Gambaran Umum Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

(1)

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN

KRISTEN IMMANUEL MEDAN

KERTAS KARYA

O

L

E

H

YESSIKA M. SIREGAR

NIM: 062201041

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPUSTAKAAN

MEDAN


(2)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juni 2009 Penulis,

Yessika M. Siregar NIM : 062201041


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Gambaran Umum Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

Oleh : Yessika M. Siregar

NIM : 062201041

Pembimbing I : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si

NIP : 130802437

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembaca : Dra. Zaslina Zainudin, M.Pd

NIP : 131601063

Tanda Tangan :


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Gambaran Umum Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

Oleh : Yessika M. Siregar

NIM : 062201041

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN

Ketua : Dra. Zurni Zahara, M.Si NIP.130802473

Tanda Tangan :


(5)

Ak u t ahu, y a Tuhan

Bahw a m anusia t idak berk uasa Unt uk m enent uk an j alanny a, dan orang

y ang berj alan t idak berk uasa unt uk m enet apk an langk ahny a.

( Yerem ia 10: 23)

Tuhan, Engkau membuat segala sesuatu indah pada

waktunya seperti pada DIRIKU saat ini.

I want to be true to myself

To be someone I proud of

( Jes_schull)

Kert as kary a ini kupersem bahkan unt uk: Ay ah an da I r . P. Si r eg ar dan I b u n da Hi n sa Sim anj unt ak sert a Abangku Marnala dan Sy afril, a d i k - a d i k k u K r i st i n a , Ja st n e s d a n Ex i l o n a . Terim a kasih unt uk segenap kasih sayang, perhat ian

dan doa y ang selam any a m enyert ai langkahku. I ’m nothing without you,………!


(6)

KATA PENGANTAR

Dengan segenap jiwa kuucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan anugerahNya. Genaplah sudah sukacita penulis atas terselesainya kertas karya ini. Penulisan kertas karya ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Kertas Karya ini “Gambaran Umum Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel

Medan”

Penulis telah mengerahkan segenap kemampuan dan usaha untuk membuat kertas karya ini. Berbagai pengalaman sedih, senang dan mengharukan telah penulis jalani dalam merampungkan kertas karya ini. Namun penulis menyadari bahwa isi kertas karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun menuju ke arah kesempurnaan.

Dalam penulisan kertas karya ini penulis banyak mendapat bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun materil. Dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

• Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

• Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing penulis, yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis.

• Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Dosen pembaca yang telah memberikan bimbingan mengenai kertas karya ini.

• Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, selaku Dosen wali penulis selama perkuliahan yang telah banyak memberikan bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan.

• Ibu Herlina Silalahi selaku Kepala Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan.


(7)

• Seluruh staf pengajar pada Program Studi Ilmu Perpustakaan, yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik.

• Sahabat-sahabatku Marpaida, Kristina, Martina, Emilo, Riris Desi, Belli, Lona, Gita, Nurina, Nepri, Agatha, Fadhil, Brian, Jushari, Ega dan masih banyak lainnya yang telah memberikan dorongan, semangat dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

• Rekan-rekan GMKI Cabang Medan, khususnya Komisariat Fakultas Sastra-USU (B’Junifer, B’Hariandi, B’Tommy, B’Manrihot, B’Supriadi, B’Jogi, Ester, Nelly, Rebecca, Swasti, Haradongan, Krisman, Desmika dan yang baru maper semua, dll.) Tetaplah percaya, bahwasanya jika ingin maju, kita harus mencari bukan menunggu.

• Keluarga B. Siregar, M. Siregar, Drs. F.K Simanjuntak, Kel. L. Marbun S. Sos, Kel. Ir. Partogi Simanjuntak yang selalu memberi semangat kepada penulis dan semua keluarga yang lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

• Teman Terbaikku, Martua Tambunan, terima kasih buat dukungan dan segenap bantuanmu, “be a strong man”.

• Teman sepermainanku, lely, henny, christin dan anak kost mandolin no. 9 atas semangatnya pada penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga kertas karya ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan dapat memperluas pemikiran serta wawasan di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2009 Penulis,

Yessika M. Siregar NIM : 062201041


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penulisan ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Ruang Lingkup ... 2

1.4 Metode Pengumpulan Data ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 3

2.2 Tujuan dan Fungsi ... 4

2.3 Sasaran ... 6

2.4 Organisasi ... 6

2.5 Koleksi ... 9

2.6 Pembinaan Koleksi ... 11

2.6.1 Pengadaan ... 11

2.6.2 Pengolahan ... 14

2.6.3 Pemeliharaan ... 16

2.7 Pelayanan Perpustakaan ... 19

2.7.1 Sistem Pelayanan Perpustakaan ... 19

2.7.1.1 Sistem Pelayanan Terbuka ... 20

2.7.1.2 Sistem Pelayanan Tertutup ... 20

2.8 Pelayanan Pengguna ... 21

2.8.1 Pelayanan Sirkulasi ... 22

2.8.2 Pelayanan Referensi ... 24

2.8.3 Pelayanan Pendidikan Pengguna ... 25

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN KRISTEN IMMANUEL MEDAN ... 27

3.1 Sejarah singkat Perpustakaan Perguruan ... 27

Struktur Organisasi ... 28

Pengguna Perpustakaan ... 30

Peraturan Perpustakaan ... 30

Anggaran Perpustakaan ... 31

Koleksi Perpustakaan ... 32

3.6.1 Jenis Koleksi ... 32

3.6.2 Jumlah Koleksi ... 33

Pembinaan Koleksi ... 34

Pengadaan ... 34

Pengolahan ... 36

Pemeliharaan ... 43

Pelayanan Pengguna... 43

Pelayanan Sirkulasi ... 44


(9)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

4.1 Kesimpulan ... 48

4.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Perpustakaan mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, karena perpustakaan adalah merupakan penyedia berbagai sumber informasi. Tanpa perpustakaan, sekolah tidak dapat digolongkan sebagai sekolah yang berkualitas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada di setiap jenjang pendidikan sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah lanjutan atas. Perpustakaan sekolah tidak dapat berdiri sendiri karena merupakan kesatuan yang terpadu dengan sarana pendidikan lainnya.

Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai pusat sumber belajar, pusat penelitian sederhana, tempat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi. Untuk meningkatkan mutu perpustakaan sekolah dapat dilakukan dengan berbagai upaya agar fungsi perpustakaan sekolah dapat tercapai. Perpustakaan sekolah akan dapat berfungsi sebagai pusat sumber belajar apabila didukung oleh berbagai fasilitas antara lain koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Disamping perpustakaan sebagai pusat sumber belajar juga sebagai tempat mengembangkan minat baca siswa.

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan pustaka/informasi yang dibutuhkan pengguna, tetapi juga membantu siswa dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Koleksi yang disediakan perpustakaan sekolah untuk para siswa sesuai dengan kebutuhan mereka dan sesuai dengan tujuan pendidikan serta kurikulum sekolah. Pengembangan koleksi hendaknya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah perpustakaan yang terdapat di lingkungan sekolah dan digunakan untuk siswa serta staf pengajar di lingkungannya. Perpustakaan memiliki koleksi buku-buku penunjang kurikulum sekolah dan koleksi ilmu pengetahuan umum lainnya untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah tersebut.


(11)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis memilih judul tulisan kertas karya ini adalah “Gambaran Umum Perpustakaan

Perguruan Kristen Immanuel Medan”.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui kegiatan kerja yang dilakukan oleh pustakawan dalam mengelola Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan.

2) Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi pustakawan dalam mengelola Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan.

1.3. Ruang Lingkup

Tulisan ini membahas tentang gambaran umum Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan.

Untuk mempermudah pemahaman dalam penulisan kertas karya ini, maka penulis membatasi cakupan tulisan ini mengenai sejarah singkat perpustakaan, struktur organisasi perpustakaan, pengguna perpustakaan, peraturan perpustakaan, anggaran perpustakaan, koleksi perpustakaan, pengadaan, pengolahan, pelayanan, dan perawatan bahan pustaka.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Observasi, penulis mengadakan pengamatan langsung ke Perpustakaan Perguruan Kristen Immmanuel Medan.

2. Studi Kepustakaan, yaitu membaca dan memahami bahan-bahan pustaka atau literatur baik berupa buku, jurnal, majalah, dokumen lain yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

3. Wawancara, melakukan tanya jawab langsung dengan pustakawan yang bertugas pada setiap bagian di Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan.


(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang melayani siswa, guru dan karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan Sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah.

Menurut Rachman (2006: 35) menyatakan bahwa, “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dasar dan menengah”. Pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara Perpustakaan Perguruan Tinggi dengan Perpustakaan Sekolah, kedua-duanya berperan sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan menurut pendapat Sukarman (2000: 4) perpustakaan sekolah adalah:

Perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah juga sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah (Darmono, 2001: 1).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan dan merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah.

2.2 Tujuan dan Fungsi

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum


(13)

sekolah. Menurut Sukarman (2000: 5), ”Tujuan Perpustakaan Sekolah adalah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Rachman (2006: 37) secara umum tujuan Perpustakaan Sekolah diselenggarakan sebagai:

Suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan sistem pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Secara khusus tujuan Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut: 1) Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca; 2) Mendayagunakan budaya tulisan;

3) Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi;

4) Mendidik siswa agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka; 5) Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri;

6) Memupuk minat dan bakat;

7) Menumbuhkan penghargaan (apresiasi) terhadap pengalaman imajinatif; dan

8) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri.

Kegiatan perpustakaan sekolah diharapkan harus menunjang kurikulum sekolah. Dengan tersedianya perpustakaan para siswa mendapat kesempatan untuk mempertinggi daya serap dan memperdalam proses pendidikan, sedangkan kepada guru diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuannya dalam kegiatan belajar mengajar.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai. Perpustakaan sekolah merupakan komponen


(14)

pendidikan yang penting. Tetapi karena berbagai alasan kenyataannya belum setiap sekolah mampu menyediakan perpustakaan sebagaimana diharapkan.

Menurut Rachman (2006: 38) Perpustakaan Sekolah memiliki berbagai fungsi antara lain:

1) Fungsi pendidikan; perpustakaan merupakan sarana kegiatan belajar mengajar untuk membantu siswa dalam memperjelas pengetahuan tentang pelajaran yang diperolehnya di dalam kelas.

2) Fungsi informasi; perpustakaan merupakan sarana untuk menemukan sumber informasi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa dan menunjang proses pembelajaran.

3) Fungsi penelitian; membantu siswa dalam pelaksanaan penelitian yang sifatnya sederhana berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari/diajarkan.

4) Fungsi rekreasi; merupakan tempat rekreasi, masuk perpustakaan membaca bacaan yang segar untuk menambah wawasan dan pengetahuan merupakan rekreasi yang sehat dan mendidik serta menghilangkan kejenuhan bagi siswa dan guru.

5) Fungsi kebudayaan; merupakan tempat melestarikan kebudayaan, baik kebudayaan lokal, daerah, maupun nasional.

6) Fungsi kreatifitas; membantu siswa mengembangkan kegemaran dan hobi. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan buku-buku yang dapat meningkatkan daya kreasi siswa.

7) Fungsi dokumentasi; menjadi pusat dokumentasi sekolah dari berbagai kegiatan yang pernah dilakukan sekolah, baik siswa maupun guru. Perpustakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan di sekolah merupakan bagian integral dalam sistem kurikulum sekolah berfungsi sebagai:

a. Pusat kegiatan belajar mengajar

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka untuk mendukung proses belajar mengajar.

b. Pusat penelitian sederhana

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk melaksanakan penelitian sederhana bagi peserta didik.

c. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan serta rekreasi intelektual bagi peserta didik dan tenaga kependidikan (Sukarman, 2000: 5).


(15)

Dari uraian ini dapat dilihat, jelas bahwa perpustakaan sekolah mutlak harus memenuhi fungsi tersebut dengan menyediakan koleksi yang dapat mendukung kebutuhan pengguna perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah harus dapat menciptakan suasana yang mendukung fungsi tersebut.

2.3 Sasaran Perpustakaan Sekolah

Menurut Rachman (2006: 39) sasaran yang ingin diraih oleh Perpustakaan Sekolah adalah:

1) Terwujudnya sumber belajar yang menjadi pusat kegiatan belajar mengajar di sekolah lanjutan sehingga dapat membantu pengembangan bakat dan minat siswa dan guru.

2) Terbinanya siswa menjadi gemar membaca, biasa membaca, terampil dan merasa perlu membaca serta meningkatkan kemampuan untuk belajar mandiri menuju tercapainya cita-cita pendidikan seumur hidup. 3) Meningkatnya mutu luaran yang cerdas dan mampu bersaing dalam era

globalisasi.

4) Terwujudnya masyarakat berbasis informasi dan pengetahuan.

5) Tersedianya layanan informasi yang demokratis untuk semua warga sekolah tanpa ada perbedaan layanan karena perbedaan gender, agama, suku, bahasa atau status sosial.

2.4 Organisasi

Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah berada di bawah tanggung jawab Kepala Sekolah. Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, kedudukannya sejajar dengan sumber belajar lainnya seperti laboratorium, ruang keterampilan/kesenian, dan bengkel kerja praktek. Perpustakaan sekolah adalah unit kerja yang melakukan kegiatan/fungsi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka untuk mendukung proses belajar mengajar.

Kegiatan-kegiatan/fungsi-fungsi tersebut dalam istilah perpustakaan dikelompokkan menjadi dua:

1. Layanan teknis yaitu kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka. 2. Layanan pengguna yaitu kegiatan yang memberikan layanan kepada

pengguna perpustakaan seperti layanan sirkulasi (peminjaman), layanan rujukan (referens), dan layanan membaca.


(16)

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, perpustakaan sekolah dipimpin oleh Kepala Perpustakaan Sekolah yang ditunjuk/ditetapkan berdasarkan surat tugas/surat keputusan Kepala Sekolah. Kepala Perpustakaan Sekolah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga yang bertugas melaksanakan fungsi layanan teknis dan layanan pengguna. Tenaga yang bertugas dalam layanan teknis dan layanan pengguna bertanggung jawab kepada kepala perpustakaan (Sukarman, 2000: 7).

Menurut Darmono (2001: 32 ), ”Struktur organisasi dapat digambarkan dalam sebuah bagan. Sebaiknya dalam sebuah struktur organisasi juga perlu dipertimbangkan masuknya unit atau komisi sebagai lembaga pertimbangan yang secara teknis tidak ikut campur dalam urusan operasional perpustakaan, akan tetapi jika diminta bisa memberikan masukan ide maupun pemikiran tentang kemajuan perpustakaan. Di lingkungan sekolah, komisi ini adalah dewan guru”.

Tidak semua guru yang duduk dalam dewan guru dapat melakukan pertimbangan kepada perpustakaan, akan tetapi cukup beberapa guru yang dipandang memiliki kemauan dan kemampuan dalam bidang itu. Beberapa contoh bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:

Gambar 1: Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah Kepala

Sekolah

Kepala Perpustakaan

Tata Usaha Perpustakaan Dewan

Guru

Bag. Layanan Teknis

Bag. Layanan Pembaca

Garis koordinasi


(17)

Catatan:

1. Bila perpustakaan sekolah tidak ada kepala perpustakaan karena kondisi sekolah yang tidak memungkinkan maka dapat diangkat guru pustakawan yang akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional perpustakaan. 2. Antara bagian layanan teknis dan layanan pembaca dipisahkan untuk

menunjukkan bahwa kedua bagian tersebut memang secara substansi kegiatan sangat berbeda. Pemisahan tersebut bukan berarti harus ada dua tenaga. Jika dipandang cukup hanya satu tenaga, bisa saja dilaksanakan. Bagian layanan teknis bertanggung jawab mulai dari pengadaan bahan pustaka sampai proses pembuatan katalog dan penyusunan kartu katalog. Bagian layanan pembaca bertanggung jawab pada kegiatan layanan di semua lini layanan mulai dari peminjaman buku, layanan referensi dan layanan penelusuran informasi.

Gambar 2: Bagan Struktur Organisasi Perpustakan Sekolah

Catatan:

1. Antara bagian layanan teknis dan bagian layanan pembaca dikerjakan secara tidak terpisah.

2. Guru Pustakawan atau Petugas perpustakaan membawahi bagian layanan teknis dan layanan pembaca. Guru pustakawan merangkap bagian tata usaha perpustakaan.

3. Model ini sesuai untuk sekolah yang kondisi minat baca mulai tumbuh dan jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan belum begitu banyak.

Kepala Sekolah

Guru/Petugas Perpustakaan

Tata Usaha Perpustakaan

Bag. Layanan Teknis

Bag. Layanan Pembaca


(18)

Gambar 3: Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah

Catatan:

1. Antara bagian tata usaha perpustakaan, bagian layanan teknis dan bagian layanan pembaca dikerjakan secara tidak terpisah.

2. Guru Pustakawan atau Petugas perpustakaan merangkap petugas pada tiga bagian yaitu bagian layanan teknis, bagian layanan pembaca, dan bagian tata usaha perpustakaan.

3. Model ini biasanya cocok untuk Sekolah Dasar, yang pada umumnya tenaga di SD sangat terbatas jumlahnya.

(Sumber: Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Grasindo).

Dengan adanya bagan struktur organisasi perpustakaan maka dapat disimpulkan bahwa dalam pencapaian tujuan perpustakaan sekolah maka perlu merefleksikan jaringan kerja sama dan komunikasi dari berbagai unit kerja dalam melaksanakan tugas disertai tanggung jawab dari masing-masing pustakawan.

2.5 Koleksi

Menurut Rachman (2006: 39), ”Koleksi perpustakaan sekolah adalah sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan masyarakat sekolah, terutama siswa”.

Kepala Sekolah

Guru/Petugas Perpustakaan

Tata Usaha Perpustakaan

Bag. Layanan Pembaca Bag. Layanan


(19)

Koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari:

a. Buku teks pelajaran yang mendukung setiap mata pelajaran termasuk buku pegangan guru, yaitu buku yang mendampingi buku teks pelajaran dan diperuntukkan bagi para guru;

b. Buku rujukan (referensi) dan bahan bukan buku;

c. Buku pengayaan, baik untuk mendukung semua mata pelajaran yang terdapat di sekolah tersebut atau koleksi lain yang mendukung tujuan umum pendidikan, termasuk koleksi yang bersifat hiburan, dan

d. Sumber belajar lain, diantaranya berupa koleksi multi media, situs web (website), globe, CD, dan sebagainya (Rachman, 2006: 40).

Sedangkan menurut Darmono (2001: 53), jenis koleksi perpustakaan sebagai berikut:

a. Buku

Buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun perpustakaan. Beberapa jenis buku adalah sebagai berikut:

1. buku teks (buku wajib), yang telah digariskan oleh pemerintah. 2. buku penunjang, buku pengayaan yang telah mendapat

rekomendasi dari pemerintah untuk digunakan di sekolah-sekolah. 3. buku-buku jenis fiksi serta buku bergambar yang dapat

merangsang rasa ingin tahu dan dapat mengembangkan imajinasi anak didik.

4. buku populer (umum) merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan secara umum dan populer.

b. Koleksi Referens

Koleksi referens sebenarnya juga dalam bentuk buku, yang membedakan dengan buku adalah isi dan cara penyusunannya. Isi buku referens tidak mendalam dan kadang-kadang hanya memuat informasi tertentu saja. Buku referens tidak perlu dibaca secara keseluruhan sehingga cara penyusunannya berbeda dengan susunan buku.

c. Sumber Geografi

Sumber geografi sangat diperlukan oleh perpustakaan. Bentuk sumber geografi pada umumnya adalah atlas, globe, peta, serta gazetter.

d. Jenis Serial (Terbitan Berkala)

Pada umumnya terbitan berkala berupa majalah dan koran. Majalah dan koran diperlukan sebagai koleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita aktual yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia. e. Bahan Mikro

Bahan mikro adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari buku ke dalam bentuk mikro seperti mikrofilm dan mikrofice. f. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)

Bahan pandang dengar juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang


(20)

dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas maka koleksi Perpustakaan Sekolah harus menyediakan bermacam-macam bahan pustaka baik yang berupa buku maupun bukan berupa buku (non book material), baik fiksi maupun non fiksi.

2.6 Pembinaan Koleksi

Pembinaan koleksi merupakan faktor yang memegang peranan penting untuk menunjang fungsi dan tugas perpustakaan sebagai pusat sumber informasi. Selain itu, untuk menarik minat pembaca agar tetap mau mengunjungi perpustakaan adalah dengan memberikan pelayanan yang baik terhadap pengunjung oleh para pelaksana perpustakaan. Pembinaan koleksi merupakan kerja pelayanan teknis yang dilakukan oleh pustakawan dalam bidang pengadaan, pengolahan, dan pemeliharaan koleksi.

Pembinaan koleksi dimaksudkan untuk membina koleksi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi perpustakaan dan siswa yang akan dilayani. Pembinaan koleksi merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan pemakai dengan rekaman informasi dalam lingkungan perpustakaan (http://meidi-aa.web.ugm.ac.id/wordpress/?p=7).

Dengan kegiatan ini diharapkan perpustakaan dapat memberi, serta menyediakan sumber ilmu pengetahuan dan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan dalam mensukseskan proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum yang sedang berjalan.

2.6.1 Pengadaan

Menurut Lasa (2007: 64) pengadaan koleksi perpustakaan sekolah diperlukan beberapa pertimbangan, antara lain:

1. Kebijakan kepala sekolah dengan mempertimbangkan saran para guru, komite sekolah, petugas perpustakaan, karyawan, dan siswa.

2. Penetapan anggaran rutin atau nonrutin. Sekecil apapun anggaran perpustakaan akan berpengaruh terhadap pengembangan perpustakaan itu sendiri. Anggaran ini digunakan untuk pengadaan buku, langganan majalah atau surat kabar, dan lainnya.


(21)

3. Adanya kerja sama dengan pihak lain dalam pengadaan seperti bekerja sama dengan penerbit, LSM, perpustakaan daerah, yayasan, atau organisasi keagamaan.

Bahan informasi yang diterima perpustakaan sekolah bisa berasal dari pembelian, sumbangan, infak, titipan, tukar menukar, atau membuat sendiri.

1) Pembelian

Penambahan koleksi perpustakaan bisa dari pembelian. Untuk itu perlu penetapan anggaran antara 5-10 % dari seluruh anggaran sekolah. Anggaran ini ditetapkan pada awal tahun dan disetujui oleh komite sekolah.

2) Sumbangan

Untuk memperoleh sumbangan, perpustakaan sekolah harus aktif memperkenalkan diri dan mencari peluang untuk memeroleh sumbangan. Sumbangan buku atau majalah bisa diperoleh dari penerbit, perpustakaan daerah, pemerintah masyarakat, yayasan, atau organisasi keagamaan.

3) Tokoh-tokoh masyarakat, guru, atau siswa sering memiliki buku-buku atau majalah di rumah

Mengingat berbagai kesibukan, maka buku-buku dan majalah-majalah itu tidak sempat dibaca. Agar bahan informasi lebih memberikan manfaat, sebaiknya dititipkan ke perpustakaan sekolah. Buku-buku ini cukup dicatat dan tidak perlu diproses seperti buku-buku lain. Sebab koleksi ini sewaktu-waktu bisa diambil oleh pemiliknya.

4) Tukar menukar

Koleksi yang tidak relevan dengan visi, misi, dan tujuan perpustakaan sekolah itu, maka koleksi ini dapat ditukarkan ke lembaga lain yang lebih sesuai. Penukaran ini harus didasarkan dengan keikhlasan dan bertujuan untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.

5) Membuat sendiri

Pihak sekolah bisa membuat kebijakan untuk membuat bahan informasi sendiri, antara lain dengan kliping, pengumpulan makalah seminar, pengumpulan bahan ajar, atau pengumpulan soal-soal ujian (Lasa, 2007: 65).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan koleksi Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Alat seleksi/pemilihan

Untuk mendukung proses pemilihan bahan pustaka secara baik dan optimal perlu ditetapkan alat bantu seleksi, antara lain: Daftar judul buku yang Disahkan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, katalog atau brosur penerbit, timbangan/resensi buku, daftar terbitan berkala, dan usulan dari siswa/guru.

2. Tim seleksi

Untuk memperoleh koleksi bahan pustaka yang sesuai kebutuhan, pemilihan bahan pustaka dilakukan oleh Tim Seleksi yang terdiri dari


(22)

unsur pustakawan, guru, dan pengguna. Tim Seleksi dibentuk oleh Kepala Sekolah.

3. Kebijakan seleksi bahan pustaka

Dalam melaksanakan seleksi/pemilihan bahan pustaka hendaknya berpedoman pada kebijakan tertulis. Kebijakan tertulis ini dalam kurun waktu tertentu selalu disempurnakan sesuai dengan perkembangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas, azas manfaat dan efisiensi

b. Bahan pustaka dipilih yang mutakhir

c. Komposisi cakupan subyek dan jenis koleksi hendaknya proposional diupayakan memenuhi kebutuhan, dan memuaskan para pengguna.

4. Pemilihan bahan pustaka

Pemilihan bahan pustaka dilakukan oleh Tim Seleksi dengan berpedoman pada kebijakan seleksi dan alat bantu seleksi. Hasil seleksi dituangkan dalam Daftar Bahan Pustaka Hasil Pemilihan Tim Seleksi.

5. Pengadaan bahan pustaka

Pengadaan bahan pustaka berpedoman pada daftar bahan pustaka hasil pemilihan Tim Seleksi, dengan tetap memperhatikan koleksi yang sudah tersedia pada perpustakaan sekolah. Jangan sampai terjadi judul yang sudah ada dibeli ulang (Sukarman 2000: 18).

Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu:

• Pembelian: pembelian langsung atau pemesanan kepada penerbit, toko buku, atau agen, baik pemesanan secara tetap (standing order) atau sesuai kebutuhan.

• Tukar menukar: biasanya dilakukan dengan perpustakaan atau lembaga lain. Untuk melakukan cara ini perpustakaan harus mempunyai bahan pustaka yang dapat dipertukarkan, seperti terbitan perpustakaan, atau diambil dari koleksi yang jumlah copynya berlebih.

• Hadiah dari siswa yang telah tamat, dari penerbit, atau lembaga lain: penambahan melalui cara ini lebih ekonomis, tetapi sering tidak sesuai dengan kebutuhan dan bahkan kadang-kadang sudah kadaluwarsa. Oleh karena itu, perpustakaan harus selektif secara ketat agar tidak terjadi peledakan koleksi tidur, antara lain dengan cara memberikan daftar judul bahan pustaka diperlukan kepada para calon pemberi hadiah.

• Titipan: perpustakaan kadang-kadang memperoleh titipan bahan pustaka dari perorangan atau lembaga lain agar bisa dimanfaatkan oleh pemakai perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan sekedar menjaga keberadaannya tanpa memikul resiko.

• Terbitan sendiri: perpustakaan hendaknya menghimpun semua bahan pustaka seperti majalah, buku, brosur, laporan yang diterbitkan oleh perpustakaan atau sekolah (Sukarman, 2000: 17-18).


(23)

2.6.2 Pengolahan

Menurut Sukarman (2000: 19) menyatakan bahwa, ”Bahan pustaka yang telah diadakan segera diolah untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Tujuan pengolahan koleksi adalah membuat sarana temu kembali sehingga memungkinkan pengguna menemukan kembali koleksi yang diperlukan melalui kartu katalog dan atau melalui susunan koleksi di rak”.

Pengolahan bahan pustaka menurut Sukarman (2000: 20) adalah: 1. Inventarisasi

Inventarisasi adalah kegiatan memeriksa, memberi stempel, dan mencatat/mendaftar semua koleksi perpustakaan dalam buku induk dan diberi nomor induk, setiap satu eksemplar satu nomor. Setiap jenis koleksi dicatat dalam buku induk tersendiri seperti Buku induk untuk mencatat koleksi buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain.

Kolom pada Buku Induk untuk buku antara lain:

 nomor urut buku dimasukkan

 tanggal pemasukan ke buku induk

 nomor induk

 pengarang

 judul

 edisi dan tahun

 penerbit

 sumber (hadiah atau tukar menukar)

 harga (kalau dibeli)

 keterangan lain yang perlu misalnya bahasa, bentuk kemasan seperti CD, Kaset, Video, Film Strip dan sebagainya


(24)

Tabel I: Contoh Buku Induk

No Tanggal

Pembelian

Nomor Induk

Pengarang Judul Penerbit,

edisi dan tahun terbit

Sumber Dana

Harga Kete- rangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dst

2. Katalogisasi

Katalogisasi adalah kegiatan membuat entri dalam kartu atau daftar mengenai buku dan bahan pustaka lainnya yang ada dalam koleksi perpustakaan yang disusun menurut aturan tertentu. Katalogisasi diawali dengan kegiatan pengatalogan deskriptif yaitu menentukan tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan. Kegiatan ini berpedoman pada Peraturan Katalogisasi Indonesia edisi 4 (Perpustakaan, Nasional, 1994) yang bersumber pada peraturan pengatalogan standar internasinal yaitu ”The Anglo American Cataloguing Rules” (AACR). Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan kartu katalog yang kemudian digandakan sesuai kebutuhan (pengarang, judul, subyek, dan jejakan lain) serta shelf list dan dijajarkan pada laci-laci katalog.

3. Klasifikasi

Klasifikasi adalah kegiatan menganalisa isi bahan pustaka dan menetapkan kode menurut sistem tertentu yang tepat untuk sebuah buku, karangan dalam majalah dan lain-lain. Penetapan nomor klasifikasi bahan pustaka menggunakan sarana bantu ”Terjemahan Ringkasan Desimal dan Indeks Relatif: disesuaikan dengan DDC 20” (Perpustakaan Nasional, 1983). Mekanisme skema klasifikasi tersebut di atas perlu dipahami untuk menjamin kelancaran dan ketaatasasan klasifikasi. 4. Penyelesaian

Penyelesaian adalah kegiatan pembuatan dan pemasangan kelengkapan fisik bahan pustaka seperti kantong buku, kartu buku, lembar tanggal kembali, dan label atau tanda buku (nomor panggil).


(25)

5. Pengaturan koleksi

Penempatan koleksi perpustakaan sekolah diatur sedemikian rupa agar para pengguna mudah mencari koleksi yang diperlukan.

a) Pengaturan Buku

Buku diatur menurut urutan subyek dan ditempatkan pada rak buku yang tersedia. Buku yang berukuran lebih tinggi atau lebar (oversize books) ditempatkan terpisah dari buku yang berukuran biasa. Selain itu, pengaturan buku juga disesuaikan dengan kegunaan masing-masing buku tersebut, misalnya, buku-buku rujukan tidak disatukan dengan buku-buku pelajaran.

b) Pengaturan Majalah

Majalah lepas disimpan dalam kotak dan ditempatkan pada rak berdasarkan urutan abjad judul majalah. Majalah yang dianggap penting, setelah lengkap terkumpul, kemudian dijilid. Penyusunan majalah yang sudah dijilid di dalam rak juga berdasarkan urutan abjad judul majalah atau nomor klasifikasi.

c) Pengaturan Surat Kabar

Surat kabar baru disusun pada alat penjepit surat kabar. Setelah terkumpul lengkap selama satu minggu, surat kabar dikeluarkan dari alat penjepit untuk menunggu pengolahan selanjutnya misalnya, menjadi koleksi guntingan surat kabar atau untuk penyusunan indeks artikel surat kabar. Setelah jangka waktu tertentu koleksi surat kabar dikeluarkan dari koleksi.

d) Pengaturan Bahan Bukan Buku

Koleksi bukan buku, misalnya peta, bahan audio-visual, disket, CD, dan lain-lain ditempatkan pada tempat khusus sesuai dengan jenis bahan tersebut. Ada yang ditempatkan dalam map khusus dan dijajarkan dalam lemari arsip (filling cabinet) atau ditempatkan dalam kotak khusus yang dibuat untuk menyimpan bahan-bahan tersebut. Untuk memudahkan penelusuran, masing-masing map atau kotak diberi label yang memuat deskripsi bibliografi pustaka yang bersangkutan.

Pemeliharaan

Tujuan pemeliharaan bahan pustaka adalah agar kandungan informasinya lebih awet, lebih luas penyebarannya, dan agar dikembangkan lebih lanjut. Adapun pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan cara reproduksi, penjilidan, laminasi/penyampulan, penyiangan, dan fumigasi (Lasa, 2007: 162).

Menurut Sukarman (2000: 22), “Pemeliharaan koleksi perpustakaan merupakan kegiatan yang cukup penting untuk menjaga agar koleksi perpustakaan tidak cepat rusak atau bahkan musnah. Tujuan pemeliharaan antara lain memperpanjang usia koleksi”.


(26)

Menurut Rachman (2006: 23-26), Adapun kegiatan pemeliharaan koleksi dan faktor perusak bahan pustaka serta cara mengatasinya antara lain yaitu:

1. Kegiatan pemeliharaan koleksi meliputi reproduksi, penjilidan, laminasi, dan penyiangan.

a. Reproduksi dilakukan terhadap koleksi langka yang hendak dilestarikan. Selain itu, reproduksi juga dilakukan atas pustaka yang mudah rusak karena jenis kertasnya, ataupun bentuknya. Reproduksi dilakukan dengan cara:

1) Fotokopi

2) Membuat bentuk mikro

3) Membuat duplikasi dari pustaka bukan buku dan koleksi yang sering digunakan.

b. Penjilidan

Kegiatan ini dilakukan terhadap:

1) Bahan pustaka yang rusak sampulnya 2) Bahan pustaka yang sampulnya terlalu tipis 3) Bahan pustaka yang terlepas jilidannya 4) Majalah yang nomornya telah lepas.

Penjilidan dapat dilakukan oleh perpustakaan sendiri atau oleh pihak luar. Dalam kegiatan penjilidan, perpustakaan diharuskan melengkapi lembar catatan penjilidan untuk buku, majalah, atau dokumen lain.

c. Laminasi

Pelestarian dengan cara laminasi yaitu memberi pelindung plastik pada dokumen agar bahan pustaka tersebut tidak sobek atau hancur. Cara lain untuk penanganan bahan pustaka pola laminasi dapat dilakukan dengan pelapisan/penyemprotan bahan pustaka dengan kimia (coating).

d. Penyiangan

Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru, kemudian diputuskan untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemutakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.

Bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi: 1) Bahan pustaka yang isinya sudah tidak sesuai lagi 2) Edisi dan cetakan lama

3) Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi 4) Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap


(27)

2. Faktor perusak pustaka dan cara mengatasinya. a. Faktor fisik

1) Keausan yang terjadi karena perlakuan yang kurang tepat terhadap pustaka pada saat pengiriman, penempatannya di rak, frekuensi pemakaian, penanganan yang salah oleh pengguna atau petugas pada waktu pengembalian dan penempatan kembali pada rak.

2) Debu dan kotoran yang terjadi karena kurang bersihnya lingkungan perpustakaan.

3) Cahaya matahari yang langsung mengenai pustaka.

Cara mengatasi kerusakan atau pencegahan kerusakan karena faktor fisik ini adalah:

1) Pustaka diperlakukan dengan hati-hati pada waktu pengiriman, penempatan, dan pengambilan pada rak, waktu membaca, membuka dan menutup buku.

2) Bahan yang mudah rusak harus dijilid terlebih dahulu sebelum dimasukkan dalam koleksi.

3) Memelihara kebersihan gedung dan lingkungan sekitar perpustakaan. Gunakan alat pendingin (AC) bila memungkinkan.

4) Hindarkan pustaka dari cahaya matahari langsung. b. Faktor kimiawi atau iklim

1) Kelembaban udara yang terlalu tinggi 2) Suhu udara yang fluktuatif

3) Reaksi kimia yang terjadi karena proses oksidasi dan hidrolisa materi pustaka

4) Pencemaran udara.

Cara mengatasi faktor kimiawi dan iklim ini adalah:

1) Mengurangi kelembaban, mengatur suhu udara dan mengurangi pencemaran udara dengan pengaturan ventilasi yang baik, memasang kipas penghisap udara (exhaustfan), atau memasang pendingin ruangan (AC) apabila memungkinkan.

2) Tidak terlalu rapat dalam menempatkan pustaka.

3) Koleksi mikrofilm atau mikrofis sebaiknya disimpan dalam kotak berbahan kayu atau polyester, dan bukan logam.

c. Faktor hayati

Beberapa faktor hayati perusak pustaka antara lain: 1) Jamur (cendawan)

2) Serangga, seperti kecoak dan ngengat 3) Hewan pengerat terutama tikus

Beberapa cara mengatasi faktor-faktor hayati di atas adalah sebagai berikut:

1) Kerusakan yang disebabkan oleh jamur (cendawan) dapat diatasi dengan:


(28)

• mengurangi kelembaban

• menghindari adanya debu, kotoran, minyak atau bahan organik lainnya

tidak menggunakan perekat yang mengandung omylum untuk menjilid tetapi bahan sintetis seperti misalnya polyvinyl

acetat

• mengatur suhu udara ruangan agar tidak terlalu tinggi

• menggunakan bahan fungisida untuk membasmi cendawan (dengan bantuan ahli)

• menggunakan larutan kimia yang tidak berbahaya bagi manusia.

2) Kerusakan karena serangga dapat diatasi dengan:

• mengatur kelembaban udara dalam ruangan dengan sekitar 50 %

• mengatur suhu ruangan sekitar 20-24 derajat Celsius

• memelihara kebersihan ruangan

• mengadakan fumigasi dengan bantuan ahli. 3) Hewan pengerat dapat diatasi dengan:

• memelihara kebersihan ruangan

• tidak meninggalkan sisa makanan dalam ruangan

• menggunakan bahan pembasmi tikus

2.7 Pelayanan Perpustakaan

2.7.1 Sistem Pelayanan Perpustakaan

Menurut Darmono (2001: 137) menyatakan bahwa, “Sistem pelayanan perpustakaan ada dua macam yaitu pelayanan yang bersifat terbuka dan pelayanan yang bersifat tertutup”. Pengelompokan ini didasarkan pada kebebasan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan dalam menemukan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Kedua sistem ini pada dasarnya bertujuan untuk:

• Mengamankan koleksi perpustakaan serta menghindari atau menekan terjadinya kehilangan koleksi perpustakaan,

• Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan dan berapa yang sedang dipinjamnya,

• Mengetahui batas waktu pengembalian buku yang sedang dipinjam (keluar sementara dari koleksi perpustakaan).


(29)

2.7.1.1 Sistem Pelayanan Terbuka

Menurut Darmono (2001: 139), ”Layanan sistem terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan”.

Pendapat lain menyatakan layanan sistem terbuka adalah, ”Sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan untuk memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan dari ruangan koleksi” (Sukarman 2000: 27).

Menurut Darmono (2001: 140) kelebihan dan kelemahan sistem pelayanan terbuka adalah:

A. Kelebihan sistem pelayanan terbuka

♦ Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi.

♦ Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.

♦ Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemuka n.

♦ Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambilkan bahan pustaka tidak diperlukan, sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain.

B. Kelemahan sistem pelayanan terbuka

♦ Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.

♦ Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup.

♦ Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas/mobilitas pemakai lebih leluasa.

♦ Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka.

2.7.1.2 Sistem Pelayanan Tertutup

Menurut Sukarman (2000: 27), ”Sistem pelayanan tertutup adalah sistem yang ditujukan untuk koleksi khusus yang keberadaannya perlu memperoleh pengamanan. Pengguna perpustakaan tidak dapat mengambil


(30)

sendiri bahan pustaka dari ruangan koleksi. Pengambilan bahan pustaka dilakukan oleh petugas perpustakaan”.

Sedangkan menurut pendapat Darmono (2001: 137) sistem pelayanan tertutup adalah:

Sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka yang telah dipinjamnya.

Menurut Darmono (2001: 138-139) kelebihan dan kelemahan sistem pelayanan tertutup adalah:

A. Kelebihan sistem pelayanan tertutup

♦ Jajaran koleksi akan tetap terjaga kerapiannya karena hanya petugas perpustakaan yang boleh masuk ke jajaran koleksi.

♦ Kemungkinan terjadinya kehilangan atau perobekan bahan pustaka dapat ditekan karena pemakai tidak dapat melakukan akses langsung ke jajaran koleksi.

♦ Ruangan untuk koleksi tidak terlalu luas, karena lalu lintas manusia/mobilitas petugas di daerah jajaran koleksi relatif rendah.

♦ Untuk koleksi yang sangat rentan terhadap kerusakan maka sistem ini sangat sesuai.

B. Kelemahan sistem pelayanan tetutup

♦ Dalam menemukan bahan pustaka pengguna hanya dapat mengetahui ciri-ciri kepengarangan dan ciri-ciri fisik bahan pustaka yaitu judul, pengarang, ukuran buku dan jumlah halaman, informasi semacam ini sebenarnya sangat abstrak.

♦ Judul buku tidak selalu menggambarkan makna pembahasan buku, sehingga bisa saja judul yang telah dipilih, tetapi bukan bahan pustaka tersebut yang dimaksud oleh pemakai perpustakaan.

Pemakai tidak mungkin melakukan browsing di jajaran rak, sehingga pemakai tidak mungkin menemukan alternatif lain dari bahan pustaka yang diperlukannya.

♦ Jika peminjam cukup banyak, dan petugas perpustakaan relatif terbatas hal ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak untuk memenuhi permintaan pemakai perpustakaan dan menyiapkan bahan pustaka yang dibutuhkannya, sehingga pemakai harus menunggu lebih lama.

2.8 Pelayanan Pengguna

Pelayanan pengguna adalah kegiatan memberikan pelayanan dan bantuan informasi kepada pengguna agar dapat memperoleh bahan pustaka yang


(31)

dibutuhkan. Kegiatan pelayanan perpustakaan sekolah pada dasarnya mengandung pengertian penyampaian dan penyebarluasan informasi dan bahan pustaka kepada siswa atau pengguna perpustakaan.

Perpustakaan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna dapat menyajikan bermacam-macam bentuk pelayanan perpustakaan. Secara umum pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan terdiri dari layanan sirkulasi, referensi dan pendidikan pengguna.

2.8.1 Pelayanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi bahan pustaka atau peminjaman bahan pustaka adalah kegiatan yang mengatur peredaran bahan pustaka secara terorganisir melalui sistem, cara, aturan dan administrasi yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang diselenggarakan. Hal ini dimaksudkan agar seluruh koleksi yang ada di perpustakaan beredar dan dimanfaatkan semaksimal mungkin secara merata baik kepada siswa, guru ataupun anggotanya

( media.diknas.go.id/media/document/5514.pdf ).

Menurut Darmono (2001: 141) menyatakan bahwa, “Layanan peminjaman bahan pustaka atau sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan”.

Dalam layanan ini biasanya digunakan sistem tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan.

Pendapat lain menyatakan layanan sirkulasi adalah, “Kegiatan peredaran koleksi perpustakaan di luar perpustakaan. Layanan ini ditujukan agar pengguna perpustakaan dapat meminjam dan membaca bahan pustaka lebih leluasa sesuai kesempatan yang ada” (Sukarman, 2001: 27).

Tahapan pekerjaan yang terdapat pada Layanan sirkulasi: a. Peminjaman

Layanan peminjaman merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang dipinjam oleh pengguna. Langkah-langkah peminjaman bahan pustaka yang perlu diperhatikan adalah:

1. Peminjam harus menunjukkan kartu pengenal atau kartu anggota yang telah ditentukan oleh pengguna perpustakaan.


(32)

2. Petugas wajib mencatat:

• Nomor anggota dan tanggal buku harus kembali pada kartu buku yang telah disediakan dalam kantong buku.

• Nomor anggota dan tanggal kembali pada lembaran (slip) yang ditempelkan pada buku.

• Nomor panggil (call number) dan tanggal buku harus kembali pada kartu peminjaman.

3. Peminjaman harus menandatangani kartu buku. 4. Petugas wajib menandatangani lembaran buku.

5. Petugas selesai melakukan transaksi wajib penyusunan kartu buku pada kotak kartu buku berdasarkan tanggal kembali dan juga menyusun kartu peminjaman berdasarkan nomor urut tanda pengenal atau kartu anggota.

b. Pengembalian

Pengembalian adalah kegiatan pencatatan bahan pustaka yang dikembalikan oleh pengguna. Langkah-langkah pengembalian bahan pustaka yang perlu diperhatikan adalah:

1. Petugas wajib memeriksa apakah bahan pustaka kembali dalam keadaan seperti semula dan mencocokkan tanggal pengembalian yang tertera pada lembaran (slip) yang ada pada buku.

2. Petugas wajib membubuhkan cap tanda kembali pada kartu buku, lembaran (slip) buku dan kartu peminjaman.

3. Petugas wajib mengembalikan kartu buku ke dalam kantong buku dan kartu peminjaman pada kotak kartu peminjaman.

4. Apabila bahan pustaka terlambat dikembalikan, petugas wajib melakukan penagihan denda.

5. Petugas wajib mengembalikan bahan pustaka yang tidak rusak ke dalam rak dan memisahkan yang rusak untuk diperbaiki.

c. Pemberian sanksi

Apabila pengguna yang meminjam bahan pustaka melakukan pelanggaran, perpustakaan dapat memberikan sanksi kepada peminjam.

1. Macam-macam pelanggaran yang timbul


(33)

b. Merusakkan bahan pustaka yang dipinjam.

c. Membawa pulang bahan pustaka tanpa mengikuti tata cara yang ditetapkan oleh perpustakaan.

d. Menghilangkan bahan pustaka. e. Melanggar tata tertib perpustakaan.

2. Bentuk-bentuk sanksi yang dapat diberlakukan

a. Denda berdasarkan kebijakan yang ditetapkan pimpinan perpustakaan. b. Pengguna untuk waktu tertentu tidak diperkenankan meminjam di

perpustakaan tersebut.

c. Mengganti buku pustaka yang hilang.

2.8.2 Pelayanan Referensi

Menurut Darmono (2001: 141) menyatakan bahwa, ”Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat”. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.

Sedangkan menurut pendapat Sukarman (2000: 31) layanan referensi adalah, ”Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan dengan menggunakan koleksi rujukan (referensi)”.

Layanan referensi diberikan untuk membantu pengguna perpustakaan atau masyarakat dalam menemukan informasi secara cepat dari koleksi perpustakaan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menjawab langsung pertanyaan pengguna berdasarkan sumber/koleksi rujukan. Apabila pengguna datang ke perpustakaan petugas dapat membimbing pengguna dengan cara memakai koleksi rujuka n.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa layanan referensi memberi penjelasan, jawaban, maupun informasi tentang sesuatu dengan cara menunjukkan sumber-sumbernya dan cara penemuannya.


(34)

2.8.3 Pelayanan Pendidikan Pengguna

Pelayanan pendidikan pengguna adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.

Menurut Sulistyo-Basuki (2004: 392), ”Tujuan pendidikan pengguna adalah mengembangkan ketrampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan ketrampilan tersebut mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan, menggunakan, dan menerapkan informasi”.

Sedangkan menurut Lasa (2007: 234) suatu perpustakaan perlu menyelenggarakan pendidikan pengguna dengan tujuan sebagai berikut:

• Memanfaatkan jasa informasi yang tersedia

Selama ini sebagian besar masyarakat hanya mengenal dan memanfaatkan jasa sirkulasi dari suatu perpustakaan. Padahal semestinya setiap perpustakaan tidak hanya menyediakan jasa informasi yang lain, seperti bimbingan pemakai, penelusuran literatur, pelayanan referensi, dan lainnya.

• Mengoptimalkan sarana dan fasilitas

Perpustakaan telah menyediakan sarana temu kembali akan informasi, seperti indeks, bibliografi, katalog, abstrak, dan lainnya. Demikian pula untuk beberapa perpustakaan telah menyediakan koleksi CD/ROM, audio-visual, dan jasa internet. Dengan sarana/prasarana itu, pemakai diharapkan memanfaatkannya secara optimal untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Untuk itu, perlu ditanamkan kesadaran bibliografis, yakni suatu usaha untuk menemukan data bibliografi yang berisi subjek atau informasi tertentu dengan menggunakan fasilitas yang tersedia.

• Mencapai terwujudnya masyarakat informasi

Sebagian masyarakat belum mampu memanfaatkan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Malah sebagian masyarakat hanya menggunakan informasi untuk hiburan. Oleh karena itu, penyebaran dan dan penyerapan informasi oleh masyarakat tidak dapat merata. Hal ini akan menimbulkan bermacam-macam tingkatan informasi dalam masyarakat. Akibat lebih jauh adalah terjadinya kesenjangan sosial. Kiranya masih perlu disampaikan kepada masyarakat bahwa semua informasi yang disediakan perpustakaan pada hakikatnya untuk masyarakat umum. Disini perlu penyaji


(35)

informasi dengan latar belakang pendidikan yang memadai. Hal ini untuk mengantisipasi peningkatan peminat informasi pada masa mendatang.

• Ikut berperan serta dalam proses pendidikan

Pustakawan sebagai tenaga kependidikan kiranya akan lebih banyak berperan aktif apabila mereka mampu melakukan bimbingan pemakai, mengajar bidang perpustakaan di SLTA atau Perguruan Tinggi, dan melakukan penataran-penataran. Pustakawan sebagai pemangku jabatan fungsional berkewajiban untuk ikut meningkatkan kualitas pendidikan. Kesempatan ini perlu diupayakan melalui usulan dan pendekatan kepada pihak-pihak terkait seperti rektor, dekan, direktur, kepala desa, atau kepala sekolah. Hal ini dikarenakan karena pustakawan adalah tenaga kependidikan. Oleh karena itu, pustakawan dituntut berperan secara aktif pada proses pendidikan sesuai dengan keahlian, kewenangan, kemampuan, dan kreativitas mereka.

• Mengefektifkan dan mengefisienkan pencarian informasi

Efektifitas dan efisiensi dapat dicapai apabila pemakai mampu dan trampil menggunakan peralatan, komputer, audio-visual, atau media lain untuk akses informasi. Ketrampilan mereka juga akan membantu tugas-tugas kepustakawanan dalam menyajikan informasi, sebab pustakawan tidak perlu lagi membimbing mereka satu per satu dalam penggunaan komputer.


(36)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN

PERGURUAN KRISTEN IMMANUEL MEDAN

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

Perguruan Kristen Immanuel Medan diasuh oleh Perkumpulan Membangun Sekolah-Sekolah Kristen (PMSK) yang berdiri pada tanggal 3 April 1919 dengan nama: “VERENIGING VOOR CHRISTELIJKE SCHOLEN” yang pada tanggal 21 Nopember 1958 berubah nama menjadi Perkumpulan Membangun Sekolah-Sekolah Kristen (PMSK).

Perguruan Kristen Immanuel Medan masing-masing mempunyai unit yang terdiri dari TK, SD, SLTP, dan SLTA. Perguruan Kristen Immanuel Medan ini juga mempunyai visi dan misi. Adapun visi dan misi dari Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah:

Visi : Meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang mampu bersaing dan berbuat pada Era Globalisasi dengan mendasarkan pendidikan pada kasih Kristus.

Misi : Melaksanakan pendidikan pengajaran dan bimbingan penyuluhan dalam Terang Kasih Kristus sehingga tercapai wawasan keunggulan dengan aspek:

1. Iman dan Kasih

2. Keahlian dan Profesional 3. Karya dan Cipta

4. Kemandirian dan Kewirausahaan 5. Kekeluargaan dan Kebersamaan

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan didirikaan pada tahun 1976 yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi No.1 Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia, hingga sekarang. Luas ruang perpustakaan 8 x 6 m, yang dilengkapi dengan ruang baca yang diatur penataannya dengan baik dan perpustakaan telah menggunakan AC (Air Conditioner) untuk menjaga


(37)

kelembapan dan suhu udara. Berikut nama pustakawan Perguruan Kristen Immanuel Medan yang telah menjabat sebelumnya yaitu:

1. Herlina Silalahi 2. Betty Nadapdap 3. Netty Lans 4. Sihar Siregar 5. J. Pardede 6. S. Napitupulu

Pustakawan Perguruan Kristen Immanuel Medan belum mempunyai latar belakang pendidikan perpustakaan secara formal. Pustakawan juga telah sering mengikuti penataran dalam dalam bidang perpustakaan.

3.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan untuk memberi wadah tujuan, misi, tugas pokok dan fungsi. Jika fungsi yang diselenggarakan berlangsung secara terus-menerus, maka harus dilembagakan agar memungkinkan berlakunya fungsionalisasi yang menjadi landasan peningkatan efisiensi dan efektivitas organisasi. Fungsionalisasi menentukan orang-orang yang harus bekerja sama, serta pemrakarsa kerja sama tersebut. Atau, secara fungsional seseorang bertanggung jawab atas suatu bidang dalam organisasi, dan memerlukan kerja sama dengan pemegang tanggung jawab lain.

Pekerjaan mengorganisasi di perpustakaan sekolah merupakan rangkaian kegiatan mengelompokkan pekerjaan, orang yang akan melaksanakan pekerjaan dimaksud menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing orang dan menetapkan hubungan antar unit yang ada maupun antara individu sebagai pelaksana untuk mencapai tujuan dari perpustakaan sekolah.

Dari ketiga bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah yang telah diuraikan pada Bab II sebelumnya, maka Struktur Organisasi yang ada di Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah sebagai berikut:


(38)

Gambar: Bagan Stuktur Organisasi Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel

Catatan:

3. Bila perpustakaan sekolah tidak ada kepala perpustakaan karena kondisi sekolah yang tidak memungkinkan maka dapat diangkat guru pustakawan yang akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional perpustakaan. 4. Antara bagian layanan teknis dan layanan pembaca dipisahkan untuk

menunjukkan bahwa kedua bagian tersebut memang secara substansi kegiatan sangat berbeda. Pemisahan tersebut bukan berarti harus ada dua tenaga. Jika dipandang cukup hanya satu tenaga, bisa saja dilaksanakan. Bagian layanan teknis bertanggung jawab mulai dari pengadaan bahan pustaka sampai proses pembuatan katalog dan penyusunan kartu katalog. Bagian layanan pembaca bertanggung jawab pada kegiatan layanan di semua lini layanan mulai dari peminjaman buku, layanan referensi dan layanan penelusuran informasi.

Kepala Sekolah

Kepala Perpustakaan

Tata Usaha Perpustakaan Dewan

Guru

Bag. Layanan Teknis

Bag. Layanan Pembaca

Garis koordinasi


(39)

3.3 Pengguna Perpustakaan

Pengguna Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah siswa, guru dan pegawai. Pengguna dari luar Perguruan Kristen Immanuel Medan tidak diperkenankan membaca dan meminjam bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Buku yang paling banyak diminati adalah novel dan majalah.

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan menyediakan koleksi yang digunakan oleh siswa, guru-guru dan pegawai. Adapun jumlah anggota perpustakaan saat ini adalah sebanyak 603 orang terdiri dari siswa, guru dan pegawai.

• Siswa sebanyak 509 orang, terdiri dari SMP dan SMA

• Guru dan Pegawai sebanyak 94 orang

Rata-rata yang datang ke perpustakaan sebanyak 50 orang perhari dengan jumlah peminjam rata-rata 25 orang. Hal ini disebabkan pengguna yang datang ke perpustakaan pada jam istirahat sekolah dan pada waktu jam pelajaran tidak ada (jam pelajaran kosong).

3.4 Peraturan Perpustakaan

Peraturan perpustakaan merupakan perangkat untuk mendukung kegiatan operasional perpustakaan. Peraturan perpustakaan ditujukan kepada pengunjung perpustakaan. Dalam kegiatan pelayanan kepada pengguna maka peraturan perpustakaan harus terlebih dahulu disiapkan, sebelum layanan tersebut dijalankan. Tujuannya untuk menjamin kepastian, dan menjamin hak dan kewajiban setiap anggota perpustakaan.

Agar tidak timbul keraguan dan terjamin ketertiban dan kelancaran pelayanan kepada pengguna perpustakaan, hendaknya perpustakaan membuat peraturan secara tertulis yang berisi hak dan kewajiban anggota atau pengunjung perpustakaan. Peraturan perpustakaan dapat dijadikan pegangan oleh pustakawan ataupun oleh pengguna perpustakaan. Kedua belah pihak harus mengetahui peraturan perpustakaan. Peraturan harus ada di semua jenis dan tingkat perpustakaan. Peraturan perpustakaan disesuaikan dengan masing-masing perpustakaan. Peraturan yang berlaku pada Perpustakaan Perguruan Kristen


(40)

Immanuel Medan dalam mempergunakan fasilitas atau memperoleh pelayanan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Setiap pengunjung perpustakaan wajib mengisi daftar pengunjung perpustakaan dan mematuhi peraturan perpustakaan.

2. Bersedia mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku.

3. Hanya anggota perpustakaan yang mempunyai kartu pelajar yang boleh meminjam buku tanpa terkecuali. Kartu pelajar terlihat pada lampiran 1. 4. Peminjaman maksimal 2 buku dengan batas waktu peminjaman 5 hari. 5. Pengembalian buku yang terlambat dikenakan denda Rp 500 perbuku/hari. 6. Apabila buku yang dipinjam rusak akan dikenakan denda sesuai dengan

kerusakannya.

7. Apabila buku yang dipinjam hilang maka dikenakan sanksi untuk mengganti buku yang hilang dan denda uang Rp 5000/buku.

8. Perpustakaan dibuka setiap hari kerja dari pukul 07:30 s/d 14:30 wib kecuali hari Sabtu kosong karena ada ekstrakurikuler sekolah dan sudah menjadi program pemerintah 5 hari belajar aktif.

Melihat peraturan Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan sudah cukup memadai. Penggunaan perpustakaan diwajibkan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan.

3.5 Anggaran Perpustakaan

Anggaran adalah unsur utama untuk menjalankan perpustakaan, tanpa anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat berjalan dengan sempurna meskipun sistemnya bagus dan pustakawannya bermutu. Maka, semua pustakawan harus mau dan mampu ikut ambil bagian dalam perencanaan biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu perpustakaan, paling tidak untuk keperluan satu tahun. Setiap perpustakaan harus membuat rencana anggaran dan mengajukannya kepada lembaga induknya, atau lembaga lain yang berkewajiban memberi anggaran kepada perpustakaan.

Anggaran perpustakaan sekolah diperlukan untuk membangun dan mengembangkan aktivitas perpustakaan. Penyusunan anggaran yang jelas merupakan keharusan. Anggaran perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel


(41)

Medan dapat diperoleh dari anggaran rutin sekolah minimal sebanyak 5 % dari anggaran sekolah, maupun dari dana SPP (Sumbangan Pembangunan Pendidikan) sebagai salah satu sumber utama.

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan memperoleh dana setahun sekali dari anggaran sekolah. Anggaran yang didapat kemudian digunakan untuk pembelian bahan pustaka dan untuk biaya operasional perpustakaan.

3.6 Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan menyediakan bahan pustaka yang menunjang tujuan pendidikan dan kurikulum sekolah. Agar sekolah dapat melaksanakan proses belajar yang dinamis, perpustakaan sekolah haruslah merupakan pusat pelayanan informasi yang menyediakan berbagai jenis bahan pustaka, terutama untuk jenis koleksi yang paling dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan.

Begitu juga dengan perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan harus memperhatikan jumlah dan jenis koleksi yang disediakan, perpustakan tersebut harus dapat membantu pengguna dalam memperkaya dan memperluas pengetahuannya.

3.6.1 Jenis Koleksi

Untuk menyediakan koleksi di perpustakaan harus disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan harus menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Adapun jenis koleksi yang dimiliki Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah sebagai berikut:

a Koleksi Umum

• Pendidikan anak/siswa

• Ekonomi

• Kimia

• Biologi


(42)

• Matematika

• Bahasa Indonesia

• Bahasa Inggris

• Komputer

• Theologia

• Olahraga b Koleksi Kejuruan

• Beternak

• Berladang

• Ketrampilan c Koleksi Referens

• Ensiklopedia

• Kamus

• Bibliografi

• Atlas dunia d Majalah

• Gadis

• Bola

• Kawanku

• Hai

e Surat kabar yang tersedia yaitu Kompas dan Harian SIB (Sinar Indonesia Baru)

f Koleksi fiksi

• Novel

3.6.2 Jumlah Koleksi

Jumlah koleksi perpustakaan adalah sebanyak 1.862 judul dengan 5.138 eksemplar. Perbandingan antara jumlah koleksi dengan pengguna perpustakaan yaitu 1:2. Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan tidak membuat secara rinci jumlah eksemplar dari setiap koleksi yang dimiliki.

Koleksi yang telah dimiliki oleh perpustakaan sebagian besar terdiri dari buku- buku pelajaran sekolah dan buku pengetahuan umum.


(43)

3.7 Pembinaan Koleksi

Pembinaan koleksi merupakan faktor yang memegang peranan penting untuk menunjang fungsi dan tugas perpustakaan sebagai pusat sumber informasi. Selain itu, untuk menarik minat pembaca agar tetap mau mengunjungi perpustakaan adalah dengan memberikan pelayanan yang baik terhadap pengunjung perpustakaan.

Pembinaan koleksi pada Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan terdiri dari pengadaan, pengolahan, pemeliharaan dan inventarisasi.

3.7.1 Pengadaan

Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi akhir muaranya adalah pengadaan bahan pustaka. Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, perpustakaan terikat dan sekaligus dipandu oleh rambu-rambu yang tertuang dalam kebijakan pengembangan koleksi. Koleksi mana yang menjadi prioritas pengadaan sudah ditentukan dalam kebijakan pengembangan koleksi. Dengan demikian arah pengembangan koleksi sudah jelas. Hal ini penting dilaksanakan dengan tujuan untuk menghindari buku atau jenis koleksi lainnya yang sebenarnya kurang bermanfaat bagi pengguna perpustakaan masuk ke dalam jajaran koleksi.

Pada umumnya cara yang ditempuh oleh perpustakaan dalam pengadaan atau penambahan koleksi perpustakaan adalah dengan:

- Pembelian - Tukar menukar - Titipan

- Penerbitan sendiri - Hadiah/Sumbangan

Pada perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan prosedur pengadaan bahan pustaka yang dilakukan dengan pembelian dan hadiah/sumbangan.


(44)

 Pembelian

Untuk menambah koleksi perpustakaan Direktur Perguruan langsung membeli ke toko buku. Pembelian bahan pustaka biasanya diprioritaskan pada koleksi yang paling banyak dibutuhkan pengguna dan selalu disesuaikan dengan kurikulum sekolah.

Sebelum melakukan pembelian, Direktur Perguruan mencatat seluruh daftar bahan pustaka yang akan dibeli. Daftar bahan pustaka yang akan dibeli berdasarkan usulan dari unit, guru dan kepala sekolah. Adapun proses pembelian bahan pustaka diputuskan oleh Direktur Perguruan tanpa harus meminta persetujuan Kepala Sekolah. Koleksi bahan pustaka yang akan dibeli tidak ditetapkan jumlahnya tetapi apabila dibutuhkan koleksi tersebut akan segera dibeli. Dalam pembelian bahan pustaka perpustakaan tidak menggunakan alat bantu pemilihan bahan pustaka, tetapi langsung ke toko buku ataupun pembelian langsung kepada penerbit. Perolehan anggaran sebanyak Rp 1.000.- dari setiap uang iuran SPP siswa, dana anggaran yang diperoleh setiap tahunnya sekitar Rp 6.108.000. Untuk pembelian bahan pustaka, dana yang dikeluarkan dari anggaran perpustakaan sebesar 85 % dan untuk biaya operasional adalah 15 % dari anggaran yang tersedia.

 Hadiah/Sumbangan

Selain dari pembelian Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan juga memperoleh hadiah/sumbangan. Hadiah/sumbangan diperoleh dari Alumni, Guru, Instansi atau Lembaga dan Perkumpulan Membangun Sekolah-Sekolah Kristen (PMSK).

Beberapa sumbangan yang diterima oleh Perpustakaan Perguruan Kriten Immanuel Medan antara lain:

o Alumni dan siswa kelas III

Sumbangan dari alumni adalah berupa novel Indonesia dan Inggris, buku cerita dan buku pengetahuan lainnya. Hadiah/Sumbangan bahan pustaka dalam bentuk buku juga diperoleh dari siswa yang telah menyelesaikan studinya. Setiap siswa diwajibkan untuk menyumbangkan buku sebanyak satu eksemplar.


(45)

o Guru

Perpustakaan juga memperoleh buku dari Guru khususnya buku paket yang dapat menunjang kurikulum sekolah.

o Instansi atau lembaga

Penambahan oleh Depdikbud berupa buku pelajaran umum, Departemen Agama seperti Theologia, buku agama kristen dan lain-lain. LP3I menyumbang majalah remaja, novel dan buku-buku cerita.

o PMSK

Perkumpulan Membangun Sekolah-Sekolah Kristen juga memberikan hadiah/sumbangan buku pengetahuan seperti komputer, psikologi, kamus, ensiklopedia dan lainnya.

Dalam penerimaan hadiah/sumbangan tidak mengajukan permintaan, dengan kata lain hadiah/sumbangan tersebut diterima tanpa permintaan dan memberi atas kemauan sendiri. Setelah bahan pustaka diterima maka pustakawan mencatat bahan pustaka tersebut ke dalam buku induk. Persentase perolehan bahan pustaka melalui sumbangan sekitar 30 %. Hadiah/Sumbangan yang diperoleh Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan relevan dengan kebutuhan pengguna karena dapat menunjang kurikulum sekolah.

3.7.2 Pengolahan

Kegiatan pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan oleh suatu perpustakaan sebelum melakukan kegiatan pelayanan kepada pengguna. Kegiatan pengolahan bahan pustaka bertujuan untuk memudahkan penemuan kembali bahan pustaka. Pengolahan bahan pustaka merupakan langkah yang harus dilakukan dalam suatu perpustakaan, sejak bahan pustaka ada di perpustakaan sampai siap untuk dimanfaatkan atau dipinjam oleh pemakai.

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan melakukan tahapan pengolahan bahan pustaka sebagai berikut:


(46)

 Inventarisasi

Setelah bahan pustaka masuk ke perpustakaan, kegiatan yang pertama selesai dilakukan adalah inventarisasi. Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan data-data fisik buku ke dalam sarana pencatatan, yang dapat berupa lembaran lepas, kartu maupun buku, dan sering disebut sebagai buku induk sebagai tanda bukti perbendaharaan atau pemilikan perpustakaan. Hal ini berbeda dengan koran dan majalah yang tidak perlu diinventarisasi, akan tetapi dicatat di dalam kartu majalah atau kartu koran. Setiap eksemplar bahan pustaka mempunyai satu nomor induk. Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan telah mempunyai perlengkapan seperti buku inventarisasi, stempel inventarisasi dan stempel milik perpustakaan. Tahapan yang dilakukan oleh perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah sebagai berikut:

1. Memberi stempel inventarisasi dan milik perpustakaan pada halaman judul buku dan halaman 15 dari setiap buku.

2. Mendaftarkan buku ke dalam buku induk dengan mengisi data seperti di bawah ini:

- Nomor inventaris - Tanggal masuk - Judul buku/Edisi - Pengarang/Penyunting - Impresum

- Nomor klasifikasi/DDC - Asal buku

- Keterangan


(47)

BUKU INVENTARISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN KRISTEN IMMANUEL MEDAN

No. Inventaris

Tanggal Masuk

Judul Buku/ED

Pengarang/ Penyunting

Impresum Nomor

Klasifikasi/ DDC

Asal Buku Keterangan Kota

Terbit

Penerbit Tahun Terbit

S P H

Sumber : Arsip Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan.

Keterangan : S : Sumbangan

P : Pembelian H : Hadiah


(48)

 Katalogisasi

Katalogisasi merupakan proses pembuatan kartu katalog untuk memudahkan pengguna dalam penelusuran bahan pustaka. Adapun pengatalogan bahan pustaka pada perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan masih menggunakan secara manual. Pengatalogan bahan pustaka berbentuk kartu katalog.

Adapun alasan pustakawan membuat kartu katalog untuk memudahkan pengguna dalam penelusuran bahan pustaka dan karena koleksi bahan pustaka yang selalu bertambah baik judul maupun eksemplarnya. Dari hasil pantauan penulis pemanfaatan kartu katalog perpustakaan dalam peneluran bahan pustaka selalu digunakan oleh pengguna.

Katalog kartu perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan dibuat dari kertas manila putih yang berukuran 12,5 cm x 7,5 cm. Pada setiap lembar kartu katalog hanya berisi uraian satu judul buku. Di tengah-tengah bagian bawahnya diberi lubang untuk memasukkan tusuk pengaman. Kartu-kartu katalog ini disusun dan disimpan di dalam kotak laci katalog, yang setiap kotaknya bisa berisi kurang lebih seribu kartu. Kartu-kartu katalog disusun berdasarkan abjad pengarang dan judul buku.

Contoh kartu katalog perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah: 131

Fre Freud, Sigmund

m Memperkenalkan psikoanalisa: lima ceramah/ oleh Sigmund Freud ; terjemahan oleh K. Bertens .-- Cet. 1 .-- Jakarta: Gramedia, 1979.

xi, 51 hal.: ilus. ; 21 cm.

Judul asli : Ueber Psychooanalyse, Funf-vorle- sungen.

Sejarah perkembangan psikoanalisa dan pengena- lan psikoanalisa.

1. Psikologi I. Judul II. Bertens, K


(49)

Berikut proses katalogisasi yang dilakukan Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan yaitu:

 Penentuan Tajuk Entri Utama

Tajuk entri utama adalah uraian lengkap katalog dari sebuah buku yang dibuat sebagai dasar bagi pembuatan entri-entri lainnya. Tajuk entri utama biasanya merupakan entri pengarang, yaitu uraian katalog dengan tajuk biasanya berupa nama pengarang. Tetapi dalam hal-hal tertentu tajuk tidak berupa nama pengarang, melainkan judul, misalnya untuk buku-buku yang dikarang oleh lebih dari tiga orang dan karya editor.

Dalam penulisan tajuk entri utama Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan menggunakan huruf besar pada awal kata. Untuk karya pengarang tunggal yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarang itu sendiri, bila buku dikarang oleh dua atau tiga orang yang yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarang utama, sedangkan pengarang yang lain sebagai entri tambahan. Buku yang dikarang lebih dari tiga orang yang menjadi tajuk entri utama adalah judul buku tersebut. Bila kumpulan editor yang menjadi tajuk entri utama adalah judul buku. Bila buku dikarang oleh koorporasi yang menjadi tajuk entri utama adalah badan koorporasi.

Contoh kartu katalog dengan tajuk entri utama pengarang yang ada di Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan:

248.5

Fol Folla, Maria

s Sendirian namun tidak kesepian : 6 kesaksian lainnya / Maria Folla / et.all / .--Cet. 4 .--Jakarta : Gunung Mulia, 1989.

66 hal. ; 18 cm. Seri kesaksian.

1. Kesaksian - Kristen I. Judul


(50)

 Deskripsi Bibliografis

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan dalam pembuatan deskripsi bibliografis menggunakan ringkasan AACR-2 yang disebut dengan Peraturan Katalogisasi Indonesia yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional.

Contoh katalog dengan susunan tajuk pengarang:

 Penentuan Tajuk Subjek

Penentuan tajuk subjek adalah suatu kegitan menentukan subjek (isi) buku dalam bentuk kata. Tajuk subjek buku dapat ditentukan dari judul, daftar isi, pendahuluan atau timbangan buku.

Penentuan tajuk subjek yang dilakukan Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan tidak menggunakan LCSH (Library of Congress Subject Heading) sebagai pedoman, namun dalam menentukan tajuk subjek menggunakan Pedoman Daftar Tajuk Subjek untuk perpustakaan, yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

R 557

Far Farb, Peter

a Alam dan Margasatwa (Amerika Utara) oleh Peter Farb, terjemahan Will dan Yastim .--Cet. 2 .--Jakarta : Tim Pustaka, 1986.

193 hal. : ilus. ; 27 cm Bibliografi hal. : p. 194

Judul asli :The land and Wildlife of North Amerka. Seri Pustaka Alam – Time Life

1. Geologi – Amerika Utara I. Judul II. Yatim ; Will


(51)

Contoh tajuk subjek pada kartu katalog:

 Klasifikasi

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan telah mengklasifikasi bahan koleksinya. Perpustakaan ini menggunakan sarana bantu “Terjemahan Ringkasan Klasifikasi Desimal Dewey dan Indeks Relatif: disesuaikan dengan DDC 20” sebagai pedoman untuk mengklasifikasi. Klasifikasi yang dilakukan pustakawan sesuai dengan bidang ilmu perpustakaan.

Setiap bahan pustaka yang baru dicocokkan dengan bahan pustaka yang telah ada kemudian baru dibuat katalognya. Koleksi perpustakaan ini telah diklasifikasi seluruhnya mulai dari buku teks, buku referensi, dan koleksi fiksi.

 Pelabelan

Setelah selesai dikatalog dan diklasifikasi kemudian diberi label pada punggung buku/call number. Pelabelan tersebut telah disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan yaitu menempelkan call number pada punggung buku dengan ukuran 2,5 cm. Selain pelabelan buku juga diberi kesiapan fisik lainnya antara lain melengkapi buku dengan kantong buku, kartu buku dan slip pengembalian.

 Penyimpanan dan penyusunan koleksi

Penyimpanan dan penyusunan koleksi adalah penempatan bahan pustaka pada rak-rak yang telah disediakan. Penempatan bahan pustaka pada Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan diatur pada rak buku berdasarkan nomor klasifikasinya.

170

Fen Fensterheim, Herbert

j Jangan bilang ya bila anda mengatakan tidak / oleh Herbert Fensterhein dan Jean Baer .--Cet. 1 .--Jakarta : Gunung Jati, 1980.

526 hal. ; 18,5 cm.

Judul asli : Don’t say Yes when you want to say No 1. Etika Moral I. Judul

II. Baer, Jean


(52)

3.7.3 Pemeliharaan

Untuk menjaga keutuhan koleksi, pemeliharaan harus dilakukan secara berkesinambungan. Ada beberapa kegiatan pemeliharaan bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah:

a. Memelihara kebersihan ruangan dari debu dan kotoran.

b. Memasang AC (Air Conditioner) untuk menjaga kelembapan suhu pada ruangan dan penerangan yang cukup.

c. Terhadap buku yang dikembalikan siswa dalam keadaan kotor cukup diberi peringatan agar menjaga keadaan buku.

d. Bila buku yang dikembalikan siswa keadaannya lebih kotor lagi, seperti buku dicoret sanksi perlu diberikan, yaitu siswa tidak diperkenankan meminjam buku dalam waktu tertentu.

e. Bagi buku-buku yang mengalami kerusakan kecil pada waktu dikembalikan, pustakawan cukup memberi nasehat dan petunjuk agar selalu menjaga keselamatan buku.

f. Apabila terjadi kerusakan besar akibat kesalahan siswa, seperti buku hilang, untuk meminta ganti buku yang hilang tersebut dengan subyek yang sama dan dipertimbangkan pula keadaan buku yang hilang tersebut, keadaan baru atau sudah lama dipakai sehingga dapat siswa mengganti buku dengan buku baru atau membayar berapa persen dari harga buku yang harus diganti.

g. Apabila buku yang hilang itu adalah buku fiksi (cerita) dapat diganti dengan judul lain dan siswa dapat memilih dari judul-judul yang disediakan pustakawan agar siswa tidak menggantinya dengan buku fiksi yang tidak sesuai dengan perpustakaan.

3.8 Pelayanan Pengguna

Sistem pelayanan yang diterapkan oleh Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah sistem pelayanan terbuka, dimana pengguna dapat langsung memilih bahan pustaka yang diinginkannya ke rak buku.


(53)

Pelayanan pengguna pada Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan terdiri dari pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi dan pelayanan ruang baca.

3.8.1 Pelayanan Sirkulasi

Tidak semua pengunjung perpustakaan senantiasa membaca di perpustakaan, terutama untuk buku bacaan seperti fiksi. Umumnya buku tersebut dibawa pulang karena itu pengguna akan meminjam buku dari perpustakaan. Sistem peminjaman untuk tiap-tiap perpustakaan tidak sama tergantung dari kondisi masing-masing perpustakaan. Sehingga perpustakaan selalu mengembangkan sistem peminjaman yang paling sesuai dengan keperluan perpustakaannya. Metode peminjaman sering kali disebut pula dengan sistem kendali sirkulasi atau sistem sirkulasi.

Sistem apapun yang akan dipilih hendaknya sistem tersebut dapat diterapkan secara efisien di perpustakaan. Keefisienan ini dapat terlihat dari kecepatan layanan baik dalam hal peminjaman buku dan pengembalian buku.

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan menentukan yang berhak menjadi anggota perpustakaan adalah siswa, guru dan pegawai. Saat ini jumlah anggota perpustakaan 603 orang. Prosedur kegiatan pelayanan sirkulasi pada Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah sebagai berikut:

a) Keanggotaan

Yang menjadi anggota perpustakaan adalah siswa, guru dan pegawai. Jumlah siswa 509 orang dan guru/pegawai 94 orang.

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan menentukan yang berhak menjadi anggota perpustakaan adalah siswa yang telah mendaftarkan diri di Perguruan Kristen Immanuel Medan. Pengguna perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan hanya menggunakan kartu pelajar dalam peminjaman bahan pustaka.


(54)

Tabel 1 : Daftar Keanggotaan Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

No. urut Jenis anggota Jumlah

1. Siswa 509

2. Guru/Pegawai 94

Total 603

b) Peminjaman

Pada dasarnya semua koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan di tempat atau bisa dibawa pulang. Namun demikian, berdasarkan pertimbangan keamanan, hukum, pemerataan, keawetan, maka terdapat beberapa jenis koleksi yang hanya boleh dimanfaatkan di perpustakaan.

Peminjaman merupakan pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pencatatan bukti bahwa pemakai meminjam bahan pustaka dari perpustakaan. Adapun prosedur peminjaman bahan pustaka pada Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah sebagai berikut:

1) Peminjam mencari dan mengambil buku yang dibutuhkan dari rak buku. 2) Apabila buku yang dibutuhkan pengguna telah ditemukan, maka

peminjam menunjukkan buku tersebut pada pustakawan disertai kartu pelajar.

3) Setelah pustakawan memerisa kebenaran kartu pelajar, maka petugas mencatat identitas peminjam serta identitas buku dan mencatat tanggal peminjaman serta pengembalian buku. Ini semua dicatat pada daftar pinjam buku, kartu buku dan lembaran tanggal pengembalian. Daftar pinjam buku dan kartu buku Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3.

4) Pustakawan menyerahkan buku tersebut kepada si peminjam.

5) Pustakawan memberikan tanda paraf pada buku daftar peminjaman buku. 6) Jika buku yang dipinjam satu judul maka batas waktu peminjaman 3 hari. 7) Jumlah buku yang dapat dipinjam maksimal dua buah dengan batas waktu


(1)

4.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1) Jumlah judul dan eksemplar buku perlu ditambah agar koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

2) Menyediakan tenaga pustakawan yang profesional di Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan.

3) Perpustakaan hendaknya menyediakan tempat untuk koleksi terbitan berkala dan mengupayakan pengadaan peralatan dan koleksi audio visual untuk memberikan berbagai pilihan kepada pengguna dan diharapkan pelayanan ini dapat menaruh minat yang lebih besar untuk menggunakan fasilitas perpustakaan.

4) Mengupayakan anggaran perpustakaan yang lebih baik.

5) Pengadaan bahan pustaka hendaknya menggunakan alat bantu pemilihan bahan pustaka.

6) Dalam pembelian bahan pustaka hendaknya ada kerja sama antara kepala sekolah, kepala perpustakaan dan pengguna.

7) Perabot perpustakaan perlu ditambah terutama kursi serta meja baca. 8) Dana sebaiknya digunakan sebagian untuk koleksi perpustakaan.

9) Untuk menarik minat pengguna hendaknya perpustakaan memberikan pengarahan yang lebih baik tentang pemanfaatan fasilitas perpustakaan kepada siswa pada Masa Orientasi Siswa (MOS).

10) Untuk perpustakaan yang lebih komplit dibutuhkan katalog yang sudah online.

11) Perpustakaan hendaknya membuat jumlah eksemplar dan jumlah judul dari setiap koleksi yang dimiliki.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 2000. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Bakar, Meidi Abdul. 2009. Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

(http://meidi-aa.web.ugm.ac.id/wordpress/?p=7

Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Lasa, HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

Lasa, HS. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book.

Rachman, Hermawan. 2006. Etika Kepustakawanan. Jakarta: IKAPI.

Rubianti, Leni. 2008. Makalah Sistem Informasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Sekolah. Probolinggo: SDN Jrebeng Kulon II (media.diknas.go.id/media/ document/5514.pdf).

Sukarman, Rachmat. 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Sulistyo-Basuki. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains.

http://www.scribd.com/doc/3020674/pedoman-teknis-pengelolaan-koleksi-perpustakaan


(3)

Lampiran 1

Tampilan Depan Kartu Pelajar

Tampilan Belakang Kartu Pelajar

PERHATIAN

Kartu ini berlaku selama yang bersangkutan masih terdaftar Dan aktif sebagai pelajar di SMA SWASTA KRISTEN

PERKUMPULAN MEMBANGUN SEKOLAH –SEKOLAH KRISTEN SMA SWASTA KRISTEN IMMANUEL

Jl. Slamet Riyadi No. 1 Telp. (061) 4517370 Medan Kelurahan Madras Hulu

Kecamatan Medan Polonia 20152 Kartu Pelajar SMA

Gol. Darah :

Nama :

Temp./Tgl lahir :

Jenis kelamin :

Alamat :

Medan, 31 Agustus 2007 Kepala Sekolah


(4)

Daftar Pinjam Buku Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

NO TGL

PINJAM

NAMA PEMINJAM

KLS/UNIT JUDUL BUKU

NO. INVEN TANDA TANGAN

TGL KEMBALI


(5)

Lampiran 3

Kartu Buku Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

Pengarang : Parera, Jos Daniel Judul : Linguistik edukasional


(6)