Lapis Permukaan Lapis Pondasi Batas-Batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan

II.3.13. Lapis Permukaan

Gambar 2.4. Grafik untuk memperkirakan koefisien kekuatan relatif lapis permukaan beton aspal bergradasi rapat a 1 Gambar 2.4 memperkirakan koefisien kekuatan relatif lapis permukaan menggunakan aspal beton bergradasi rapat berdasarkan modulus elastisitas E AC pada suhu 68° F metode AASHTO 4123. Pedoman ini menyarankan agar berhati–hati untuk nilai modulus diatas 450.000 psi. Meskipun modulus beton aspal yang lebih tinggi, lebih kaku dan lebih tahan, akan tetapi lebih rentan terhadap retak fatigue. Tabel 2.13. Tebal Minimum Lapis Permukaan ITP Tebal Bahan Minimum cm 3.00 5 Lapis pelindung : BurasBurtuBurda 3.00-6.70 5 LapenAspal Macadam, HRA,Lasbutag, Laston 6.71-7.49 7.5 LapenAspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston 7.50-9.99 7.5 Lasbutag , Laston ≥10 10 Laston Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga, 2002 Universitas Sumatera Utara 2.12 rsamaan ........pe 977 , log 249 , 10 2 − = BS E a

II.3.14. Lapis Pondasi

Koefisien kekuatan relatif, a 2 dapat diperkirakan dengan menggunakan gambar 2.5 atau dihitung dengan menggunakan hubungan berikut : Gambar 2.5. Variasi Koefisien Relatif Lapis Pondasi Granular a 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.14. Tebal Minimum Lapis Pondasi ITP Tebal Bahan Minimum cm 3.00 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur 3.00-7.49 20 10 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur Laston Atas 7.50-9.99 20 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur Pondasi macadam Laston Atas 10-12.14 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur Pondasi macadam, Lapen, Laston atas ≥12.25 25 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur Pondasi macadam, Lapen, Laston atas Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga, 2002 Universitas Sumatera Utara 2.13 aan ....persam 839 , log 227 , 10 3 − = SB E a

II.3.15. Lapis Pondasi Bawah

Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm. Koefisien kekuatan relatif, a 3 dapat diperkirakan dengan menggunakan gambar 2.6 atau dihitung dengan mengunakan hubungan berikut : Gambar 2.6. Variasi Koefisien Relatif Lapis Pondasi bawah Granular a 3 Universitas Sumatera Utara II.3.15.1.Lapis Pondasi Bersemen Gambar 2.7 memperlihatkan grafik yang digunakan memperkirakan koefisien kekuatan relatif, a 2 untuk lapis pondasi bersemen. Gambar 2.7. Variasi Koefisien Relatif Lapis Pondasi Bersemen a 2 Universitas Sumatera Utara

II.3.15.2. Lapis Pondasi Beraspal

Gambar II.8 memperlihatkan grafik yang digunakan memperkirakan koefisien kekuatan relatif, a 2 untuk lapis pondasi beraspal. Gambar 2.8. Variasi Koefisien Relatif Lapis Pondasi Beraspal a 2 Universitas Sumatera Utara

II.3.16. Batas-Batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan

Pada saat menentukan tebal lapis perkerasan, perlu dipertimbangkan keefektifannya dari segi biaya, pelaksanaan konstruksi, dan batasan pemeliharaan untuk menghindari kemungkinan dihasilkannya perencanaan yang tidak praktis. Dari segi keefektifan biaya, jika perbandingan antara biaya untuk lapisan pertama dan lapisan kedua lebih kecil dari pada perbandingan tersebut dikalikan dengan koefisien drainase, maka perencanaan yang secara ekonomis optimum adalah apabila digunakan tebal lapis pondasi minimum. Tabel 2.15. memperlihatkan nilai tebal minimum untuk lapis permukaan berbeton aspal dan lapis pondasi agregat. Tabel 2.15. Tebal minimum lapis permukaan berbeton aspal dan lapis pondasi agregat inci Lalu Lintas ESAL Beton Aspal LAPEN LABUSTAG Lapis Pondasi Agregat 50.000 inci cm inci cm inci cm inci cm 50.001-150.000 1,0 2,5 2 5 2 5 4 10 150.001-500.000 2,.0 5,0 - - - - 4 10 500.001-2.000.000 2,5 6,25 - - - - 4 10 2.000.000 3,0 7,5 - - - - 6 15 2.000.001-7.000.000 3,5 8,75 - - - - 6 15 7.000.000 4,0 10,0 - - - - 6 15 atau perawatan permukaan Sumber : Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur,Dep.PU Pt T-01-2002-B Universitas Sumatera Utara

II.4. Kategori Kenderaan

Survey volume lalu-lintas yang dipakai acuan dewasa ini oleh Direktorat Jenderal Bina Marga mengkategorikan 11 kendaraan termasuk kendaraan tidak bermotor non motorised. Sebelumnya, survai pencacahan lalu lintas dengan cara manual perhitungan lalu-lintas tersebut mengkategorikan menjadi 8 kelas Ditjen Bina Marga Pd-T-19-2004. Tabel 2.16 membedakan beberapa kategori kendaraan tersebut. Untuk perencanaan perkerasan jalan digunakan 11 klasifikasi kendaraan. Untuk perencanaan geometrik, digunakan hanya 5 kelas kendaraan MKJI, 1997. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN KAKU JALAN RAYA.

1 10 21

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN AKIBAT BEBAN KENDARAAN BERLEBIH TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN.

1 13 19

PENGARUH BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN.

0 6 17

ANALISA PENGARUH BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN Analisa Pengaruh Beban Berlebih (Overload) Terhadap Umur Rencana Perkerasan Jalan Menggunakan Nottingham Design Method (Studi Kasus : Ruas Jalan Pantura).

0 1 20

PENDAHULUAN Analisa Pengaruh Beban Berlebih (Overload) Terhadap Umur Rencana Perkerasan Jalan Menggunakan Nottingham Design Method (Studi Kasus : Ruas Jalan Pantura).

1 11 8

ANALISA PENGARUH BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN Analisa Pengaruh Beban Berlebih (Overload) Terhadap Umur Rencana Perkerasan Jalan Menggunakan Nottingham Design Method (Studi Kasus : Ruas Jalan Pantura).

0 0 16

ANALISIS BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAPUMUR PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN Analisis Beban Berlebih (Overload) Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Ruas Jalan Tol Semarang).

0 1 18

ANALISIS BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAPUMUR PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN Analisis Beban Berlebih (Overload) Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Ruas Jalan Tol Semarang).

0 0 16

Pengaruh Beban Berlebih Truk Batubara Terhadap Umur Sisa dan Umur Rencana Perkerasan Lentur.

5 18 28

Pengaruh Beban Berlebih Truk Batubara Terhadap Umur Sisa dan Umur Rencana Perkerasan Lentur.

0 3 28