APLIKASI PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SYARIAH DENGAN PRINSIP MURABAHAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SYARIAH SOLO

(1)

commit to user

i APLIKASI PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

SYARIAH DENGAN PRINSIP MURABAHAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SYARIAH SOLO

Diajukan untuk Memenuhi Syarat- Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya di Bidang Keuangan dan Perbankan

Oleh IMAWATI NIM F3608037

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

o Kerjakan kewajibanmu dengan penuh tanggung jawab tanpa menghitung keuntungan ataupun kerugian yang akan didapat namun pikirkan seberapa besar manfaatnya bagi orang- orang disekitar kita.

o Jalani semua ini dengan niat yang baik.

Persembahan

Karya ini dipersembahkan kepada:

o Bapak dan ibu tercinta o Kedua kakakku tercinta


(5)

commit to user

v KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, atas terselesaikannya penulisan tugas akhir dengan judul “Aplikasi Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah Dengan Prinsip Murabahah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Syariah Solo”

Tugas akhir ini mempresentasikan tentang penerapan prinsip Murabahah dan aplikasi yang mendukung dalam pemberian kredit perrumahan pada Bank Tabungan Negara Cabang Syariah Solo.

Terselesaikannya penulisan tugas akhir penelitian ini tidaklah lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs.Hari Murti, MSi selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas akhir.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Ketua Program Studi Keuangan Perbankan Program D3 FE UNS.

4. Ibu RR. Anggraini selaku Pimpinan Bank Tabungan Negara Cabang Syariah Solo yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian.

5. Bapak Yahya Habibi El Makkie, SEi selaku pembimbing instansi yang telah memberiakn pengarahan serta pengalaman selama magang.


(6)

commit to user

vi 6. Kedua orang tua dan keluarga kami yang senantiasa selalu mendoakan dan

mendukung kami.

7. Kedua kakakku yang selalu mendukung serta memberikan masukan yang bermanfaat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Semua rekan - rekan serta sahabat - sahabatku yang selalu membantu dan memberikan masukan dalam penyusunan tugas akhir ini.

9. Semua pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan penulisan tugas akhir ini.

Penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan dalam menyusun tugas akhir penelitian ini. Kritik, saran dan masukan senatiasa penulis harapkan untuk perbaikan dan pengembangan di masa mendatang.

Besar harapan penulis, semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Surakarta, April 2011


(7)

commit to user

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK . . . i

HALAMAN PERSETUJUAN . . . ii

HALAMAN PENGESAHAN . . . iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAAN . . . iv

KATA PENGANTAR . . . v

DAFTAR ISI . . . vi

DAFTAR TABEL . . . x

DAFTAR GAMBAR . . . xi

DAFTAR LAMPIRAN . . . xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang . . . 1

B. Rumusan Masalah . . . 3

C. Tujuan Penelitian . . . 3

D. Manfaat Penelitian . . . 3

E. Metode Penelitian . . . 4


(8)

commit to user

viii BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank . . . 7

B. Penggolongan Bank . . . 7

C. Jenis- Jenis Usaha Bank . . . 9

D. Azaz, Fungsi, Tujuan Perbankan . . . 12

E. Pengertian Kredit . . . 12

F. Pengertian Bank Syariah . . . 14

G. Asas Fungsi, Tujuan Perbankan Syariah . . . 15

H. Jenis- Jenis Usaha Bank Syariah . . . 15

I. Ciri- Ciri Operasional Bank Syariah . . . 17

J. Pengertian Pembiayaan . . . 19

K. Rukun dan Perinsip Jual Beli . . . 19

L. Prinsip Pembiayaan . . . 21

M. Pengertian dan Jenis Akad Pembiayaan Syariah . . . 22

N. Pengertian Murabahah . . . 24

O. Pengertian KPR Syariah . . . 25

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran umum perusahaan 1.

ejarah perusahan Bank BTN . . .

26

2.

ejarah perusahan Bank BTN Syariah . . .


(9)

commit to user

ix 3.

isi dan Misi . . .

29

4.

ujuan Perusahaan . . .

30

5.

okasi Perusahaan . . .

30

6.

ewan Pengawas . . .

31

7.

truktur Organisasi . . .

32

8.

udaya Kerja . . .

43

9.

roduk dan Jasa Layanan . . .

46

10.

trategi Promosi . . .

62

B. Pembahasan Masalah 1.

enerapan prinsip murabahah dalam pembiayaan KPR . . .

75

2.

plikasi pemprosesan permohonan pembiayaan . . .

80

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan. . . 103 B. Saran. . . 104 DAFTAR PUSTAKA


(10)

commit to user

x DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Enam nilai – nilai dasar budaya kerja BTN . . . 44

3.2 Dua belas prilaku utama bank BTN . . . 45

3.3 Sistem kualifikasi untuk mendapatkan prospek nasabah . . . 66


(11)

commit to user

xi TABEL GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Aplikasi Murabahah Bank BTN Syariah . . . 81 3.2 Mekanisme dan prosedur KPR Syariah . . . 85


(12)

commit to user

xii DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Laporan Magang Kerja dan Nilai Magang 3. Stuktur Organisasi BTN Cabang Syariah Solo 4. Surat Persetujuan Magang

5. Formulir Pembiayaan Perorangan

6. Formulir Lembar Wawancara Pembiayaan 7. Surat Kuasa Pemotongan Gaji

8. Surat Keterangan Penghasilan

9. Analisa Permohonan Pembiayaan dan Keputusan Permohonan

10.Keterangan Mengenai Rumah, Mobil, Motor, dan Penjual Yang Akan dikaitkan dengan Pembiayaan


(13)

commit to user

i ABSTRAKSI

APLIKASI PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SYARIAH DENGAN PRINSIP MURABAHAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA

(Persero) Tbk. CABANG SYARIAH SOLO

IMAWATI F 3608037

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan salah satu produk unggulan BTN sejak tahun 1976. Seiring dengan perkembangan prinsip perbankan syariah, BTN mulai mengoperasikan produk KPR berbasis syariah.

Perumusan masalah dalam laporan ini adalah bagaimana penerapan prinsip murabahah dalam pemberian pembiayaan KPR Syariah dan aplikasi apa saja yang dibutuhkan dalam penyediaan jasa KPR Syariah. Tujuan penulisan laporan adalah mengetahui prinsip murabahah yang digunakan oleh BTN Syariah dalam pemberian pembiayaan KPR dan mengetahui aplikasi yang digunakan dalam pengambilan KPR di BTN Syariah cabang Solo.

Penulisan laporan ini menggunakan metode pengumpulan data primer dengan cara wawancara langsung dengan responden dan data sekunder dengan studi pustaka mengenai prinsip murabahah dalam pembiayaan KPR Syariah dan menggunakan teknik pembahasan deskritif dan obsefatif.

Laporan ini menjelaskan tentang pelaksanaan pembiayaan KPR melalui beberapa ketentuan umum seperti jangka waktu pembiayaan dan agunan. Prinsip murabahah dalam pembiayaan KPR Syariah dilihat dari akadnya yaitu akad wakalah. Akad wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada pihak bank untuk mewakili dirinya dalam melakukan pekerjaan jasa yaitu melakukan pembiayaan. Pencairan pembiyaan dapat dilakukan apabila nasabah telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sebelum akad pembiyaan dengan jaminan dikuasai pihak bank serta sertifikat IMB telah diselesaikan oleh pengembang. Perhitungan margin keuntungan bersifat tetap berlaku sejak akad pembiayaan hingga berakirnya jangka waktu. Pembayaran angsuran pertama dilakukan satu bulan setelah tanggal realisasi. Apabila terjadi nasabah ingin melakukan pelunasan dipercepat sebelum jangka waktu pembiyaan berakhir maka bank dapat memberikan potongan atas keuntungan yang belum jatuh tempo.


(14)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kebutuhan akan jasa layanan sudah merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat moderen untuk saat ini. Pengembangan konsep syariah berupaya mewujudkan sistem ekonomi yang lebih adil dan sejahtera bagi seluruh masyarakat. Dengan demikian pula lembaga perbankan syariah sebagai industri yang berkembang di bidang perbankan berupaya memberikan solusi keuangan yang memenuhi kebutuhan nasabah dengan cara mengombinasikan keahlian finansial dengan prinsip berbasis syariah.

Fungsi dari lembaga keuangan terutama perbankan adalah sebagai intermediasi yaitu penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat dan di kembalikan kepada masyarakat guna untuk mensejahterakan masyarakat. Dalam hal tersebut, lembaga keuangan terutama perbankan mulai mengembangkan produk pelayanan yang tidak hanya penghimpun dana (tabungan, deposito, giro) namun, juga menyediakan jasa lain seperti penyaluran dana dalam bentuk perumahan seperti kredit pemilikan rumah (KPR). KPR merupakan salah satu bisnis strategis karena rumah sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, sehingga mempunyai pangsa pasar yang luas. Industri perbankan di kota Surakarta mulai memberikan pelayanan produk perbankan yang khusus melayani kebutuhan perumahan, yaitu kredit pemilikan rumah (KPR).


(15)

commit to user

2 Salah satu bank di Indonesia yang berkontribusi dalam industri perbankan di Indonesia adalah Bank Tabungan Negara (BTN). Keberadaan BTN sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara memiliki keunggulan dalam produk kredit yang salah satunya adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Produk KPR ini telah ditawarkan sejak tahun 1976 yang berarti bahwa Bank BTN adalah satu-satunya Bank Pelopor Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di Indonesia.

Seiring dengan berkembangnya perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang selain menyediakan jasa perbankan atau keuangan yang sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah, maka Bank BTN pun membuka layanan yang sama pada BTN Syariah dengan tetap memfokuskan layanan jasa dan produknya pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Produk pembiayaan yang telah ada salah satunya adalah KPR BTN Syariah yang menggunakan prinsip murabahah. Prinsip murabahah ini banyak digunakan dalam setiap pembiayaan KPR Syariah maka penulis tertarik untuk

memilih judul” Aplikasi Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah

dengan Prinsip Murabahah pada Bank Tabungan Negara(Persero) Cabang


(16)

commit to user

3 B.Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah, maka akan timbul permasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prinsip murabahah yang digunakan oleh BTN Syariah dalam pemberian pembiayaan kredit pemilikan rumah?

2. Aplikasi apa sajakah yang terkait dalam pembiayaan kredit pemilikan rumah di BTN Syariah cabang Solo?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui prinsip murabahah yang digunakan oleh BTN Syariah dalam pemberian pembiayaan kredit pemilikan rumah.

2. Mengetahui aplikasi yang digunakan dalam pengambilan KPR di BTN Syariah cabang solo?

D.Manfaat Penelitian

Selain memiliki maksud dan tujuan, penelitian ini memiliki manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi BTN Syariah dalam rangka pengambilan keputusan terutama di bidang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah.


(17)

commit to user

4 2. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapakan mampu memberikan referensi bagi peneliti lain yang sejenis dimasa mendatang. Sehingga dapat memperbaiki keterbatasan dan kelemahan yang ada pada penulisan ini.

E.Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Tempat yang menjadi objek penelitian adalah lembaga keuangan yaitu Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Syariah Solo yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi Surakarta.

2. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Syariah Solo dengan alasan tempat penelitian ini karena :

a. Lembaga keuangan tersebut telah memenuhi syarat penelitian guna menyusun tugas akhir.

b. Lembaga keuangan tersebut bersedia memberikan data mengenai Prinsip pembiayaan KPR Syaiah dan keterangan yang akan di gunakan untuk pemecahan masalah yang akan diteliti.

c. Tempatnya strategis sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

3. Metode Pengumpulan Data a.Sumber Data


(18)

commit to user

5 1. Data primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini penulis menggunakan cara sebagai berikut :

a) Interview

Yaitu mengadakan wawancara langsung dengan responden di lembaga keuangan tersebut untuk memperoleh data yang paling akurat dan dapat dipercaya.

b) Dokumenter

Yaitu dengan memperoleh data dari lembaga keuangan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari membaca atau literature dari sumber lainnya. Penulis melakukan studi pustaka yaitu dengan membaca berbagai literature yang berhubungan dengan teori dan penelitian tersebut.

F. Teknik Pembahasan 1. Pembahasan deskritif

Yaitu pembahasan mengenai gambaran yang sistematis, factual dan akurat mengenai suatu obyek yang diteliti. Beberapa alat pendukung untuk pembahasan diskritif adalah menggunakan gambar atau foto untuk memperjelas diskripsi, serta penggunakan teknik sistematis diskritif.


(19)

commit to user

6 2. Pembahasan observasi

Yaitu penulis melakukan wawancara secara langsung dengan bagian yang terkait dan mengumpulkan data- data dari berbagai sumber(buku,internet) serta melakukan analisis mengenai data yang di dapat.


(20)

commit to user

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Bank

Bank adalah suatu lembaga keuangan yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan berupa uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang. Menurut pasal 1 Undang - Undang No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan, Bank adalah Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan berdasarkan pasal 1 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

B.Penggolongan Bank

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank dapat digolongkan menjadi beberapa golongan antara lain: 1. Berdasarkan jenisnya:


(21)

commit to user

8 b. Bank Perkreditan Rakyat

2. Berdasarkan kepemilikannya: a. Bank milik Pemerintah

b. Bank milik Pemerintah Daerah c. Bank milik Swasta Nasional d. Bank milik Koperasi

e. Bank Asing/Campuran.

3. Berdasarkan Bentuk Badan Hukumnya:

a. Bank berbentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah b. Bank berbentuk Badan Hukum Perseroan (PERSERO) c. Bank berbentu Badan Hukum Perseroan Terbatas (PT) d. Bank berbentuk Badan Hukum Koperasi

4. Berdasarkan Kegiatan Usahanya: a. Bank Devisa

b. Bank Bukan Devisa.

5. Berdasarkan sistem pembayaran jasa: a. Bank berdasarkan pembayaran bunga

b. Bank berdasarkan pembayaran dengan pembagian hasil keuntungan (bank dengan prinsip syariah).

C.Jenis-jenis Usaha Bank

Kegiatan usaha bank diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182,


(22)

commit to user

9 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790) tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam Pasal tersebut disebutkan bahwa usaha Bank Umum Meliputi:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/ atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu

2. Memberikan kredit

3. Menerbitkan surat pengakuan hutang

4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan nasabahnya:

a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat tersebut;

b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang dimaksud;

c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);

e. Obligasi;

f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;

g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.


(23)

commit to user

10 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari atau kepada bank lain, baik dengan surat, sarana telekomuikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya

7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga

8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak

10.Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek

11.Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat

12.Menyediakan pembiayaan atau melakukan berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

13.Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bank Umum sebagaimana disebutkan dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dapat pula melakukan kegiatan usaha lain, antara lain:


(24)

commit to user

11 1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia;

2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

Sedangkan usaha yang dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat yaitu:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

2. Memberi kredit;

3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip syariah, sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;


(25)

commit to user

12 4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain (Malayu S.P. Hasibuan, 2002:27)

D.Asas, Fungsi, Tujuan Perbankan

Asas, fungsi, dan tujuan perbankan tercantum dalam Pasal 2, 3, dan 4 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992. Asas perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya adalah berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama dari perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dan tujuan perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejaheraan rakyat banyak.

E.Pengertian Kredit

Kata kredit berasal dari bahasa Latin Credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan yang dimaksud di dalam perkreditan adalah si pemberi dan si penerima kredit. Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang dan barang) dengan balas prestasi (misalnya uang (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu mendatang.


(26)

commit to user

13 Tujuan kredit adalah mendapat profitability yang aman dan bank pemerintah yang mengemban tugas sebagai agent of Development yaitu menyukseskan program pemerintah dalam ekonomi dan pembangunan, meningkatkan aktivitas perusahaan guna terjaminnya kebutuhan masyarakat, perolehan laba untuk kelangsungan hidup perusahaan dan perluasaannya.Bank komersial dalam memberikan kredit pada umumnya bertitik tolak dari segi sosial ekonomi. Dengan melihat tujuan kredit, Bank menyediakan berbagai jenis kredit bagi masyarakat.

1. Jenis kredit menurut tujuan : a.Kredit konsumtif

b. Kredit Produktif c.Kredit perdagangan

2. Jenis kredit menurut jangka waktu a.Kredit jangka pendek (short term loan) b.Kredit jangka menengah (medium term loan) c.Kredit jangka panjang (long term loan) 3. Jenis kredit Dengan jaminan

a.Unsecured loan b. Secured loan

4. Jenis kredit berdasarkan Pencairan a. Non cash loan

b. Cash loan c. Kredit revolving


(27)

commit to user

14 d. Contingency financing

5. Jenis kredit menurut penggunaan a. Kredit Eksploitasi

b. Kredit Investasi c. Kredit Konsumtif

6. Jenis kredit menurut sumber dana a. Dana internal bank

b. Dana eksternal bank

c. Sindikas

Berbagai jenis kredit ini disediakan bagi masyarakat dalam membuka lapangan usaha dan kerja baru; pemerataan penghasillan; pengembalian dana berserta bunga; perolehan faktor-faktor produk dengan prosedur yang mudah, cepat dan relatif murah;Dan ada efek berantai bagi pertumbuhan ekonomi.

F. Pengertian Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (UU RI No. 10 Tahun 1998 dalam Kasmir). Menurut Khalid (2005), menyebutkan bahwa bank syariah adalah bank yang tata cara beroperasinya didasarkan kepada tata cara bermualat secara islam, artinya bank syariah mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Al-Hadist. Bank syariah ialah bank yang berasaskan


(28)

commit to user

15 kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah (Wiyono, 2005).

G.Asas, Tujuan, dan Fungsi Perbankan Syariah

Berdasarkan pasal 2 (dua) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dalam menjalankan kegiatan usahanya perbankan syariah berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Sedangkan tujuan perbankan syariah adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat (pasal 3).

Kemudian menurut pasal 4 (empat) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, fungsi perbankan syariah adalah :

1. Bersama Unit Usaha Syariah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

2. Menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal.

3. Menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf sesuai dengan kehendak pemberi wakaf.


(29)

commit to user

16 Pasal 18 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyebutkan bahwa bank syariah dibedakan menjadi Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Jenis usaha yang dilakukan oleh Bank Umum Syariah yaitu:

1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang berupa giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan, atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 3. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad

istishna‟, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bit tamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.


(30)

commit to user

17 8. Melakukan usaha kartu debit dan atau kartu pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah.

9. Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.

10.Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia.

11.Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau anatrpihak ketiga berdasarkan prinsip syariah.

12.Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad yang berdasarkan prinsip syariah.

13.Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip syariah.

14.Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah,

15.Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan prinsip syariah.

16.Memberi fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip syariah.

17.Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


(31)

commit to user

18 I. Ciri-Ciri Operasional Bank Syariah

Ciri-ciri operasional bank syariah adalah sebagai berikut:

1. Pembinaan dan pengawasan oleh Bank Indonesia sebagaimana juga dilakukan terhadap bank konvensional.

2. Keselarasan dengan Undang-Undang Perbankan.

Asas, fungsi dan tujuan bank berdasarkan syariat selalu sejalan dengan asas, fungsi dan tujuan bank sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang perbankan.

3. Mempunyai ikatan emosional yang kuat dan faktor ulama yang mempunyai peran penting dalam menunjang keberhasilan bank syariah.

4. Dewan Pengawas Syariah dan fungsinya.

Lembaga Dewan Pengawas Syariah mempunyai dua fungsi utama yaitu: a. mengawasi operasional bank islam agar tidak manyimpang dari ajaran

agama.

b. Memelihara akhlak dan moral para pengelola bank islam dan para nasabahnya, sehingga terbina ikatan emosional yang kuat antara bank dengan masyarakat islam di sekitarnya.


(32)

commit to user

19 a. Pada sisi pengerahan dana masyarakat terdapat produk-produk: Giro Wadiah atau titipan amanah; tabungan Mudharabah atau simpanan bagi hasil; Deposito Mudharabah atau deposito bagi hasil. b. Pada sisi penyaluran dana kepada masyarakat terdapat

produk-produk: Fasilitas pembiayaan bagi hasil (Mudharabah, Musyarakah, Musyarakah Mutanaqisah, dan lain-lain); Fasilitas pembiayaan pengadaan barang modal (Murabahah, Bai’u Bithaman ‘Ajil, Salam, Istisna’ dan lain-lain); Fasilitas pembiayaan atas dasar sewa beli (Ijarah) dan jaminan gadai; Fasilitas jasa perbankan lainnya (pemberian jaminan/ al-kafalah, pengaihan tagihan/ al-hiwalah, pelayanan khusus/ al-ju’alah, pembukuan L/C / al-wakalah dan lain-lain); Fasilitas pembiayaan pinjaman kebajikan/ qardhul hasan.

J. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan dana dan atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan nasabah yang mewajibkan nasabah untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan margin keuntungan yang telah disepakati sebelumnya.

Menurut Antonio M. Syafi‟i (2001), pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal sebagai berikut:


(33)

commit to user

20 1. Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

2. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

K.Rukun dan Prinsip Jual Beli

Rukun jual beli merupakan sesuatu yang harus dipenuhi dalam pemberian pembiayaan, karena bila salah satu tidak dipenuhi maka pembiayaan tidak syah.

1. Rukun jual beli (Saleh, 1997: 75)

a. Penjual (Ba’i) adalah orang yang menjual barang dagangan.

b. Pembeli (Musyan) adalah orang yang akan membeli barang dagangan dapat diartikan sebagai nasabah.

c. Objek jual beli (Mabi’) barang yang akan diperjual belikan harus memiliki syarat yaitu barang tersebut adalah milik penjual, tidak diharamkan oleh agama, harus berwujud dan sesuai dengan yang dikatakan oleh penjual.

d. Harga (Tsman) harga jual bank adalah harga beli di tambah dengan keuntungan. Haga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian dengan sistm pembayaran dan jangka waktu yang disepakati bersama.


(34)

commit to user

21 e. Ijab Qobul adalah kesepakatan dari kedua belah pihak untuk

mengadakan jual beli antara penjual dan pembeli dengan syarat yang telah disepakati.

2. Syarat jual beli (Muhammad, 2001:85)

a. Penjual member tahu baiya modal kepada pembeli atau nasabah. b. Kontrak pertama harus syah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. c. Kontrak harus bebas dari riba.

d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila barang yang akan dibeli cacat.

e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian misalnya pembelian secara berhutang.

Secara perinsip dan syarat pembeli memiliki pilihan apabila poin a, b, e tidak sesuai maka pembeli

1. Dapat melanjutkan pembelian,

2. Menyatakan ketidak setujuanya kepada penjual atas barang yang dijual

3. Membatalkan kontrak.

L.Prinsip Pembiayaan

Prinsip pembiayaan dapat dikembangkan menjadi 3 model yaitu:

1. Prinsip jual beli merupakan sistem yang menerapkan cara jual beli dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang di butuhkan oleh nasabah


(35)

commit to user

22 kemudian menjualnya dengan harga yang ditambah dengan margin. Prinsip ini dikembangakan dalam bentuk pembiayaan yang meliputi: a. Pembiayaan murabahah adalah bank sebagai penjual dan nasabah

sebagai pembeli barang yang diserahakan segera dan pembayarannya secara ditangguhkan.

b. Salam adalah jual beli yang baranganya belum ada. Barang diserahkan secara ditangguh dan pembayaran dilakukan secar tunai.Transaksi ini kepastian tentang kualitas, kuantitas , harga harga dan waktu penyerahan.

c. Istisha adalah pembayaran dilakukan oleh pihak bank dalam beberapa kali pembayaran biasanya dilakukan dalam pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

2. Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi ijarah dilandasi dengan adanya pemindahan manfaat,prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli yang membedakan hanyalah objek yang di jual belikan. Pada jual beli objek transaksinya adalah barang bila ijarah objek taransaksinya adalah jasa.

3. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun bank dengan nasabah penerima dana.


(36)

commit to user

23 Pengertian akad pembiayaan adalah perjanjian tertulis tentang fasilitas pembiayaan yang dibuat oleh bank dan nasabah yang memuat tentang ketentuan, syarat yang disepakati berikut perubahan dan tambahan sesuai dengan ketentuan syariah dan perundang-undangan yang berlaku.

1. Jenis Akad Pembiayaan Syariah

a. Alih Utang Piutang (Al Hiwalah), transaksi pengalihan hutang yang digunakan untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya dan bank mendapatkan ganti biaya atas jasa pemindahan piutang.

b. Gadai (Rahn), jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam pemberian pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi criteria: milik nasabah sendiri, jelas ukuran dan sifatnya serta nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar.

c. Al Qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan atara peminjam dengan pihak yang meminjamkan dana, dan mewajibkan peminjam dana melunasi hutangnya setelah jangka waktu yang ditentukan.

d. Wakalah adalah nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu misalnya transfer.


(37)

commit to user

24 e. Kafalah adalah bank garansi digunakan untuk menjamin pembayaran

suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mensyaratkan nasabah untuk mendapatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini.

2. Unsur- unsur Akad

Unsur-unsur akad menurut Hukum Islam terdapat tiga hal pokok, yaitu : a. Pertalian antara Ijab dan Qabul.

Ijab adalah pernyataan kehendak oleh satu pihak (mujib) untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Qabul adalah pernyataan menerima atau menyetujui kehendak mujib tersebut oleh pihak lainnya.

b. Dibenarkan oleh Syara’

Suatu perikatan yang mengandung riba atau obyek perikatan yang tidak halal mengakibatkan perikatan yang dilakukan menjadi tidak sah. c. Mempunyai akibat hukum terhadap obyeknya

Dilakukannya akad oleh para pihak menimbulkan akibat hukum terhadap obyek hukum yang diperjanjikan dan memberi konsekuensi hak dan kewajiban yang mengikat para pihak.

N. Pengertian Murabahah

Al-murabahah adalah kontrak jual beli atas barang tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut penjual harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan dan tidak termasuk barang haram. Demikian juga harga


(38)

commit to user

25 pembelian dan keuntungan yang diambil dan cara pembayarannya harus disebutkan dengan jelas (Zainul Arifin, 2002: 22).

Menurut Adiwarwam Karim, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yanng disepakati oleh penjual dan pembeli (Adiwarman Karim, 2004: 103).

Dalam definisi tersebut terdapat kalimat “keuntungan yang disepakati”,

maksudnya adalah si penjual harus memberi tahu si pembeli tentang harga pembelian barang tersebut dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.

Landasan Syariah

1. Al- Qur’an

“....Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (

Al-Baqarah: 275).

2. Al- Hadis

Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, „Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)

O. Pengertian KPR Syariah

Pengertian KPR Syariah adalah produk pembiayaan syariah dengan menggunakan akad murabahah (jual beli) yang diperuntukan bagi calon


(39)

commit to user

26 nasabah yang memenuhi persyaratan yang tujuannya untuk membeli rumah/jenis tempat tinggal lainya berikut tanah guna milik dan dipergunakan sendiri.

BAB III

PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum

1. Sejarah Perusahaan Bank BTN

Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No.27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan POSTPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu relatif singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan POSTPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941.


(40)

commit to user

27 Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan POSTPAARBANK dan mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha Pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.

Proklamasi kemerdekaan R.I. 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi keapda Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan TYOKIN KYOKU dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah R.I. dan terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS. Bp. Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi Direktur yang pertama. Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN POS tidak berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor termasuk kantor cabang dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949. Saat KANTOR TABUNGAN POS dibuka kembali (1949), nama KANTOR TABUNGAN POS diganti menjadi BANK TABUNGAN RI. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama menjadi BANK TABUNGAN POS RI, lembaga ini bernaung di bawah Kementerian Perhubungan.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.9 tahun 1950


(41)

commit to user

28

tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama ”POSTSPAARBANK IN INDONESIA” berdasarkan staatsblat No.295 tahun 1941 menjadi BANK

TABUNGAN POS dan memindahkan induk kementerian dari Kementerian Perhubungan ke Kementerian Keuangan di bawah Menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama BANK TABUNGAN POS, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA. Nama BANK TABUNGAN POS menurut Undang-undang Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No.36 tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU No.4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No.2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No.20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian POSTPAARBANK (1897) sampai dengan BANK TABUNGAN NEGARA (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK TABUNGAN NEGARA ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.


(42)

commit to user

29 Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No.24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No.7 tahun 1992 bentuk hukum BTN berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat nomor S-554/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.

2. Sejarah Perusahaan BTN Syariah

BTN Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari Bank BTN (Persero).Tbk yang menjalankan bisnis dengan prinsip Syariah. BTN Syariah mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta, sampai dengan Desember 2009 telah dibuka 20 Kantor Cabang, 1 Kantor Cabang Pembantu Syariah, dengan 119 Kantor Layanan Syariah.

3. Visi dan Misi a. Visi

Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslahatan bersama.


(43)

commit to user

30 1) Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.

2) Memberikan pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syariah terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa pasar yang diharapkan.

3) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan shareholders value.

4) Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap stakeholders serta memberikan ketentraman pada karyawan dan nasabah.

4. Tujuan Perusahaan

Tujuan dari pendirian UUS Bank BTN adalah untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan produk dan layanan perbankan sesuai prinsip Syariah dan memberi manfaat yang setara, seimbang dalam pemenuhan kepentingan nasabah dan Bank.

Sebagai bagian dari Bank BTN yang merupakan Bank BUMN BTN Syariah menjalankan fungsi intermediasi dengan menghimpun dana masyarakat melalui produk-produk Giro, Tabungan, dan Deposito, dan menyalurkan kembali ke sektor riil melalui berbagai produk pembiayaan KPR, Multiguna, Investasi dan Modal Kerja.


(44)

commit to user

31 Mendukung pencapaian sasaran laba usaha Bank.Meningkatkan ketahanan Bank dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha. Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap nasabah dan pegawai. 5. Lokasi Perusahaan

PT.Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk. Cabang Syariah Solo memiliki lokasi yang strategis dan mudah dijangkau yang terletak JL. Brigjend Slamet Riyadi No. 322 Solo. Adapun beberapa pertimbangan yang dilakukan antara lain:

a. Jalan Slamet Riyadi merupakan jalan utama lalu lintas yang cukup padat di Surakarta.

b. Berada di sekitar pusat-pusat bisnis baik perdagangan, perhotelan, pemerintahan, rumah sakit, dan hiburan.

c. Jalan Slamet Riyadi merupakan nama jalan yang sudah dikenal dan diketahui luas baik masyarakat Solo dan sekitarnya sehingga konsumen mudah untuk mencarinya.

d. Memiliki posisi yang cukup dekat dengan kantor cabang Bank BTN Konvensional Solo sehingga memudahkan dalam pemindahan berkas-berkas dan kebutuhan lain.

6. Dewan Pengawas

Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) pada bank.


(45)

commit to user

32 Anggota DPS harus terdiri dari para pakar di bidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum bidang perbankan. Persyaratan anggota DPS diatur dan ditetapkan oleh DSN.

Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, DPS wajib mengikuti fatwa DSN yang merupakan otoritas tertinggi dalam mengeluarkan fatwa mengenai kesesuaian produk dan jasa bank dengan ketentuan dan prinsip syariah.

Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN.

Selain itu DPS juga mempunyai fungsi :

a. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada Direksi, Pimpinan Unit Usaha Syariah dan Pimpinan Kantor Cabang Syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah.

b. Sebagai mediator antara Bank dan DSN dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan jasa dari Bank yang memerlukan kajian dan fatwa dari DSN.

c. Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada Bank. DPS wajib melaporkan kegiatan usaha serta perkembangan Bank Syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.


(46)

commit to user

33 Struktur organisasi kantor cabang Solo (terlampiran)

Personal dan Deskripsi Kerja 1. Kepala Cabang (Rr. Anggarani)

a. Tanggung jawab:

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan otorisasi sesuai batas kewenangan

2) Bertanggung jawab atas terselenggaranya Good Corporate Governance

3) Bertanggung jawab atas operasional BTN Cabang Syariah secara keseluruhan

4) Bertanggung jawab atas pemenuhan kompetensi dari SDM yang ada di Kantor Cabang Syariah

5) Bertanggung jawab melakukan perencanaan, bimbingan dan pembinaan serta penilaian kepada pegawai yang dibawahi

b. Uraian Pekerjaan

1) Melakukan pengawasan melekat

2) Melakukan otorisasi sesuai kewenangan yang diberikan

3) Melakukan evaluasi atas pencapaian kinerja cabang syariah secara keseluruhan

4) Mengembangkan kompetensi dan karir bawahan 5) Mempertahankan brand image BTN diwilayah kerja

6) Membina hubungan yang baik dengan pihak eksternal berkaitan dengan bisnis cabang untuk menunjang pencapaian target


(47)

commit to user

34 7) Mewakili BTN dalam kegiatan resmi diwilayah kerja

2. Operation Head (Triyantoro) a. Tanggung jawab:

1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan operasional harian cabang untuk menjamin efektivitas dan efisiensi.

2) Bertanggung jawab terhadap standar kualitas yang tinggi dalam bidang pemrosesan transaksi, administrasi pembiayaan, dan administrasi umum cabang.

3) Bertanggung jawab terhadap perlindungan bank dari tindakan penyelewengan dan kesalahan proses transaksi.

4) Bertanggung jawab atas aktivitas proses transaksi sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ada.

b. Uraian Pekerjaan:

1) Memastikan terselenggaranya supervisi atas fungsi Transaction Processing.

2) Memastikan terselenggaranya supervisi atas fungsi Financing Administration.

3) Memastikan terselenggaranya supervisi atas fungsi General Branch Administration

3. Retail Service Head (Asep Hermansyah) a. Tanggung Jawab:


(48)

commit to user

35 1) Bertanggung jawab atas perencanaan dan penetapan strategi bisnis

di unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya sesuai kebijakan bank.

2) Bertanggung jawab atas berjalannya fungsi Selling Service, Teller Service, Customer Service, dan Finance Service di kantor cabang dengan baik.

3) Bertanggung jawab atas strategi pencapaian target dana, pembiayaan, fee based, dan peningkaan penggunaan fitur produk. 4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas Quality Service

Level

b. Uraian Pekerjaan:

1) Melakukan fungsi supervisi sebagai Head Retail Service. 2) Melakukan fungsi otorisasi sesuai batas kewenangan.

3) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi bisnis di unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya sesuai kebijakan bank.

4) Melakukan fungsi pelaporan kepada Branch Manager dan unit terkait.

4. Accounting (Dita Hikmawati) a. Tanggung Jawab :

1) Bertanggung jawab atas keakuratan dan ketepatan laporan keuangan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas. 2) Bertanggung jawab atas pengelolaan pengarsipan bukti dasar, bukti


(49)

commit to user

36 3) Bertanggung jawab dalam mengkoordinasi tindak lanjut hasil

pemeriksaan ekstern maupun intern. b. Uraian Pekerjaan

1) Melakukan penyelenggaraan General Ledger. 2) Melakukan fungsi Internal Control.

3) Melakukan fungsi Reporting. 4) Melakukan fungsi Filling

5. Financing Administration (Luaiyi Nur Ma’arif) a. Tanggung jawab

1) Bertanggungjawab terhadap penyelesaian atas dokumen pembiayaan yang belum diterima bank

2) Bertanggungjawab terhadap penatausahaan, penyusunan dan penyimpanan dokumen pembiayaan

3) Bertanggungjawab terhadap penatausahaan dokumen pembiayaan di sistem (document tracking)

4) Bertanggungjawab terhadap pelayanan kepada debitur dan unit kerja lain, yang terkait dengan dokumen

5) Bertanggungjawab terhadap pembuatan laporan LAT/DAT b. Uraian Pekerjaan

1) Memantau dan menyelesaikan dokumen pokok pembiayaan yang belum diselesaikan

2) Memonitoring peminjaman dan pengembalian dokumen pembiayaan


(50)

commit to user

37 3) Melakukan proses update data dan status dokumen pembiayaan di

sistem (document tracking)

4) Menindaklanjuti pelayanan klaim debitur serta pertanyaan unit kerja lain yang terkait dengan pengelolaan dokumen

5) Membuat laporan perkembangan LAT/DAT dokumen pokok pembiayaan

6. General Branch Administration (Yahya Habibi El Makkie) a. Tanggung Jawab

1) Bertanggungjawab atas pelaksanaan fungsi personalia 2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan fungsi logistik

3) Bertanggungjawab atas pelaksanaan fungsi kartu pengawas anggaran

4) Bertanggungjawab atas pelaksanaan fungsi mailing 5) Bertanggungjawab atas pelaksanaan fungsi sekretaris b. Uraian Pekerjaan

1) Melakukan proses pengelolaan absensi pegawai

2) Melakukan proses pengelolaan Administrasi Data Kepegawaian 3) Melakukan proses Administrasi Cuti

4) Melakukan proses Administrasi

5) Melakukan proses administrasi pembinaan disiplin pegawai 6) Melakukan proses pengadaan barang inventaris kantor

7) Melakukan proses pengelolaan Pengadaan Barang dan formulir kantor


(51)

commit to user

38 8) Melakukan proses pengelolaan pengadaan Bilyet Cek, Bilyet Giro,

Bilyet Deposito dan kartu ATM

9) Melakukan proses pengelolaan sewa kendaraan, rumah dinas, dan gedung kantor

10) Melakukan proses pengelolaan Sewa Rumah Dinas Pejabat 11) Melakukan proses pengelolaan sewa gedung kantor

12) Melakukan proses pengelolaan administrasi tenaga outsourching 13) Melakukan proses Kesekretariatan kantor Cabang

7. Teller Officer (Hesti Milawati, Rd. Tria Handayani) a. Tanggung Jawab

1) Bertanggung jawab atas penerimaan kas awal hari dan penyerahan kas akhir hari

2) Bertanggung jawab atas transaksi tunai dan non tunai nasabah melalui loket

3) Bertanggung jawab atas akurasi dan kelengkapan entry data transaksi tunai dan non tunai melalui loket

4) Bertanggung jawab atas pencetakan laporan transaksi harian b. Uraian Pekerjaan

1) Melayani Transaksi Giro Syariah 2) Melayani Transaksi Tabungan Syariah 3) Melayani Transaksi Deposito Syariah


(52)

commit to user

39 4) Melayani Transaksi Tabungan Haji

5) Melayani Transaksi Tabungan Kantor Pos 6) Melakukan Administrasi Kas

7) Melayani Transaksi Kiriman uang 8) Melayani Transaksi Collection 9) Melayani Transaksi Inkaso 10) Melayani Transaksi Inward

11) Melayani Transaksi Payment Point (SOPP) 12) Melayani Transaksi Kas Keliling

8. Customer Service Officer (Dwi Apriningtyas, Novita Windasari) a. Tanggung jawab

1) Bertanggung jawab atas pelayanan nasabah baik yang datang, melalui telepon atau surat

2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengkinian, pemeliharaan, dan perkembangan penggabungan data CIF

3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh aplikasi pembukaan rekening, penutupan rekening, atau bahkan blokir

4) Bertanggung jawab atas pembinaan nasabah prima

5) Bertanggung jawab atas pelayanan administrasi ATM Syariah, termasuk pemberian ATM Syariah kepada nasabah Pembiyaan b. Uraian Pekerjaan


(53)

commit to user

40 2) Melakukan Maintenance data nasabah

3) Melakukan pemasteran data

4) Melakukan maintenance pemindahbukuan/standing instruction

9. Account Officer (Gustiano Sugilar, Supriyono dan Yulianto Triprasetyo, Iwan Kurniawan)

a. Tanggung jawab

1) Melakukan maintenance pemindahbukuan/standing instruction 2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan OTS (On The Spot) atau

kelayakan usaha dan penghasilan calon debitur.

3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan taksasi nilai dan kehandalan agunan atau LPA (Laporan Penilaian Akhir) melalui jasa appraisal.

4) Bertanggung jawab terhadap proses pengelolaan pencairan pembiayaan.

5) Bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan dokumentasi pembiayaan

6) Bertanggung jawab atas kualitas rekomendasi paket analisa pembiayaan KPR atau Non KPR.

7) Bertanggung jawab terhadap proses pemberian pembiayaan KPR / Non KPR yang sesuai dengan ketentuan Bank.

8) Bertanggung jawab terhadap terlaksananya seluruh proses pemberian pembiayaan sesuai dengan ketentuan bank.


(54)

commit to user

41 b. Uraian Pekerjaan

1) Menindaklanjuti proses permohonan OTS (On The Spot) atau kelayakan usaha dan penghasilan bagi calon debitur.

2) Menindaklanjuti proses permohonan pelaksanaan taksasi nilai dan kehandalan agunan atau LPA (Laporan Penilaian Akhir) melalui jasa appraisal.

3) Melakukan administrasi pencairan realisasi pembiayaan.

4) Memantau dan menyelesaikan dokumen pembiayaan yang belum selesai.

5) Melakukan proses update data dan status dokumen pembiayaan ke sistem.

6) Memastikan serah terima dokumen pembiayaan telah terlaksana dengan benar dan akurat pada waktu pelunasan pembiayaan.

7) Melakukan analisa terhadap rekomendasi pembiayaan KPR / Non KPR.

8) Melakukan proses pemberian pembiayaan KPR / Non KPR yang sesuai

9) Melakukan supervisi dan memastikan terlaksananya seluruh proses pemberian pembiayaan sesuai dengan ketentuan bank.


(55)

commit to user

42 Supporting Staff adalah karyawan Bank yang melakukan pekerjaannya tidak pada sisi manajerial, namun pada sisi pendukung (supporting) untuk kelancaran proses manajerial.

Supporting Staff terdiri dari: a. Security (Eko Budi Raharjo)

1)Menjaga keamanan Bank

2)Pertama kali menyapa nasabah yang datang ke Bank dan membukakan pintu

3)Terakhir kali menyapa nasabah yang datang ke Bank dan membukakan pintu

b. Driver (Harmoko,Hanang,Yudi)

1) Mengantar Account Officer yang akan melakukan OTS

2) Mengantar Customer Service yang akan mengunjungi nasabah 3) Mengantar Kepala Cabang/ Kepala Seksi yang lain dalam

melakukan tugas-tugas sebagai perwakilan dari bank. c. Office Boy (Wahyu)

1) Menjaga kebersihan bank, baik di dalam kantor maupun disekitar kantor

2) Menyiapkan minuman bagi karyawan

3) Membelikan makan sesuai dengan pesanan karyawan d. Debt Collector (Sekar Meta)


(56)

commit to user

43 1) Mengunjungi nasabah-nasabah yang pembayarannya

menunggak sekaligus menanyakan kepastiannya

2) Melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan peraturan bank bagi nasabah yang menunggak tersebut.

11. Outsorcing

Bank BTN Syariah Solo biasanya melakukan outsorcing secara sementara, dari Bank BTN Konvensional yang berlokasi di Jl. Slamet Riyadi No. 282 Solo. Outsorcing ini biasanya dilakukan karena keterbatasan jumlah karyawan BTN Syariah, sehingga jika salah satu tidak berangkat bekerja, maka Bank BTN melakukan outsorcing agar proses kerja yang ada di bank dapat berjalan seperti biasa dan tidak ada hambatan.

8. Budaya Kerja (POLA PRIMA)

Budaya kerja adalah prinsip-prinsip yang dilakukan oleh masing- masing pegawai untuk mencapai tujuan perusahaan yang menjadi landasan kebijakan dan aturan yang mengarahkan perilaku individu di dalam perusahaan. POLA PRIMA, Tuntunan Perilaku Insan Bank BTN adalah panduan yang membantu semua insan Bank BTN agar lebih memahami Nilai-Nilai Budaya Kerja Bank BTN dan mampu melaksanakan perilaku utama yang dijadikan tonggak-tonggak perilaku teladan di Bank BTN. Pedoman perilaku ini berlaku bagi


(57)

commit to user

44 seluruh insan bank BTN dari jajaran komisaris, direksi, Pemimpin Divisi, sampai jajaran pegawai terendah dalam struktur organisasi.

Budaya kerja Bank BTN memilikin 6 nilai yang disebut dengan akronim POLA PRIMA:

P = PELAYANAN PRIMA

O = INOVASI

LA = KETELADANAN

PR = PROFESIONALISME

I = INTEGRITAS

MA = KERJASAMA

Enam nilai budaya kerja ini menjadi landasan bagaimana Bank BTN

mencapai visi “Bank yang Terkemuka dalam Pembiayaan Perumahan".

Nama POLA PRIMA diambil dari perpaduan beberapa huruf dari setiap nilai-nilai budaya. Selain itu, kata POLA PRIMA berarti “Prinsip dasar untuk selalu memberikan rancangan dan tindakan yang terbaik dalam setiap

aktivitasnya”. Diharapkan bahwa seluruh insan bank BTN berperilaku sesuai

dengan POLA PRIMA dalan menjalankan organisasi dan bisnis.

Berikut adalah makna 6 (enam) nilai-nilai Budaya Kerja Bank BTN: Tabel 3.1 Enam nilai-nilai dasar budaya kerja bank BTN Nilai- Nilai Dasar

Budaya Kerja Makna

PELAYANAN PRIMA Memberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan


(58)

commit to user

45 INOVASI Senantiasa mengembangkan gagasan baru

dan penyempurnaan berkelanjutan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan KETELADANAN Mulai dari diri sendiri menjadi suri

tauladan dalam berperilaku yang mencerminkan Nilai-nilai budaya kerja Bank BTN bagi insan Bank BTN dan pihak-pihak yang terkait.

PROFESIONALISME Kompeten di bidangnya dan senantiasa mengembangkan diri sehingga menghasilkan kinerja terbaik serta memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan seluruh insan Bank BTN. INTEGRITAS Konsisten antara pikiran, perkataan, dan

tindakan sesuai dengan ketentuan perusahaan, kode etik profesi dan prinsip-prinsip kebenaran yang terpuji.

KERJASAMA Membangun hubungan yang tulus dan terbuka dengan sesama insan Bank BTN dan pihak lain dilandasi sikap saling percaya dan menghargai untuk mencapai tujuan bersama

Nilai Pelayanan Prima, Inovasi, dan Keteladanan berorientasi pada aspek di luar diri, seperti lingkungan dan pihak lain. Hal ini berarti komitmen utama Bank BTN adalah bagaimana memuaskan pelanggan. Pelanggan dalam hal ini berarti luas, yaitu pihak-pihak internal dan eksternal termasuk segenap pemangku kepentingan Bank BTN.

Nilai Professionalisme, Integritas, dan Kerjasama berorientasi kedalam dari individu.


(59)

commit to user

46 Setiap nilai budaya kerja Bank BTN memiliki 12 Perilaku Utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan Bank BTN. Dua belas perilaku utama tersebut adalah:

Tabel 3.2 Dua belas perilaku utama bank BTN

NILAI- NILAI DASAR

BUDAYA KERJA 12 PERILAKU UTAMA

PELAYANAN PRIMA 1. Ramah, sopan, dan bersahabat 2. Peduli, proaktif, dan cepat tanggap

INOVASI 3. Berinisiatif melakukan

penyempurnaan

4. Berorientasi menciptakan nilai tambah

KETELADANAN 5. Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar

6. Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja

PROFESIONALISME 7. Kompeten dan bertanggungjawab 8. Bekerja cerdas dan tuntas

INTEGRITAS 9. Konsisten dan disiplin 10.Jujur dan berdedikasi

KERJASAMA 11.Tulus dan terbuka

12.Saling percaya dan menghargai

9. Produk dan Jasa Layanan

Produk dan jasa layanan yang dimiliki oleh BTN Syariah cabang Solo antara lain sebagai berikut:


(60)

commit to user

47 Tabungan Batara iB adalah Tabungan yang berdasarkan Prinsip Wadiah yang bersifat simpanan dan bisa diambil setiap saat, tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian bonus ('athaya) yang bersifat sukarela/sesuai kebijakan Bank, tidak disyaratkan dan tidak diinformasikan baik secara lisan maupun tertulis oleh pihak Bank.

1) Manfaat

a) Mendapatkan Kartu ATM BATARA SYARIAH yang dapat digunakan bertransaksi di lebih dari 4000 ATM Bank yang berlogo "Link"

b) Penyetoran dan Penarikan dapat dilakukan di semua Kantor Cabang Syariah dan Kantor Layanan Syariah (on-line)

c)Tidak dikenakan biaya pengelolaan rekening

d)Fasilitas joint account untuk rekening bersama keluarga Anda

e)Uang Anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai syariah oleh BTN Syariah yang sudah terbukti aman dan dipercaya.

f)Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah 2) Persyaratan Pembukaan Rekening

a) Penabung dapat perorangan atau perusahaan/lembaga.

b) Berlaku untuk Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing. c) Melampirkan foto copy KTP atau identitas diri lainnya.

d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening. e) Penabungan pertama minimal sebesar Rp.50.000,-.


(61)

commit to user

48 f) Penabungan lanjutan minimal sebesar Rp.10.000,-.

3) Pengambilan Kembali

Pengambilan kembali dapat dilakukan setiap saat dengan saldo yang harus disisakan Rp.50.000,-.

4) Pemberian Bonus

a) Bank dapat memberikan bonus atau yang sejenis secara sukarela/sesuai dengan kebijakan Bank kepada nasabah.

b) Pemberian bonus tidak disyaratkan atau tidak diinformasikan secara lisan maupun tertulis.

c) Bonus dapat diberikan pada akhir bulan.

d) Atas pemberian bonus, nasabah dikenakan pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

e) Atas pemberian bonus juga diberikan pilihan pemotongan Zakat. 5) Biaya-biaya

a) Penggantian buku karena rusak atau hilang sebesar Rp.5.000,- b) Pembayaran habis atau penutupan rekening sebesar Rp.20.000,- c) Nasabah tidak dikenakan biaya pengelolaan rekening setiap bulan.

b. Tabungan Investa Batara iB

Tabungan Investa Batara iB adalah Tabungan Batara Syariah Berdasarkan Prinsip Mudharabah yang bersifat investasi atau berjangka yang


(62)

commit to user

49 penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu dengan imbalan yang disyaratkan atau disepakati dalam bentuk nisbah yang tertuang dalam akad pembukaan rekening.

1) Manfaat

a) Mendapatkan Kartu ATM BATARA SYARIAH yang dapat digunakan bertransaksi di lebih dari 4000 ATM Bank yang berlogo "Link".

b) Imbalan yang menarik sesuai dengan nisbah yang disyaratkan dan disepakati bersama.

c) Bagi Hasil dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian.

d) Penyetoran dan Penarikan dapat dilakukan di semua Kantor Cabang Syariah dan Kantor Cabang Layanan Syariah (on-line)

e) Fasilitas joint account untuk rekening bersama keluarga Anda

f) Uang Anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai syariah oleh BTN Syariah yang sudah terbukti aman dan dipercaya.

g) Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah 2) Persyaratan Pembukaan Rekening

a) Penabung dapat perorangan atau perusahaan/lembaga.

b) Berlaku untuk Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing. c) Melampirkan foto copy KTP atau identitas diri lainnya.

d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening. e) Penabungan pertama minimal sebesar Rp.100.000,-.


(63)

commit to user

50 f) Penabungan lanjutan minimal sebesar Rp.50.000,- dan dalam kelipatan

sepuluh ribuan.

3) Pengambilan Kembali

Pengambilan kembali hanya dapat dilakukan setelah dana sesuai yang diperjanjikan telah mengendap di Bank sekurang-kurangnya selama 1 (satu) bulan. Saldo yang harus disisakan di Bank minimal Rp.100.000,

4) Bagi Hasil

a) Bagi hasil diberikan setiap akhir bulan dan dihitung berdasarkan saldo harian yang mengendap pada bulan berjalan sesuai nisbah yang disepakati.

b) Bagi hasil dihitung melalui metode distribusi bagi hasil setiap akhir bulan dan nisbah ini bersifat tetap, sesuai nisbah yang disepakati.

5) Biaya Administrasi

a) Penggantian buku Tabungan karena rusak atau hilang Rp.10.000,-. b) Biaya penutupan rekening sebesar Rp.30.000,-.

c) Seluruh pemegang rekening Tabungan Investa Batara iB dikenakan biaya pengelolaan rekening sebesar Rp.5.000,-/bulan.

d) Bagi nasabah yang memperoleh bagi hasil kurang dari biaya pemeliharaan rekening, maka biaya pemeliharaan rekening adalah sebesar bagi hasil yang diperoleh pada bulan tersebut.


(64)

commit to user

51 e) Atas pendapatan bagi hasil Tabungan Investa Batara iB, nasabah

dikenakan pajak penghasilan sesuai ketentuan yang berlaku.

f) Bagi nasabah yang mendapatkan bagi hasil diberikan pilihan untuk dipotong Zakat terhadap Bagi Hasil yang diterima oleh nasabah.

c. Tabungan Baitullah Batara iB

Tabungan Baitullah Batara iB merupakan Tabungan yang bersifat investasi atau berjangka yang diperuntukkan bagi calon jamaah haji dalam rangka persiapan Biaya Perjalanan Ibadah Haji.

1) Manfaat:

a) Memperoleh kepastian keberangkatan ibadah haji apabila kuota haji masih tersedia dan tabungan telah mencapai syarat saldo minimal yang ditentukan oleh Departemen Agama

b) Dapat dibuka diloket BTN Kantor Cabang Syariah dan Kantor Layanan Syariah yang terhubung dengan siskohat Departemen Agama.

c) Penyetoran dapat dilakukan di seluruh loket Bank BTN Kantor Cabang Syariah dan Kantor Layanan Syariah

d) Mendapatkan imbalan yang disyaratkan dan disepakati dalam bentuk nisbah


(65)

commit to user

52 e) Tidak dikenakan biaya pengelolaan rekening

f) Uang Anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai syariah oleh BTN Syariah yang sudah terbukti aman dan dipercaya.

g) Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah

2) Persyaratan Pembukaan Rekening

a) Penabung adalah perorangan dan Warga Negara Indonesia b) Melampirkan foto copy KTP atau identitas diri lainnya. c) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening. d) Penabungan pertama minimal sebesar Rp.250.000,-.

e) Penabungan lanjutan minimal sebesar Rp.100.000,-

d. Giro Batara iB

Giro Batara iB adalah Giro yang berdasarkan prinsip Wadiah Yad Dhamanah merupakan simpanan pada Bank (perorangan atau badan hukum, dalam mata uang rupiah atau valuta asing) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek atau Bilyet Giro, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.

1) Manfaat

a) Sarana Penitipan uang yang aman dan terpercaya


(66)

commit to user

53 c) Memudahkan aktivitas kebutuhan keluarga/ pribadi/ usaha

d) Uang Anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai syariah oleh BTN Syariah yang sudah terbukti aman dan dipercaya

e) Rekening Giro Batara Syariah perorangan dapat memperoleh Kartu ATM .

e. Batara Syariah 1) Persyaratan

a) Umur min 18 tahun/ sudah dewasa menurut hukum (perorangan)

b) Melampirkan foto copy KTP atau kartu identitas diri lainnya (perorangan), melampirkan foto copy Akte Pendirian Perusahaan/ Anggaran Dasar dan Izin Usaha (lembaga)

c) Tidak termasuk dalam daftar hitam BI d) Memiliki NPWP

e) Penyetoran pertama minimal Rp.500.000,- (perorangan), Rp 1.000.000,- (lembaga)

2) Saldo Minimal

Saldo yang harus disisakan di Bank minimal sebagai berikut:

a) Perorangan Rp. 250.000,-

b) Lembaga Rp. 500.000,-

c) Joint Account Perorangan Rp. 500.000,- 3) Biaya-biaya


(67)

commit to user

54 a) Biaya penutupan rekening Rp. 20.000,-

b) Setiap penyerahan buku Cek atau Bilyet kepada nasabah dikenakan biaya sebagai biaya materai 10 lembar x Rp. 3.000,- = Rp. 30.000,-

c) Biaya pengelolaan Rekening Koran Rp. 15.000,- per bulan.

d) Apabila saldo yang ada tidak mencukupi untuk biaya pengelolaan rekening, maka rekening tersebut didebet sebesar sisa saldo yang ada. e) Atas setiap Cek atau Bilyet yang ditarik melalui kliring yang ditolak

karena saldo efektifnya tidak mencukupi, dikenakan biaya tolakan Rp. 25.000,-

f) Setiap pembatalan atas Bilyet, dikenakan biaya Rp. 15.000,-

g) Atas setiap percetakan rekening koran berdasarkan permintaan Giran dikenakan biaya administrasi Rp. 1.000,-/lembar.

h) Biaya Referensi Bank Rp. 50.000,-.

i) Biaya pengiriman rekening koran atas permintaan Giran Rp.10.000,-

f. Deposito Batara iB

Deposito Batara iB adalah jenis penanaman dana nasabah pada Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank. Deposito ini menggunakan prinsip Al Mudharabah Muttlaqah yakni suatu perkongsian antara dua pihak di mana pihak pertama selaku pemilik dana (shahibul maal) menyediakan dana, dan pihak kedua selaku pengelola dana (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan dana. Hasil keuntungan dari pengelolaan dana itu akan dibagikan


(68)

commit to user

55 sesuai dengan nisbah/ratio yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak.

1) Manfaat

a) Bagi Hasil yang menarik

b) Bagi Hasil dapat dikapitalisasikan ke dalam pokok

c) Bagi hasil deposito dapat dipindahbukukan untuk pembayaran angsuran rumah

d) Jangka waktu penempatan bervariasi mulai 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan

e) Terhadap pencairan sebelum tanggal jatuh tempo tidak dikenakan penalti f) Uang Anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai syariah

oleh BTN Syariah yang sudah terbukti aman dan dipercaya g) Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah

2) Persyaratan Pembukaan Rekening

a) Dapat dibuka atas nama perorangan atau perusahaan/ lembaga b) Berlaku bagi Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing c) Mengisi dan menandatangani formulir Pembukaan Rekening

d) Melampirkan foto copy KTP atau identitas diri lainnya e) Minimum penempatan:

Perorangan Rp.500.000,-


(69)

commit to user

56 g. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)

Diperuntukkan bagi pemohon/ calon nasabah yang memenuhi persyaratan dan dengan tujuan penggunaan untuk membeli rumah, rumah toko, apartemen dan jenis rumah tinggal lainnya. Pembiayaan KPR BTN iB berdasarkan prinsip Murabahah, di mana harga jual didapatkan dari total harga beli dan margin (harga jual = harga beli + margin).

1) Keunggulan

a) Angsuran tetap sampai lunas

b) Maksimal pembiayaan KPR BTN iB yang dapat diberikan adalah 80% untuk nasabah non kolektif dan sebesar 90% untuk nasabah kolektif dari taksasi Bank

c) Jangka waktu pembiayaan maksimal sampai dengan 10 (sepuluh) tahun. d) Lokasi rumah, rumah toko, apartemen dan jenis rumah tinggal lainnya

bebas

e) Margin bersaing

f) Persyaratan mudah dan fleksibel

g) Pelunasan dipercepat tidak dikenakan penalty h) Berdasarkan prinsip syariah

2) Syarat dan ketentuan:

a) Warga Negara Indonesia, usia minimal 21 tahun atau telah menikah b) Pada saat pembiayaan lunas usia pemohon tidak melebihi 65 tahun


(70)

commit to user

57 c) Memiliki penghasilan yang dapat menjamin kelangsungan pembayaran

kewajiban

d) Mempunyai pekerjaan tetap (sebagai karyawan atau pekerjaan lainnya yang memperoleh gaji tetap) atau menjalankan usahanya sendiri (wiraswasta) dengan masa kerja minimal 1 (satu) tahun

e) Tidak memiliki pembiayaan bermasalah baik di Bank maupun di Bank lain.

f) NPWP sesuai ketentuan yang berlaku

3) Jenis pembiayaan

a) Pembiayaan KPR Indensya BTN iB diperuntukan bagi pemohon/ calon Nasabah yang memenugi persyaratan dan dengan tujuan penggunaan untuk membeli tanah dan rumah dari Bank, yang dibangun oleh pengembang berdasarkan pesanan dari Nasabah, dimana Pengembang telah bekerjasama dengan Bank dalam hal penyediaan Pembiayaan KPR Indensya BTN iB.

(1) Syarat dan ketentuan:

(a) Warga Negara Indonesia, usia minimal 21 tahun atau telah menikah

(b) Pada saat kredit lunas usia pemohon tidak lebih dari 65 tahun (c) Memiliki penghasilan yang dapat menjamin kelangsungan


(71)

commit to user

58 (d) Mempunyai pekerjaan tetap (sebagai karyawan atau pekerjaan

lainnya yang memperoleh gaji tetap) atau menjalankan usahanya sendiri (wiraswasta) dengan masa kerja minimal 1 (satu) tahun (e) Tidak memiliki kredit bermasalah baik di Bank maupun di Bank

lain

(f) NPWP sesuai ketentuan yang berlaku (2) Keunggulan:

(a) Angsuran tetap sampai lunas

(b) Maksimal pembiayaan KPR Indensya BTN iB yang dapat diberikan adalah sebesar 80% untuk Nsabah Non-Kolektif dan sebesar 90% untuk Nasabah Kolektif dari taksasi Bank

(c) Jangka waktu pembiayaan maksimal 10 tahun (d) Margin bersaing

(e) Persyaratan mudah dan fleksibel

(f) Pelunasan dipercepat tidak dikenakan penalty (g) Berdasarkan prinsip syariah

b) Pembiayaan Multiguna BTN iB ini diperuntukkan bagi pemohon/ calon Nasabah yang memenuhi persyaratan dan dengan tujuan penggunaan untuk membeli Mobil atau Motor, guna dimiliki atau dipergunakan sendiri. Harga jual yang digunakan didapat dari total harga beli dan margin (harga jual = harga beli + margin). Pembayaran untuk


(72)

commit to user

59 pembiayaan ini dilakukan dengan angsuran dengan jangka waktu sebagai berikut:

Maksimal 5 (lima) tahun untuk pembelian mobil baru

 Maksimal 4 (empat) tahun untuk pembelian mobil bekas

 Maksimal 4 (empat) tahun untuk pembelian motor baru (1) Persyaratan Pemohon:

(a) Warga Negara Indonesia, usia minimal 21 tahun atau telah menikah

(b) Pada saat kredit lunas usia pemohon tidak melebihi 65 tahun (c) Memilki penghasilan yang dapat menjamin kelangsungan

pembayaran kewajiban

(d) Mempunyai pekerjaan tetap (sebagai karyawan atau pekerjaan lainnya yang memperoleh gaji tetap) atau menjalankan usahanya sendiri (wiraswasta) dengan masa kerja minimal 1 (satu) tahun

(e) Tidak memiliki kredit bermasalah baik di Bank maupun di Bank Lain

(f) NPWP sesuai ketentuan yang berlaku (2) Keunggulan:

(a) Angsuran tetap sampai lunas

(b) Maksimal Pembiayaan Multiguna BTN iB yang dapat diberikan adalah sebesar 80% untuk Nasabah Non-Kolektif (mobil) dan sebesar 90% untuk Nasabah Kolektif (motor)


(73)

commit to user

60 (c) Jangka waktu pembiayaan multiguna untuk mobil baru 5

(lima) tahun, mobil bekas (masa pakai + jangka waktu pembiayaan) tidak melebihi 7 (tujuh) tahun

(d) Jangka waktu pembiayaan multiguna untuk motor baru 4 (empat) tahun

(e) Margin bersaing

(f) Persyaratan mudah dan fleksibel

(g) Pelunasan dipercepat tidak dikenakan penalty (h) Berdasarkan prinsip syariah

c) Pembiayaan Modal Kerja BTN iB

Pembiayaan Modal Kerja BTN iB adalah penyediaan dana oleh BTN Syariah untuk memenuhi kebutuhan modal kerja usaha Nasabah yang terdiri dari:

Memenuhi kebutuhan modal kerja usaha untuk industri sektor perumahan dan industri ikutannya, perdagangan atau jasa

Pengadaan barang atau jasa atau proyek dengan Surat Perintah Kerja (SPK) oleh Kontraktor

Memenuhi kebutuhan modal kerja untuk disalurkan kembali kepada konsumen (end user)


(74)

commit to user

61

Memiliki izin usaha dan izin lainnya sesuai ketentuan yang berlaku

Telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Syariah Bank BTN

(2) Ketentuan Pembiayaan:

 Pembiayaan yang dapat diberikan maksimal 100% dari kebutuhan modal kerja

 Jangka waktu dapat diberikan maksimal selama jangka waktu 36 bulan

 Nisbah bagi hasil ditetapkan sesuai hasil analisa usaha yang dilakukan oleh pihak Bank dan disetujui oleh Nasabah

 Biaya-biaya lain : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/ jaminan, biaya asuransi

 Agunan berupa barang persediaan, barang modal dan/ atau cessie atas piutang penjualan.

d) Pembiayaan Yasa Griya BTN iB

Pembiayaan Yasa Griya BTN iB adalah pembiayaan modal kerja untuk pembangunan proyek perumahan kepada Pengembang atau Developer, di mana masing-masing pihak menyertakan modal dengan berbagi keuntungan menurut nisbah yang disepakati dan resiko kerugian usaha sesuai dengan porsi penyertaan modal masing-masing, mulai dari:


(75)

commit to user

62

Biaya pembangunan Konstruksi Rumah sampai dengan finishing

Biaya Prasarana dan sarana (1) Persyaratan Pemohon:

 Memiliki izin usaha dan izin lainnya untuk melakukan kegiatan pembangunan proyek perumahan

 Telah menjadi pemegang rekening giro di kantor Cabang Syariah Bank BTN

(2) Ketentuan Pembiayaan:

Pembiayaan yang dapat diberikan maksimal 80% dari kebutuhan modal kerja instruksi

Jangka waktu dapat diberikan maksimal selama jangka waktu 24 bulan

Nisbah bagi hasil ditetapkan sesuai hasil analisa usaha yang dilakukan oleh pihak Bank dan disetujui Nasabah

Biaya-biaya lain: Biaya Notaris, pengikatan barang agunan atau jaminan, biaya asuransi

Agunan berupa lokaso proyek yang dibiayai

h. Kiriman Uang

Jasa pengiriman uang dalam valuta Rupiah atau valuta asing melalui jaringan on-line di outlet Bank BTN di seluruh Indonesia dan media elektronik


(1)

commit to user

 Buku tabungan

 Surat setoran pajak (SSP) pasal 25 (mulai > 60 juta

= 5%)

 Sertifikat dan covernote serta dan IMB asli (untuk

KPR Syariah Komersiil dan KPR Syariah Subsidi)

b) Terima dari appraisel/taksasi

Hasil laporan penilaian akhir (LPA) untuk KPR Syariah Komersiil dan KPR Syariah Subsidi.

3) Pemeriksaan berkas kelengkapan realisasi pembiayaan

4) Pemeriksaan tanggal kedaluarsa pada SP3 untuk

kepastian masa berlaku saat realisasi pembiayaan telah dikembaliakan persetujuan pemohon.

a) Memeriksa tandatangan diatas materai cukup dari

pemohon dan suami/istri pemohon pada lembar persetujuan pemohon.

b) Memeriksa kecukupan saldo rekening tabungan/giro

untuk pendebetan biaya proses realisasi selambat-lambatnya 1 hari sebelum realisasi harus sudah cukup dan diblokir.

c) Memeriksa keabsaan jaminan (untuk non pribumi,

chek dengan penetapan pengadilan tentang hak jual beli dan balik nama sertifikat)


(2)

commit to user

5) Pembuatan memo persiapan dan kelengkapan realisasi

pembiayaan

a) Membuat memo chek list laporan persiapan realisasi

kepada pimpinan cabang.

b) Menerima persetujuan realisasi pembiayaan dari

pimpinan cabang sebagai dasar realisasi

6) Tindak lanjut

a) Pencetakan dokumen realisasi pembiayaan

(a)Perjanjian / Akad pembiayaan

(b)Daftar Realisasi Pembiayaan(DRP)

(c)Kartu data penting debitur sesuai formulir

(d)Amortisasi angsuran pembiayaan

(e)Ketentuan dan syarat umum Akad pembiayaan

(f)Buku angsuran KPR Syariah sesuai formulir

b) Pemberitahuan kepada Notaris dan pemohon

(1)Membuat surat pemberitahuan kepada notaris

tentang :

(1) Jadwal pelaksanaan realisasi pembiayaan

(2) Daftar pemohon yang akan melaksanakan

realisasi pembiayaan

(2)Membuat surat pemberitahuan kepada pemohon


(3)

commit to user

 Jadwal pelaksanaan realisasi pembiayaan

 Data yang harus dibawa pemohon saat realisasi

pembiayaan

7) Pencairan Dana Realisasi dan Dana Jaminan

Pencairan dana realisasi hanya dapat dilakukan apabila :

 Biaya realisasi yang telah dibayarkan oleh debitur

 Akta-akta yang telah ditandatanngani debitur

berdasarkan daftar realisasi yang telah ditandatangani dan cap notaris

 Standing intraction (SP3) telah diterima

 Memo pencairan dana reallisasi harus telah disetujui

pimpinan cabang.

1) Pencairan dana realisasi

a) Membuat perincian dana realisasi

Perhitungan jumlah plafon pembiayaan

dikurangi :

(1)Jaminan Kekayaan Kontribusi (JKK) untuk

KPR Subsidi sebesar 2,5% dari harga jual selama 100 hari

(2)Jaminan IMB

− KPR Subsidi = Rp 500.000 selama 6


(4)

commit to user

− KPR Komersiil = Rp 1.500.000

(3)Jaminan Listrik

− KPR Subsidi = Rp 150.000

− KPR Komersiil = Rp 2.000.000

(4)Sertifikat

(a) KPR Subsidi = 3 % dari harga jual atau

12 bulan minimal Rp 1.100.000

(b) KPR Komersiil = 3 % dari harga jual

(5)Jaminan penyelesaian bestek terdiri dari

jalan, lingkungan, dan air @ Rp 500.000 selama 3 bulan untuk KPR Subsidi sedangkan KPR Komersiil @ Rp 1.000.000


(5)

commit to user BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai aplikasi

pembiayaan kredit pemilikan rumah dengan prinsip murabahah pada Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Syariah Solo dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Prinsip murabahah dalam pembiayaan KPR Syariah dilihat dari akadnya

yaitu akad wakalah. Akad wakalah terjadi apabila nasabah memberikan

kuasa kepada pihak bank untuk mewakili dirinya dalam melakukan pekerjaan jasa yaitu melakukan pembiayaan. Akad ini berkaitan dengan pencairan pembiayaan, perhitungan margin keuntungan, pembayaran angsuran, dan ijin mendirikan bangunan.

2. Aplikasi pembiayaan di mulai dari nasabah mengajukan permohonan

pembiayaan pada bank dan bank melakukan wawancara kepada calon nasabah setelah itu bank menerbitkan daftar usulan pemohon dan kemudian diproses apabila di tolak maka di buatkan surat penolakan dan apabila iterima akan dibuatkan surat persetujuan penyediaan pemberian pembiayaan (SP3) yang selanjutnya akan akan dibuatkan account debitur. Setelah semua tahapan terlaksan nasabah sudah dapat menikmati fasilitas perumahan yang sudah disediakan oleh pihak BTN Syariah.


(6)

commit to user B.Saran

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadap aplikasi pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah dengan prinsip murabahah maka penulis ingin memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Syariah Solo yaitu :

1. Dalam prosedur pengajuan dan pemberian pembiayaan harus menambah

jumlah karyawan sehingga tidak terjadi antrian yang panjang dan debitur pembiayaan mendapatkan informasi yang jelas mengenai prosedur pembiayaan tersebut.

2. Untuk mempermudah proses pembiayaan dari pihak bank mengadakan

sosialisasi kepada masyarakat mengenai prosedur dan aplikasi yang terkait dalam pembiayaan terutama pembiayaan KPR. Sehingga apabila calon

debitur ingin mengajukan pembiayaan syarat – syarat yang terkait sudah