Tanggapan terhadap Teori Evolusi Pasca–Darwin

C. Tanggapan terhadap Teori Evolusi Pasca–Darwin

Seluruh dunia mengakui bahwa teori evolusi dari Charles Darwin merupakan teori yang paling fenomenal, mampu menembus sikap penerimaan para ahli Biologi dan menantang seluruh ilmuwan untuk turut memikirkan evolusi. Ilmuwan berbagai disiplin ilmu turut terjun menggali kebenaran teori evolusi Darwin. Banyak yang mendukung, tetapi juga tak kurang yang menentang. Mari kita simak pendapat mereka.

1. Asal Usul Kehidupan di Bumi

Bumi merupakan salah satu dari sembilan planet yang mengelilingi matahari pada sistem tata surya kita. Menurut teori kabut dari Kant dan Laplace, bumi terbentuk dari kabut yang lama-kelamaan menjadi masif, tetapi suhunya tetap tinggi hingga ribuan derajat Celcius. Dalam kurun waktu sekitar 6 miliar tahun yang lalu suhu bumi menurun. Hal ini dipercepat dengan terjadinya hujan yang terus-menerus membasahi bumi. Sekitar tiga miliar tahun yang lalu diperkirakan organisme hidup yang pertama muncul. Saat ini, tiga miliar tahun kemudian bumi dihuni oleh sekitar dua juta spesies makhluk hidup. Timbul pertanyaan pada diri kita, bagaimana bisa terjadi organisme hidup dari sebuah tempat yang hanya terdiri atas material mati bernama bumi ini? Banyak pendapat dan banyak teori dengan dasar dan alasannya masing-masing mengemukakan asal-usul terjadinya kehidupan ini.

2. Evolusi Kimia

Evolusi kimia menjelaskan bahwa kehidupan berawal dari serangkaian reaksi kimia zat-zat anorganik menjadi zat-zat organik. Zat kimia yang sangat kecil (mikromolekul) berubah menjadi zat kimia baru yang ukurannya lebih besar (makromolekul) dan menunjukkan awal terbentuknya bahan kehidupan.

Biologi Kelas XII SMA dan MA

Pada waktu bumi terbentuk sekitar 10 miliar tahun yang lalu, suhunya sangat panas. Dengan berjalannya waktu selama 6 miliar tahun, suhu bumi menurun terus, diikuti dengan terjadinya hujan terus-menerus. Setiap lekukan dan dataran rendah bumi digenangi air. Banyak orang merasa yakin bahwa sebelum ada organisme hidup, bumi telah menyediakan air lebih dahulu. Seperti telah diketahui bahwa air merupakan pelarut yang paling baik dan air merupakan medium yang paling baik bagi terjadinya reaksi-reaksi kimiawi.

Ketika bumi telah mencapai suhu yang ideal bagi terbentuknya kehidupan, yaitu jauh lebih dingin daripada suhu awal, para ahli memperkirakan di atmosfer terbentuk zat-zat anorganik, yaitu amoniak

(NH 3 ), metana (CH 4 ), hidrogen (H 2 ), dan uap air (H 2 O). Uap air inilah yang turun sebagai air hujan yang turun terus-menerus mendinginkan bumi dan membuat genangan luas yang disebut dengan samudra. Selanjutnya dengan adanya air, berarti di bumi telah ada sumber hidrogen dan oksigen.

Atmosfer purba yang dipenuhi dengan sinar kosmik, halilintar, dan sinar ultraviolet dari matahari berubah menjadi tempat yang baik untuk bereaksinya senyawa-senyawa anorganik yang telah disebutkan di atas. Misal- nya, reaksi antara metana dan uap air menghasilkan glukosa, asam lemak, dan gliserol. Selanjutnya reaksi antara amoniak, metana, dan uap air menghasilkan zat yang disebut asam amino. Reaksi lain yang menghasilkan basa organik yang mengandung nitrogen, yaitu basa purin dan pirimidin. Pada Bab 2 telah dijelaskan bahwa basa purin dan pirimidin merupakan komponen penyusun DNA dan RNA.

Zat-zat yang dihasilkan dari reaksi zat anorganik tersebut di atas merupakan senyawa organik. Senyawa organik ini turun bersama hujan dan masuk ke setiap genangan air di bumi. Dengan demikian, setiap perairan hingga samudra menjadi kaya dengan senyawa-senyawa organik sederhana ini. Alexander Ivanovich Oparin (1894) menyebut samudra yang kaya akan nutrisi ini dengan nama Primordial Soup atau Sub-Primitif.

Di samudra, senyawa-senyawa organik yang masih berbentuk mikromolekul ini melakukan reaksi-reaksi kimia membentuk senyawa makromolekul berupa polimer senyawa organik asal. Polimer yang terbentuk, di antaranya sebagai berikut.

a. Polisakarida merupakan polimer dari glukosa.

b. Lemak, merupakan gabungan senyawa gliserol dan asam lemak.

c. Protein, senyawa yang merupakan gabungan antara asam-asam amino. Protein dapat menjadi sumber enzim dan bahan pembentuk sel.

d. Asam nukleat merupakan bahan utama yang menyusun sebuah sel hidup. Asam inti ini dapat berubah susunan kimianya akibat pengaruh lingkungan. Perubahan ini merupakan dasar terjadinya evolusi.

Evolusi Makhluk Hidup

Para peneliti yang lebih belakangan muncul, ingin membuktikan teori Oparin tentang kehidupan yang dimulai dari samudra tersebut. Seorang ahli Biokimia yang bernama Harold Urey mengemukakan teorinya tentang atmosfer purba, yang berisi zat-zat anorganik amoniak, hidrogen, uap air, dan metana. Menurut Urey, dengan bantuan energi dari petir, sinar kosmik, dan sinar matahari, zat-zat tersebut bereaksi menjadi zat-zat organik, di antaranya asam amino, asam organik, dan asam lemak.

elektroda

lecutan listrik gas

kondensor asam amino

campuran penampung metan, amonia,

Sumber: Biological Science, Green

Gambar 4.17 Percobaan Miller

Seorang ahli biokimia bernama Stanley Miller pada tahun 1953 mem- pertahankan tesis untuk gelar Ph.D-nya dengan merangkai alat untuk mem- buktikan teori Harold Urey tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.17. Dengan bahan yang dikemukakan Urey, Miller menunjukkan secara empiris adanya zat-zat organik pada percobaan tersebut, antara lain glukosa, asam-asam organik, basa organik, dan asam-asam amino. Semua zat itu merupakan komponen biokimia penting dalam tubuh organisme.

Pada Gambar 4.18 dapat dilihat struktur molekul mirip membran plasma hasil percobaan di labora- torium. Senyawa mirip membran plasma dapat dibentuk secara spon- tan di laboratorium, di bawah kondisi suhu khusus, kelembapan, dan ke- asaman. Senyawa tersebut berasal dari larutan phospholipid dingin. Para ahli menduga bahwa membran

sel purba terbentuk dengan sendiri- nya di bawah kondisi yang serupa.

Sumber: Biology, Barrett

Gambar 4.18 Selaput tipis mirip membran plasma yang mengandung asam amino dan phospholipid(ukuran diperbesar 10.000 X)

Biologi Kelas XII SMA dan MA

3. Evolusi Biologi

Pembentukan makromolekul akan lebih cepat jika dibantu dengan energi yang berasal dari sinar matahari secara intensif. Tempat yang baik bagi pembentukan makromolekul, yaitu pantai-pantai, laguna atau teluk, yang konsentrasi airnya tidak begitu banyak dan tempat tersebut relatif kering. Dengan demikian, energi matahari menjadi lebih tinggi. Di tempat-tempat inilah makromolekul terkonsentrasi dan memiliki peluang untuk terus bereaksi.

Senyawa organik yang telah

1 terbentuk, yaitu asam nukleat, lemak, karbohidrat, asam amino, energi kimia (adenosin trifosfat dan adenosin difosfat) dan mineral-min- eral yang memungkinkan terbentuk-

2 nya sel sederhana atau sel primitif yang kemudian menjadi nenek

moyang universal atau progenot. Pembentukan sel diduga diawali dengan terbentuknya lembaran tipis

3 yang sifatnya sama dengan membran sel. Lembaran tipis ini membentuk ruang, yang di dalamnya terdapat

4 asam-asam nukleat (DNA dan RNA) dan sejumlah protein. Ruang berisi

asam nukleat ini dapat bereplikasi diri dan merupakan sistem pem- bentuk energi. Ciri-ciri ini sama dengan ciri sel prokariotik, yaitu sel

5 yang tidak memiliki selaput inti. Terbentuknya sel semacam prokari-

otik ini diduga sebagai awal terjadi- nya kehidupan di muka bumi. Asam nukleat yang berada di dalam sel

Sumber: Biological Science, Barrett

primitif ini memiliki kemampuan

melakukan pembiakan dengan hasil

1. Pembentukan polimer.

2. Replikasi spontan mengalami perkembangan.

turunan yang sifatnya sama.

3. Interaksi antarmolekul.

Hal ini didukung dengan teori

4. Setiap bagian menyusun diri membentuk “sel”.

pembentukan sel purba pada

Gambar 4.19.

5. Terjadi koordinasi antarbagian “sel”

koordinasi cikal bakal antarorganik sel. Gambar 4.19 Teori tahap pembentukan sel purba

Evolusi Makhluk Hidup

Tidak ada seorang pun yang tahu pasti bagaimana sebuah sel terbentuk. Namun, para ahli biologi membuat dugaan bahwa tampaknya telah terbentuk polimer sejenis polipeptida dan polinukleotida berasal dari monomer-mono- mer. Kemudian polinukleotida yang diduga sebuah RNA purba mulai melakukan replikasi. Berikutnya terjadi berbagai interaksi dan reaksi sehingga terbentuk cikal bakal sel sampai sekarang.

Jika teori asal-usul kehidupan ini benar, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kehidupan berawal dari samudra atau dari perairan. Kenyataan pada masa kini membuktikan perkiraan tersebut. Kelompok Arkeobakteria dan Eubakteria sebagai prokariotik hampir seluruhnya hidup di tempat basah. Banyak jenis bakteri yang hidup di tempat yang temperaturnya ekstrem, misalnya bakteri yang hidup di mata air belerang panas. Bukankah ini suatu indikasi bahwa ketika bumi masih panas pun kehidupan telah terbentuk?

Arkeobakteria dan Eubakteria merupakan organisme yang dapat ditemukan di mana-mana, bahkan di tempat yang makhluk lain tidak mampu hidup. Sianobakteri (ganggang biru) dikenal sebagai organisme perintis dan organisme fotosintetik pertama. Terbentuknya Sianobakteri merupakan

penyebab terbentuknya oksigen bebas (O 2 ) di atmosfer bumi. Adanya O 2 memungkinkan adanya reaksi oksidasi berbagai zat kimia yang telah terbentuk sebelumnya. Hal ini dapat menjadi petunjuk bagi kita bahwa sel yang pertama, terbentuk dan mampu beradaptasi saat bumi masih merupakan tempat yang terlalu ganas untuk suatu kehidupan. Ciri-cirinya dapat kita lihat pada sel prokariotik ini. Struktur selnya sangat sederhana, belum memiliki organel-organel secara lengkap. Akan tetapi, asam nukleat yang telah dimiliki merupakan bagian yang menyebabkan sel-sel primitif ini dapat memperbanyak diri.

Organisme-organisme yang terbentuk di perairan mengambil nutrisi di sekitarnya mengingat perairan yang ada pada saat itu adalah subprimitif. Karena kecepatan tumbuh organisme lebih cepat daripada pembentukan nutrisi di samudra, maka persediaan nutrisi tidak mencukupi. Muncul kompetisi di antara organisme yang ada, yang kuat tetap bertahan hidup.

Sejak munculnya asam nukleat yang merupakan bahan yang dapat melakukan replikasi dan juga merupakan bahan pembawa sifat organisme, sejak itu muncul peluang terjadinya mutasi. Mutasi yang terus terjadi ditambah kompetisi makanan, menimbulkan fenomena alam berupa evolusi makhluk hidup dan keanekaragaman hayati.

4. Teori Perancangan Cerdas

Ilmu pengetahuan sifatnya nisbi. Sejak Aristoteles sering meluncurkan berbagai teori tentang makhluk hidup dan gejala-gejala kehidupan, orang berlomba menggali terus-menerus pengetahuan, ada yang tujuannya

Biologi Kelas XII SMA dan MA Biologi Kelas XII SMA dan MA

T u g a s 4 .2

Dari uraian tentang pendapat para ahli yang berkaitan dengan teori evolusi di atas, cobalah kalian melakukan suatu analisis dari pendapat- pendapat tersebut ditinjau dari segi ilmiah. Diskusikan dengan kelompok lain di kelasmu.

Rangkuman

1. Evolusi merupakan peristiwa perkembangan makhluk hidup yang telah berlangsung sejak makhluk hidup itu muncul di muka bumi. Tidak ada yang menyaksikan proses evolusi. Oleh karena itu kebenaran dan akurasi proses evolusi tidak bisa diakui secara mutlak.

2. Banyak peneliti membuat teori-teori atau pandangan-pandangan tentang evolusi. Di antaranya, Jean Baptiste de Lamarck, Alfred Wallace, August Weissman, dan Charles Darwin. Reaksi masyarakat terhadap teori mereka beragam, ada yang pro dan kontra. Di antaranya penentang teori evolusi Darwin, yaitu Harun Yahya.

Evolusi Makhluk Hidup

3. Lamarck menitikberatkan pendapatnya pada adaptasi organ-or- gan tubuh, kemudian terjadi modifikasi organ tersebut dan hasil modifikasi tersebut diwariskan.

4. Darwin berpendapat bahwa evolusi berlangsung melalui seleksi alam. Makhluk hidup menyediakan berbagai sifat, alam akan menyeleksi sifat yang paling cocok dan paling baik.

5. Evolusi terjadi karena banyak fenomena alam yang menunjukkan hal itu. Misalnya, banyak kemiripan sifat di antara makhluk hidup, baik yang ada pada masa kini maupun dengan makhluk hidup pada masa lalu.

6. Banyak kenyataan di alam ini yang dijadikan bukti evolusi oleh para ahli. Di antaranya fosil, homologi alat tubuh dan perbandingan embrio.

7. Diyakini bahwa evolusi berlangsung karena adanya perubahan- perubahan DNA dan kromosom melalui proses mutasi.

8. Mutasi akan membentuk bermacam-macam alel. Dalam suatu populasi yang tidak mengalami gangguan apapun, frekuensi alel (gen) cenderung tetap, seperti yang dikemukakan oleh Goldrey Hardy dan Wilhelm Weinberg. Gangguan pada populasi yang dimaksud, yaitu 1) mutasi, 2) migrasi, 3) tidak ada perkawinan secara acak, 4) daya adaptasi dan fertilitas anggota populasi berbeda-beda. Karena adanya gangguan inilah frekuensi gen dalam populasi cenderung berubah.

9. Penelitian, teori, fenomena, dan bukti-bukti yang berkaitan dengan evolusi mendorog masyarakat dan ilmuwan lain turut melakukan penelitian. Maka ditemukanlah adanya rekaman evolusi berupa perkembangan struktur tubuh kuda. Ilmuwan lain (Harold Urey, Alexander Oparin dan Stanley Miller) mengemukakan berbagai teori yang bersifat menguatkan teori-teori evolusi sebelumnya.

Kat a Kunci

evolusi isolasi geografik evolusi biologi

mutasi

evolusi kimia

ontogeni

fosil polimorfik gen pool

rudimentasi homologi

Biologi Kelas XII SMA dan MA

Evaluasi Akhir Bab