10. Sarana Ibadah Kelurahan Mariana
3.2.3. Analisa Fisik Bangunan
Analisa fisik bangunan yaitu melihat fungsi bangunan baik berupa permukiman, maupun fasilitas umum, adapun Kelurahan Mariana dapat dilihat dibawah ini :
Fungsi Bangunan di pergunakan sebagai tempat tinggal dan tempat usaha
Fungsi Bangunan Komersil
Fungsi Bangunan di pergunakan sebagai tempat tinggal
41,24 % Bangunan hunian memiliki luas lantai ≤ 7,2 m 2 per
orang 3,01 % Bangunan hunian tidak memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis
3.2.4. Analisa Prasarana Permukiman
Analisa Jaringan Jalan
Kondisi beberapa
Perbaikan Jalan sesuai jalan lingkungan
Konstruksi jalan
Adanya kemauan
umur jalan tidak sesuai beban
sebagian rusak
masyarakat untuk ikut
Adanya aturan muatan
Terjadi cekungan di
berpartisipasi dalam
sebagian ruas jalan
pemeliharaan
bersama tentang
lingkungan yang
Masyarakat siap
penanganan jalan
membuat genangan bila
berswadaya dan
berlubang
terjadi hujan
bergotong royong dalam melakukan perbaikan.
Terdapat program- program pemerintah untuk upaya perbaikan jalan wilayah perkotaan
Analisa Jaringan Drainase
Drainase tidak
Rehabilitasi dan mengalir dan
Konstruksi drainase
Adanya kemauan
normalisasi drainase menimbulkan bau
sebagian rusak dan
masyarakat untuk ikut
sekunder dan tersier Terjadi genangan
tersumbat karena
berpartisipasi dalam
Pembuatan drainase dan banjir
sampah dan sedimentasi
penataan dan
yang terintegrasi Konstruksi bangunan
Volume bangunan
pembersihan drainase
dengan saluran induk/ drainase tidak
drainase tidak sesuai
Masyarakat siap
terhubung dengan dilengkapi bak
dengan curah hujan dan
berswadaya dan
drainase kota kontrol
produksi aliran air
bergotong royong
Drainase tidak
dalam melakukan
Penerapan eco-
terintegrasi dengan
perbaikan.
manhole drainage
saluran induk/tidak
Terdapat program-
Adanya aturan
terhubung dengan
program pemerintah untuk upaya perbaikan
bersama tentang
system drainase kota
drainase wilayah
pembersihan drainase
perkotaan
Penyuluhan dan Sosialisasi mengenai pentingnya drainase
Analisa Jaringan Kebutuhan Air Minum
Sumber Air PDAM
Pengembangan dan sumur gali dan
Masyarakat siap
Peningkatan kualitas
alternative cadangan sumur bor SPAM
berswadaya dan
pelayanan SPAM
air : pemanfaatan tidak memenuhi
bergotong royong dalam
Peningkatan cakupan
sumur lingkungan persyaratan teknis
melakukan perbaikan.
pelayanan SPAM
Pemeliharaan sumber di beberapa bagian
Masyarakat yang
Peremajaan sumur
air bersih wilayah
berpenghasilan rendah
lingkungan
Pemeliharaan sumber Cakupan pelayanan
dan akses jalan ke
Penyuluhan dan
air bersih SPAM belum
permukiman yang
Sosialisasi mengenai
cukup sulit
Pentingnya air minum
memadai. Hanya
Lingkungan
dan sanitasi
sekitar 51 - 75 %
permukiman yang padat
dari luas
dan kotor
Sumber air minum kurang higienis
Tabel 3.16.
Kebutuhan Air Jumlah
Tahun
Minum (60
penduduk liter/org/hari)
Analisa Sistem Pengelolaan Air Limbah
Penataan saluran pengolahan air
Permukiman padat
Adanya kemauan
pembuangan limbah limbah kawasan
tanpa pengaturan
masyarakat untuk
yang baik dan dan cakupannya
akses sanitasi
ikut berpartisipasi
teratur belum memenuhi Masyarakat
lingkungan
Ketersediaan space
Pembuatan standar,
masih
septiktank komunal khususnya di area
berpengasilan rendah
memungkinkan
Pembuatan IPAL permukiman
dan kurangnya
untuk penataan
rumah tangga lorong
kesadaran warga
limbah kawasan
Penyuluhan dan Peletakan
terhadap sanitasi dan
Sosialisasi mengenai penampungan
khususnya hidup
penting Pengolahan limbah dan
sehat
Limbah sumber air tanah
perletakannya sporadic tidak tertata.
Sistem pengolahan air limbah masyarakat bertipe sistempengolahan limbah setempat
Tabel 3.18.
Non Domestik Tahun
Kebutuhan Air
Buangan
Domestik
Sosial Ekonomi Liter/Org/Hari)
(Lt/Hari)
(Lt/Hari)
(Lt/Hari)
(Lt/Hari)
Analisa Sistem Pengelolaan Persampahan
Penataan Kawasan Persampahan
Jumlah dan distribusi Adanya kemauan
Tanpa Kumuh belum memenuhi
tempat sampah belum
masyarakat untuk
Pemenuhan kriteria teknis
sebanding dengan
ikut berpartisipasi
pelayanan Cakupan
unit kebutuhan
dalam penataan dan
pengelolaan pelayanan
Pengangkutan
pembersihan
persampahan pengelolaan
sampah sering
drainase
kawasan persampahan
berubah-ubah
Terdapat program-
program pemerintah Pemenuhan standar belum cukup
terjadwal
kebutuhan sarana memadai.
Tidak ada pemisah
untuk upaya
persampahan Lingkungan
jenis sampah
pengelolaan sampah
Mengikutsertkan terlihat kumuh
perkotaan (MTR,
dalam program akibat sampah
Mabello, LISA)
pemerintah sebagai dan limbah
lorong percontohan rumah tangga yang tidak tertangani baik
3.2.5. Analisa Safeguard dan Resiko Bencana
Keteraturan
Lahan ilegal
Bermukim sejak lahir
Rehabilitasi Permukiman
Bangunan
Tidak Memiliki IMB
Jalan
Genangan pada
Beban muatan yang melawati
Badan Jalan dibuat miring
Lingkungan
Jalan untuk mencegah genangan
Drainase
Tangkapan air
Kondisi permukiman tidak
Saluran drainase
Lingkungan
lingkungan harus menyatu lingkungan
pada drainase di
memberikan ruang untuk
pada saluran induk permukiman kurang efektif
drainase
Pelayanan Air
Menggunakan Air Sebagian penduduk tidak Sosialisasi dampak
Minum
Hujan
menggunakan PDAM
kesehatan dalam mengkosumsi air minum sesuai kualitas air yang memenuhi syarat kosumsi
Pengelolaan
Menyatu dengan Limbah buangan rumah tangga Pembuatan tangki septik
Air Limbah
drainase sesuai kebutuhan penduduk pengguna yang belum memiliki
Sistem
Jangkauang
Kondisi permukiman padat
Sosialisasi pemilahan
Persampahan
buangan Sampah
penduduk
sampah pada rumah tangga (organik – non organik)
Banjir
Hujan lebat tiba
Buruknya kondisi kontruksi
Mengaktifkan satgas
bangunan drainase
drainase sesuai dengan
Saluran dranase ada yang tidak
program pemerintah Kota
terintegrasi secara menyeluruh
Pontianak
pada kawasan Banyaknya sampah dan sedimentasi pada saluran drainase
Kurangnya kesadaran warga terhadap lingkungan
Kebakaran
Permukiman
Penerapan konsep padat penduduk
Kawasan permukiman yang
redevelopment dan Bangunan dengan
bangunannya tergolong semi
renewal pada kawasan kepadatan tinggi
permanen dengan material
permukiman mencangkup tanpa IMB dan
yang mudah terbakar
utilitas lingkungan standar teknis
Instalasi listrik yang tidak
sesuai kelayakan
Kawasan
Kelalaian personal
Kampung Sawah
Ruang pergerajan dan sirkulasi
dan sekitarnya
lingkungan yang sempit Isu dan motif ekonomi dan politik yang kerap memicu kebakaran yang terorganisir
BAB IV
SKENARIO / ROAD MAP PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
4.1. Skenario Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam Program Permukiman Berkelanjutan adalah: terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat sebanyak 100%, pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung (Kawasan Kumuh 0%) dan terpenuhinya penyehatan lingkungan permukiman (Sanitasi 100%).
Langkah awal untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya kawasan permukiman kumuh dan peningkatan kualitas permukiman kumuh sebagaimana disyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Mengadopsi dari skenario fokus pembangunan kota dalam RPJM Kota Pontianak tahun 2015-2019 fokus pembangunan pada tahun 2017direncanakan untukmereduksi kemiskinan, pemerataan infrastruktur perkotaan dan meningkatkan aksesantar wilayah.Sejalan denganarahan ini,skenario pengurangan kawasan kumuh di Kota Pontianak pada tahun pertama berfokus pada penyiapan masyarakat untuk menerima program terutama yang berada dikawasan prioritas1, pemenuhanakses air bersih dan perbaikan sanitasi kawasan permukiman kumuh, pembangunan jalan,drainaseserta saluran limbah berturut-turut sesua idengan urutan prioritas penanganannanya.
Pada tahun kedua yakni tahun 2018 masih difokuskanpada upaya untukmengurangikemiskinan, pemantapan infrastruktur perkotaan. Pengurangan permukiman kumuhmelalui pembangunan lingkungan permukiman,memperkuat sistem sanitasi perkotaan serta meningkatkan interconection wilayah. Sehingga dalam skenario pengurangan kawasan kumuh pada tahun kedua masih lanjutan penyiapan masyarakat bisa berupa penyuluhan,sosialisasi dan penyadaran masyarakat terkait lingkungan permukiman sehat sekaligus melanjutkan pembangunan fisik tahun sebelumnya.
Pada tahun ketiga, fokus pembangunan pada pemerataan kualitasdan peningkatan kuantitasinfrastruktur perkotaan. Dalam skenariopengurangan kumuh pada tahun ketiga berfokuspada pembangunan pada kawasan yang memiliki gejala sosialdengan pendekatan peningkatan kapasitas masyarakat. Paralel dengan kegiatan tersebut juga diharapkan terlaksana pembangunan RTH dan peningkatan kualitas infrastruktur. Selain itu,fokus Pada tahun ketiga, fokus pembangunan pada pemerataan kualitasdan peningkatan kuantitasinfrastruktur perkotaan. Dalam skenariopengurangan kumuh pada tahun ketiga berfokuspada pembangunan pada kawasan yang memiliki gejala sosialdengan pendekatan peningkatan kapasitas masyarakat. Paralel dengan kegiatan tersebut juga diharapkan terlaksana pembangunan RTH dan peningkatan kualitas infrastruktur. Selain itu,fokus
4.2. Skenario Penetapan Lokasi Prioritas Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
A. Lokasi Kawasan Kampung Sawah
Tabel 4.20.
Kebutuhan Penanganan Aspek
Perubahan fungsi dan masa Gedung
Bangunan 0 % atau sama dengan 0
Pendekatan sosialisai
unit bangunan hunian tidak
bangunan memiliki keteraturan
pencegahan permukiman
kumuh perkotaan Sosialisasi & edukasi terkait
Menata & relokasi
aturan dan ketentuan teknis
permukiman yg melanggar
kawasan sempadan sungai
garis sempadan
Peningkatan peran serta
Untuk rumah yg berada di
pemerintah daerah dalam
lahan pasang surut sungai
pengawasan dan
rumah disyaratkan untuk
pengendalian pembangunan
menghadap sungai
permukiman di daerah bantaran sungai
151 unit/Ha tingkat
Pengendalian dan kepadatan bangunan
Sosialisasi & edukasi aturan
bangunan dan lingkungan di
pembatasan perkembangan
permukiman 3,97% (12 Unit) bangunan
daerah bantaran sungai
Bantuan langsung pada lokasi tidak memenuhi
Sosialisasi, edukasi dan
stimulant perbaikan rumah persyaratan teknis
promosi rumah dan
lingkungan sehat
tidak layak huni
Kebutuhan Penanganan Aspek
Jalan 100 % area tidak terlayani
Pembangunan akses jalan Lingkungan
Pemeliharaan jalan
oleh jaringan jalan
yang menghubungkan lingkungan yang layak
lingkungan
dalam kawasan 57 % area memiliki kualitas
Peningkatan kualitas permukaan jalan yg buruk
jaringan jalan sesuai peruntukan, kelas dan standar teknis
Air Minum 0 % rumah penduduk tidak
Pengembangan akses dapat mengakses air minum PDAM disetiap rumah yang
Pemasangan jaringan pipa
sumber air minum baik yg aman
belum terpasang
perpipaan dan non perpipaan
Peningkatan system tangga tidak tercukupi
50 % penduduk rumah
Pembuatan sistem
cakupan pelayanan air kebutuhan air minum
pengolahan air minum
minum perpipaan PDAM & minimal
sederhana yang airnya layak
non PDAM Drainase
konsumsi
Rehabilitasi dan Lingkungan
90,84% jalan tidak memiliki
Normalisasi dan
saluran/drainase
pemeliharaan saluran
pembuatan saluran
drainase yg sudah ada
drainase sesuai dengan kapasitas & standar teknis
Saluran drainase tidak Pembuatan saluran terhubung dengan system
drainase yg terhubung drainase kota
dengan saluran di dalam kawasan juga sistem drainase kota
Pengelolaan Terdapat 16 Unit Rumah
Pembuatan jamban sesuai Sanitasi
Sosialisasi dan edukasi
tangga tidak memiliki akses
persyaratan teknis jamban keluarga
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
16 rumah memiliki jamban tidak sesuai persyaratn teknis
Pengelolaan Sistem air limbah yg tidak
Meningkatkan penggunaan Air Limbah
Mengoptimalkan
sesuai dengan standar
tangki septic berspesifikasi teknis yang berlaku
kelembagaan dalam
pengelolaan air limbah
aman oleh rumah tangga
domestic pada tingkat kawasan
Peningkatan cakupan memiliki sapras air limbah
100% wilayah tidak
Meningkatkan keterlibatan
masyarakat dan sector swasta pelayanan sistem air sesuai syarat teknis
dalam pengelolaan air limbah
limbah kawasan (septic
domestic pada tingkat
tank komunal)
kawasan
Seluruh saluran
Rehabilitasi sistem saluran pembuangan air limbah
Meningkatkan koordinasi
air limbah bercampur dg drainase
antar organisasi perangkat
daerah dalam pengelolaan air
lingkungan
limbah domestik
Pengelolaan 81,79 % Rumah tangga
Meningkatkan cakupan Persampahan
Sosialisasi pengelolaan
sampah tidak terangkut ke
pelayanan infrastruktur TPA minimal 2 kali
persampahan dengan metode
persampahan melalui seminggu
3R dan/atau pemisahan
organic dan non-organic
peningkatan infrastruktur pewadahan & pengangkutan sampah baik secara konvensional maupun 3R dan/atau pemisahan organic dan non-organic
Sistem Terdapat sarana proteksi
Meningkatkan aksesbilitas Proteksi
Penyuluhan, sosialisasi dan
kawasan permukiman Kebakaran
kebakaran namun belum
edukasi pentingnya memiliki
menjangkau ke seluruh
padat untuk sistem kawasan
sapras proteksi kebakaran
proteksi kebakaran dan keadaan darurat lainnya
Kebutuhan Penanganan Aspek
melalui peningkatan jalan, sumber air dan pompa hydrant
B. Lokasi Kawasan Tantina
Tabel 4.21.
Kebutuhan Penanganan Aspek
Perubahan fungsi dan masa Gedung
Bangunan 0 % atau sama dengan 0
Pendekatan sosialisai
unit bangunan hunian tidak
bangunan memiliki keteraturan
pencegahan permukiman
kumuh perkotaan Sosialisasi & edukasi terkait
Menata & relokasi
aturan dan ketentuan teknis
permukiman yg melanggar
kawasan sempadan sungai
garis sempadan
Peningkatan peran serta
Untuk rumah yg berada di
pemerintah daerah dalam
lahan pasang surut sungai
pengawasan dan
rumah disyaratkan untuk
pengendalian pembangunan
menghadap sungai
permukiman di daerah bantaran sungai
180 unit/Ha tingkat
Pengendalian dan kepadatan bangunan
Sosialisasi & edukasi aturan
bangunan dan lingkungan di
pembatasan perkembangan
permukiman 0% bangunan pada lokasi
daerah bantaran sungai
Bantuan langsung tidak memenuhi
Sosialisasi, edukasi dan
stimulant perbaikan rumah persyaratan teknis
promosi rumah dan
tidak layak huni Jalan
lingkungan sehat
Pembangunan akses jalan Lingkungan
100 % area tidak terlayani
Pemeliharaan jalan
oleh jaringan jalan
yang menghubungkan lingkungan yang layak
lingkungan
dalam kawasan
Kebutuhan Penanganan Aspek
0 % area memiliki kualitas Peningkatan kualitas permukaan jalan yg buruk
jaringan jalan sesuai peruntukan, kelas dan standar teknis
Air Minum 0 % rumah penduduk tidak
Pengembangan akses dapat mengakses air minum PDAM disetiap rumah yang
Pemasangan jaringan pipa
sumber air minum baik yg aman
belum terpasang
perpipaan dan non perpipaan
100 % penduduk rumah
Peningkatan system tangga tidak tercukupi
Pembuatan sistem
cakupan pelayanan air kebutuhan air minum
pengolahan air minum
minum perpipaan PDAM & minimal
sederhana yang airnya layak
non PDAM Drainase
konsumsi
Rehabilitasi dan Lingkungan
100% jalan tidak memiliki
Normalisasi dan
saluran/drainase
pemeliharaan saluran
pembuatan saluran
drainase yg sudah ada
drainase sesuai dengan kapasitas & standar teknis
Saluran drainase tidak Pembuatan saluran terhubung dengan system
drainase yg terhubung drainase kota
dengan saluran di dalam kawasan juga sistem drainase kota
Pembuatan jamban sesuai Sanitasi
Pengelolaan Terdapat 0 Unit Rumah
Sosialisasi dan edukasi
tangga tidak memiliki akses
persyaratan teknis jamban keluarga
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
0 Unit Rumah memiliki jamban tidak sesuai persyaratan teknis
Pengelolaan Sistem air limbah yg tidak
Meningkatkan penggunaan Air Limbah
Mengoptimalkan
tangki septic berspesifikasi teknis yang berlaku
sesuai dengan standar
kelembagaan dalam
pengelolaan air limbah
aman oleh rumah tangga
domestic pada tingkat kawasan
100% wilayah tidak
Peningkatan cakupan memiliki sapras air limbah
Meningkatkan keterlibatan
masyarakat dan sector swasta pelayanan sistem air sesuai syarat teknis
dalam pengelolaan air limbah
limbah kawasan (septic
domestic pada tingkat
tank komunal)
kawasan
Seluruh saluran
Rehabilitasi sistem saluran pembuangan air limbah
Meningkatkan koordinasi
air limbah bercampur dg drainase
antar organisasi perangkat
daerah dalam pengelolaan air
lingkungan
limbah domestik
Pengelolaan 100 % Rumah tangga
Meningkatkan cakupan Persampahan
Sosialisasi pengelolaan
sampah tidak terangkut ke
pelayanan infrastruktur TPA minimal 2 kali
persampahan dengan metode
persampahan melalui seminggu
3R dan/atau pemisahan
organic dan non-organic
peningkatan infrastruktur pewadahan & pengangkutan sampah baik secara konvensional maupun 3R dan/atau pemisahan organic dan non-organic
Meningkatkan aksesbilitas Proteksi
Sistem Terdapat sarana proteksi
Penyuluhan, sosialisasi dan
kawasan permukiman Kebakaran
kebakaran namun belum
edukasi pentingnya memiliki
menjangkau ke seluruh
padat untuk sistem kawasan
sapras proteksi kebakaran
proteksi kebakaran dan keadaan darurat lainnya melalui peningkatan jalan, sumber air dan pompa hydrant
C. Lokasi Kawasan Walet
Tabel 4.22.
Kebutuhan Penanganan Aspek
Bangunan 0 % atau sama dengan 0
Perubahan fungsi dan masa Gedung
Pendekatan sosialisai
unit bangunan hunian tidak
bangunan memiliki keteraturan
pencegahan permukiman
kumuh perkotaan Sosialisasi & edukasi terkait
Menata & relokasi
aturan dan ketentuan teknis
permukiman yg melanggar
kawasan sempadan sungai
garis sempadan
Peningkatan peran serta
Untuk rumah yg berada di
pemerintah daerah dalam
lahan pasang surut sungai
pengawasan dan
rumah disyaratkan untuk
pengendalian pembangunan
menghadap sungai
permukiman di daerah bantaran sungai
180 unit/Ha tingkat
Pengendalian dan kepadatan bangunan
Sosialisasi & edukasi aturan
bangunan dan lingkungan di
pembatasan perkembangan
permukiman 2,83% bangunan pada
daerah bantaran sungai
Bantuan langsung lokasi tidak memenuhi
Sosialisasi, edukasi dan
stimulant perbaikan rumah persyaratan teknis
promosi rumah dan
tidak layak huni Jalan
lingkungan sehat
Pembangunan akses jalan Lingkungan
100 % area tidak terlayani
Pemeliharaan jalan
oleh jaringan jalan
yang menghubungkan lingkungan yang layak
lingkungan
dalam kawasan 31 % area memiliki kualitas
Peningkatan kualitas permukaan jalan yg buruk
jaringan jalan sesuai peruntukan, kelas dan standar teknis
Air Minum 0 % rumah penduduk tidak
Pengembangan akses dapat mengakses air minum PDAM disetiap rumah yang
Pemasangan jaringan pipa
sumber air minum baik
Kebutuhan Penanganan Aspek
yg aman
belum terpasang
perpipaan dan non perpipaan
Peningkatan system tangga tidak tercukupi
34 % penduduk rumah
Pembuatan sistem
cakupan pelayanan air kebutuhan air minum
pengolahan air minum
minum perpipaan PDAM & minimal
sederhana yang airnya layak
non PDAM Drainase
konsumsi
Rehabilitasi dan Lingkungan
73,6% jalan tidak memiliki
Normalisasi dan
saluran/drainase
pemeliharaan saluran
pembuatan saluran
drainase yg sudah ada
drainase sesuai dengan kapasitas & standar teknis
Saluran drainase tidak Pembuatan saluran terhubung dengan system
drainase yg terhubung drainase kota
dengan saluran di dalam kawasan juga sistem drainase kota
Pengelolaan Terdapat 4 Unit Rumah
Pembuatan jamban sesuai Sanitasi
Sosialisasi dan edukasi
persyaratan teknis jamban keluarga
tangga tidak memiliki akses
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
0 Unit Rumah memiliki jamban tidak sesuai persyaratan teknis
Pengelolaan Sistem air limbah yg tidak
Meningkatkan penggunaan Air Limbah
Mengoptimalkan
sesuai dengan standar
tangki septic berspesifikasi teknis yang berlaku
kelembagaan dalam
pengelolaan air limbah
aman oleh rumah tangga
domestic pada tingkat kawasan
100% wilayah tidak
Peningkatan cakupan memiliki sapras air limbah
Meningkatkan keterlibatan
masyarakat dan sector swasta pelayanan sistem air sesuai syarat teknis
dalam pengelolaan air limbah
limbah kawasan (septic
domestic pada tingkat
tank komunal)
kawasan
Rehabilitasi sistem saluran pembuangan air limbah
Seluruh saluran
Meningkatkan koordinasi
air limbah bercampur dg drainase
antar organisasi perangkat
daerah dalam pengelolaan air
lingkungan
limbah domestik
Meningkatkan cakupan Persampahan
Pengelolaan 100 % Rumah tangga
Sosialisasi pengelolaan
sampah tidak terangkut ke
pelayanan infrastruktur TPA minimal 2 kali
persampahan dengan metode
persampahan melalui seminggu
3R dan/atau pemisahan
organic dan non-organic
peningkatan infrastruktur pewadahan & pengangkutan sampah baik secara konvensional maupun 3R dan/atau pemisahan organic dan non-organic
Meningkatkan aksesbilitas Proteksi
Sistem Terdapat sarana proteksi
Penyuluhan, sosialisasi dan
kawasan permukiman Kebakaran
kebakaran namun belum
edukasi pentingnya memiliki
menjangkau ke seluruh
padat untuk sistem kawasan
sapras proteksi kebakaran
proteksi kebakaran dan keadaan darurat lainnya melalui peningkatan jalan, sumber air dan pompa hydrant
Berikut hasil identifikasi isu – isu strategis penanganan permukiman kumuh di Kelurahan Mariana: Berikut hasil identifikasi isu – isu strategis penanganan permukiman kumuh di Kelurahan Mariana:
b. Pengembangan permukiman dengan memanfaatkan potensi lokal/ daerah agar dapat mengakomodasi berkembangnya budaya multi-culture untuk mendukung pelaksanaan Undang – Undang tentang perumahan dan kawasan permukiman
c. Peningkatan kerjasama dan peran swasta dalam penyelenggaraan pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur permukiman secara terpadu, sinergi dan berkelanjutan
d. Peningkatan revitalisasi sarana dan prasarana perumahan dan permukiman untuk memenuhi akses masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana permukiman yang memadai
e. Penguatan kelembagaan pembiayaan perumahan dan permukiman
f. Peningkatan sarana prasarana dinas sebagai pendukung upaya penanganan kawasan permukiman kumuh
g. Pengoptimalan pengawasan dan evaluasi hasil program kegiatan penanganan permukiman kumuh dengan melibatkan masyarakat
h. Pengoptimalan dalam penyusunan database sasaran program penanganan permukiman kumuh secara integratif
i. Peningkatan sosialisasi program penanganan kawasan permukiman kumuh sebagai upaya membangun partisipasi dan usaha mandiri/swadaya masyarakat.
BAB V RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
5.1. Arahan Rencana Pola Ruang
Adapun arahan pembinaan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan sebagai Peraturan Daerah didasarkan pada bentuk pelanggaran yang dilakukan, sebagai berikut :
1. Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang Kegiatan pembinaan yang dilakukan antara lain peringatan, penghentian kegiatan/pembangunan dan pencabutan sementara izin yang telah diterbitkan dan pencabutan tetap izin yang diberikan.
2. Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang tetapi intensitas pemanfaatan ruang yang menyimpang Penyimpangan intensitas pemanfaatan ruang dan pembangunan mencakup besar luasan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) atau Koefisien Dasar Hijau (KDH) yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang atau ketentuan lainnya yang berlaku. Dalam kaitan ini, bentuk kegiatan yang dapat diterapkan adalah penghentian kegiatan, atau pembatasan kegiatan pada luasan yang sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
3. Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang tetapi tidak sesuai dengan ketentuan teknis Ketentuan teknis yang dimaksud mencakup garis sempadan bangunan (GSB), parker serta prasarana lainnya yang ditetapkan dalam r encana tapak kawasan atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), atau standar yang telah ditetapkan. Kegiatan pembinaan yang dilakukan adalah penghentian kegiatan dan pemenuhan persyaratan teknis.
Dalam hal ini dari hasil tinjauan lapangan beberapa wilayah menunjukkan pola mixed use di Kelurahan Mariana yaitu permukiman yang bercampur dengan kegiatan perdagangan dan jasa, salah satu faktor pembentuk permukiman kumuh di lokasi Pasar
Pagi (kegiatan perdangangan dan jasa) skala perkotaan. Berikut dapat dilihat dalam arahan penggunaan lahan di Kelurahan Mariana dibawah ini :
ZONA INDUSTRI
ZONA PERDAGANGAN DAN JASA
ZONA SARANA PELAYANAN UMUM
ZONA PELABUHAN
ZONA PERMUKIMAN
ZONA RUANG TERBUKA
5.2. Rencana Sarana dan Prasarana
Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Pengawasan Penangganan dan/atau perbaikan (Rehab)
Rencana Pengembangan Jaringan Drainase
Normalisasi Drainase
Rencana Pengembangan Air Minum
Rencana Ketentuan
Lokasi
Kondisi Eksisting
Pengembangan
Terpenuhi RT001-
Pemasangan 1 Orang
Terdapat 60 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW002
memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
sambungan baru air
minum Liter/hari
60 Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
terpenuhi.
RT002-
Terdapat 7 Kepala Rumah Tangga yang tidak
nu
RW002
memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Mi
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
Terdapat 8 Kepala Rumah Tangga yang tidak
ga RW003
memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air n a Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
Terdapat 1 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW010
memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air
Pen
Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang
Terdapat 44 Kepala Rumah Tangga yang tidak
Renca
RW004
memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang terpenuhi.
RT003-
Terdapat 93 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW010
memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang terpenuhi.
Rencana Re nc Ketentuan
Lokasi
Kondisi Eksisting
Pengembangan
RT004-
Terdapat 3 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW002
memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang terpenuhi.
RT004-
Terdapat 85 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW006
memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang terpenuhi.
RT004-
Terdapat 4 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW010
memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang terpenuhi.
RT006-
Terdapat 2 Kepala Rumah Tangga yang tidak
RW002
memiliki akses air bersih (Air Isi Ulang/Air Kemasan) dan kebutuhan air bersih kurang terpenuhi.
Rencana Pengelolaan Air Limbah
n Ketentuan
Lokasi
Kondisi Eksisting
Rencana Pengembangan a
a Saluran
Seluruh
Saluran pembuangan
Pemenuhan septic tank pada setiap unit RT
h pembuang
limbah tidak terpisah Mengembangkan prasarana air limbah gelol a an Limbah
RT
komunal (terpuasat) yang ramah
Penempatan system pengelolaan air
na Air
limbah pada beberapa titik strategis pada kawasan
Renca
Rencana Proteksi Kebakaran
Ketentuan
Lokasi
Kondisi Eksisting
Rencana Pengembangan
Hidran
Seluruh
Kawasan Padat
Menertibkan bangunan diatas
Permukiman berpotensi
prasarana , dan menata permukiman
yang tidak teratur
Pr k
bencana kebakaran
Penempatan Fire hydrant sebagai
na
keterbatasan akses mobil pemadam
eba K
kebakaran Penerapan sistem drainase terpadu
Renca
(manhole/eco drainage) untuk antisipasi genangan dan banjir
Rencana Pengelolaan Persampahan
Penerapan Pemilahan Sampah Organic dan
Non-Organic
Pengelolaan Penanganan Sampah melalui
Aturan Bersama lingkup RT
Radius Cakupan Penanganan Sampah
5.3. Rencana Pengembangan Ekonomi Masyarakat (Livelihood)
Rencana pengembangan penghidupan berkelanjutan pada masyarakat adalah konsep pengembangan dari usaha kecil menengah yang ada di Kelurahan Mariana. Berikut adalah matriks rencana pengembangan usaha yang menjadikan rumusan dalam mengembangkan penghidupan masyarakat MBR serta mendongkrak pertumbuhan perekonomian Kelurahan Mariana.
Rencana Jenis Usaha
Usaha 1. Kelurahan
Membuat usaha Pengelolaan
1. Membangkitkan
1. Mencari investor
pengelolaan Bank Sampah
Mariana memiliki
ekonomi rumah
yang bersedia
Sampah pada titik (Bank
Fasilitas Umum
tangga
menanamkan
lokasi yang Sampah)
berupa Pasar Pagi
2. Dapat
modal
berpotensi sekitar pasar
2. Masyarakat
menggurangi
2. Masyarakat mau
memiliki kegiatan memiliki produksi
angka
berperan aktif
produksi sampah sampah yang
pengangguran
dalam
yang cukup tinggi cukup besar dan
3. Distributor
pengelolaan yang
(Asumsi 1 Lokasi dari hasil produksi
resmi produk
berkelanjutan
pengelolaan bank sampah tersebut
bank sampah,
3. Kurangnya
sampah dapat
mendapat
sosialisasi dan
mencangkup atau dimanfaatkan
keuntungan
pengetahuan
menangani 3 dan/atau dijual
mitra yakni fee
masyarakat
sampai 4 RT) kembali dengan
atas penjualan
tentang
produk mulai
(Organic dan Non-
4. Pemerintah mau Organic) berperan aktif
pula dalam usaha
Rencana Jenis Usaha
bank sampah
Usaha 1. Bahan baku
Membuat usaha Gorengan
1. Ada
Banyaknya usaha
“Snack Street” (Snack Street)
mudah dicari dan
permintaan
serupa (pesaing)
tersedia
yaitu pada titik 2. Modal kerja
dari pasar
lokasi yang tersedia
Harga jual yang
mengemari
kompetitif
dan tidak
Memasarkan
mengenal
kepada acara
musim
rumahan (ulang
3. Dapat
tahun, arisan,
dinikmati
pengajian dll)
semua kalangan masyarakat
Usaha 1. Bahan Baku
1. Banyaknya usaha Membuat usaha Makanan
1. Adanya
makanan yaitu (Nasi Kuning)
mudah dicari dan
permintaan
serupa (pesaing)
tersedia
pada titik lokasi 2. Moda kerja
pasar
2. Jam jualan
yang berpotensi tersedia
2. Banyak rumah
terbatas
Harga jual yang 3. lingkungan
tangga tidak
3. Bukan jenis
kompetitif masyarakat padat
sempat
kuliner baru
Memasarkan penduduk
membuat
sarapan pagi
kepada acara rumahan (ulang tahun, arisan, pengajian dll)
Menyediakan pesanan nasi kotak acara kantor atau rumahan
Contoh Pengelolaan Bank Sampah :
Contoh Pengelolaan Usaha “Snack Street” (Gorengan) di Kelurahan Mariana : Pemilik Usaha bernama Ibu
Erni, wilayah pemasaran sekitaran kelurahan Mariana, biasa menghabiskan gorengan 3000/pcs sehari. Total keuntungan perbulan ± 4 juta. Alamat rumah Ibu Erni di Jalan Merdeka Barat gg.Murai.
Contoh Pengelolaan Usaha Makanan (Nasi Kuning) di Kelurahan Mariana : Pemilik Usaha bernama Mak
Ami, wilayah pemasaran sekitaran kelurahan Mariana, biasa menghabiskan 65/porsi sehari. Total keuntungan perbulan ± 3 juta. Alamat rumah Ibu Erni di Jalan Merdeka gg.Merak 1
BAB VI RENCANA INVESTASI DAN KOLABORASI
RPLP adalah dokumen rencana penataan lingkungan permukiman tingkat kelurahan berjangka waktu 5 tahun yang merupakan penjabaran RP2KP-KP/SIAP, serta disusun oleh masyarakat, didampingi oleh pemerintah daerah, fasilitator, dan tim ahli perencanaan kota. Dokumen ini dijabarkan lagi ke dalam RTPLP / RKM, yang memuat rencana kegiatan sosial, ekonomi, dan lingkungan, dilengkapi Rencana O&P dan Rencana Investasi. Prioritas kegiatan lingkungan akan dibuatkan DED untuk infrastruktur tersier, dan untuk pelaksanaan kegiatan ekonomi, beberapa lokasi terpilih akan menyusun Rencana Aksi Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan berbasis Masyarakat. DED dan proposal investasi perlu dilengkapi dengan instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial sesuai konteks / kebutuhan, seperti surat ijin pakai / ijin dilewati / hibah tanah, rencana konsolidasi tanah, SPPL, dsb.
Kegiatan peningkatan kualitas dan pencegahan permukiman kumuhdi tingkat kelurahan didukung oleh dana stimulan yang akan dialokasikan melalui Bantuan dana Investasi (BDI) kolaborasi. BDI kolaborasi diberikan kepada kabupaten/kota terpilih namun dana BDI dicairkan langsung ke kelurahan sesuai PetunjukTeknis Pencairan dan Pemanfaatan Bantuan Dana Investasi.Pemda dan masyarakat akan menyepakati kriteria untuk menentukan kelurahan yang akan menerima BDI kolaborasi.
Investasi ditujukan untuk perbaikan atau peningkatan skala kawasan seperti sistem sanitasi,pengelolaan sampah,air minum dan drainase serta hubungannya dengan jaringan tersier dan sambungan rumahtangga, serta jaringan jalan sekunder.Agar penanganan permukimankumuh tuntas, penyediaan infrastrukturlintas kelurahan/desa juga diperlukan, khususnya yangmenyangkutkegiatanpembuangan limbahmanusia, pengelolaan sampah, drainase dan penyediaan air minum. Investasi yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan rencana dan DED yang disetujui oleh Pemerintah Daerah, serta sesuai dengan instrumen-instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial yang melengkapi dokumen-dokumen rencana tersebut
Permasalahan permukiman kumuh menjadi tantangan bagi setiap kota, dan dalam penanganan diharapkan peran sertas semua pihak yang berkepentingan. Untuk itu perlu dibangun kolaborasi dari berbaga elemen yang diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pencegahan dan penanganan kualitas kumuh.
Rencana Kegiatan Investasi dan Kolaborasi
RENCANA INVESTASI PER -
NO PROGRAM KEGIATAN
KEBUTUHAN DANA
TAHUN
SUMBER PENDANAAN PEMBIAYAAN
APBN Rupiah
SWASTA MASY LAINNYA 1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
A. FISIK PENINGKATAN KUALITAS 1 Bangunan Hunian
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
RT002-RW002
2 Unit
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
RT004-RW002
2 Unit
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
RT006-RW002
2 Unit
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
RT002-RW003
2 Unit
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
RT002-RW010
4 Unit
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
RT004-RW010
6 Unit
2 Jalan Lingkungan
Perbaikan Jalan LingKungan
RT006-RW002
86 meter
Perbaikan Jalan LingKungan
RT002-RW003
Perbaikan Jalan LingKungan
RT003-RW010
3 Drainase Lingkungan
Pembuatan Saluran Drainase
RT001-RW002
32 meter
Pembuatan Saluran Drainase
RT002-RW002
43 meter
Pembuatan Saluran Drainase
RT004-RW002
Normalisasi Saluran Drainase
33 meter
Pembuatan Saluran Drainase
RT006-RW002
24 meter
Normalisasi Saluran Drainase
62 meter
Pembuatan Saluran Drainase
RT003-RW004
Normalisasi Saluran Drainase
20 meter
Pembuatan Saluran Drainase
RT002-RW010
80 meter
Normalisasi Saluran Drainase
RT003-RW010
4 Penyediaan Air Minum
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb.
RT001-RW002
60 Unit
baru air minum) Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb.
RT002-RW002
7 Unit
baru air minum) Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb.
RT004-RW002
baru air minum) Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb.
3 Unit
RT006-RW002
2 Unit
baru air minum) Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb.
2,000,000.00 Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb.
RT002-RW003
baru air minum)
8 Unit
RT003-RW004
baru air minum)
44 Unit
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb.
RT004-RW006
baru air minum)
85 Unit
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb.
RT002-RW010
baru air minum)
1 Unit
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb.
RT003-RW010
baru air minum)
93 Unit
Pengadaan Air Bersih/PAM (Samb.
RT004-RW010
baru air minum)
4 Unit
5 Pengelolaan Air Limbah
Pembangunan WC Rumah warga
RT002-RW002
2 Unit
BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 53
RENCANA INVESTASI PER -
NO PROGRAM KEGIATAN
KEBUTUHAN DANA
TAHUN
SUMBER PENDANAAN PEMBIAYAAN
SWASTA MASY LAINNYA
kurang mampu Pembangunan WC Rumah warga
RT004-RW002
2 Unit
kurang mampu
Pembangunan WC Rumah warga
RT002-RW010
3 Unit
kurang mampu
6 Pengelolaan Persampahan
Pengadaan Tong Sampah Pilah
RT001-RW002
1 Unit
Pengadaan Tong Sampah Pilah
RT002-RW002
1 Unit
Pengadaan Tong Sampah Pilah
RT004-RW002
1 Unit
Pengadaan Tong Sampah Pilah
RT006-RW002
1 Unit
Pengadaan Tong Sampah Pilah
RT002-RW003
1 Unit
Pengadaan Tong Sampah Pilah
RT003-RW004
1 Unit
Pengadaan Tong Sampah Pilah
RT004-RW006
1 Unit
Pengadaan Tong Sampah Pilah
RT002-RW010
1 Unit
Pengadaan Tong Sampah Pilah
RT003-RW010
1 Unit
Pengadaan Tong Sampah Pilah
RT004-RW010
1 Unit
Pengadaan Tong Sampah untuk
RT001-RW002
Unit
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk
RT002-RW002
Unit
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk
RT004-RW002
Unit
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk
RT006-RW002
35 Unit
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk
RT003-RW004
Unit
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk
RT004-RW006
Unit
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk
RT002-RW010
Unit
Rumah Warga
Pengadaan Tong Sampah untuk
93 Rumah Warga Unit
RT003-RW010
Pengadaan Tong Sampah untuk
RT004-RW010
Unit
Rumah Warga
Pengadaan Gerobak Motor
7 Proteksi Kebakaran
Mesin Sedot / pompa (Portabel)
Alat Pemadam Kebakaran (Selang)
APAR (Fire Extinguisher) 6kg
TOTAL FISIK
B EKONOMI 1 Pengembangan Ekonomi Lokal
Bantuan Uang Pembinaan
Pembinaan Rutin kepada UMKM
Dana Bergulir ( Melalui UPK)
Bantuan Modal Usaha
TOTAL EKONOMI
C SOSIAL 1 Pendidikan
Beasiswa Pendidikan
BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 54
RENCANA INVESTASI PER -
NO PROGRAM KEGIATAN
KEBUTUHAN DANA
TAHUN
SUMBER PENDANAAN PEMBIAYAAN
SWASTA MASY LAINNYA
Mengoptimalkan Fasilitas kesehatan
Kelurahan
di lingkungan dan tenaga kesehatan,
8 unit
contoh : Posyandu Anak, Lansia, dll
3 Pelayanan Peningkatan Kualitas SDM
Pelatihan / kursus jahit, komputer,
bengkel, kecantikan Sosialisasi pentingnya pendidikan kepada orangtua dan anak
Pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja
Pelatihan Pelayanan Terpadu (PLUT)
Pelatihan dari Disperindag Kota
sosialisasi ketentuan dari BPJS
Sosialisasi peningkatan penjualan (usaha KSM)
3 Pelayanan Peninggkatan Kualitas Fisik
Penyuluhan /Sosialisasi terkait pengelolaan sampah
Penyuluhan/sosialisasi terkait standar
air minum berkualitas Penyuluhan/sosialisasi terkait pengelolaan air limbah
Menyediakan lahan untuk lokasi penjualan
Pembangunan kios pasar murah
TOTAL SOSIAL
REKAPITULASI BIAYA (FISIK, EKONOMI DAN SOSIAL)
BKM “MARIANA” KELURAHAN MARIANA 55
BAB VII PENUTUP
Proses penyusunan RPLP ini memang memakan waktu yang singkat jika dilihat dari awal proses, mulai dari Sosialisasi, Pembentukan tim Perencanaan Partisipatif (PP), sampai dengan penyusunan indikasi kegiatan hingga tersusunya dokumen Review RPLP ini. Review RPLP, merupakan karya besar bagi BKM dan masyarakat, mengingat proses penyusunan Review RPLP merupakan hal yang baru, sehingga diperlukan kerja sama yang solid dari berbagai pihak.
Tujuan disusunnya Review RPLP ini agar masyarakat dan pihak terkait baik Pemda maupun Stakeholders dapat mengetahui secara persis persoalan-persoalan dan potensi tentang permasalahan kumuh yang ada dilingkungan masing-masing sekaligus mampu membuat dan melaksanakan Program Peningkatan Kualitas dan Pencegahan dan mewujudkan kawasan yang bebas kumuh, terlayani air bersih dan sanitasi yang layak serta menjadi kawasan yang berkesinambungan dalam perekonomian dimasa yang akan datang.
Keberhasilan pelaksanaan Review RPLP tidak akan terlepas dari peran serta seluruh masyarakat, Aparat Kelurahan, Kelompok Peduli, maupun pelaku program (stackholder). Untuk itu diperlukan koordinasi secara intensif sebagai awal pembangunan solidaritas antar pelaku guna pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan agar pemanfaatan dana sebagai media belajar bagi masyarakat dapat dipertaggungjawabkan secara transpransi dan akuntabilitas.
Semoga dengan tersusunnya dokumen Review RPLP ini dapat memudahkan masyarakat dan pihak terkait (stakeholders) dalam perencanaan bagi kawasan kelurahan terutama kawasan kumuh permukiman.