Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap gerak pembangunan ditujukan untuk merealisasikan tujuan Negara yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan mewujudkan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini jelaslah bahwa bangsa Indonesia sendirilah yang menjadi subyek sekaligus obyek pembangunan yang ditujukan untuk membangun manusia Indonesia seluruhnya seperti yang tertuang di Garis-Garis Besar Haluan Negara : “ Pembangunan tidak hanya mengejar kemajuan, keselerasan, keserasian dan keseimbangan antara kedudukan lahiriyah dan batiniyah serta merata diseluruh tanah air dan seluruh masyarakat Indonesia”. 1 Seperti yang dikatakan diatas tadi bahwa manusia Indonesia sebagai pelaksana pembangunan, sudah tentu warga Negara ikut serta secara aktif dalam proses pembangunan itu. Sebagai upaya memajukan dan memperlancar pembangunan nasional Negara Indonesia telah melaksanakan pembangunan sejak pelita I tahun 1969 meskipun masih memerlukan perbaikan standard kehidupan rakyat namun secara otomatis setahap demi setahap terjadi peningkatan kemakmuran serta pemerataan pembangunan. 1 Prof.Darji Darmodiharjo, Pancasila suatu orientasi singkat, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1979, hal 88 2 Seiring dengan kemajuan dunia serta berbagai macam tehnologi yang semakin modern, tidak ketinggalan Negara kita Indonesia juga selalu mengikuti perkembangan dunia , tentu saja ada dampak yang positif dan negatifnya. Baik dikota maupun didesa mereka semua berlomba untuk bisa menjadi kota atau desa yang berkembang dan modern. Apapun bentuknya semua itu tidak terlepas dari masyarakat diberbagai lapisan baik itu lapisan masyakarat paling bawah, lapisan masyarakat menengah bahkan masyarakat kalangan atas. Pemerataan pembangunan dilakukan pemerintah diseluruh pelosok tanah air. Demi kesejahtaraan masyarakat Indonesia. Perkembangan kota yang sangat cepat dapat memberikan dampak kepada warga disekitar lokasi yang akan dibangun. Dampak lain dari perkembangan kota adalah daerah resapan air dan jalur hijau yang semakin berkurang. Yang lebih tragis lagi adalah ketersediaan lahan. Lahan merupakan sebuah tempat yang akan dijadikan sebuah bangunan untuk tempat bisnis guna mencapai kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Lahan juga memiliki aspek penting yang dihadapi kota kota besar di Sumatera, Jawa, maupun Kalimantan. Sering kali penyediaan lahan untuk mengikuti perkembangan kota , mengakibatkan pada alih fungsi ruang misalnya Fasilitas umum semakin berkurang, tata ruang kota menjadi tidak teratur. Perkembangan kota yang tidak diiringi dengan ketersediaan lahan, dapat memberikan dampak yang sangat negative terhadap masyarakat . Masyarakat bisa saja diuntungkan akan tetapi juga bisa dirugikan dengan pembebasan tanah 3 yang murah. Seakan dilema bagi masyarakat bahwa pembangunan memang diperlukan akan tetapi disisi lain ada beberapa pengorbanan yang tidak sedikit. Akhirnya mau tidak mau demi kelancaran bersama dan tentunya untuk memajukan masyarakat pada umumnya. Ketersediaan lahan menjadi pimikiran pemerintah yang paling utama. Paling tidak ada solusi agar masing masing pihak tidak saling dirugikan. Yang paling parah, demi bisnis yang bertajuk kemakmuran masyarakat. Para Investor kadang tidak peduli lahan apa yang mereka pakai hutan ditebang atau masyarakat diiming iming dengan janji muluk sehingga masyarakat menjadi tergiur dan melepas lahan meraka untuk dibangun dijadikan mall, perumahan dan lain lain. Padahal mereka tidak memikirkan dampak yang diakibatkan dari pembebasan tanah itu akan justru membuat mereka kehilangan sebagian dari pekerjaan mereka. Lahan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar kota kota di Indonesia , karena lahan merupakan asset utama yang memiliki pengaruh penting terhadap laju perkembangan kota serta perkembangan bisnis. Seringkali lahan dijadikan tempat bisnis tanpa perhitungan sehingga ada beberapa pihak yang dirugikan dan juga ada pihak yang diuntungkan. Bahkan efek dari kurangnya ketersedian lahan tersebut berakibat fatal bagi siklus kehidupan kurangnya resapan air dan juga jalur hijau. Terkait dengan pemasalahan tersebut. Kota Malang pun mengalami masalah yang sama. Mengingat kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur. 4 Permasalahan yang sering terjadi kerap menimbulkan konflik antara masyarakat dan pihak investor maupun pihak pemerintah. Sekarang ini Malang merupakan lokasi yang akan menjadi target dalam perkembangan dunia bisnis. Dalam rangka peningkatan investasi dibidang pertokoan dan bisnis , pemerintahan kota Malang juga mengalih fungsikan pasar tradisional Dinoyo menjadi Dinoyo Mall Center. Oleh karena itu langkah pertama yang diambil adalah memindahkan pasar tradisional Dinoyo ke wilayah Merjosari. Pembangunan serta pemindahan pasar Dinoyo ke wilayah Merjosari ini mendapat penolakkan dari pedagang pasar dinoyo dan warga Merjosari. Yang jelas pengalih fungsian dan pemindahan lokasi pasar Dinoyo ke wilayah Merjosari masih banyak konflik . Bagi pedagang pasar Dinoyo pemindahan ke wilayah Merjosari dirasa kurang strategis , tentu saja berbagai pemikiran muncul bahwa pasar tradisional akan kalah dengan Mall. Kemudian dari warga Merjosari berpikiran bahwa dengan adanya pasar,warga merasa akan terganggu kelancaran lalu lintas, daerah menjadi kotor kemungkinan banjirpun bisa saja terjadi. Oleh karena itu berkaitan dengan permasalahan pemindahan tradisional Dinoyo ke wilayah Merjosari. Penulis bermaksud untuk meneliti tentang Resistensi Pedagang Atas Relokasi Pasar Dinoyo Ke Pasar Merjosari. 5

B. Rumusan Masalah