1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat merupakan hal pokok yang harus dipenuhi, baik demi mencari informasi maupun sebagai penyebaran informasi.
Pencarian informasi tidak hanya berupa sebuah pemenuhan akan berita, pendidikan, hiburan dan lain-lain. Seiring dengan berbagai macam
kebutuhan masyarakat membuat perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangat pesat. Dunia televisi di Indonesia telah
mempengaruhi dan bahkan menciptakan persepsi dan sikap pemirsa. Televisi adalah salah satu media komunikasi massa yang
menyajikan berbagai tayangan baik informasi maupun hiburan dalam memenuhi kebutuhan pemirsanya yang beraneka ragam. Jika seseorang
memiliki suatu kebutuhan, otomatis muncul suatu motif yang mendorong dia untuk melakukan sesuatu demi memenuhi kebutuhan tersebut.
Kemampuan televisi dalam menarik perhatian khalayak telah menjadi panutan baru news religious bagi kehidupan manusia Kuswandi, 1996 :
22-23. Kedatangan media televisi di Indonesia pertama kali dipelopori
oleh TVRI Televisi republikc Indonesia pada tahun 1962 sebagai satu- satunya stasiun televisi milik pemerintah di negeri ini. Namun seiring
dengan perkembangan dunia pertelevisian sejak tahun 1990-an banyak bermunculan stasiun televisi swasta baru. Keadaan ini terjadi sebab
2 pemerintah memberikan deregulasi dalam bidang pertelevisian atau
swastanisasi pertelevisian di Indonesia yang salah satunya ditandai dengan berdirinya stasiun televisi swasta yang pertama yaitu RCTI, Kemudian
disusul beberapa televisi swasta nasonal lain seperti Surya Citra Televisi SCTV, Indosiar, Televisi Pendidikan Indonesia TPI, AnTv, Trans7.
Kemudian beberapa waktu terakhir, tepatnya pasca Reformasi sebagai tanda dibukannya kebebasan pers, layaknya jamur di musim hujan, di
Indonesia bermunculan stasiun-stasiun televisi baru seperti Transformasi Televisi TransTV, Lativi, Global TV, dan seterusnya.
Persaingan antar televisi swasta yang ada adalah persaingan pola acara yang disesuaikan dengan minat dan fenomena yang ada. Dan kalau
melihat kondisi masyarakat yang masih terpola dengan budaya hiburan menonton maka para pengelola televisi berlomba-lomba menyajikan
“produk hiburan“ sebaik-baiknya dan sepuas-puasnya untuk dinikmati pemirsa.
Stasiun – stasiun televisi di Indonesia menyajikan berbagai macam program untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya yang beraneka ragam.
Perkembangan televisi kearah menjamurnya sinetron sekarang ini, menunjukkan bahwa masyarakat gemar menyaksikan acara tersebut.
Seiring dengan berkembangnya sinetron Indonesia, berkembanglah televisi yang dapat dibuktikan dengan banyak bermunculnya stasiun televisi
swasta yang bersaing dengan banyak bermunculnya stasiun televisi swasta yang bersaing dalam menyajikan program acara yang dinikmati para
3 penonton. Ada benarnya, bila era 1990 – 2000an, disebut “era televisi”
karena pada era ini muncul beberapa stasiun televisi swasta baru. Lahirnya stasiun televisi swasta TRANS7 berawal dari kerjasama
strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia KKG pada tanggal 4 Agustus 2006, TRANS7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta
yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian yang aktif. TRANS7 yang
semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809BH.09.05III2000.
Pada 22 Maret 2000, keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh.
Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan KKG, TV7 melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai TRANS7 dan menetapkan
tanggal tersebut sebagai hari lahirnya TRANS7. Di bawah naungan PT Trans Corpora yang merupakan bagian dari manajemen Para Group,
TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju, dengan program- program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan
inovatif. http:www.trans7.co.idfrontendaboutusviewcompany15, diakses
tanggal 15 Desember 2010, pukul 16.30 WIB Stasiun televisi TRANS7 merupakan salah satu anak perusahaan
dari PT. Televisi Transformasi Indonesia. TRANS7 mempunyai beberapa acara unggulan yang salah satunya adalah Opera Van Java. OVJ Opera
4 Van Java adalah suatu komedi situasi yang acaranya dikonsep dengan
model wayang orang dengan dipandu oleh satu dalang beserta sinden dan satu grup gamelan yang mengiringinya.
Dalam Opera Van Java, Parto berperan sebagai seorang dalang
yang mempunyai wewenang untuk mengatur alur cerita di setiap adegan. Sedangkan para pemain yang bertindak sebagai wayang, harus menuruti
semua perintah yang diucapkan oleh dalang, oleh karena itu, para pemain dituntut untuk melakukan improvisasi adegan dan dialog dengan cepat.
Selain itu, keunikan program ini adalah alur ceritanya yang hanya diketahui oleh sang dalang, sehingga reaksi dan aksi spontan para pemain
Opera Van
Java ini
akan mengalir
dengan sendirinya.
Yang lucu dan menarik dari program ini adalah para wayang dapat protes
jika merasa gak sreg dengan perintah petunjuk dalang. Parto Patrio yang
memerankan tokoh dalang memang suka ngasih perintah yang aneh-aneh, misalnya nangis sampai berguling-guling atau marah sambil melotot ke
kanan dan kiri yang memang harus diikiuti oleh wayang. Selama pertunjukan wayang manusia ini berlangsung, Parto akan ditemani oleh
Rina ‘Sinden Centil’ dan Dewi Gita yang akan memberikan komentar
terhadap para pemain serta menyanyikan beberapa buah lagu dengan gaya
khas seorang sinden, sedangkan Sule, Andre, Aziz ‘Gagap’ dan Nunung
akan hadir di setiap episode OVJ sebagai pemain wayang tetap. Selanjutnya dari paparan diatas juga memberikan fenomena yang
ada pada kalangan karang taruna adalah setiap ada pertemuan karang
5 taruna RW 06 selalu ada kata-kata jangan lupa sambil menonton Opera
Van Java, kata-kata menonton dalam komedi situasi ini sering diucapkan. Banyak yang menggemari acara Opera Van Java yang dikarenakan
kemasan acara komedi situasi ini yang berbeda dengan komedi situasi lainnya. Dalam tayangan Opera Van Java ini, terdapat kata-kata yang
diciptakan oleh para pemain dan sebenarnya bukan merupakan bagian dari dialog pada naskah. Kata-kata khusus tersebut antara lain “Prikitiw..“,
“Bercanda itu..“, “Ya’ee..“, “Mas Boy..“, “Benang Merah..“, “Uyyhee..“, “Pak Bambang..“. Kata-kata ini disampaikan secara spontan oleh pemain
dan secara tidak langsung audiens telah diberi suatu kesan khusus akan tayangan Opera Van Java ini. Sering kali para pemain mengucapkan kata
ini. Dalam satu scene pemain bisa mengucapkan lebih dari satu kali. Dari seringnya para pemain Opera Van Java ini mengucapkan kata-kata
tersebut, secara tidak sadar audiens terpengaruh sedikit demi sedikit untuk mempraktekkan kata tersebut dalam bahasa kesehariannya.
Dengan adanya fenomena tersebut maka, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai
MOTIF REMAJA
DALAM MENONTON TAYANGAN OPERA VAN JAVA DI TRANS 7.
6
B. Rumusan Masalah