Subyek Perilaku Pemilih Pemula Pada Pemilu Presiden 2004 (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fisip Usu Angkatan 2003)
komitmennya yang tinggi terhadap nilai-nilai Islam. Dengan mendasarkan dirinya pada nilai-
nilai Islam sebagai agama yang dianut oleh subyek 4, pasangan presiden dan wakil presiden
Megawati dan Hasyim Muzadi akan dapat memimpin Indonesia dengan mendasarkan pada
nilai-nilai yang benar, tegas, dan memiliki arah yang jelas. Bagi subyek 4, agama Islam adalah
pedoman dalam menjalankan segala aspek kehi- dupan di dunia yang paling tepat. Oleh karena
itu, pasangan presiden dan wakil presiden Mega- wati dan Hasyim Muzadi yang mendasarkan diri-
nya secara kuat pada nilai-nilai Islam dianggap- nya sebagai pasangan presiden dan wakil
presiden yang layak mendapatkan kepercayaan untuk dipilihnya. Model perilaku memilih subyek
4 termasuk dalam pendekatan sosiologis yang lebih menempatkan kegiatan memilih pada
konteks sosial. Melalui pendekatan ini, tingkah laku politik subyek 4 akan dipengaruhi identifi-
kasi diri terhadap kelompok, termasuk norma yang dianut kelompok tersebut Swantoro, dalam
www.suaramerdeka.com. 2004.
Selain itu, subyek 4 mengakui bahwa dirinya dan keluarganya adalah partisipan NU,
sebagai “partai” Hasyim Muzadi yang setia. Sela- in dirinya dan keluarganya, sebagian besar mas-
yarakat di lingkungan tempat tinggalnya juga partisipan NU. NU dianggapnya sebagai organi-
sasi yang memiliki budaya yang paling sesuai de- ngan budaya bangsa Indonesia. Misalnya, subyek
4 mencontohkan budaya tahlilan pada saat ada keluarga yang meninggal. NU menganggap bah-
wa tahlilan merupakan sarana silaturrahmi antar sesama umat Islam. Hal ini akan sangat mem-
bantu membesarkan hati keluarga yang sedang tertimpa musibah. Sebaliknya, sepengetahuan
subyek 4, budaya tahlilan pada organisasi Islam lainnya Muhammadiyah melalui PAN adalah
dilarang. Oleh karena itu, pilihannya terhadap pasangan presiden dan wakil presiden Megawati
dan Hasyim Muzadi dianggapnya akan mengako- modir seluruh permasalahan bangsa dengan tetap
mempertimbangkan aspek budayanya. 5. Subyek 5.
Subyek 5 menyatakan alasannya memilih pasangan presiden dan wakil presiden Susilo
Bambang Yudhoyono SBY dan Jusuf Kalla JK disebabkan ia sangat menyukai secara fisik
tokoh tersebut. Tokoh tersebut dalam penampilan fisiknya dinilai oleh subyek 5 adalah figur yang
berwibawa, cerdas, arif, bijaksana, dan pintar. Model perilaku memilih subyek 5 termasuk
dalam pendekatan struktural, kita dapat melihat kegiatan subyek 5 ketika memilih partai sebagai
produk dari konteks struktur yang luas, seperti struktur sosial masyarakat, sistem kepartaian,
sistem pemilu, dan program yang ditonjolkan presiden peserta pemilu Swantoro, dalam
www.suaramerdeka.com. 2004.
Selain itu, penilaian subyek 5 terhadap figur SBY selaku ketua partai Demokrat memili-
ki ketegasan dalam mengambil keputusan. Hal ini disadari betul oleh subyek 5 yang memahami
figur SBY yang berasal dari ABRI. Dalam pandangan subyek 5, situasi krisis multidimen-
sional sekarang ini adalah lebih disebabkan kepa- da proses reformasi yang kebablasan. Untuk
memperbaikinya, subyek 5 berpendapat diperlu- kannya seorang figur pemimpin bangsa yang
tegas. Hal ini, dilihatnya dimiliki oleh SBY. Oleh karena itu, ia yakin SBY adalah pahlawan yang
akan mampu menyelesaikan seluruh permasala- han berat yang dialami oleh bangsa Indonesia.
Selain itu, SBY dalam pandangannya adalah sosok yang bersih dari KKN, bahkan pada
masa pemerintahan Megawati sekarang ini SBY adalah sosok yang didzalimi oleh pemerintahan
Megawati.
6. Subyek 6.
Subyek 6 memilih pasangan presiden dan wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono
SBY dan Jusuf Kalla JK lebih didasarkan ke- pada kepemimpinannya. Subyek 6 menilai bahwa
mereka tergolong dalam orang-orang dari kaum intelektual dan pintar. Ia yakin bahwa Indonesia
akan dapat terlepas dari krisis multidimensi apa- bila dipimpin oleh orang-orang pandai dan memi-
liki ilmu pengetahuan. Model perilaku memilih subyek 6 termasuk dalam pendekatan psikologi
sosial menjelaskan bahwa tingkah laku subyek 6 akan sangat dipengaruhi oleh interaksi antara fak-
tor internal dan eksternal individu dalam bermas- yarakat, yaitu sistem kepercayaan, agama, dan
pengalaman hidup seseorang. Dalam pendekatan ini dipercaya bahwa tingkah laku individu akan
membentuk norma kepercayaan individu tersebut Swantoro, dalam www.suaramerdeka.com.
2004.
Selain keyakinannya itu, subyek 6 meng- akui bahwa diskusi dan pendapat yang diperoleh-
nya dengan keluarganya terutama ayahnya adal- ah sesuai dengan keyakinannya selama ini yang
beranjak pada realita. Justru, subyek 6 merasa ya-
5
kin pasangan presiden dan wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY dan Jusuf Kalla
JK dianggapnya masih bersih dan telah banyak belajar dari pengalaman pemimpin-pemimpin
terdahulu. Subyek 6 berpendapat biarlah pasangan presiden dan wakil presiden Susilo