Pengertian Need and Demand

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Need and Demand

Need kebutuhan terhadap pelayanan gigi sering dirancukan dengan demand permintaan terhadap perawatan. Dalam hal ini akan ada sejumlah perbedaan antara kebutuhan absolut dengan kebutuhan terhadap pengobatan dan permintaan terhadap perawatan. Pemeriksaan klinis penyakit yang dapat dideteksi pada diri seorang pasien dapat mengungkapkan kepada dokter gigi kebutuhan terhadap perawatan gigi pasien. Gambaran need dan demand ada perbedaan antara dokter gigi dan pasien dalam pengkajian kehebatan penyakit gigi dan konsep status kesehatan gigi yang diakui mereka. 9 Need terhadap pelayanan kesehatan merupakan fungsi dari need terhadap kesehatannya sendiri dan didasari oleh pengalaman yang selama itu dilalui oleh seseorang. 10 Need adalah status kesehatan yang dinilai sebagai kebutuhan atas pelayanan medis, atau keadaan kesehatan yang oleh tenaga kedokteran dinyatakan harus mendapatkan penanganan medis. Need ini dinamis dan cenderung terus tumbuh bersama dengan berjalannya waktu. Need adalah stimulus langsung dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan Sorkin 1975 : 33. Komponen need terdiri dari persepsi individu terhadap status kesehatannya Self-rated health , jumlah hari sakit disability days, dan kebutuhan berdasarkan diagnosa klinis Sorkin 1975:32-33. Faktor-faktor yang melandasi kebutuhan akan perawatan ortodonti dalam masyarakat adalah multifaktorial dan peka terhadap fluktuasi yang berasal dari kualitas pelayanan Universitas Sumatera Utara gigi yang umum, ketersediaan pelayanan, perkembangan tehnik perawatan dan gaya hidup orang-orang tersebut. 9 Demand adalah keinginan untuk lebih sehat yang diwujudkan dalam perilaku mencari pertolongan kedokteran dokter gigi. Demand juga merupakan pengkajian pasien yang akan menentukan kebutuhan terhadap pengobatan. Dalam pemikiran rasional semua orang ingin menjadi sehat. Kesehatan merupakan modal untuk bekerja dan hidup untuk mengembangkan keturunan, sehingga timbul keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup manusia, dan demand untuk menjadi sehat tidaklah sama antar manusia. Seseorang yang kebutuhan hidupnya sangat tergantung pada kesehatannya tentu akan mempunyai demand yang lebih tinggi akan status kesehatannya Laksono 2004. Need adalah status kesehatan yang dinilai sebagai need atas pelayanan medis Laksono,2004. 9 Tuntutan terhadap perawatan ortodonti ditentukan oleh gabungan 2 faktor utama yaitu : 3 1. Kebutuhan akan perawatan ortodonti yang timbul dari masyarakat dan profesi. 2. Sumber ekonomi yang tersedia untuk membiayai perawatan tersebut. 2.2. Indeks Maloklusi Indeks-indeks maloklusi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 3 a. Occlution Feature Index OFI Ciri oklusi yang dinilai adalah letak gigi berjejal, kelainan integritas tonjol gigi posterior, tumpang gigit, dan jarak gigit. Skor total didapat dengan Universitas Sumatera Utara menjumlahkan skor keempat macam maloklusi tersebut. Metode ini tidak mememrlukan peralatan diagnostik yang rumit seperti model, gnathostatik dan alat sefalometri. Pengukuran bersifat kuantitatif sehingga memungkinkan untuk dilakukan penelilian secara terukur objektif dan lebih cepat. b. Handicapping Malocclution Asessment Index HMA Index Metode ini menggunakan suatu lembar isian dan digunakan untuk melengkapi cara menentukan prioritas perawatan maloklusi menurut keparahan maloklusi yang dapat dilihat pada besarnya skor yang tercatat pada lembar isian tersebut. c. Treatment Priority Index TPI Index Diperkenalkan oleh Grainger tahun 1967. Ciri-ciri yang dinilai adalah jarak gigit, gigitan terbalik, tumpang gigit, gigitan terbuka anterior, gigi insisivus agenese, distooklusi, mesiooklusi, gigitan silang posterior dengan segmen gigi atas bukoversi, gigitan silang posterior dengan segmen gigi atas linguoversi, malposisi gigi indivual, celah langit-langit, kondisi traumatik dan lain-lain anomali dentofasial yang berat. Maloklusi diukur dengan menggunakan indeks HMA yaitu menggunakan suatu lembar isian dan digunakan untuk melengkapi cara menentukan prioritas perawatan maloklusi menurut keparahan maloklusi yang dapat dilihat pada besarnya skor yang tercatat pada lembar isian tersebut. Metode ini dipilih karena mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi dan peka terhadap semua tingkatan maloklusi serta tidak memerlukan alat khusus penilaian maloklusi. Universitas Sumatera Utara

2.3. Perawatan Maloklusi