Kesimpulan Tinjauan Yuridis Kedudukan Anak Dalam Perkawinan Campuran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan (Studi Kasus : Yuni Vs Larry)

77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai akhir dari pembahasan terhadap permasalahan yang dikemukakan dalam skripsi ini yaitu “Tinjauan Yuridis Kedudukan Anak Dalam Perkawinan Campuran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Studi Kasus : Yuni Vs Larry”, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan : 1. Hubungan antara orang tua dan anak sebagai hasil perkawinan harus mendapat perhatian khusus. Apalagi hubungan antara orang tua dan anak sebagai hasil perkawinan campuran. Hal yang perlu diperhatikan adalah masalah kewarganegaraan anaknya. Apakah anak tersebut akan mengikuti kewarganegaraan ayah atau ibunya. Sepanjang tidak ada perbedaan kewarganegaraan dalam keluarga, tidak akan menimbulkan banyak masalah. Namun, ketika terdapat perbedaan kewarganegaraan, maka hal ini akan menimbulkan masalah. 2. Undang-Undang No.12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan memberikan jaminan kewarganegaraan anak dari hasil perkawinan campuran. Berdasarkan ketentuan tersebut dinyatakan bahwa anak dari hasil perkawinan campuran berhak untuk memperoleh kewarganegaraan ganda terbatas dan mendapat hak untuk menentukan atau memilih kewarganegaraan apabila telah berumur 18 delapan belas tahun atau sudah kawin. Universitas Sumatera Utara 3. Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan walau tidak dengan tegas dan jelas menyebutkan dalam pasal-pasalnya, tetap memberikan perlindungan hukum bagi anak hasil perkawinan campuran yang berkewarganegaraan ganda walaupun telah terjadi perceraian oleh kedua orang tuanya. 4. UU Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 telah menyebutkan dalam Pasal 4 bahwa anak yang lahir dari perkawinan yang sah antara seorang ayah Warga Negara Asing WNA dan seorang ibu Warga Negara Indonesia WNI, maupun sebaliknya antara ayah Warga Negara Indonesia WNI dan ibu Warga Negara Asing WNA termasuk sebagai Warga Negara Indonesia. Bagi anak-anak yang lahir sebelum UU ini disahkan, maka berdasarkan Pasal 41 UU No.12 Tahun 2006 anak-anak tersebut dengan syarat belum berusia 18 tahun dan belum kawin dapat memperoleh kewarganegaraan Indonesia dengan cara mendaftarkan diri pada Menteri melalui pejabat atau perwakilan Republik Indonesia paling lambat 4 empat tahun setelah UU No.122006 diundangkan.

B. Saran