Latar belakang PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KEHAMILAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN IBU MELAKUKAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO, MALANG

฀A฀ 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

฀ehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Dalam upaya memberi pemahaman terhadap ibu hamil tentang kehamilannya, dan untuk mengantisipasi risiko serta penyulit kehamilan yang kemungkinan terjadi, ibu hamil perlu mendapat layanan asuhan dari tenaga profesional. Mandriwati, 2009 Ibu hamil dan keluarganya tidak semuanya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas. ฀unjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan dimana, penolong, dana, pendamping, dan sebagainya dan cara merawat bayi Sarwono, 2008 Pemanfatan pelayanan Antenatal care oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting untuk segera ditangani. ฀eteraturan Antenatal care dapat ditunjukkan melalui frekwensi kunjungan Departemen ฀esehatan RI, 2010. Sasaran pembangunan kesehatan dalam millenium Development Goals MDGs atau tujuan pembangunan Millenium yang terkait dengan kesehatan ibu dan Anak adalah menurunkan Angka ฀ematian Ibu A฀I 34 dibandingkan antara tahun 1900-2015, dan menurunkan angka kematian Bayi A฀B 23 dibandingkan antara tahun 1900-2015. Penyebab langsung kematian ibu adalah kurang lebih 90 disebabkan oleh seputar persalinan, dan kematian tersebut terjadi karena komplikasi. Sedangkan sebab tidak langsungnya antara lain di latarbelakangi oleh pengetahuan, sosial ekonomi, pendidikan, kedudukan dan peranan wanita, sosial budaya, dan transportasi Arsita, 2012. Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan, jika seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya menjaga kesehatan dan memotivasi diri untuk diaplikasikan dalam kehidupannya. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang. Pengetahuan ibu yang baik tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan serta kepatuhan ibu yang mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat diperlukan dalam mewujudkan tercapainya tujuan pelayanan antenatal Tamaka, 2013. Tingkat kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdiri dari faktor ekonomi dan non ekonomi. Faktor non ekonomi berkaitan dengan beberapa aspek multidemensia dasar seperti pemenuhan gizi, kesehatan, keamanan, harapan hidup dan lainnya Chamberlain, 2006. Tingkat ekonomi seseorang juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. ฀eluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik Umayah, 2010. Frekuensi ANC selama kehamilan minimal 4 kali untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan untuk menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin Sarwono, 2008. Angka ฀ematian Ibu A฀I merupakan indikator pembangunan kesehatan sekaligus indikator pemenuhan hak reproduksi perempuan serta kualitas pelayanan kesehatan secara umum. Data survey Demografi dan ฀esehatan Indonesia S฀DI tahun 2007 menyebutkan bahwa A฀I di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target RPJMN tahun 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target MDGs sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015. Bahkan WHO, UNICEF, UNFPA, dan World Bank memperkirakan angka kematian ibu yang lebih tinggi, yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup Arsita, 2012. Berdasarkan laporan kematian ibu L฀I kabupatenkota se Jawa Timur, jumlah kematian ibu adalah 627 kasus. Masa kematian terbesar pada masa nifas 48,17 sedangkan masa hamil dan masa persalinan masing-masing 22,49 dan 29,35. A฀I di provinsi jawa Timur pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 ada kecenderungan meningkat. ฀alau pada tahun 2006 ada 72 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2011 pada posisi 104,3 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan target MDGs sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, maka kondisi tersebut sudah mendekati target. Cakupan kunjungan ibu hamil ฀4 di indonesia tahun 2012 sebesar 87,37 yang berarti belum mancapai target rencana strategis restra 2012 yang sebesar 90. Dari 33 propinsi di indonesia, hanya 12 propinsi di antaranya 36,4 yang telah mencapai target tersebut. Provinsi jawa timur termasuk propinsi yang belum mencapai target restra dengan cakupan kunjungan ibu hamil ฀1 sebesar 81,5 2010 dan ฀4 sebesar 88,82 ฀emkes RI, 2013. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari dinas kesehatan kota malang untuk wilayah kerja puskesmas dinoyo cakupan kunjungan ibu hamil untuk ฀1 41,24 dan k4 37,22. Selain itu hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di kecamatan lowokwaru, didapatkan juga bahwa di wilayah kerja puskermas terdapat 6 kelurahan dengan data kesejahteraan keluarga yang di lihat dari jumlah penerima bantuan tunai langsung BLT yaitu 1 kelurahan tunggulwulung jumlah penduduk miskin 1.053 jiwa, pekerjaan penduduk terbanyak sebagai buruh tani sebanyak 775, pendidikan terbanyak tingkat SD, 2 kelurahan Merjosari jumlah penduduk miskin 259 jiwa, pekerjaan terbanyak PNS , pendidikan rata-rata tingkat SD, 3 kelurahan Tlogomas jumlah penduduk miskin 705 jiwa, pekerjaan terbanyak swasta sebanyak 963, pendidikan rata-rata SD 4 kelurahan Dinoyo jumlah penduduk miskin 556 jiwa, pekerjaan terbanyak wiraswasta pedagang sebanyak 6.511, pendidikan rata-rata SMA 5 kelurahan Sumbersari jumlah penduduk miskin 445 jiwa, pekerjaan terbanyak PNS, pendidikan rata-rata SMA, dan 6 kelurahan ฀etawanggede jumlah penduduk miskin 326 jiwa, pekerjaan terbanyak wiraswasta pedagang sebanyak 725, pendidikan terakhir penduduk rata-rata tingkat SD. Berdasarkan data tersebut dan mengetahui pentingnya frekuensi ANC untuk mendeteksi dini terjadinya risiko terhadap kehamilan dan persalinan maka peneliti ingin mengetahui pengaruh pengetahuan tentang kehamilan dan kesejahteraan keluarga terhadap kepatuhan ibu melakukan pemeriksaan Antenatal care.

1.2 Rumusan masalah

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN MELAKUKAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA UNIT PELAYANAN TERPADU (UPT) PUSKESMAS TURI SLEMAN

0 3 78

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ANTENATAL CARE Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Suami Tentang Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari Kota Surakarta.

0 3 12

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ANTENATAL CARE Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Suami Tentang Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari Kota Surakarta.

0 2 13

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 18

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 2

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 11

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 38

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

1 3 6

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 1 60

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POSYANDU BANDUNGREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG

1 1 11