Dampak Relokasi Pasar Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Sentral Sebelum dan Sesudah Relokasi ke Pasar Induk di Kota Medan

(1)

Lampiran I

KUESIONER PENELITIAN

Dengan Hormat,

Bersamaan ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi daftar pertanyaan sebagai data agar dapat menyusun skripsi saya yang berjudul “Dampak Relokasi Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Sentral Sebelum Dan Sesudah Relokasi Ke Pasar Induk Di Kota Medan”. Saya mengharapkan kesediaannya untuk menjawab dengan baik. Atas kerjasamanya, Saya ucapkan terimakasih.

Identitas Responden

1. Nama Pengusaha :

2. Umur : ………tahun

3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Wanita

4. Pendidikan : a. SD c. SMA e. Sarjana

b. SMP d. Diploma

Mohon berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban sesuai pilihan Bapak/Ibu.

Pertanyaan Modal

1. Apakah modal usaha pada awal berdagang berasal dari dana sendiri?


(2)

2. Bapak/Ibu memperoleh modal usaha dari pinjaman?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah jumlah modal yang bapak/ibu gunakan cukup untuk pengadaan sarana dan prasarana lain (alat-alat yang digunakan untuk berdagang)?

a. Ya b. Tidak

Jam Berdagang

4. Berapa lama dalam sehari bapak/ibu/saudara/i berdagang di pasar Induk?

a. 5 jam c. 7 jam

b. 6 jam d. 8 jam

5. Dimulai dari jam berapa bapak/ibu mulai membuka kios di pasar Induk? a. Jam 04.00 c. Jam 06.00

b. Jam 05.00 d. Lainnya Jam …….

6. Berapa hari dalam seminggu Bapak/ibu berjualan di pasar Induk? a. 1 – 2 hari c. 5 – 6 hari

b. 3 – 4 hari d. Setiap hari Hari apa saja bapak/ibu berjualan...

7. Apakah Bapak/ibu berjualan dalam sehari tersebut dilakukan pada jam-jam tertentu saja ?


(3)

Lokasi

8. Apakah lokasi pasar sekarang strategis? a. Sangat strategis c. Tidak Strategis

b. Strategis d. Sangat Tidak Strategis Apa alasan lokasi pasar strategis…...

9. Bagaimana kondisi keamanan pasar ini menurut bapak/ibu/saudara/i, setelah pasar di relokasi?

a. Sangat aman c. Tidak Aman

b. Aman d. Sangat Tidak Aman

10. Menurut bapak/ibu/saudara/i, bagaimana kondisi fasilitas-fasilitas di pasar ini?

a. Sangat Baik c. Tidak Baik

b. Baik d. Sangat Tidak Baik

11. Menurut bapak/ibu/saudara/i, apakah letak pasar terjangkau oleh pembeli? a. Sangat terjangkau c. Tidak terjangkau

b. Terjangkau d. Sangat tidak terjangkau 12. Apakah transportasi mudah diperoleh untuk pergi kepasar?

a. Sangat mudah c. Tidak mudah


(4)

Pendapatan

13. Apakah pedagang mudah memperoleh keuntungan dilokasi pasar yang baru? a. Sangat mudah c. Tidak mudah

b. Mudah d. Sangat Tidak mudah

Berapa keuntungan yang diperoleh sebelum pasar relokasi... /hari Berapa keuntungan yang diperoleh sesudah pasar relokasi………... /hari 14. Apakah pendapatan bapak/ibu/saudara/i meningkat setelah pasar di relokasi?

a. Sangat meningkat c. Tetap b. Meningkat d. Menurun

Berapa pendapatan yang diperoleh sebelum pasar relokasi... /hari Berapa pendapatan yang diperoleh sesudah pasar relokasi……... /hari 15. Apakah bapak/ibu/saudara/i mudah memperoleh pendapatan tambahan

setelahpasar di relokasi?

a. Sangat mudah c. Tidak mudah b. Mudah d. Sangat Tidak mudah


(5)

Lampiran II

Daftar Responden

No Nama Umur JK Pendidikan

1 Jaka 45 L SMA

2 Junaidi 35 L SMP

3 Muthia Depari 30 P SMA

4 Alex 41 L SMP

5 Nelly 40 P SMA

6 Jefri Sitepu, SE 41 L Sarjana

7 S B 50 L SMA

8 Nova Sitorus 33 P SMA

9 Laura 32 P SMA

10 Helma 40 P SMA

11 Simanjuntak 40 L SMA

12 Benar 39 L SMP

13 Gabe 52 L SMP

14 Ayu Sianturi, SE 49 P Sarjana

15 Joko 39 L SMP

16 Herry 43 L SMA

17 Rossi 38 P SMP

18 Ila 33 P SMP

19 Basir 30 L SMP

20 Dora 50 P SD

21 Simalem 41 P SMP

22 Kote 55 L SMA

23 Resiani 44 P SMA

24 Suri 51 P SMP

25 Lana 43 P SMA

26 Sari Sembiring, Amd 39 P Diploma

27 Pandi 52 L SMA

28 Juned 51 L SMP

29 Harley 42 L SMP

30 Budiman 54 L SD

31 Salamur 42 L SMP

32 Boni 47 L SMA

33 Junar 46 L SMA

34 Guntara 50 L SD

35 Simanja 51 P SMP

36 Carla 38 P SMP

37 Maria 51 P SMP

38 Salma 48 P SMP

39 Yolanda, SE 35 P Sarjana


(6)

41 Gabiel 55 L SMA

42 Desi 41 P SMP

43 Salvia 51 P SMP

44 Indah 50 P SMP

45 Mande 60 P SMP

46 Juna 52 L SD

47 Rosmita 41 P SMP

48 Bambang 39 L SMP

49 Sisi 36 P SMP


(7)

LAMPIRAN III

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

x1 39.70 30.678 .244 .736

x2 41.40 34.933 -.285 .765

x3 39.90 30.100 .298 .731

x4 41.40 30.933 .379 .727

x5 41.30 30.678 .435 .723

x6 41.40 30.933 .379 .727

x7 39.60 24.267 .771 .671

x8 41.30 27.567 .732 .694

x9 39.50 28.722 .563 .709

x10 41.40 32.267 .083 .748

x11 40.20 28.844 .442 .717

x12 41.10 30.544 .356 .727

x13 41.30 31.344 .315 .731

x14 40.20 31.733 .110 .749

x15 39.90 34.989 -.230 .777

x16 40.00 32.667 .068 .746

x17 39.50 25.833 .804 .678

x18 40.20 27.956 .337 .731

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1

Keuntungan_Sebelum 288400.00 50 129651.967 18335.557 Keuntungan_Sesudah 151800.00 50 80195.934 11341.418 Pair 2

Pendapatan_Sebelum 891000.00 50 706001.243 99843.653 Pendapatan_Sesudah 505200.00 50 386487.268 54657.554

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Keuntungan_Sebelum & Keuntungan_Sesudah 50 .711 .000 Pair 2 Pendapatan_Sebelum & Pendapatan_Sesudah 50 .926 .000


(8)

Paired Samples Test

Paired Differences t d

f Sig.

(2-taile

d) Mean Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pa ir 1 Keuntungan_Seb elum - Keuntungan_Ses udah 136600.0 00 91909.67 2 12997.9 90 110479.5 60 162720.4 40 10.5 09 4 9 .000 Pa ir 2 Pendapatan_Seb elum - Pendapatan_Ses udah 385800.0 00 377559.7 80 53395.0 16 278498.6 98 493101.3 02 7.22 5 4 9 .000 Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

30-39 14 28.0 28.0 28.0

40-49 20 40.0 40.0 68.0

50-59 15 30.0 30.0 98.0

> 60 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Laki-Laki 25 50.0 50.0 50.0

Perempuan 25 50.0 50.0 100.0


(9)

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

SD 5 10.0 10.0 10.0

SMP 24 48.0 48.0 58.0

SMA 16 32.0 32.0 90.0

Diploma 2 4.0 4.0 94.0

Sarjana 3 6.0 6.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

ModalSendiri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 50 100.0 100.0 100.0

ModaUsahaPinjaman

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Ya 18 36.0 36.0 36.0

Tidak 32 64.0 64.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

ModalCukupAtauTidak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Ya 28 56.0 56.0 56.0

Tidak 22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

LamaBerdagang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 8 jam 50 100.0 100.0 100.0

JamJualan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


(10)

BerapaHari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

5-6 hari 23 46.0 46.0 46.0

setiap hari 27 54.0 54.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

BerjualanJamTertentu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 50 100.0 100.0 100.0

LokasiStrategis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Strategis 29 58.0 58.0 58.0

Tidak Strategis 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

KondisiKeamananPasar

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Aman 10 20.0 20.0 20.0

Aman 34 68.0 68.0 88.0

Tidak Aman 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

KondisiFasilitas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Baik 16 32.0 32.0 32.0

Baik 34 68.0 68.0 100.0


(11)

LetakPasarTerjangkau

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Terjangkau 33 66.0 66.0 66.0

Tidak Terjangkau 17 34.0 34.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

TransportasiMudah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Mudah 29 58.0 58.0 58.0

Tidak Mudah 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

MudahMemperolehKeuntungan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Mudah 17 34.0 34.0 34.0

Tidak Mudah 32 64.0 64.0 98.0

Sangat Tidak Mudah 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PendapatanMeningkat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Meningkat 1 2.0 2.0 2.0

Menurun 49 98.0 98.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

BagaimanaMemperolehPendapatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Mdah 17 34.0 34.0 34.0

Tidak Mudah 32 64.0 64.0 98.0


(12)

Lampiran IV


(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, Sri, & Kadarusman, Y.B. 2003.Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Arikunto, Suharmi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan dan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bisnis, Sumatera. 2015. Direlokasi, Pedagang Minta Pemko Medan Konsisten, Blog: Sumatera Bisnis

Damsar. 1997. Sosiologi Ekonomi. Bielefeld: PT Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Fathoni, 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Rineka

Gilarso, T. 1998. Ekonomi Indonesia sebuah pengantar. Kanisius. Yogyakarta. Laksono, Rudi. 2013. Analisis Relokasi Pedagang Pasar Ngarsopuro di Kota

Surakarta. Skripsi: Universitas Sebelas Maret.

Pardede. 2015. Persepsi Pedagang terhadap Perencanaan Relokasi (PUSAT PASAR) Medan Tahun 2015/2016. Skripsi: Universitas Sumatera Utara. Pratama, Aditya. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Pasar Setelah Relokasi di Pasar Purwoyoso. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Samuelson dan Nordhaus. 2003. Ilmu Mikro Ekonomi Edisi Ketujuh Belas.

Jakarta: PT Media Global Edukasi.

Soeharno,TS. 2006. Teori Mikroekonomi. Yogyakarta : ANDI

Sugioyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiarto, dkk. 2005. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(18)

Suharsini, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tarigan, S. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara.

Wahyudi dan Oktariana. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional. Jurnal Ekonomi & Manajemen Dinamika, Vol.16 No.1, 2007. Semarang. Unnes Semarang


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Menurut Nawawi dan Martini (1994) mendefinisikan metode deskriptif sebagai metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta historis tersebut.Untuk menguji data kuantitatif dari penelitian ini digunakan uji Validitas dan uji Reliabilitas. Serta digunakan uji t berpasangan (paired t test).

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya mengkaji mengenai dampak pendapatan pedagang pasar sentral sebelum dan sesudah relokasi.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Sebagaimana judul penelitian ini “Dampak Relokasi Pasar Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Sentral Sebelum dan Sesudah Relokasi ke Pasar Induk di Kota Medan” maka penelitian ini dilakukan di Pasar Induk Lau Cih. Tempo waktu penelitian direncanakan mulai Februari 2016 sampai dengan selesai.


(20)

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. (Masri Singarimbun, 1995). Adapun populasi penelitian ini adalah para pedagang Pasar Sentral yang telah di relokasi ke Pasar Induk Lau Cih. Namun, jumlahnya tidak diketahui secara pasti di karenakan tidak terdapat data yang real.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah unit yang akan diteliti atau dianalisa (Masri Singarimbun, 1995). Sampel penelitian diambil disebabkan berbagai keterbatasan yang dihadapi peneliti. Dalam penelitian ini, sampel kajian diambil sebanyak 50 orang pedagang Pasar Induk Lau Cih dengan cara

Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah metode pengambilan sampel secara sengaja berdasarkan karakteristik, sifat, ciri tertentu dari sampel yang dianggap dapat mewakili karakteristik dari populasi yang ada. Purposive Sampling digunakan karena populasi pedagang Pasar Sentral di Pasar Induk yang tidak diketahui secara real.

Adapun kriteria yang ditetapkan peneliti untuk menentukan sample adalah:

1. Para pedagang yang sebelumnya di relokasi dari Pasar Sentral ke Pasar Induk.

2. Mempunyai tempat dagang yang tetap (permanen) / tidak berpindah-pindah.


(21)

3. Telah beroperasi dari sebelum di relokasi dari Pasar Sentral dan masih aktif beroperasi sampai setelah di relokasi.

Dalam penelitian ini, tidak ada rumus tertentu untuk mendapatkan angka 50 ini, sebab jumlah populasinya juga tidak diketahui. Angka ini merupakan “judgement”peneliti saja dengan berbagai alasan. Antara lain :

1. Menurut Roscoe dan Sugiono (2004) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30-500 orang. Dengan demikian jumlah sampel penelitian ini telah sesuai bahkan sampel penelitian ini lebih besar lagi.

2. Sampel sebanyak 50 orang diyakini sangat representif untuk mewakili keseluruhan pedagang Pasar Induk. Dengan jumlah sampel sebanyak 50 ini diyakini akan diperoleh data dan informasi yang tepat dan objektif dan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya tentang masalah atau fenomena yang diteliti.

3. Sekiranya sampelnya lebih banyak lagi maka peneliti diyakini akan menghadapi berbagai kendala dan hambatan seperti keterbatasan dana, waktu, dan sebagainya.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Primer

Sesuai dengan sifat dan kategori penelitian ini yakni deskriptif-kuantitatif, maka data yang digunakan pada dasarnya adalah data


(22)

primer. Data primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2009 : 148). Data primer ini diperoleh dengan cara memberikan kuisioner/angket kepada para pedagang Pasar Induk di Lau Cih. Keseluruhan responden diminta mengisi angket yang bersifat campuran antara angket langsung dan angket tidak langsung. Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan merupakan kombinasi pertanyaan pilihan berganda (multiple choice), pertanyaan dua pilihan (force choice) dan beberapa pertanyaan yang bersifat terbuka (open question) yang kesemuanya disusun dengan teliti dan hati-hati untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan. Selain itu, diketengahkan juga pertanyaan yang bersifat counter checking

terhadap jawaban responden sehingga kebenaran informasi yang diperoleh lebih akurat.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data Agar penelitian ini lebih sempurna maka data-data primer yang diperoleh dari 50 responden akan dipadukan dengan data-data sekunder yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan publikasi resmi seperti buku-buku, majalah, artikel, laporan dan lain-lain.


(23)

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data secara teknik menunjukkan bagaimana cara mendapatkan atau mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian yang dimaksud. Metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan terpercaya, adapun metode yang digunakan adalah:

a. Metode Angket

Metode angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang responden ketahui (Arikunto, Suharmi,2006:151). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data atau keterangan dari responden dengan memberikan daftar pertanyaan secara tertulis.

b. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan untuk melengkapi angket atau kusionner, yaitu jika responden tidak dapat menjawab angket atau kuisioner secara langsung karena keterbatasan kemampuan dalam memahami angket atau kusioner, maka keadaan seperti ini wawancara perlu digunakan dengan pedoman pada pernyataan yang terdapat dalam kuisioner.

3.7 Definisi Variabel Penelitian dan Batasan Operasional

Menurut Suharmi Arikunto (2006:118), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sesuai


(24)

dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka variabel dalam penelitian ini adalah Pendapatan Sebelum relokasi dengan Pendapatan Sesudah relokasi.

Variabel Penelitian saya adalah Pendapatan yang dihitung dengan skala likert. Pendapatan Sebelum Pasar Direlokasi dengan Pendapatan Sesudah Direlokasi di uji dengan uji t berpasanagan. Batasan Operasional dari penelitian saya adalah pendapatan sebelum relokasi dan pendapatan sesudah relokasi.

3.8 Instrumen Penelitian 3.8.1 Validitas

Pengujian Validitas bertujuan agar data yang diambil benar-benar valid, yakni benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Kemudian, instrumen itu harus reliable, artinya “konstan” dalam pengambilan data (Syahri,2003;335).

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.00 untuk menguji kestabilan butir. Kriteria yang digunakan untuk menguji kestabilan butir yaitu sebagai berikut:

a. Jika rhitung > rtabel, dengan taraf signifikan α = 0,05 maka pertanyaan dikatakan valid

b. Jika rhitung < rtabel, dengan taraf signifikan α = 0,05 maka pertanyaan dikatakan tidak valid


(25)

Tabel 3.1

Uji Validitas Instrumen

Item Pertanyaan r hitung r tabel Ket

X1 0,641 0,361 Valid

X2 0,645 0,361 Valid

X3 0,656 0,361 Valid

X4 0,743 0,361 Valid

X5 0,559 0,361 Valid

X6 0,575 0,361 Valid

X7 0,840 0,361 Valid

X8 0,786 0,361 Valid

X9 0,643 0,361 Valid

X10 0,644 0,361 Valid

X11 0,556 0,361 Valid

X12 0,676 0,361 Valid

X13 0,855 0,361 Valid

X14 0,557 0,361 Valid

X15 0,561 0,361 Valid

X16 0,578 0,361 Valid

X17 0,852 0,361 Valid

X18 0,585 0,361 Valid

Sumber : di olah dari data primer

Berdasarkan tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan instrumen adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari rhitung output nilai korelasi antara tiap pertanyaan memiliki nilai lebih besar dari rtabel sehingga memenuhi persyaratan untuk valid yaitu rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05.

3.8.2 Reliabilitas

Pengujian Reliablitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat test (instrument). Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika hasil pengujian test/instrumen menunjukkan hasil yang tetap (Syahri,2003:341).


(26)

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan uji

Alpha Cronback. Kriteria yang digunakan untuk mengetahuinya adalah : a. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 maka pertanyaan reliabel. b. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 maka pertanyaan tidak reliable hal ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Uji Realibilitas Instrumen

Item Pertanyaan Cronbach’s Alpha Keterangan

X1 0,736 Reliable

X2 0,765 Reliable

X3 0,731 Reliable

X4 0,727 Reliable

X5 0,723 Reliable

X6 0,727 Reliable

X7 0,671 Reliable

X8 0,694 Reliable

X9 0,709 Reliable

X10 0,748 Reliable

X11 0,717 Reliable

X12 0,727 Reliable

X13 0,731 Reliable

X14 0,749 Reliable

X15 0,777 Reliable

X16 0,746 Reliable

X17 0,678 Reliable

X18 0,731 Reliable

Sumber : di olah dari data primer

Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat diketahui bahwa nilai

Cronbach’s Alpha dari seluruh instrumen yang diujikan nilainya sudah diatas 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen dalam penelitian ini yang telah di uji reliabilitas dinyatakan reliabel.


(27)

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji t Berpasangan

Untuk menguji hipotesis digunakan analisis Uji t berpasangan (paired t test). Uji t berpasangan adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimanadata yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda (Hutabarat, 2009). Uji t Berpasangan digunakan sebagai uji beda terhadap data yang diteliti yang berasal dari sejumlah responden yang sama pada suatu kelompok danberkaitan dengan periode waktu pengamatan yang berbeda (sebelum dan sesudah relokasi pedagang Pasar Sentral ke Pasar Induk). Uji t berpasangan dalam penelitian ini, akan menguji apakah ada perbedaan nyata pada variabel-variabel yang diamati pada waktu awal periode pengamatan dan pada akhir periode waktu pengamatan. Dasar pengambilan keputusan adalah Jika level signifikansi > 0,005, maka Ho diterima, jika signifikansi < 0,005 maka Ha diterima, signifikansi dalam penelitian ini juga akan dilihat dengan cara membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan kriteria uji sebagai berikut:

t hitung ≤ t tabel H0 diterima (Ha ditolak) -t hitung > - t tabel H0 diterima (Ha ditolak) t hitung > t tabel H0 ditolak (Ha diterima) -t hitung < -t tabel H0 ditolak (Ha diterima)


(28)

Keterangan

1. (Ho): Diduga tidak ada dampak relokasi pasar terhadap pendapatan pedagang Pasar Induk Lau Cih.

2. (Ha): Diduga ada dampak relokasi pasar terhadap pendapatan pedagang Pasar Induk Lau Cih.


(29)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Kota Medan

Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur dari propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

Secara geografis, Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah barat dan timur Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini menyebabkan Medan berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu domestik maupun internasional. Kota Medan berdekatan dengan Kabupaten Deli Serdang dengan jarak 29 Km dengan waktu tempuh ±1 jam dan berdekatan dengan Kota Binjai dengan jarak 22 Km dengan waktu tempuh ± 1 jm. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4°C dan minimum 24°C. Kotamadya Medan memiliki 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan.Adapun


(30)

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kota Medan

No Kecamatan Luas (Km²) Presentase(%)

1. Medan Tuntungan 20,68 7,80

2. Medan Selayang 12,81 4,83

3. Medan Johor 14,58 5,50

4. Medan Amplas 11,19 4,22

5. Medan Denai 9,05 3,41

6. Medan Tembung 7,99 3,01

7. Medan Kota 5,27 1,99

8. Medan Area 5,52 2,08

9. Medan Baru 5,84 2,20

10. Medan Polonia 9,01 3,40

11. Medan Maimun 2,98 1,13

12. Medan Sunggal 15,44 5,83

13. Medan Helvetia 13,16 4,97

14. Medan Barat 6,82 2,57

15. Medan Petisah 5,33 2,01

16. Medan Timur 7,76 2,93

17. Medan Perjuangan 4,09 1,54

18. Medan Deli 20,84 7,86

19. Medan Labuhan 36,67 13,83

20 Medan Marelan 23,82 8,89

21 Medan Belawan 26,25 9,90

Jumlah 265,10 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan

Dari Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Labuhan dengan luas sebesar 36,67 km². Berdasarkan Tabel 4.1 juga dapat disimpulkan bahwa luas Kota Medan secara keseluruhan adalah sebesar 265,10 km².

4.1.2 Pasar Induk Lau Cih Kota Medan

Operasional

Kecamatan Medan Tuntungan, seluas 12 hektare, yang telah dibangun sejak tahun 2010 lalu, masih juga mengambang. Pengelolaan


(31)

yang menelan biaya Rp 59 miliar tersebut juga belum dapat ditentukan Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Daya tampung pasar induk tersebut lebih kurang 1.208 pedagang. Artinya kurang 632 dari jumlah pedagang di seputaran Pasar Sutomo yang menjadi target pemindahan pedagang ke Pasar Induk di Lau Cih tersebut. Jumlah pedagang yang tercatat mencapai 1.840 orang. Dilihat kondisi bangunan dan luasnya areal Pasar Induk, 632 pedagang ini dapat kita tampung untuk sementara menunggu dibangunnya tempat yang permanen. Dari hasil pendataan yang telah kita lakukan, 95% pedagang Pasar Sutomo telah menyatakan kesediaan mereka pindah ke Pasar Induk Tuntungan. 58 pegawai PD Pasar telah di pilih untuk mengelola Pasar Induk tersebut Pasar Induk Lau Cih merupakan pasar yang memiliki lahan seluas sekitar 12 hektar dan menjadi salah satu model percontohan pasar induk tradisional modern terbaik di kota Medan dan mampu menampung semua kebutuhan masyarakat akan sayur dan buah. Pasar ini merupakan pasar yang memiliki 720 unit grosir, 320 unit sub grosir serta 56 unit wisata buah. Selain sayur dan buah rencananya akan menyediakan sembilan bahan pokok (sembako) agar pasar ini dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat kota Medan.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1 Analisis Deskriptif Data

4.2.1.1 Umur Pedagang

Deskripsi pedagang sampel menurut umur dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini :


(32)

Tabel 4.2 Umur Pedagang

No Rentang Umur Frekuensi Persentase

1 30-39 tahun 14 28%

2 40-49 tahun 20 40%

3 50-59 tahun 15 30%

4 > 60 tahun 1 2%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Tabel 4.2 di atas dapat disajikan dalam bentuk Histogram sebagai berikut :

Gambar 4.1 Umur Pedagang

Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 diketahui bahwa umur pedagang sampel pada kelompok umur 30-39 tahun berjumlah 14 pedagang atau sebesar 28%, pada kelompok umur 40-49 tahun berjumlah 20 pedagang atau sebesar 40%, pada kelompok umur 50-59 tahun berjumlah 15 pedagang atau sebesar 30%, pada kelompok umur lebih dari 60 tahun berjumlah 1

0 5 10 15 20

UMUR

30-39 tahun 40-49 tahun 50-59 tahun > 60 tahun


(33)

pedagang atau sebesar 2%. Ini menunjukkan bahwa kebanyakan pedagang sampel berada pada kelompok umur usia produktif.

4.2.1.2 Pendidikan Terakhir Pedagang

Deskripsi pedagang sampel menurut pendidikan terakhir pedagang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Pendidikan Terakhir Pedagang

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SD 5 10%

2 SMP 24 48%

3 SMA 16 32%

4 Diploma 2 4%

5 Sarjana 3 6%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Tabel 4.3 di atas dapat di sajikan dalam bentuk Histogram sebagai berikut :

Gambar 4.2

Pendidikan Terakhir Pedagang

Pendidikan Terakhir

Pedagang

SD SMP SMA Diploma Sarjana


(34)

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa pendidikan pedagang yang lulus SD adalah berjumlah 5 pedagang atau sebesar 10%, pedagang yang lulus SMP adalah berjumlah 24 pedagang atau sebesar 48%, pedagang yang lulus SMA adalah berjumlah 16 pedagang atau sebesar 32%, pedagang yang lulus Diploma adalah berjumlah 2 pedagang atau sebesar 4%, pedagang yang lulus Sarjana adalah berjumlah 3 pedagang atau sebesar 6%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang sampel sangat rendah. Rendahnya pendidikan inilah yang mendorong seseorang untuk bekerja pada sektor perdagangan ,yang diperlukan hanya keterampilan dan pengalaman berdagang.

4.2.1.3 Jenis Kelamin Pedagang

Deskripsi pedagang sampel menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4

Jenis Kelamin Pedagang

No Jenis Kelamin F Persentase

1 Laki-Laki 25 50%

2 Perempuan 25 50%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Tabel 4.4 di atas dapat disajikan dalam bentuk Histogram sebagai berikut :


(35)

Gambar 4.3 Jenis Kelamin Pedagang

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.3 di atas diketahui bahwa pedagang yang berjenis laki-laki sebesar 25 orang atau 50% sama dengan jenis kelamin perempuan sebesar 25 orang atau 50 %. Hasil tersebut menimpulkan bahwa responden saya sama banyaknya baik laki-laki maupun perempuan.

4.2.1.4Sumber Modal Awal

Deskripsi pedagang sampel menurut sumber modal awal dapat dilihat dapat diketahui dari 50 orang diperoleh keterangan tentang modal pedagang Pasar Induk Lau Cih Kota Medan sebagai berikut bahwa 50 orang (100%) berpendapat bahwa sumber modal awal berdagang pedagang Pasar Induk Lau Cih Kota Medan berasal dari dari dana sendiri dan gunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana lain (alat – alat yang digunakan untuk berdagang). Hal inilah yang cukup memberatkan bagi para pedagang di karenakan seluruh pedagang menggunakan modal sendiri dan tidak

Laki-Laki Perempuan


(36)

adanya pinjaman dari luar untuk mengembangkan usaha dagang mereka.

4.2.1.5 Sumber Modal Usaha Tambahan (Pinjaman)

Deskripsi pedagang sampel menurut sumber modal usaha tambahan apakah berasal dari dana sendiri atau dana pinjaman dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5

Sumber Modal Usaha Tambahan (Pinjaman)

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Ya 18 36%

2 Tidak 32 64%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui dari 50 orang di peroleh keterangan tentang sumber modal usaha tambahan (pinjaman) Pasar Induk Lau Cih Kota Medan sebagai berikut 18 orang (36%) berpendapat bahwa pedagang mendapatkan modal tambahan dari pinjaman sedangkan 32 orang (64%) berpendapat bahwa pedagang tidak mendapatkan modal tambahan dari pinjaman melainkan dari modal sendiri.

4.2.1.6 Kecukupan Modal

Deskripsi pedagang sampel menurut kecukupan modal cukup atau tidak dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :


(37)

Tabel 4.6 Kecukupan Modal

No. Kategori F Persentase

1 Ya 28 56%

2 Tidak 22 44%

Jumlah 50 100%

Sumber : di olah dari data primer

Tabel 4.6 di atas dapat di tampilkan dalam bentuk Histogram sebagai berikut :

Gambar 4.4 Kecukupan Modal

Berdasarkan tabel 4.6 dan Gambar 4.4 dapat diketahui dari 50 orang diperoleh keterangan tentang modal cukup atau tidak pedagang Pasar Induk Lau Cih Kota Medan sebagai berikut, Sebanyak 28 orang (56%) berpendapat bahwa modal cukup untuk berdagang di Pasar Induk Lau Cih Kota Medan sangat baik. Sebanyak 22 orang (44%) berpendapat bahwa modal tidak cukup untuk berdagang di Pasar Induk Lau Cih Kota Medan.

0 10 20 30

MODAL

Ya Cukup Tidak Cukup


(38)

4.2.1.7Durasi Berdagang Dalam Sehari

Deskripsi pedagang sampel menurut durasi berdagang dalam sehari yang diketahui dari 50 orang diperoleh keterangan tentang durasi berdagang dalam sehari pedagang Pasar Induk Lau Cih Kota Medan sebagai berikut yaitu sebanyak 50 orang (100%) berpendapat bahwa pedagang pasar Induk Lau Cih Kota Medan berjualan selama 8 jam dalam sehari.

4.2.1.8 Waktu Mulai Jam Berdagang

Deskripsi pedagang sampel menurut waktu mulai jam berdagang yang diketahui dari 50 responden diperoleh keterangan tentang waktu mulai jam berjualan di mulai pada jam yang tidak ditentukan dan mayoritas mulai berjualan pada pukul 24.00 tengah malam sampai pagi sebanyak 50 orang (100%). Dari data tersebut dapat diperoleh bahwa mayoritas pedagang berjualan mulai tengah malam.

4.2.1.9 Jumlah Hari Berdagang

Deskripsi pedagang sampel menurut berapa hari berdagang para pedagang pasar Induk Lau Cih Kota Medan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:


(39)

Tabel 4.7

Jumlah Hari Berjualan

No Kategori F Persentase

1 1-2 hari 0 0%

2 3-4 hari 0 0%

3 5-6 hari 23 46%

4 Setiap hari 27 54%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Dari tabel 4.7 tentang jumlah hari berjualan dapat ditampilkan dalam bentuk histogram sebagai berikut :

Gambar 4.5 Jumlah Hari Berjualan

Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.5 diketahui dari 50 responden diperoleh keterangan tentang berapa hari berjualan para pedagang pasar induk Lau Cih Kota Medan. Dari data tersebut dapat diperoleh bahwa para pedagang berjualan selama 5-6 hari sebanyak 23 orang (46%). Kemudian sisanya sebanyak 27 orang (54%) berjualan setiap hari yaitu hari senin sampai hari minggu.

0 5 10 15 20 25 30

Jumlahnya

1-2 hari 3-4 hari 5-6 hari Setiap Hari


(40)

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa para pedagang berjualan secara konsisten setiap minggunya terkecuali pada hari hari besar.

4.2.1.10 Waktu Aktif Berdagang

Deskripsi pedagang sampel menurut waktu berjualan jam tertentu saja dari data peneliti dapat diperoleh bahwa sebanyak 50 responden (100%) mayoritas pedagang berjualan pada jam jam tertentu saja dikarenakan juga pasar induk Lau Cih Kota Medan beroperasi pada jam jam tertentu saja yaitu pada tengah malam sampai pagi sehingga para pedagang juga harus berjualan pada jam jam tertentu saja.

4.2.1.11 Lokasi Pasar

Deskripsi pedagang sampel menurut lokasi pasar pedagang Pasar Induk Lau Cih Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Lokasi Pasar

No Kategori F Persentase

1 Sangat Strategis 0 0%

2 Strategis 29 58%

3 Tidak Strategis 21 42%

4 Sangat Tidak Strategis 0 0%

Jumlah 50 100%


(41)

Tabel 4.8 tentang deskripsi lokasi pasar dapat di sajikan dalam bentuk chart sebagai berikut :

Gambar 4.6 Lokasi Pasar

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.6 diketahui dari 50 responden diperoleh keterangan tentang bagaimana lokasi berjualan para pedagang Pasar Induk Lau Cih Kota Medan. Dari data tersebut dapat diperoleh bahwa sebanyak 29 responden (58%) pedagang mengatakan bahwa lokasi pasar induk Lau Cih Kota Medan strategis, sebanyak 21 responden (42%) pedagang mengatakan bahwa lokasi pasar Induk Lau Cih Kota Medan tidak strategis. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian responden mengatakan lokasi Pasar Induk Lau Cih strategis dikarenakan sebagian besar reponden berdomisili di dekat Pasar Induk Lau Cih Kota Medan.

Sangat Strategis

Strategis

Tidak Strategis

Sangat Tidak Strategis


(42)

4.2.1.12 Kondisi Keamanan Pasar

Deskripsi pedagang sampel menurut kondisi keamanan Pasar Induk Lau Cih Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Kondisi Keamanan Pasar

No Kategori F Persentase

1 Sangat Aman 10 20%

2 Aman 34 68%

3 Tidak Aman 6 12%

4 Sangat Tidak Aman 0 0%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Tabel 4.9 tentang deskripsi kondisi keamanan pasar dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut :

Gambar 4.7

Kondisi Keamanan Pasar

Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar 4.7 diketahui dari 50 responden diperoleh keterangan tentang kondisi keamanan pasar. Dari data tersebut dapat diperoleh sebanyak 10 responden (20%) menyatakan bahwa kondisi keamanan pasar induk Lau Cih Kota

Sangat Aman Aman Tidak Aman Sangat Tidak Aman


(43)

Medan sangat aman,sebanyak 34 responden (68%) menyatakan bahwa kondisi kemanan pasar Induk Lau Cih Kota Medan aman, dan sebanyak 6 responden (12%) menyatakan bahwa kondisi keamanan Pasar Induk Lau Cih Kota Medan tidak aman. Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa kondisi keamanan pasar Induk Lau Cih Kota Medan itu Aman dan mampu mendukung kegiatan jual beli di pasar tersebut.

4.2.1.13 Kondisi Fasilitas Pasar

Deskripsi pedagang sampel menurut kondisi fasilitas Pasar Induk Lau Cih Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10

Deskripsi Kondisi Fasilitas Pasar

No Kategori F Persentase

1 Sangat Baik 16 32%

2 Baik 34 68%

3 Tidak Baik 0 0%

4 Sangat Tidak Baik 0 0%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Tabel 4.10 tentang deskripsi kondisi fasilitas pasar dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut :


(44)

Gambar 4.8 Kondisi Fasilitas Pasar

Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar 4.8 diketahui dari 50 responden diperoleh keterangan tentang kondisi fasilitas pasar Induk Lau Cih Kota Medan. Dari data tersebut dapat diperoleh bahwa sebanyak 16 responden (32%) pedagang menyatakan bahwa kondisi fasilitas Pasar Induk Lau Cih Kota Medan itu sangat baik, sebanyak 34 responden (68%) pedagang menyatakan bahwa kondisi fasilitas Pasar Induk Lau Cih Kota Medan itu baik. Dari data responden tersebut dapat kita simpulkan mayoritas pedagang Pasar Induk Lau Cih Kota Medan itu menyatakan bahwa kondisi fasilitas Pasar Induk Lau Cih Kota Medan termasuk dalam kategori baik dan mendukung kegiatan jual beli di pasar tersebut.

4.2.1.14 Gambaran Letak Pasar Bagi Pembeli

Deskripsi pedagang sampel menurut gambaran letak pasar bagi pembeli dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Sangat Baik Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik


(45)

Tabel 4.11

Gambaran Letak Pasar Bagi Pembeli

No Kategori F Persentase

1 Sangat Terjangkau 0 0%

2 Terjangkau 33 66%

3 Tidak Terjangkau 17 34%

4 Sangat Tidak Terjangkau 0 0%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Tabel 4.11 tentang gambaran letak pasar bagi pembeli dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 4.9

Gambaran Letak Pasar Bagi Pembeli

Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.9 diketahui dari 50 responden diperoleh keterangan tentang gambaran letak pasar bagi pembeli. Dari data tersebut dapat diperoleh bahwa sebanyak 33 responden (66%) menyatakan bahwa letak pasar Induk Lau Cih Kota Medan termasuk terjangkau bagi para pembeli, sebanyak 17 responden (34%) menyatakan bahwa letak pasar Induk Lau Cih Kota Medan termasuk tidak terjangkau bagi para pembeli. Dari data responden tersebut dapat kita seimpulkan bahwa mayoritas

0 10 20 30 40

KATEGORI

Sangat Terjangkau

Terjangkau

Tidak Terjangkau

Sangat Tidak Terjangkau


(46)

pedagang menyatakan bahwa letas pesar Induk Lau Cih Kota Medan termasuk terjangkau bagi para pembeli menurut para responden.

4.2.1.15 Akses Transportasi

Deskripsi pedagang sampel menurut akses transportasi dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12 Akses Transportasi

No Kategori F Persentase

1 Sangat Mudah 0 0%

2 Mudah 29 58%

3 Tidak Mudah 21 42%

4 Sangat Tidak Mudah 0 0%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Tabel 4.12 dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut :

Gambar 4.10 Akses Transportasi

Berdasarkan tabel 4.12 dan gambar 4.10 diketahui dari 50 responden diperoleh keterangan tentang bagaimana akses

0 10 20 30

KATEGORI

Sangat Mudah Mudah Tidak Muda


(47)

transportasi di Pasar Induk Lau Cih Kota Medan. Dari data tersebut dapat diperoleh bahwa sebanyak 29 responden (58%) pedagang menyatakan bahwa transportasi mudah ke pasar Induk Lau Cih Kota Medan, sebanyak 21 responden (42%) menyatakan bahwa transportasi tidak mudah untuk ke Pasar Induk Lau Cih Kota Medan. Dari data responden tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian responden menyatakan mudah transpotasi menuju pasar Induk Lau Cih Kota Medan, sebagian lagi menyatakan tidak mudah dikarenakan kurangnya akses menuju pasar seperti angkutan umum ataupun becak.

4.2.1.16 Gambaran Pedagang Memperoleh Keuntungan

Deskripsi pedagang sampel menurut gambaran memperoleh keuntungan dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4.13

Gambaran Pedagang Memperoleh Keutungan

No Kategori F Persentase

1 Sangat Mudah 0 0%

2 Mudah 17 34%

3 Tidak Mudah 32 64%

4 Sangat Tidak Mudah 1 2%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Tabel 4.13 di atas dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut :


(48)

Gambar 4.11

Gambaran Pedagang Memperoleh Keuntungan

Berdasarkan tabel 4.13 dan Gambar 4.11 diketahui dari 50 responden diperoleh keterangan tentang gambaran pedagang memperoleh keuntungan. Dari data tersebut dapat diperoleh bahwa sebanyak 17 responden (34%) pedagang menyatakan bahwa mudah memperoleh keuntungan di pasar Induk Lau Cih Kota Medan, sebanyak 32 responden (64%) pedagang menyatakan bahwa tidak mudah memperoleh keuntungan di pasar Induk Lau Cih Kota Medan,sebanyak 1 responden (2%) menyatakan bahwa sangat tidak mudah memperoleh keuntungan di pasar Induk Lau Cih Kota Medan. Dari data responden tersebut dapat disimpulkan bahwa sulit memperoleh keuntungan di pasar Induk Lau Cih Kota Medan.

4.2.1.17 Kondisi Pendapatan Pedagang

Deskripsi pedagang sampel menurut pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:

0 10 20 30 40

KATEGORI

Sangat Mudah Mudah Tidak Mudah Sangat Tidak Mudah


(49)

Tabel 4.14

Kondisi Pendapatan Pedagang

No Kategori F Persentase

1 Sangat Meningkat 0 0%

2 Meningkat 1 2%

3 Menurun 49 98%

4 Sangat Menurun 0 0%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Tabel 4.14 di atas dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut :

Gambar 4.12

Kondisi Pendapatan Pedagang

Berdasarkan tabel 4.14 dan gambar 4.12 Dari data tersebut dapat diperoleh hasil bahwa sebanyak 1 responden (2%) pedagang menyatakan bahwa pendapatan meningkat di pasar Induk Lau Cih Kota Medan, sebanyak 49 responden (98%) pedagang menyatakan bahwa pendapatan menurun ketika berjualan di pasar Induk Lau Cih Kota Medan. Dari data responden tersebut dapat disimpulkan bahwa para pedagang banyak mengalami penurunan pendapatan ketika berjualan di pasar Induk Lau Cih Kota Medan.

Sangat Meningkat Meningkat Menurun Sangat Menurun


(50)

4.2.1.18 Gambaran Pedagang Memperoleh Pendapatan

Deskripsi pedagang sampel menurut deskripsi bagaimana memperoleh pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15

Gambaran Pedagang Memperoleh Pendapatan

No Kategori F Persentase

1 Sangat Mudah 0 0%

2 Mudah 17 34%

3 Tidak Mudah 32 64%

4 Sangat Tidak Mudah 1 2%

Jumlah 50 100%

Sumber : diolah dari data primer

Tabel 4.15 Gambaran Pedagang Memperoleh Pendapatan dapat di sajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut :

Gambar 4.13

Gambaran Pedagang Memperoleh Pendapatan

Berdasarkan tabel 4.15 dan gambar 4.13 diketahui dari 50 responden diperoleh gambaran pedagang memperoleh pendapatan. Dari data tersebut dapat diperoleh bahwa sebanyak 17 responden (34%) pedagang menyatakan bahwa mudah memperoleh

Sangat Mudah Mudah Tidak Mudah Sangat Tidak Mudah


(51)

pendapatan di pasar Induk Lau Cih Kota Medan, sebanyak 32 responden (64%) pedagang menyatakan bahwa tidak mudah memperoleh pendapatan di pasar Induk Lau Cih Kota Medan,sebanyak 1 responden (2%) menyatakan bahwa sangat tidak mudah memperoleh pendapatan di pasar Induk Lau Cih Kota Medan. Dari data responden tersebut dapat disimpulkan bahwa sulit memperoleh pendapatan di pasar Induk Lau Cih Kota Medan.

4.2.2 Teknik Analisis Data 4.2.2.1 Uji Paired Sample t Test

Uji perbedaan rata – rata dua sampel digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan mean untuk dua sampel bebas (independen) yang berpasangan. Adapun yang dimaksud berpasangan adalah data pada sampel kedua merupakan perubahan atau perbedaan dari data sampel pertama atau dengan kata lain sebuah sampel dengan subjek sama mengalami dua perlakuan.

Tabel 4.16

Uji Korelasi Sebelum dan Sesudah Relokasi

N Correlation Sig.

Keuntungan Sebelum - Keuntungan Sesudah

50 .711 .000

Pendapatan Sebelum -Pendapatan Sesudah

50 .926 .000


(52)

Bagian ini diperoleh hasil korelasi antara kedua variabel, yang menghasilkan angka 0,711 dengan nilai probabilitas (sig.) 0,000. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara keuntungan sebelum dan keuntungan sesudah relokasi berhubungan secara nyata, karena nilai probabilitas < 0,05. Bagian ini juga diperoleh hasil korelasi antara kedua variabel, yang menghasilkan angka 0,926 dengan nilai probabilitas (sig.) 0,000. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara pendapatan sebelum dan pendapatan sesudah relokasi berhubungan secara nyata, karena nilai probabilitas <0,005.

Tabel 4.17

Uji Paired Sample t Test

Mean T Df Sig.

(2tailed)

Keuntungan Sebelum -Keuntungan Sesudah

136600 10.509 49 .000

Pendapatan Sebelum - Pendapatan Sesudah

385800 7.225 49 .000

Sumber : diolah dari data primer

1. (Ho): Diduga tidak ada dampak relokasi pasar terhadap pendapatan pedagang Pasar Induk Lau Cih.

2. (Ha): Diduga ada dampak relokasi pasar terhadap pendapatan pedagang Pasar Induk Lau Cih.


(53)

Terlihat bahwa thitung adalah 10,509 dengan nilai probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak, dan Ha diterima yang berarti ada dampak relokasi pasar terhadap keuntungan pedagang Pasar Induk Lau Cih Kota Medan. Dalam output juga disertakan perbedaan mean sebesar 136.600 yaitu selisih rata – rata keuntungan sebelum dan keuntungan sesudah relokasi.

Terlihat bahwa thitung adalah 7,225 dengan nilai

probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak, dan Ha diterima yang berarti adalah ada dampak relokasi terhadap pendapatan pedagang. Dalam output juga disertakan perbedaan mean sebesar 385.800 yaitu selisih rata – rata pendapatan sebelum dan pendapatan sesudah relokasi.


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terlihat bahwa t hitung adalah 7,225 dengan nilai probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak, dan Ha diterima yang berarti ada dampak relokasi pasar terhadap pendapatan pedagang Pasar Induk Lau Cih kota Medan. Dalam output juga disertakan perbedaan mean sebesar 385.800 yaitu selisih rata – rata pendapatan sebelum dan pendapatan sesudah relokasi.

2. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terdapat berbagai tanggapan pedagang tentang relokasi Pasar Induk Lau Cih kota Medan yaitu beberapa pedagang mengeluh mengenai harga sewa tempat berjualan di lokasi Pasar Induk Lau Cih yang terlampau mahal sehingga memberatkan sebagian pedagang yang di relokasi. Kondisi Pasar Induk Lau Cih juga belum kondusif di karenakan masih ada beberapa pedagang yang belum di relokasi ke Pasar Induk Lau Cih Kota Medan menyebabkan sebagian langganan masih membeli dagangan di pasar yang lama yaitu Pasar Sentral.


(55)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada pedagang Pasar Induk Lau Cih Kota Medan maka dapat diberikan saran – saran sebagai berikut :

1. Untuk pemerintah setempat penulis menyarankan untuk melakukan sosialisasi dan konsolidasi secara lebih terperinci mengenai harga dengan para pedagang tentang relokasi pasar yang akan di lakukan sehingga para pedagang dapat mengetahui bahwasannya relokasi akan di lakukan dan mengantisipasi bagaimana apa yang akan di lakukan selanjutnya sehingga tidak merugikan satu pihak saja, dalam hal ini para pedagang yang merasa dirugikan dengan mahalnya harga sewa lokasi.

2. Untuk para pedagang, hendaknya menambah modal dari pinjaman bank atapun bantuan kredit dari pemerintah sehingga kebutuhan untuk perdagangan dapat dipenuhi sehingga pedagang akan semakin berkembang dengan baik dan akan dapat mendapatkan keuntungan lebih banyak.


(56)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar

Pasar merupakan suatu daerah dimana pembeli dan penjual saling berhubungan satu sama lainya, untuk melakukan pertukaran barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu. Menurut Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007, pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu, baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutanlainnya. Dari definisi ini, ada empat poin penting yang menonjol yang menandai terbentuknya pasar, yaitu:

1. Ada penjual dan pembeli

2. Mereka bertemu di sebuah tempat tertentu

3. Terjadi kesepakatan di antara penjual dan pembeli, sehingga terjadi jual beli atau tukar menukar

4. Antara penjual dan pembeli kedudukannya sederajat.

Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007, pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakatatau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan


(57)

proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Lebih lanjut menurut Perpres tersebut, pasar tradisional boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuksistem jaringan jalan lokal atau jalan lingkungan pada kawasan pelayanan bagian kota/kabupaten atau lokal atau lingkungan (perumahan) di dalam kota/kabupaten.

Di dalam Perpres tersebut juga disebutkan bahwa toko modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran dengan bentuk minimarket, supermarket, atau department store. Dari sisi kelembagaan, perbedaan karakteristik pengelolaan pasar modern dan pasar tradisional nampak dari lembaga pengelolanya. Pada pasar tradisional, kelembagaan pengelola umumnya ditangani oleh Dinas Pasar yang merupakan bagian dari sistem birokrasi. Sementara pasar modern, umumnya dikelola oleh profesional dengan pendekatan bisnis. Selain itu, sistem pengelolaan pasar tradisional umumnya terdesentralisasi di mana setiap pedagang mengatur sistem bisnisnya masing-masing. Pada pasar modern, sistem pengelolaan lebih terpusat yang memungkinkan pengelola induk dapat mengatur standar pengelolaan bisnisnya.

Pasar adalah suatu institusi yang pada umumnya tidak berwujud secara fisik mempertemukan penjual dan pembeli suatu komoditas (barang dan jasa). (Sugiarto, 2002). Interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli akan menentukan tingkat harga suatu komoditas (barang dan jasa) dan jumlah atau kuantitas komoditas yang diperjualbelikan. Pasar dimana


(58)

penjual dan pembeli melakukan interaksi dapat dibedakan menjadi pasar komoditas dan pasar faktor. Pasar komoditas adalah interaksi antara penjual dan pembeli dari suatu komoditas dalam menentuan jumlah dan harga barang atau jasa yang diperjualbelikan. Pasar faktor adalah interaksi antara para pengusaha (pembeli faktor-faktor produksi) dengan para pemilik faktor produksi untuk menentukan harga (pendapatan) dan jumlah faktor-faktor produksi yang akan digunakan dalam menghasilkan barang-barang dan jasa yang diminta oleh masyarakat, sedangkan industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan komoditas yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu pasar(Sugiarto, 2002: 35 dalam Rudi Laksono: 2013)

2.2 Pedagang

Pedagang adalah orang atau institusi yang memperjual belikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dalam ekonomi pedagang dibedakan menurut jalur distribusi yang dilakukan, yaitu: a. Pedagang distributor (tunggal) yaitu pedagang yang memegang hak distribusi atau produk dari perusahaan tertentu. b. Pedagang (partai) besar yaitu pedagang yang membeli suatu produk dalam jumlah besar yang dimaksudkan untuk dijual kepada pedagang lain. c. Pedagang eceran yaitu pedagang yang menjual produk langsung kepada konsumen (Damsar,1997: 106-107)


(59)

2.3 Pendapatan

Menurut (Gilarso: 1998) pendapatan atau penghasilan adalah sebagai balas karya. Pendapatan sebagai balas karya terbagi dalam enam kategori, yaitu :

1. Upah atau gaji adalah balas jasa untuk pekerjaan yang

dilaksanakan dalam hubungan kerja dengan orang atau instansi lain (sebagai karyawan yang dibayar).

2. Laba usaha sendiri adalah balas karya untuk pekerjaan yang dilakukan sebagai pengusaha, yaitu mengorganisir produksi, mengambil keputusan tentang kombinasi faktor produksi serta menanggung resikonya sendiri entah sebagai petani, buruh, maupun pedagang dan sebagainya.

3. Laba Perusahaan (Perseroan) adalah laba yang diterima atau diperoleh perusahaan yang berbentuk atau badan hukum.

4. Sewa adalah jasa yang diterima oleh pemilik atas penggunaan hartanya seperti tanah, rumah atau barang-barang tahan lama.

5. Penghasilan campuran (Mixed Income) adalah penghasilan yang diperoleh dari usaha seperti : petani, tukang, warungan, pengusaha kecil, dan sebagainya disebut bukan laba, melainkan terdiri dari berbagai kombinasi unsur-unsur pendapatan :

a. Sebagian merupakan upah untuk tenaga kerja sendiri.

b. Sebagian berupa sewa untuk tanah/ alat produksi yang dimiliki sendiri.


(60)

c. Sebagian merupakan bunga atas modalnya sendiri. d. Sisanya berupa laba untuk usaha sendiri.

6. Bunga adalah balas jasa untuk pemakaian faktor produksi uang. Besarnya balas jasa ini biasanya dihitung sebagai persen ( % ) dari modal dan disebut tingkat atau dasar bunga (rate off) (Gilarso, 1998: 380)

2.4 Relokasi Pasar Tradisional

Pengertian Relokasi dalam kamus Indonesia diterjemahkan adalah membangun kembali tempat yang baru, harta kekayaan, termasuk tanah produktif dan prasarana umum di lokasi atau lahan lain. Dalam relokasi adanya obyek dan subyek yang terkena pajak dalam perencaan dan pembangunan lokasi. Secara harafiah relokasi adalah penataan ulang dengan tempat yang baru atau pemindahan dari tempat lama ke tempat yang baru.

Persamaan fungsi yang dimiliki oleh pusat perbelanjaan modern dan pasar tradisional menimbulkan persaingan antara keduanya dan juga menimbulkan modernisasi dari pasar tradisional ke pusat perbelanjaan modern. Preferensi prioritas faktor internal, faktor eksternal, faktor bertahan, dan daya tarik pusat perbelanjaan modern menyebabkan pasar tradisional mengalami kondisi bertahan, kehancuran, maupun modernisasi. Ketiganya ini dapat menyebabkan sebuah pasar tradisional dapat tetap mempertahankan konsep dan fisik bangunannya sebagai pasar, modernisasi dari pasar tradisional ke pusat perbelanjaan modern, dan


(61)

menyebabkan suatu pasar tradisional ke arah kehancuran (Andreas Y.C dan Marinus W, 2006 dalam Hendra Widi Utomo 2011).

Mudrajad Kuncoro 2008, isu utama yang berkaitan dengan perkembangan pasar tradisional adalah sebagai berikut :

1. Jarak antara pasar tradisional dengan hypermarket yang saling berdekatan.

2. Tumbuh pesatnya minimarket (yang dimiliki pengelola jaringan) ke wilayah pemukiman.

3. Penerapan berbagai macam syarat perdagangan oleh ritel modern yang memberatkan pemasok barang.

4. Kondisi pasar tradisional secara fisik sangat tertinggal, maka perlu ada program kebijakan untuk melakukan pengaturan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, dikembangkan berbagai upaya untuk mengembangkan pasar tradisional, antara lain dengan mengupayakan sumber-sumber alternatif pendanaan untuk pemberdayaan, meningkatkan kompetensi pedagang dan pengelola, memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang pasar tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi, serta mengevaluasi pengelolaan.

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Haryanto, Doddy (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Relokasi Kampus Universitas Diponegoro Terhadap Usaha Makanan di Sekitarnya (Studi Kasus: Pleburan dan


(62)

Tembalang)” menggunakan metode analisis data meliputi uji validitas, uji reliabilitas, dan uji t berpasangan (paired t test) menyatakan bahwa analisisBerdasarkan uji t berpasangan untuk variabel jumlah konsumen untuk usaha makanan di sekitar kampus Pleburan terjadi penurunan jumlah konsumen sebesar 53 %, untuk kawasan kampus Tembalang terjadi peningkatan jumlah konsumen sebesar 26%. Perhitungan uji t berpasangan untuk jumlah produksi usaha makanan sebelum dan sesudah relokasi kampus terjadi penurunan jumlah produksi di sekitar kampus Pleburan sebesar 52% dan terjadi kenaikan 21% untuk usaha makanan di sekitar kampus Tembalang. Untuk variabel tenaga kerja usaha makanan sebelum dan sesudah relokasi kampus terjadi penurunan tenaga kerja di sekitar kampus Pleburan sebesar 50% dan terjadi peningkatan 33% di sekitar kampus Tembalang. Untuk variabel omset penjualan usaha makanan sebelum dan sesudah relokasi kampus terjadi penurunan omset penjualan sebesar 60% dan terjadi peningkatan 21% di sekitar kampus Tembalang. Untuk variabel keuntungan usaha makanan sebelum dan sesudah relokasi kampus di sekitar kampus Pleburan terjadi penurunan sebesar 67% dan terjadi peningkatan 33% di sekitar kampus Tembalang.

2. Laksono, Rudi (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Relokasi Pedagang Pasar Ngarsopuro di Kota Surakarta” menyatakan bahwa hasil analisa rata-rata pendapatan para


(63)

pedagang di Pasar Ngarsopuro menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah dipindah. Hal ini terjadi karena frekuensi penjualan yang terjadi di dalam pasar yang sekarang dengan lokasi yang berbeda mengakibatkan penurunan frekuensi jual beli di masing-masing toko yang berada pada pasar tersebut. Faktor lain yang ditemukan dalam survey lapangan adalah bentuk bangunan pasar yang berbentuk gedung dan tertutup dari luar, sehingga lokasi sering tidak diketahui oleh orang dan pengguna di sekitar Jalan Ronggowarsito. Kurang publikasi dari pemerintah daerah tentang adanya lokasi pasar baru pasar tersebut yang menimbulkan efek ketidaktahuan masyarakat tentang lokasi baru pasar yang sering disebut dengan pasar elektronik oleh masyarakat Solo dan sekitarnya.

3. Pratama, Aditya (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Setelah Relokasi di Pasar Purwoyoso” menyatakan bahwa modal berpengaruh terhadap pendapatan pedagang Pasar Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan Semarang. Selain itu jam dagang tidak berpengaruh terhadap pendapatan pedagang Pasar Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan Semarang, lokasi berpengaruh terhadap pendapatan pedangang Pasar Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan Semarang. Kemudian Pedagang hendaknya melakukan menambah modal sehingga kebutuhan untuk perdagangan dapat dipenuhi


(64)

sehingga pedagang akan semakin berkembang dengan baik dan akan mendapatkan keuntungan lebih banyak. Dan dalam menentukan lokasi berdagang seharusnya pihak pedagang lebih memperhatikan keadaan, letak yang dekat dengan konsumen dan yang jauh dengan konsumen harus memberikan pelayanan yang lebih baik.

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konspetual ini menjelaskan bagaimana dampak relokasi terhadap pendapatan pedagang di Pasar Induk Lau Cih sebelum dan sesudah adanya relokasi dari Pemerintah Daerah Kota Medan. Relokasi yang dilakukan pemerintah pada tahun 2015 menimbulkan permasalahan apakah dampaknya bagi pedagang di Pasar Induk.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan kerangka konseptual, dan hasil-hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang disusun adalah sebagai berikut:

Relokasi

Pasar Induk LauCih

Pendapatan SesudahRelokasi Pendapatan Sebelum Relokasi


(65)

1. (Ho): Diduga tidak ada dampak relokasi pasar terhadap pendapatan pedagang Pasar Induk Lau Cih.

2. (Ha): Diduga ada dampak relokasi pasar terhadap pendapatan pedagang Pasar Induk Lau Cih.

Hipotesis Penelitian penulis adalah (Ha) di terima yaitu Diduga ada dampak relokasi pasar terhadap pendapatan pedagang Pasar Induk Lau Cih.


(66)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar yang merupakan tempat dimana pedagang (penjual) dan pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana masyarakat bisa menjual barang, jasa, dan tenaga kerja dengan mendapatkan imbalan uang. Menurut kualitas pelayanannya pasar dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar modern. Menurut sifat pendistribusiannya pasar dapat digolongkan menjadi dua yaitu pasar eceran dan grosir. Pasar tradional yang pada umumnya dimiliki oleh pemerintah, terjadi interaksi langsung antara penjual dan pembeli dengan proses tawar menawar.

Kegiatan pasar juga merupakan kegiatan dari bagian perekonomian yang dapat diukur dengan meraknya pembangunan perdagangan. Keberadaan pasar ini merupakan indikator ekonomi yang paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat pada suatu daerah. Selain itu jika dilihat dari sisi kepentingan ekonomi apabila semakin meningkatnya jumlah pasar perdagangan baik yang tradisional maupun yang modern akan mondorong terciptanya peluang kerja bagi banyak orang. Kegiatan pasar juga dapat ikut serta dalam mengentaskan masalah pengangguran dan kemiskinan.

Perkembangan perekonomian kota sangat ditentukan oleh lajunya arus sistem perdagangan di kota itu sendiri. Salah satu sarana perdagangan


(67)

yang sampai saat ini tetap eksis di lingkungan perdesaan maupun perkotaan adalah pasar tradisional. Sifat khas pasar tradisional memiliki fungsi penting yang keberadaannya tidak pernah bisa tergantikan oleh pasar modern. Namun pasar tradisional juga memiliki kelemahan yang telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit diubah, mulai dari faktor desain, tata ruang, tata letak, dan tampilan yang tidak sebaik pusat perbelanjaan modern, alokasi waktu operasional yang relatif terbatas, kurangnya teknologi yang digunakan, kualitas barang yang kurang baik, kurangnya promosi penjualan, rendahnya tingkat keamanan, kesemerawutan parkir, hingga berbagai isu yang merusak citra pasar tradisional seperti maraknya informasi produk barang yang menggunakan zat kimia berbahaya, praktek penjualan daging oplosan, serta kecurangan-kecurangan lain dalam aktivitas penjualan dan perdagangan. Kompleksitas kelemahan pasar tradisional tersebut menyebabkan konsumen beralih dari pasar tradisional ke pusat perbelanjaan modern.

Pasar tradisional memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh pusat perbelanjaan modern yaitu adanya sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual dan pembeli. Di pasar tradisional terdapat suatu komunikasi yang tidak akan ditemui di pusat perbelanjaan modern. Sistem tawar menawar dalam transaksi jual beli di pasar tradisional membuat suatu hubungan tersendiri antar penjual dan pembeli. Berbeda dengan pusat perbelanjaan modern, dimana harga


(68)

barang sudah ditetapkan dan tidak ada komunikasi antara penjual dan pembeli.

Program relokasi ini diarahkan untuk menerapkan dan mengadopsi manajemen pusat perbelanjaan modern, terutama berkaitan dengan penanganan kebersihan. Program relokasi ini diharapkan mampu mengatasi kelemahan utama pasar tradisional yang identik dengan masalah kotor, becek, dan bau sehingga berdampak pada meningkatnya jumlah pengunjung pasar. Dengan bertambahnya jumlah pengunjung, maka diharapkan dapat meningkatkan pendapatan pedagang.

Agar pasar tradisional tidak terkesan kumuh, maka Pemerintah Kota Medan mengambil sebuah kebijakan untuk menata pasar tradisional menjadi pasar semi modern. Tahun 2015, Pemerintah Kota Medan telah berhasil menata pedagang Pasar Sentral yang di relokasi ke Pasar Induk kecamatan Medan Tuntungan. Pasar Induk merupakan pasar tradisional, di bangun di atas tanah seluas 12 hektare, terdapat 1.150 kios, tetapi pada pendataan yang dilakukan pada tahun 2012 terdapat 1.975 pedagang, artinya ada 800 pedagang yang tidak tertampung di Pasar Induk, namun para pedagang yang tidak mendapatkan kios kemudian membangun fisiknya secara swadaya. Di Pasar Induk ini dapat menampung hampir 3.000 pedagang ( Sumatera Bisnis, 19 Juni 2015).

Pemindahan pasar sentral ke pasar induk membuat para pedagang mengeluh dikarenakan besarnya harga beli dan harga sewa kios serta menurunnya keuntungan penjualan pedagang (Sumatera Bisnis, 28 April


(69)

2015). Omset pedagang juga terus mengalami penurunan karena jumlah pengunjung yang datang semakin berkurang, dikarenakan lokasi Pasar Induk yang sangat jauh sehingga biaya pengeluaran untuk transportasi cukup besar. Sebelum relokasi ke Pasar Induk pedagang mampu menjual barang dagangannya sebanyak 7 ton, namun setelah reloaksi ke Pasar Induk jumlah barang dagangan yang terjual merosot tajam dengan barang dagangan yang dibawa sebanyak 4 ton hanya 2 ton saja yang dapat terjual (Medan Bisnis, 25 April 2015).

Relokasi Pasar Induk merupakan upaya untuk memberikan kesan bahwa meskipun bersifat tradisional, namun dirancang sebagai pasar semi modern, agar tetap bersih, rapi, tidak kumuh, tertib, nyaman serta dikatagorikan menurut jenis barang dagangannya. Kebijakan Pemerintah Kota Medan untuk merelokasi pasar Induk, diharapkan akan berdampak pada tingkat pendapatan pedagang Pasar Induk.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “ Dampak Relokasi Pasar Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Sentral Sebelum Dan Sesudah Relokasi Ke Pasar Induk Di Kota Medan ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bagian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah dampak pendapatan pedagang Pasar Sentral sebelum dan sesudah program relokasi pasar berbeda secara signifikan?


(70)

2. Bagaimana tanggapan pedagang terhadap relokasi Pasar Induk?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang ada pada rumusan masalah diatas :

1. Untuk mengetahui apakah dampak pendapatan pedagang Pasar Sentral sebelum dan sesudah relokasi berbeda secara signifikan. 2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan pedagang terhadap

relokasi Pasar Induk Lau Cih di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diyakini bermanfaat luas terutama bagi :

1. Sebagai masukan bagi pemerintah daerah setempat dalam

pengambilan kebijakan, dalam hal ini pemerintah Kota Medan dalam membuat berbagai kebijakan berkaitan dengan pengembangan pasar tradisional.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat serta menjadi referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang relokasi pasar.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang relokasi pasar di Kota Medan


(71)

ABSTRAK

DAMPAK RELOKASI PASAR TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG PASAR SENTRAL SEBELUM DAN SESUDAH RELOKASI KE

PASAR INDUK DI KOTA MEDAN

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan relokasi pasar yang dilakukan pemerintah dari pasar sentral ke pasar induk Lau Cih Kota Medan yang memberikan banyak pro dan kontra terutama bagi para pedagang yang di relokasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada dampak pendapatan yang signifikan dari relokasi pasar sentral ke pasar induk Lau Cih Kota Medan. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling dan penentuan jumlah responden menggunakan rumus Roscoe dan Sugiono. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuisioner. Teknik analisis data menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dampak pendapatan yang signifikan sebelum dan sesudah relokasi ke pasar Induk Lau Cih Kota Medan dalam hal ini penurunan pendapatan. Hal ini dikarenakan mahalnya harga sewa lokasi berdagang dan tidak adanya pinjaman bagi para pedagang yang semakin memberatkan para pedagang.


(72)

ABSTRACT

IMPACT ON RELOCATION MARKET OF CENTRAL MARKET TRADERS INCOME BEFORE AND AFTER THE RELOCATION TO INDUK MARKET

IN MEDAN

This research was motivated by problems of market relocation by the government from the central market to induk market Lau Cih Medan which provides many pros and cons, especially for traders who relocated. The purpose of this study was to determine whether there is a significant revenue impact of the relocation of the central market central market to Lau Cih Medan. The research method using descriptive quantitative research using purposive sampling techniques and determination of the number of respondents using the formula Roscoe and Sugiono. Methods of data collection is done by interviews and questionnaires. Data were analyzed using paired t test. The results showed that there were significant revenue impact before and after relocating to market the Master Lau Cih Medan in this drop in revenue. This is because the high price of the rental location and the absence of loan trading for traders increasingly burden some traders.


(73)

SKRIPSI

DAMPAK RELOKASI PASAR TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG

PASAR SENTRAL SEBELUM DAN SESUDAH RELOKASI KE PASAR INDUK

DI KOTA MEDAN

OLEH

ARYO AFIEF PALEGO

120501073

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN S1 EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(74)

ABSTRAK

DAMPAK RELOKASI PASAR TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG PASAR SENTRAL SEBELUM DAN SESUDAH RELOKASI KE

PASAR INDUK DI KOTA MEDAN

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan relokasi pasar yang dilakukan pemerintah dari pasar sentral ke pasar induk Lau Cih Kota Medan yang memberikan banyak pro dan kontra terutama bagi para pedagang yang di relokasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada dampak pendapatan yang signifikan dari relokasi pasar sentral ke pasar induk Lau Cih Kota Medan. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling dan penentuan jumlah responden menggunakan rumus Roscoe dan Sugiono. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuisioner. Teknik analisis data menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dampak pendapatan yang signifikan sebelum dan sesudah relokasi ke pasar Induk Lau Cih Kota Medan dalam hal ini penurunan pendapatan. Hal ini dikarenakan mahalnya harga sewa lokasi berdagang dan tidak adanya pinjaman bagi para pedagang yang semakin memberatkan para pedagang.


(75)

ABSTRACT

IMPACT ON RELOCATION MARKET OF CENTRAL MARKET TRADERS INCOME BEFORE AND AFTER THE RELOCATION TO INDUK MARKET

IN MEDAN

This research was motivated by problems of market relocation by the government from the central market to induk market Lau Cih Medan which provides many pros and cons, especially for traders who relocated. The purpose of this study was to determine whether there is a significant revenue impact of the relocation of the central market central market to Lau Cih Medan. The research method using descriptive quantitative research using purposive sampling techniques and determination of the number of respondents using the formula Roscoe and Sugiono. Methods of data collection is done by interviews and questionnaires. Data were analyzed using paired t test. The results showed that there were significant revenue impact before and after relocating to market the Master Lau Cih Medan in this drop in revenue. This is because the high price of the rental location and the absence of loan trading for traders increasingly burden some traders.


(76)

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Pasar... 6

2.2 Pedagang ... 8

2.3 Pendapatan ... 9

2.4 Relokasi Pasar Tradisional ... 10

2.5 Penelitian Terdahulu ... 11

2.6 Kerangka Konseptual ... 14

2.7 Hipotesis Penelitian ... 14

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 16

3.1 Jenis Penelitian……… ... 16

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 16

3.3 Lokasi danWaktu Penelitian... 16

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 17

3.4.1 Populasi ... 17

3.4.2 Sampel ... 17

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 18

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 20

3.7 Definisi Variabel Penelitian dan Batasan Operasional ... 20

3.8 Instrumen Penelitian ... 21

3.8.1 Validitas ... 21

3.8.2 Realibilitas ... 22

3.9 Teknik Analisis Data ... 24


(77)

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Gambaran Umum ... 26

4.1.1 Kota Medan ... 26

4.1.2 Pasar Induk Lau Cih Kota Medan ... 27

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 28

4.2.1 Analisis Deskriptif Data ... 28

4.2.1.1 Umur Pedagang ... 28

4.2.1.2 Pendidikan Terakhir Pedagang... 30

4.2.1.3 Jenis Kelamin Pedagang... 31

4.2.1.4 Sumber Modal Awal ... 32

4.2.1.5 Sumber Modal UsahaTambahan (Pinjaman) ... 33

4.2.1.6 Kecukupan Modal ... 33

4.2.1.7 Durasi Berdagang Dalam Sehari ... 35

4.2.1.8 Waktu Mulai Jam Berdagang ... 35

4.2.1.9 Jumlah Hari Berjualan ... 35

4.2.1.10Waktu Aktif Berjualan ... 37

4.2.1.11Lokasi Pasar ... 37

4.2.1.12Kondisi Keamanan Pasar ... 40

4.2.1.13Kondisi Fasilitas Pasar ... 41

4.2.1.14Gambaran Letak Pasar Bagi Pembeli ... 41

4.2.1.15Akses Transportasi ... 43

4.2.1.16Gambaran Pedagang Memperoleh Keuntungan ... 44

4.2.1.17Kondisi Pendapatan Pedagang ... 45

4.2.1.18Gambaran Pedagang Memperoleh Pendapatan ... 47

4.2.2 Teknik Analisis Data ... 48

4.2.2.1 Uji Paired Sample t Test ... 48

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN I ... 55

LAMPIRAN II ... 59

LAMPIRAN III ... 61


(78)

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

Tabel 3.1 Uji Validitas Instrumen ... 22

Tabel 3.2 Uji Realibilitas Instrumen ... 23

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Medan ... 27

Tabel 4.2 Umur Pedagang ... 29

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Pedagang ... 30

Tabel 4.4 Jenis Kelamin Pedagang ... 31

Tabel 4.5 Sumber Modal Usaha Tambahan (Pinjaman) ... 33

Tabel 4.6 Kecukupan Modal ... 34

Tabel 4.7 Durasi Berdagang Dalam Sehari... 35

Tabel 4.8 Lokasi Pasar ... 37

Tabel 4.9 Kondisi Keamanan Pasar ... 39

Tabel 4.10 Kondisi Fasilitas Pasar ... 40

Tabel 4.11 Gambaran Letak Pasar Bagi Pembeli ... 42

Tabel 4.12 Akses Transportasi ... 43

Tabel 4.13 Gambaran Pedagang Memperoleh Keuntungan ... 44

Tabel 4.14 Kondisi Pendapatan Pedagang ... 46

Tabel 4.15 Gambaran Pedagang Memperoleh Keuntungan ... 47

Tabel 4.16 Uji Korelasi Sebelum dan Sesudah Relokasi ... 48


(1)

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Gambaran Umum ... 26

4.1.1 Kota Medan ... 26

4.1.2 Pasar Induk Lau Cih Kota Medan ... 27

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 28

4.2.1 Analisis Deskriptif Data ... 28

4.2.1.1 Umur Pedagang ... 28

4.2.1.2 Pendidikan Terakhir Pedagang... 30

4.2.1.3 Jenis Kelamin Pedagang... 31

4.2.1.4 Sumber Modal Awal ... 32

4.2.1.5 Sumber Modal UsahaTambahan (Pinjaman) ... 33

4.2.1.6 Kecukupan Modal ... 33

4.2.1.7 Durasi Berdagang Dalam Sehari ... 35

4.2.1.8 Waktu Mulai Jam Berdagang ... 35

4.2.1.9 Jumlah Hari Berjualan ... 35

4.2.1.10Waktu Aktif Berjualan ... 37

4.2.1.11Lokasi Pasar ... 37

4.2.1.12Kondisi Keamanan Pasar ... 40

4.2.1.13Kondisi Fasilitas Pasar ... 41

4.2.1.14Gambaran Letak Pasar Bagi Pembeli ... 41

4.2.1.15Akses Transportasi ... 43

4.2.1.16Gambaran Pedagang Memperoleh Keuntungan ... 44

4.2.1.17Kondisi Pendapatan Pedagang ... 45

4.2.1.18Gambaran Pedagang Memperoleh Pendapatan ... 47

4.2.2 Teknik Analisis Data ... 48

4.2.2.1 Uji Paired Sample t Test ... 48

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN I ... 55

LAMPIRAN II ... 59

LAMPIRAN III ... 61


(2)

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

Tabel 3.1 Uji Validitas Instrumen ... 22

Tabel 3.2 Uji Realibilitas Instrumen ... 23

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Medan ... 27

Tabel 4.2 Umur Pedagang ... 29

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Pedagang ... 30

Tabel 4.4 Jenis Kelamin Pedagang ... 31

Tabel 4.5 Sumber Modal Usaha Tambahan (Pinjaman) ... 33

Tabel 4.6 Kecukupan Modal ... 34

Tabel 4.7 Durasi Berdagang Dalam Sehari... 35

Tabel 4.8 Lokasi Pasar ... 37

Tabel 4.9 Kondisi Keamanan Pasar ... 39

Tabel 4.10 Kondisi Fasilitas Pasar ... 40

Tabel 4.11 Gambaran Letak Pasar Bagi Pembeli ... 42

Tabel 4.12 Akses Transportasi ... 43

Tabel 4.13 Gambaran Pedagang Memperoleh Keuntungan ... 44

Tabel 4.14 Kondisi Pendapatan Pedagang ... 46

Tabel 4.15 Gambaran Pedagang Memperoleh Keuntungan ... 47

Tabel 4.16 Uji Korelasi Sebelum dan Sesudah Relokasi ... 48


(3)

DAFTAR GAMBAR

NOMOR JUDUL HALAMAN

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 14

Gambar 4.1 Umur Pedagang ... 29

Gambar 4.2 Pendidikan Terakhir Pedagang ... 30

Gambar 4.3 Jenis Kelamin Pedagang ... 32

Gambar 4.4 Kecukupan Modal ... 34

Gambar 4.5 Jumlah Hari Berjualan ... 36

Gambar 4.6 Lokasi Pasar ... 38

Gambar 4.7 Kondisi Keamanan Pasar ... 39

Gambar 4.8 Kondisi Fasilitas Pasar ... 41

Gambar 4.9 Gambaran Letak Pasar Bagi Pembeli ... 42

Gambar 4.10 Akses Transportasi ... 43

Gambar 4.11 Gambaran Pedagang Memperoleh Keuntungan ... 45

Gambar 4.12 Kondisi Pendapatan Pedagang ... 46


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana dari Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah: “Dampak Relokasi Pasar Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Sentral Sebelum Dan Sesudah Relokasi Ke Pasar Induk Di Kota Medan”.

Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk orang tua tercinta Ayah Sutriyanto dan Ibu Sri Wulan dan kedua adik saya Bargowo Munsyi Wahyu dan Kausal Wisa Nurhadi yang selama pengerjaan penelitian ini selalu memberikan doa, nasihat serta bimbingannya. Terima kasih atas doa dan dukungan yang selama ini menyertai saya.

Penulis menyadari terdapat keterbatasan pengetahuan dalam

menyelesaikan skripsi ini, sehingga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan


(5)

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, SE, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak

M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra Raina Linda Sari, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan masukan dan saran yang baik mulai dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Dosen Penguji I yang

telah memberikan petunjuk, saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Inggrita Gusti Sari NST, SE, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan petunjuk,saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

8. Seluruh Staff Kantor Walikota Medan, dan PD Pasar Kota Medan yang

telah memberikan data yang terkait dengan penelitian skripsi ini.

9. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman khususnya Sri

Rahayu, SE yang telah banyak memberikan masukan dan dorongan selama pengerjaan skripsi ini.


(6)

10.Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman angkatan 2012 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan memberikan kritik dan sarannya selama pengerjaan skripsi ini.

11.Beserta seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bentuk bantuan yang diberikan kepada saya.

Semoga Allah SWT membalas budi dan pengorbanan yang diberikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya rekan-rekan mahasiswa/i Ekonomi Pembangunan.

Medan, Mei 2016 Peneliti,

Aryo Afief Palego NIM: 120501073