli makanan lebih banyak dan pakaian lebih sedikit dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Utama nya bergeser ke tiik A. dimana dengan pendapatan atau uang yang sama konsumen mendapatkan lebih banyak

makanan dan pakaian dibandingkan dengan titik B, karena titik A berada pada kurva indiferen U 2 dan diatas kurva U 1 . Di samping itu, perhatikan bahwa sekeranjang barang dan jasa yang berlokasi di sebelah kanan atau di atas kurva indiferen U 2 , seperti sekeranjang barang dan jasa di titik D, dan berlokasi pada kurva indiferen U 3 , memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen, tetapi tidak dapat dibeli oleh konsumen, karena pendapatannya tidak cukup. Karena itu,

sekeranjang barang dan jasa di titik A, adalah yang memberikan kepuasan tertinggi untuk konsumen dengan pendapatannya yang terbatas.

Kita melihat dari analisis ini bahwa sekeranjang barang dan jasa yang memaksimalkan kepuasan konsumen harus berada pada kurva indiferen yang tertinggi atau yang paling kanan dan menyentuh atau menyinggung garis anggaran. Titik A adalah titik singgung ( tangency )

antara kurva indiferen U 2 dengan garis anggaran. Di titik A, nilai kemiringan dari garis anggaran

adalah sama dengan nilai kemiringan dari kurva indiferen. Karena MRS ( βˆ’ βˆ†πΉ ) adalah nilai negatif daripada kemiringan kurva indiferen, kita dapat katakan bahwa kepuasan konsumen

adalah maksimal (berdasarkan adanya batasan anggaran/budget constraint ) pada titik

dimana:

(4-3) Dengan demikian, Kepuasan konsumen menjadi maksimum ketika tingkat marjinal substitusi

MRS = P F /P C

makanan untuk pakaian ( the Marginal Rate of Substitution of F for C ) adalah sama dengan

rasio dari harga makanan terhadan harga pakaian. Jadi konsumen akan mendapatkan kepuasan maksimum dengan cara menyesuaikan konsumsi makanan dan pakaian yang menyebabkan MRS sama dengan rasio kedua harga barang tersebut

Kondisi beerdasarkan persamaan 4.3, mengilustrasikan macam atau jenis kondisi optimisasi yang terjadi di ilmu ekonomi. Pada contoh ini, kepuasan konsumen dimaksimisasikan ketika manfaaat marjinal ( marginal benefit ) – manfaat yang dikaitkan atau berasal dari mengkonsumsi tambahan satu unit barang dari jenis, harga dan ukuran sama – adalah sama dengan biaya marjinal – biaya tambahan yang dikeluarkan konsumen ketika menambah konsumsi satu unit barang dari jenis, harga dan ukuran sama. Manfaat marjinal diukur dengan The MRS. Di titik A, MRS sama dengan 1/2 ( besaran kemiringan dari kurva indiferen ), yang menyatakan bahwa konsumen bersedia untuk menyerahkan atau menukar 1/2 unit pakaian guna mendapatkan 1 unit makanan. pada titik yang sama ( di titik A ), biaya marjinal adalah diukur dengan besaran dari kemiringan garis anggaran, biaya marjinal juga sama dengan 1/2, karena Kondisi beerdasarkan persamaan 4.3, mengilustrasikan macam atau jenis kondisi optimisasi yang terjadi di ilmu ekonomi. Pada contoh ini, kepuasan konsumen dimaksimisasikan ketika manfaaat marjinal ( marginal benefit ) – manfaat yang dikaitkan atau berasal dari mengkonsumsi tambahan satu unit barang dari jenis, harga dan ukuran sama – adalah sama dengan biaya marjinal – biaya tambahan yang dikeluarkan konsumen ketika menambah konsumsi satu unit barang dari jenis, harga dan ukuran sama. Manfaat marjinal diukur dengan The MRS. Di titik A, MRS sama dengan 1/2 ( besaran kemiringan dari kurva indiferen ), yang menyatakan bahwa konsumen bersedia untuk menyerahkan atau menukar 1/2 unit pakaian guna mendapatkan 1 unit makanan. pada titik yang sama ( di titik A ), biaya marjinal adalah diukur dengan besaran dari kemiringan garis anggaran, biaya marjinal juga sama dengan 1/2, karena

Jika MRS adalah lebih kecil atau lebih besar daripada rasio harga barang, kepuasan kkonsumen masih belum mencapai titik maksimum. Sebagai contoh, Bandingkan titik B dengan titik A digambar 4. 10. Di titik B, konsumen membeli 20 unit makanan dan 30 unit pakaian, rasio harga ( atau biaya marjinal ) adalah sama dengan 1/2, karena harga makanan $ 1.00 daan pakaian $ 2.00. walaupun demikian, the MRS ( manfaat marjinal, MB ) adalah lebih besar daripada 1/2, bahkan MRS kira-kira sama dengan 1. Akibatnya, konsumen mampu untuk mensubstitusikan 1 unit makanan untuk 1 unit pakaian tanpa kehilangan kepuasan maksimumnya. Karena harga makanan lebih murah dibandingkan dengan harga pakaian, hal mini menyebabkan konsumen lebih banyak membeli makanan dan lebih sedikit pakaian. Sebagai contoh, Jika konsumen membeli pakaian dengan jumlah berkurang atau diturunkan sebesar 1 unit, penghematan sebesar $ 2.00, dapat digunakan untuk membeli sebanyak 2 unit makanan ( karena harga makanan $ 1.00 per unit ). Sekalipun konsumen hanya membutuhkan 1 unit makanan guna mempertahankan tingkat kepuasan maksimum.

Gambar 4.10. Memaksimumkan Kepuasan Konsumen Pakaian ( unit per minggu )

40 Garis anggaran

30 B * D

20 A U 3

-10 C -10F U 2

0 20 30 40 Makanan ( unit per minggu )

Konsumen memaksimumkan kepuasannya dengaan memilih keranjang pasar A. Pada titik tersebut, garis anggaran dan kurva indifereren, U 2 , bersinggungan, tidak ada lagi tingkat lebih tinggi yang memuaskan konsumen ( titik D tidak dapat dicapai ). Dititk A, MRS antara dua barang sama dengan rasio harga barang. Walaupun demikian, di titik B, karena MRS (-(-10/10) = 1 } lebih besar daripada rasio harga (1/2), disini kepuasan konsumen tidak maksimum.

Realokasi anggaran terus berlanjut dengan cara tersebut ( bergerak disepanjang garis anggaran ), sampai dengan konsumen mencapai titik A, dimana rasio harga sama dengan 1/2, juga sama dengan MRS = 1/2. Titik ini menyatakan bahwa konsumen adalah bersedia untuk Realokasi anggaran terus berlanjut dengan cara tersebut ( bergerak disepanjang garis anggaran ), sampai dengan konsumen mencapai titik A, dimana rasio harga sama dengan 1/2, juga sama dengan MRS = 1/2. Titik ini menyatakan bahwa konsumen adalah bersedia untuk

Solusi Sudut

Kadang-kadang konsumen membeli barang dengan cara ekstrem, paling tidak dalam kategori barang. Sebagai contoh, beberapa orang tidak mengeluarkan uang sepeserpun dalam melakukan perjalanan atau mendapatkan hiburan. Analisis kurva indiferen dapat digunakan untuk memnperlihatkan di bawah kondisi dimana konsumen tidak memilih untuk mengkonsumsi barang tertentu.

Pada gambar 4.11, seorang konsumen menghadapi garis anggaran untuk makanan ringan ( snack ) AB, konsumen memilih hanya membeli ice cream (IC) dan tidak sama sekali untuk frozen yogurt (Y). Keputusan ini merefleksikan dengan apa yang disebut a corner solution ( solusi sudut ): Ketika sebuah macam barang tidak dikonsumsi. Keranjang barang yang dikonsumsi konsumen muncul di sudut grafIk. Di titik B dimana uga merupakan titik kepuasan maksimum. The MRS ice cream untuk frozen yogurt adalah lebih besar daripada nilai kemiringan garis anggaran. Ketidaksamaan ini menyatakan bahwa jika konsumen mempunyai lebih banyak yogurt untuk diserahka atau ditukar dengan ice cream, konsumen akan sangat gembira menukar untuk menambah jumlah ice cream. Walaupun demikian, pada titik ini, konsumen sudah mengkonsumsi semua ice cream dan tidak ada frozen yogurt yang dikonsumsi, dan hal ini adalah tidak mungkin untuk mengkonsumsi frozen yogurt dalam jumlah negatif.

Gambar 4.11. Solusi Sudut Frozen Yogurt ( mangkok per bulan )

B Ice Cream (mangkok per bulan) Ketika nilai MRS konsumen adalah tidak sama dengan rasio harga untuk semua tingkat konsumsi,

maka terjadi solusi sudut (corner solution ) – situasi dimana nilai MRS untuk satu barang pada maka terjadi solusi sudut (corner solution ) – situasi dimana nilai MRS untuk satu barang pada

indiferen U 1 , dimana nilai MRS ( dari ice cream untuk frozen yogurt ) adalah lebih besar daripada nilai rasio harga dari harga ice cream dengan harga frozen yogurt.

Ketika solusi sudut terjadi, MRS konsumen tidak harus sama dengan rasio harga. Tidak seperti kondisi yang dinyatakan di dalam persamaan (4.3), kondisi keharusan untuk tingkat kepuasan untuk dimaksimumkan, ketika memilih antara ice cream dan frozen yogurt pada solusi sudut berdasarkan ketidak persamaan berikut ini:

( 4.4 ) Tentu saja ketidak persamaan tersebut akan dibalikan ( atau ≀, lebih kecil ), jika solusi sudut

MRS β‰₯𝑃 𝐼𝐢 /𝑃 π‘Œ

memilih titik A daripada titik B. Pada kasus lain dari dua kasus tersebut, kita dapat melihat bahwa manfaat marjinal-biaya marjinal adalah sama seperti yang sudah kita bahas pada sesi sebelumnya, hanya dapat dipertahankan ketika kuantitas semua barang dikonsumsi positif.

Pelajaran penting disini adalah bahwa prediksi tentang berapa besar produk konsumen akan dibeli ketika berhadapan dengan perubahan kondisi ekonomi ditentukan oleh sifat dasar pilihan konsumen terhadap produk dan produk yang berkaitan, dan bentuk kemiringan pada garis anggaran. Jika MRS ice cream untuk frozen yogurt adalah secara substansial lebih besar daripada nilai rasio harga, sebagaimana pada gambar 4.11, maka penurunan sedikit pada harga frozen yogurt tidak akan mengubah pilihan konsumen, konsumen akan masih tetap memilih untuk hanya mengkonsumsi ice cream. Tetapi jika harga frozen yogurt turun cukup besar, konsumen akan cepat mengubah pilihannya untuk mengkonsumsi lebih banyak frozen yogurt.