2.4.1. Fungsi Pin Mikrokontroler AT89S51
Konfigurasi pin mikrokontroler AT89S51 dapat dilihat pada gambar berikut.
PI. 0 PI. 1
PI. 2 PI. 3
PI. 4 PI. 5
PI. 6 PI. 7
PST P3. 0
P3. 1 P3. 2
P3. 3 P3. 4
P3. 5 P3. 6
XTAL 1 VCC
PO. 0 PO. 1
PO. 2 PO. 3
PO. 4 PO. 5
PO. 6 PO. 7
EA ALE
PSEN P2. 7
P2. 6 P2. 5
P2. 4
P2. 1 P2. 0
P3. 7 XTAL 2
P2. 3 P2. 2
GND
A T
8 9
S 5
1
Gambar 2.7. Konfigurasi mikrokontroler AT89S51 masing pin adalah sebagai berikut :
40
tuk sumber tegangan 5 volt
GND
yai rangkaian uk masukan data pada saat proses pengisian
Fungsi masing-
Vcc pin
Sebagai masukan un
pin 20
Ground
Port 0 pin 32-39
Port 0 merupakan IO dua arah bidirectional IO 8 bit. Port 0 juga digunakan untuk membangkitkan alamat rendahdata yang di-multiplex pada saat melaksanakan
eksekusi programdata memori eksternal. Pada keadaan ini, port 0 mempun pull up internal. Port 0 juga digunakan unt
Eddy Marlianto : Sistem Pengendali Suhu Incubator Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2007
flash E
bit bidirectional IO yang mempunyai ull up internal. Port 1 juga digunakan untuk menerima alamat rendah
low or
. Port 2 juga digunakan untuk menerima masukan alamat tinggi high order a
rah 8 bit bidirectional IO dengan resistror pull 8 bit, masing-masing bit pada port 3 dapat juga
rial nal 0
PROM, dan sebagai keluaran kode data pada saat proses pencocokan. Pada proses pencocokan, dibutuhkan resistor pull up eksternal yang nilainya 10Kohm.
Port 1 pin 1- 8
Port 1 adalah IO 8 bit dua arah b rangkaian resistor p
der address pada saat pengisian Flash EPROM Flash EPROM Programming dan pencocokan program Program Verification.
Port 2 pin 21-28
Port 2 merupakan IO 8 bit dua arah 8 bit bidirectional IO dengan resistor pull up internal. Pada saat eksekusi program data eksternal, port 2 membentuk alamat tinggi
high order address ddress dan beberapa sinyal kontrol pada saat proses pengisian Flash EPROM
Flash EPROM Programming dan pencocokan program Program Verification.
Port 3 pin 10-17
Port3 merupakan IO 8 bit dua a up internal, selain sebagai IO paralel
digunakan untuk tugas lain yaitu : P3.0 RXD untuk masukan data serial
P3.1 TXD untuk keluaran data se P3.2 INT 0 untuk interupsi ekster
P3.3 INT1 untuk interupsi eksternal 1 P3.4 T0 untuk timer eksternal 0
P3.5 T1 untuk timer eksternal 1
Eddy Marlianto : Sistem Pengendali Suhu Incubator Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2007
P3.6 W
si sebagai sinyal pembacaan program memori eksternal dan bersifat t pembacaan program memori eksternal, PSEN diaktifkan dua kali
memori internal, PSEN
RST r
keadaan noprmal, ALE bekerja dengan siklus 16 dari frekuensi osilator, angkit frekuensi eksternal. Selama proses
pengisi
kan mengakses program ternal, EAVpp harus dihubungkan dengan Vcc.
Flash EPROM Programming, pin ini harus an dengan tegangan pemrograman +12 V atau +5 V.
R untuk sinyal penulisan memori data eksternal. P3.7 RD untuk sinyal pembacaan memori data eksternal.
PSEN Program Store Enable pin 29
PSEN berfung aktif loe. Pada saa
setiap satu kali siklus mesin. Bila dilakukan pembacaan program dapat di-ground-kan.
eset pin 9
Untuk reset isi register dan memori pada saat sistem dihidupkan.
ALE Address Latch EnablePROG, pin 30
ALE berfungsi untuk membangkitkan pulsa yang digunakan sebagai sinyal pengunci latching untuk mengambil alamat rendah selama mengakses program memori
eksternal. Pada sehingga dapat juga berfungsi sebagai pemb
an Flash EPROM Flash EPROM Programming, ALEPROG akan menerima pulsa program.
EAVpp Eksternal Access Enable, pin 31
Pin ini dihubungkan dengan GND untuk mengakses kode program memori eksternal yang dialokasikan pada alamat 0000h-FFFFh. Bila a
memori in Pada saat pengisian Flash EPROM
dihubungk
XTAL 1
Eddy Marlianto : Sistem Pengendali Suhu Incubator Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2007
Masukan inverting penguat osilator.
XTAL 2
mempunyai beberapa register untuk kegunaan umum dan k
1. Accumulator Register A