Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung Tema Arsitektur Vernakular

(1)

KOTA BANDUNG

Tema

ARSITEKTUR VERNAKULAR

LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER Ganjil TAHUN 2013/2014

Sebagai Persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

KISWAN ZAKI

104 09 024

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA TAHUN 2013 - 2014


(2)

(3)

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan .

Bandung, 01 September 2014

Penulis, Mengetahui,

Pembimbing

Kiswan Zaki Salmon P Martana


(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Judul ... 1

1.2 Latar Belakang ... 1

1.3 Sasaran Proyek ... 2

1.4 Tinjauan Teori ... 3

1.5 Perumusan Masalah ... 3

1.6 Maksud dan Tujuan ... 4

1.7 Pendekatan ... 5

1.8 Kerangka Berpikir ... 6

1.9 Sistematika Laporan ... 7

BAB II DESKRIPSIPROYEK ... 9

2.1. Umum ... 9

2.1.1 Lokasi ... 9


(5)

v

2.3. Program Kegiatan ... 14

2.4. Kebutuhan Ruang ... 15

2.5. Kriteria Umum Perancangan ... 17

2.6. Studi Banding ... 18

2.6.1 Benara Nurseries Indonesia ... 18

2.6.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 18

2.6.1.2 Konsep Dasar Nurseri ... 19

2.6.1.3 Tata Guna Lahan ... 20

2.6.1.4 Lokasi Benara Nurseries ... 20

2.6.1.5 Struktur Perusahaan ... 21

2.6.1.6 Sistem Irigasi ... 22

2.6.1.7 Sistem Drainase ... 23

2.6.1.8 Produksi Tanaman ... 23

2.6.1.9 Pemeliharaan Fisik Tanaman ... 26

2.6.1.10 Pemeliharaan Utilitas dan Fasilitas ... 32

2.6.1.11 Sistem Organisasi dan Zonasi Ruang Kerja ... 23


(6)

vi

2.6.2.3 Tata Guna Lahan ... 37

2.6.2.4 Kondisi Fisik Tapak ... 38

2.6.2.5 Sistem Irigasi ... 38

2.6.2.6 Sistem Drainase ... 39

2.6.2.7 Perencanaan Produksi ... 39

2.6.2.8 Produksi Tanaman ... 40

2.6.2.9 Pemeliharaan Tanaman ... 41

2.6.2.10 Pemeliharaan Utilitas dan Fasilitas ... 43

2.6.2.11 Sistem Organisasi dan Zonasi Ruang Kerja ... 44

BAB III ELABORASITEMA ... 47

3.1. Tema Perancangan ... 47

3.2. Pengertian... 47

3.3. Interpretasi Tema ... 51

3.4. Studi Banding Tema Sejenis ... 53

BAB IV ANALISIS ... 56

4.1 Analisis Fungsional... 56


(7)

vii

4.1.4 Fungsi dan Persyaratan Ruang ... 61

4.2 Analisis Kondisi Lingkungan ... 64

4.2.1 Analisis Tapak ... 64

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 70

5.1 Konsep Dasar ... 70

5.2 Konsep Perancangan Tapak ... 71

5.3 Bangunan ... 73

5.3.1 Bentuk ... 73

5.3.2 Sistem Struktur ... 77

5.3.3 Utilitas ... 78

5.3.4 Sirkulasi ... 79

BAB VI HASIL PERANCANGAN ... 81

6.1 Peta Situasi ... 81

6.2 Gambar - gambar Perancangan ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(8)

Kiswan Zaki - 10409024 90

DAFTAR PUSTAKA

Maulida, I.M. 2002 . Pengelolaan Nurseri di Benara Nurseries Indonesia, Kabupaten Karawang dan di Pesona Daun Mas Asri, Kota Bogor. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mentayani, I dan Ikaputra. (2012). Menggali Makna Arsitektur Vernakular: Ranah, unsur dan Aspek-aspek Vernakularitas. LANTING Journal

of Architecture,1(2), 68-82.

Neufert, Ernst (2002). Architects First Edition. Diterjemahkan oleh Dr. Ing Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlangga.

Wungow, Tessa. (2011). Proses Bentukan Arsitektur. Diakses pada tanggal 26 september, 2011 dari Word Wide Web:

http://tessaiver.blogspot.com/2011/09/proses-bentukan-arsitektur.html

Sinaga, Syawal. (2013). Database Arsitek Indonesia. Diakses pada tanggal 19 Fenruari, 2013 dari Wors Wide Web: http://arsitek-ind.blogspot.com/2012/11/m-ridwan-kamil.html


(9)

iii

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul

“Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung”. Laporan ini merupakan syarat kelulusan pendidikan S1 Jurusan Teknik Arsitektur.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Salmon P. Martana, M.T. sebagai dosen pembimbing atas bimbingan dan pengarahannya selama studio tugas akhir, sekaligus sebagai Ketua Jurusan Teknik Arsitektur UNIKOM.

2. Rahy Sukardi, Ir., M.T. atas masukan dan pengarahannya selama asistensi.

3. Dhini Dewiyanti Tantarto, Ir., M.T. sebagai Koordinator Tugas Akhir yang memberikan arahan selama tugas akhir berlangsung.

4. Dosen Penguji pada saat sidang yang telah memberikan masukan dan kritikan yang membantu dalam penyelesaian tugas akhir.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan pengetahuan dan kemampuan di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis sangat berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Februari 2014


(10)

Kiswan Zaki - 10409024 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL

Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah “ Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung “

1.2. LATAR BELAKANG

Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya untuk kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu manusia mempunyai ketertarikan dan keterikatan dengan tanaman. Oleh karena itu, tanaman menjadi salah satu kebutuhan manusia.

Sementara itu populasi manusia pada saat sekarang ini semakin bertambah hampir pada setiap daerah di Indonesia, begipula di Kota bandung yang merupakan Ibu Kota dari Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian maka perkembangan bangunan-bangunan gedung maupun perumahan untuk hunian pada saat ini semakin banyak seiring dengan perkembangan populasi manusia pada saat ini. Sehingga banyak sekali lahan-lahan kosong untuk perkebunan serta ruang terbuka hijau beralih fungsi menjadi lahan untuk bangunan, baik untuk rumah maupun hunian bertingkat seperti hotel atau apartemen. Dengan banyaknya bangunan-bangunan baru yang didirikan sehingga membuat keadaan Kota Bandung menjadi panas karena semakin berkurangnya ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota.

Dalam setiap banguan arsitektur tidak dapat dipisahkan antara bangunan dengan vegetasi. Vegetasi berfungsi sebagai penghijauan untuk bangunan tersebut. Selain itu vegetasi juga berfungsi sebagai penambah estetika bangunan tersebut dengan penataan yang berbagai macam. Dengan adanya vegetasi bangunan tersebut bisa terlihat lebih nyaman dan juga bisa mengurangi kegersangan disekitar


(11)

Kiswan Zaki - 10409024 2

bangunan tersebut. Selain itu masih banyak fungsi dari vegetasi untuk bangunan arsitektur.

Dengan demikian sehingga berdampak pada penggunaan beberapa macam tanaman yang semakin banyak diperlukan untuk masalah vegetasi. Beberapa orang dengan sangat sulit dan mencari ke beberapa daerah untuk bisa mendapatkan tanaman yang diperlukan.

Tetapi dengan adanya Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung dapat memberikan ruang terbuka hijau bagi Kota Bandung yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk berkumpul serta bercengkrama dengan teman, kerabat ataupun dengan keluarga. Selain itu Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung juga menyediakan beberapa fasilitas yang mendukung tentang pendidikan mengenai tanaman serta menjual berbagai macam jenis tanaman.

1.3. SASARAN PROYEK

Adapun sasaran dari perancangan perencanaan Pusat Wisata Bunga Kota Bandung ini adalah :

 Sasaran Utama

Sasaran utamanya adalah untuk Arsitek Lansekap supaya lebih mudah dakam mencari tanaman. Dengan adanya pusat bunga ini tanaman akan lebih mudah didapatkan. Serta untuk mewadahi kegiatan arsitek lansekap di kota Bandung.

 Sasaran Umum

Untuk masyarakat yang ingin mengisi waktu senggang mereka dengan berwisata di wisata bunga ini sekaligus bisa membeli beberapa jenis bunga yang diinginkan.


(12)

Kiswan Zaki - 10409024 3

 Sasaran Khusus

Sedangkankan sasaran khususnya yaitu bagi para pecinta tanaman yang ingin menemukan beberapa jenis tanaman yang langka.

1.4. TINJAUAN TEORI  Wisata

Menurut undang – undang pemerintah nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, pengertian wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara.

 Bunga

Pengertian bunga di sini adalah tanaman atau pohon. Tanaman adalah semua subjek usaha tani yang bukan hewan dan dibudidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu sendiri.

Dari definisi di atas, Kawasan Wisata Bunga adalah suatu kawasan yang menyediakan segala jenis tanaman yang diperdagangkan dalam suatu tempat serta memberikan fasilitas-fasilitas wisata untuk orang yang berkunjung ke dalamnya.

1.5. PERUMUSAN MASALAH

Dari proyek ini terdapat beberapa kemungkinan masalah yang didapat, diantaranya adalah:


(13)

Kiswan Zaki - 10409024 4

Aspek perancangan

- Bagaimana untuk merancang Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung yang mudah untuk dikenal sebagai pusatnya tanaman di Kota Bandung.

- Bagaimana membuat jalur sirkulasi yang nyaman pada site sebagai akses untuk menuju beberapa kawasan taman serta perkebunan tanaman.

- Bagaimana membuat sirkulasi di dalam bangunan dengan beberapa ruang yang dapat digunakan pengunjung dengan nyaman.

- Bagaimana merencanakan zoning yang bersinergi dengan lingkungan sekitar tapak.

Aspek bangunan

- Bagaimana menciptakan bangunan yang nyaman bagi para pengunjung yang datang ke Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung.

- Bagaimana mengarahkan bentukan bangunan yang sesuai dengan program ruang yang ada.

- Bagaimana merencanakan bangunan yang sesuai dengan tema Arsitektur Vernakular.

Aspek lingkungan

- Bagaimana merencanakan Kawasan Wisata Bunga dengan dapat menyikapi lingkungan pada tapak yang ada.

- Bagaimana merancang bangunan Kawasan Wisata Bunga dengan tanpa merusak kondisi yang ada pada sekitar tapak.

1.6. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari perancangan dan perencanaan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung ini adalah untuk memenuhi program


(14)

Kiswan Zaki - 10409024 5

pemerintah Kota Bandung yang ingin menata ulang kembali taman-taman yang ada di Kota supaya taman-taman tersebut dapat difungsikan dengan baik. Serta menambah area ruang terbuka hijau bagi Kota Bandung sebagai paru-paru Kota.

Tujuan dari perancangan dan perencanaan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung adalah:

 Mengembalikan citra Kota Bandung sebagai Kota Kembang

 Mempermudah untuk mendapatkan berbagai jenis tanaman.

 Mengetahui berbagai jenis tanaman yang masih langka.

 Memberikan bernagam informasi tentang tanaman.

 Menyediakan tempat untuk berkumpul dan bermain di taman Kota.

 Sebagai tempat untuk rekreasi sambil melihat berbagai jenis tanaman.

 Mempermudah untuk mendapatkan berbagai jenis obat untuk tanaman.

 Mempermudah mendapatkan alat-alat untuk bercocok tanam.

 Memberikan tempat untuk para pencinta tanaman untuk mengadakan berbagai macam kegiatan.

 Memberikan tempat untuk arsitek lansekap untuk memberikan wawasannya dalam berbagai macam acara di Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung.

1.7. PENDEKATAN

Untuk merencanakan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung ini dilakukan pendekatan sebagai berikut:

- Observasi kawasan sekitar jalan Taman Cibeunying untuk mendapatkan informasi pada sekitar site.

- Studi banding dengan fungsi bangunan sejenis yang telah ada sebelumnya.

- Studi literatur menenteukan standar dimensi yang akan di gunakan pada kebutuhan ruang.


(15)

Kiswan Zaki - 10409024 6

1.8. KERANGKA BERFIKIR

Diagram 1.1 Tahap Perancangan

PENGUMPULAN DATA

PROGRAM RUANG

STUDI LITERATUR MAKSUD DAN TUJUAN

PERMASALAHAN

SURVEY RUANG STUDI BANDING

KEGIATAN KEBUTUHAN HUBUNGAN ZONING

TEMA

KONSEP

ZONING SIRKULASI BENTUK STRUKTUR UTILITA

DESAIN SKEMATIK

DESAIN AKHIR LATAR BELAKANG


(16)

Kiswan Zaki - 10409024 7

1.9 SISTEMATIKA LAPORAN

Laporan Studio Tugas Akhir Arsitektur disusun menjadi tiga bagian yang terdiri atas bagian awal, bagian pokok dan bagian akhir. Bagian awal dari laporan mencakup halaman judul, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar tabel. Secara garis besar sistematika penulisan laporan studio tugas akhir adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang uraian umum seperti latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup permasalahan, lingkup perancangan, metoda pembahasan, kerangka berfikir dan sistematika penulisan laporan.

Bab II : Deskripsi Proyek

Bab ini berisi tentang tinjauan umum proyek seperti deskripsi proyek, program kegiatan, pola kegiatan, kebutuhan ruang, persyaratan teknis, hubungan antar ruang dan elaborasi tema.

Bab III : Elaborasi Tema

Bab ini berisi tentang penjelasan teori tema perancangan yang diangkat, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis

Bab IV : Analisis

Bab ini berisi tentang analisis fungsional, fungsi kegiatan, dan analisis kondisi lingkukan sekitar tapak .

Bab V : Konsep Perancangan

Bab ini berisi tentang rincian konsep yang digunakan dalam proses perancangan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung. Seperti konsep dasar, konsep perancangan tapak dan ruang, struktur dan sebagainya.


(17)

Kiswan Zaki - 10409024 8

Bab VI : Hasil Rancangan

Bab ini berisi tentang peta situasi, gambar – gambar hasil rancangan dan foto-foto maket.


(18)

Kiswan Zaki - 10409024 9

BAB II

DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum

2.1.1 Lokasi

Lokasi perancangan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung terdapat pada wilayah ruang terbuka hijau. Pembangunan kawasan wisata ini bersifat komersial yang akan memberikan fasilitas bagi warga Kota Bandung untuk bisa mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas di kawasan wisata bunga.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek ( Sumber : Google Map )

Deskripsi Proyek :

Kasus : Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung Lokasi Proyek : Jln. Taman Cibeunying

Sifat Proyek : Fiktif Luas Lahan : 53.000 m2

KDB : 50 %

KLB : 1.0

Luas Gedung : 8.000 m2 Tinggi Gedung : 15 m

Jumlah Lantai : 3 lantai, 2 lantai dan 1 lantai


(19)

Kiswan Zaki - 10409024 10

Pemilik Proyek : Pemerintah Sumber Dana : Pemerintah

Fasilitas : Gedung pengolahan sampah, pasar bunga hias, swalayan perlengkapan tanaman, laboratorium, gedung serbaguna, musholla, gedung pendidikan dan pelatihan, kantor, tempat pembibitan, green house, restoran, gazeebo.

2.1.2 Tata Guna Lahan

Secara garis besar seluruh wilayah Kecamatan Bandung Wetan dibagi menjadi empat lahan peruntukan, yaitu:

(i) Peruntukan lahan bagi perumahan (ii) Peruntukan lahan bagi jasa

(iii) Peruntukan lahan bagi ruang terbuka hijau (iv) Peruntukan lahan bagi pemerintah

Rencana pembangunan gedung ini terdapat pada zona peruntukan lahan bagi kegiatan ruang terbuka hijau.

Gambar 2.2 Rencana Tata Guna Lahan ( Sumber : Dinas Tata Ruang Kota )


(20)

Kiswan Zaki - 10409024 11

2.1.3 Peraturan dan Standar yang Digunakan

 Table KDB dan KLB kota Bandung

Table 2.1 KDB dan KLB kota Bandung


(21)

Kiswan Zaki - 10409024 12

 Tabel Hirarki jalan

Tabel 2.2 Hirarki jalan


(22)

Kiswan Zaki - 10409024 13

 Tabel KDB dan KLB kota Bandung Fungsi dan kelas

jalan

Lebar Damija

Garis Sempadan Bangunan ( GSB )

Hirarki 1 50 m 1 GSB depan = 26 m

2 Jarak bebas samping kiri dan kanan = 8m

3 Jarak bebas belakang = 8m 4 Jarak bebas bangunan = 8m Hirarki 2 24 m 1 GSB depan = 13 m

2 Jarak bebas samping kiri dan kanan = 8m

3 Jarak bebas belakang = 8 m 4 Jarak bebas bangunan = 8m Hirarki 3 16 m 1 GSB depan = 9 m

2 Jarak bebas samping kiri dan kanan = 4 m

3 Jarak bebas belakang = 4 m 4 Jarak bebas bangunan = 4 m Hirarki 4 12 m 1 GSB depan = 7m

2 Jarak bebas samping kiri dan kanan = 4 m

3 Jarak bebas belakang = 4 m 4 Jarak bebas bangunan = 4 m Hirarki 5 8 m 1 GSB depan = 5 m

2 Jarak bebas samping kiri dan kanan = 3 m

3 Jarak bebas belakang = 3 m 4 Jarak bebas bangunan = 3 m

Tabel 2.3 Ketentuan GSB Bangunan ( Sumber : Dinas Tata Ruang Kota )


(23)

Kiswan Zaki - 10409024 14

2.2 Pengguna

Adapun sasaran pengguna dari perancangan Kawasan Wisata Bunga ini adalah:

 Masyarakan Kota Bandung

 Wisatawan dari luar kota

 Pelajar sekolah menengah pertama

 Pelajar sekolah menengah atas

 Mahasiswa

 Kelompok umum

2.3 Program Kegiatan

Program kegiatan dilakukan berdasarkan pengguna gedung, aktifitas yang dilakukan :

1. Pengunjung

Aktifitas pengunjung antara lain :

 Berbelanja ke pasar bunga hias

 Berbelanja ke swalayan perlengkapan tanaman

 Berbelanja ke green house

 Melihat tanaman-tanaman yang ada dalam green house

 Melihat tanaman-tanaman yang ada di luar green house

 Makan di restoran

 Bersantai pada taman yang disediakan

 Melihat pameran tanaman

 Membaca di perpustakaan

 Rekreasi 2. Pelajar

 Mendengarkan materi pada gedung serbaguna

 Mendapatkan pendidikan tentang tanaman

 Melakukan persilangan tanaman pada laboratorium

 Melakukan perbanyakan tanaman


(24)

Kiswan Zaki - 10409024 15

 Melihat beberpa tanaman yang ada di kawasan wisata bunga

3. Pengelola kawasan wisata bunga

 Melakukan kegiatan marketing terhadapt event pameran bunga hias

 Pelakukan perawatan fasilitas-fasilitas kawasan wisata bunga

 Melakukan promosi untuk pemasaran tanaman

 Melakukan kegiatan yang dapat menarik pengunjung

 Mengecek beberapa tanaman yang persediaannya sudah habis.

2.4 KEBUTUHAN RUANG  Penerima

- Entrance

- Lobby

- Informasi

- R.keamanan

 Swalayan

- Entrance

- Lobby

- Penitipan barang

- Area Display

- Gudang

 Pasar Bunga Hias

- R. Rangkai

- R. Display

 Laboratorium

- Panggung

- Gudang

- Penitipan barang


(25)

Kiswan Zaki - 10409024 16 - Gudang

 Gedung Serbaguna

- Lobby dan R. Tunggu

- Area peserta

- Panggung

- R. M.E

- Gudang

 R. Pengelola

- R. Direktur

- R. Manajer dan Sekertaris

- R. Staff

- R. Rapat

 R. Pendidikan

- Panggung

- R. Kelas

- R. Pengajar

- Gudang

 Perpustakaan

- Penjaga perpustakaan

- Penitipan barang

- Display buku

- R. Baca

 Kantor

- Kantor sewa

 Cafe

- Meja kasir

- R. Makan

- Mini Bar

- R. Rapat

- Dapur

- Gudang


(26)

Kiswan Zaki - 10409024 17 - Toilet

 Servis & Utilitas

- Mushola

- Wudhu

- Toilet Pria dan Wanita

- Gudang

- Keamanan

 Parkir

- Mobil

- Motor

- Bus

2.5 KRITERIA UMUM PERANCANGAN

Berikut merupakan kriteria perancangan dari proyek Kawasan Wisata Bunga ini, diantaranya adalah:

Sirkulasi

Sirkulasi merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap perancangan. Pada prinsipnya pengunjung dapat melewati seluruh area kawasan dan dapat memanfaatkan beberapa fasiliitas yang ada. Penggunaan sistem sirkulasi pada kawasan ini dapat mempengaruhi alur aktifitas kegiatam.

Keamanan

Fungsi keseluruh alat dan benda yang terdapat dalam kawasan ini memerlukan perhatian khusus dalam penggunaannya dan juga memerlukan pengarahan khusus agar benda yang ada bisa difungsikan dengan baik.

Lokasi dan Tapak

Pemilihan lokasi tapak memiliki pertimbangan, seperti:

- Dekat dengan kawasan area terbuka hijau

- Dekat dengan kawasan penjual tanaman


(27)

Kiswan Zaki - 10409024 18 - Memeiliki lingkungan yang tenang sehingga nyaman

untuk beraktifitas.

- Berada di kawasan yang kuat dengan area taman

Pencahayaan dan Udara

Pencahayaan serta penghawaan atau udara harus benar-benar diperhatikan dalam sebuah kawasan dengan kapasitas pengguna yang banyak supaya pengunjung bisa nayaman berada pada kawasan tersebut.

Utilitas

Sistem utilitas mencakup sistem utilitas perairan yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena merupakan kawasan wisata bunga sehingga memerlukan banyak penggunaan air. Serta listrik untuk cahaya buatan pada malam hari.

2.6 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS 2.6.1 Benara Nurseries Indonesia

2.6.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

Perkembangan bisnis properti yang sedang meningkat melarbelakangi perusahaan Forestech yang bergerak di bidang kontraktor untuk membangun sebuah tempat pembibitan tanamn sendiri. Oleh karena itu pembangunan nurseri dimulai pada tanggal 17 november 1994 di Kabupaten Karawang Jawa Barat.

Gambar 2.3 Gedung Benara Nurseries Indonesia ( Sumber : www.benaranurseriesindonesia.com/image )


(28)

Kiswan Zaki - 10409024 19

Perkembangan nurseri ini bekerja sama dengan Benara Nurseri Australia di atas lahan seluas 30 Ha yang merupakan tanah negara yang disewadengan sisitem hak guna usaha. Pemilihan lokasi sangat dekat dengan irigasi POJ Tarum Timur yang dapat dijadikan sebagai sumber air.

Pada awal pembentukannya, nurseri ini diberi nama Benara Forestech Utama yang kemudian mengalami perubahan nama menjadi PT. Benara Flora Utama atau Benara Nurseries Indonesia. Tanaman yang dikembangkan merupakan tanaman tropis yang terdiri dari palem, tanaman berbuah dan berbunga, tanaman indoor dan tahan ruangan serta masih banyak lagi jenis tanaman lainnya.

2.6.1.2 Konsep Dasar Nurseri

Benara Nurseries Indonesia merupakan sebuah nurseri yang mengusahakan penyediaan berbagai macam tanaman tropis. Penataan penyimpanan tanaman ke dalam blok-blok berdasarkan jenis dan ukurannya ditunjukan untuk mempermudah pengontrolan dan pemeliharaan. Tanaman dikembangkan dalam pot/polibag untuk mempermudah pengepakan, pengangkutan, transfortasi, pemasaran tanaman serta proses produksi.

Tanaman yang dihasilkan dengan berbagai ukuran dan jumlah yang besar ditujukan untuk mempermudah konsumen dalam penyediaan tanaman sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dengan kondisi yang relatif panas dan sumber air yang mudah didapat, diharapkan tanaman dapat berkembang dengan baik sehingga nurseri menghasilkan tanaman yang berkualitas dan mampu bersaing dengan perusahaan tanaman lainnya.


(29)

Kiswan Zaki - 10409024 20

2.6.1.3 Tata Guna Lahan

Benara Nurseries Indonesia mempunyai luas lahan 30 Ha yang terdiri dari area produksi, area pelayanan, jalur sirkulasi dan sisanya dipergunakan untuk fasilitas penunjang lainnya. Area produksi dibedakan berdasarkan jenis tanaman yaitu indoor dan outdoor. Area produksi lainnya adalah propagasi yang merupakan tempat perbanyakan tanaman yang terdiri dari empat Shade House dan dua Iglo yang berbentuk seperti kubah. Terdapat tempat khusus untuk menyimpan contoh koleksi berbagai tanaman (display area) yang terletak di sepanjang jalan utara nurseri.

Area pelayanan meliputi bangunan kantor yang digunakan untuk kegiatan administrasi, keuangan dan transaksi pemasaran. Jalur sirkulasi terdiri dari jalur sirkulasi kendaraan dan jalan setapak. Untuk meningkatkan daya tarik konsumen, pembuatan taman ditujukan untuk menambah keindahan tapak. Fasilitas penunjang liannya antara lain gudang yang digunakan untuk penyimpanan peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan produksi, kantin yang digunakan sebagai tempat untuk istirahat para pegawai, gazebo untuk tempat duduk-duduk para pengunjung dan tempat parkir.

2.6.1.4 Lokasi Benara Nurseries

Lokasi Benara Nurseries Indonesia berada di perbatasan dua desa yaitu Desa Kalihurip, Kecamatan Cikampek dan Desa Cimahi, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Batas-batas wilayah nurseri ini yaitu:

Sebelah Utara : Kampung Sumur Selang Sebelah Timur : Kampung Sasak Seng Sebelah Selatan : Kampung Pasir Namprak Sebelah Barat : Irigasi POJ Tarum Timur.


(30)

Kiswan Zaki - 10409024 21

Sesuai dengan bentuk morfologinya Kabupaten Karawang merupakan daerah dataran rendah. Tapak terletak pada ketinggian 25 m di atas permukaan laut dengan kemiringan 0-2 %.

Benara Nurseries Indonesia dilalui oleh saluran irigasi POJ Tarum Timur yang menjadi sumber air untuk keperluan pengelolaan nurseri. Jenis tanah yang terdapat pada tapak yaitu jenis aluvial dengan kesuburan tanah sedang.

2.6.1.5 Struktur Perusahaan

Secara garis besar struktur kerja teknis meliputi: 1. Propogasi

Pegawai propogasi bertanggung jawab terhadap kegiatan perbanyakan tanaman secara keseluruhan yang meliputi

cutting, tubbing, split dan seeding. Pengawasan tanaman

dilakukan secara intensif sehingga kondisi tanaman yang masih rentan dapat terjaga dengan baik dan penentuan tanaman untuk selanjutnya ditanam di pot/polibag, sehingga tanaman siap jual disesuaikan dengan spesifikasinya.

2. Pengepotan

3. Area untuk tanaman pot kecil dan area pemasaran 4. Tim blok

5. Pemeliharaan

6. Sistem jaringan utilitas 7. Konstruksi

8. Logistik 9. Pemasaran


(31)

Kiswan Zaki - 10409024 22

2.6.1.6 Sistem Irigasi

Sumber air yang digunakan untuk pengairan tanaman dan air minum pegawai berasal dari irigasi POJ Tarum Timur yang berada di sebelah barat nurseri. Air tersebut kemudian dialirkan pada bak penampungan air lewat pipa beton, kemudian disaring dengan menggunakan sand filter sebelum masuk ke Pump station. Pump station merupakan pompa air yang terdiri dari empat main pump dengan debit air 1000 1/menit dan 1 joki dengan debit air 300 1/menit yang digunakan secara bergantian. Joki ini hanya mendistribusikan air pada sistem penyiraman yang menggunakan spray stake, sedangkan untuk sistem penyiraman yang mengguanakan springkler digunakan main pump.

Keseluruhan pump station dihubungkan dengan presser switch yaitu sejenis saklar yang bekerja dengan pengaruh tekanan.

Penyiraman tanaman sudah dicampur dengan pupuk urea cair yang diinjeksikan dengan menggunakan alat yang dinamakan injection pump. Alat ini mempunyai dua buah selenoid di mana tiap selenoid terdiri dari empat injection dengan kapasitas 28,8 ml tiap injeksinya. Pencampuran urea dengan air menggunakan pipa PVC dengan diameter 1-12 inci. Pipa karet digunakan untuk penyiraman yang menggunakan spray stake.


(32)

Kiswan Zaki - 10409024 23

2.6.1.7 Sistem Drainase

Sistem drainase di nurseri ini merupakan faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan, dikarenakan kondisi tapak yang sangat mudah terkena banjir. Saluran drainase di dalam nurseri terdiri dari beberapa selokan dengan ukuran yang berbeda-beda. Selokan ini diusahakan untuk dapat mengalirkan air dengan baik sehingga genangan air/banjir dapat dihindari. Sedangkan untuk konstruksi drainase di dalam

shade house dan small por area yaitu dengan menggunakan

interval plastik yang kemudian di atasnya diberi batu split dengan tinggi ± 5 cm.

Gambar 2.5 . Saluran Drainase

2.6.1.8 Produksi Tanaman Perbanyakan Tanaman

Kegiatan produksi di Benara Nurseries Indonesia ini meliputi beberapa pekerjaan utama, yaitu: penyemaian biji, perbanyakan tanaman, pengepotan dan pemeliharaan. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan dua cara yaitu secara geberatif (perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan menggunakan biji) dan secara vegetatif (perbanyakan dengan cara cutting, split atau division, dan


(33)

Kiswan Zaki - 10409024 24

yang tepat agar terjadi domansi biji. Sortasi dan grading biji dilakukan sebelum perendaman dengan air. Zat pengatur tumbuh (atonik) dan fungisida (dhitane,manzate) dengan perbandingan 11:3 ml : 2g. Lama perendaman 1 x 24 jam, kemudian direndam dengan air biasa selama 1 x 24 jam. Perendaman ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang mungkin masih menempel pada biji dan untuk mengetahui daya berkecambah biji. Pada saat perendaman, biji yang terapung mempunyai daya kecambah yang rendah.

Perbanyakan dengan teknik cutting dilakukan melalui empat tahap, yaitu: cutting, misting, tubbing dan potting. Penyetakan tanaman dilakukan pada pagi hari untuk menghindari tanaman mengalami penguapan/transpirasi. Khusus untuk perbanyakan cutting, batang dan pucuk dilakukan pemberian ZPT sebelum dibenamkan di tray. ZPT yang digunakan berupa Indole Butyric Acid (IBA) yang berbentuk serbuk. Kemudian hasil cutting yang sudah di tray dibenamkan di misting area dengan teknik penyiraman kabut. Bila akar sudah keluar, hasil cutting dipindahkan pada tray yang berbentuk tube agar perkembangan akar tidak terhambat yang selanjutnya dipindahkan pada tubbing area

yang merupakan area tanpa naungan.

Panjang batang yang digunakan untuk stek antara 5-15 cm atau stek memiliki 2-3 mata tuas. Sedangkan stek untuk pucuk antara 10-15 cm. Potongan untuk stek dilakukan tepat di bawah tangkai dau, karena di tempat ini biasanya tersimpan banyak bahan makanan.


(34)

Kiswan Zaki - 10409024 25 Gambar 2.6. Pelaksanaan Teknik Cutting dan Tubbing

Tanaman yang didatangkan dari luar negeri baik berupa biji, bibit ataupun tanamn besar, harus memlaui proses karantina tumbuhan. Hal ini ditujukan untuk melindungi tanaman yang tidak boleh dieksploitasi khususnya tanaman langka dan juga untuk mencegah penularan penyakit yang dibawa bersama tanaman.

Pengepotan

Pengepotan dilakukan setelah masa pembibitan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman selanjutnya. Kegiatan ini dilakukan setelah tanaman yang berada di

tubbing area sudah berkembnag baik dan cukup kuat. Hal ini

ditandai dengan jumlah daun yang muncul lebih dari 1 cabang dan perakarannya sudah penuh dan kuat. Ukuran pot yang digunakan sebagai tempat tumbuh tanaman sangat beragam yaitu, 7 cm, 10 cm, 11 cm, 13 cm, 20 cm, 40 cm.


(35)

Kiswan Zaki - 10409024 26

Pemindahan tanaman pada pot dengan ukuran yang besar dilakukan jika tanaman tersebut memerlukan ruang dan hara yang lebih, sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.

Media Tanaman

Media tanam merupakan faktor yang sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media tanam yang utama digunakan di Benara Nurseries Indonesia adalah pasir, sekam dan cocopeat. Media tanaman yang digunakan harus dapat menunjang pertumbuhan tanaman dengan baik. Media tanam harus mengandung unsur hara yang cukup, poros, udara dapat mencapai akar dan kelembaban terjamin serta bebas dari penyakit.

2.6.1.9 Pemeliharaan Fisik Tanaman Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk mensuplai zat-zat hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Adapun pupuk yang digunakan di Benara Nurseries Indonesia adalah NPK, urea, osmocote dan IBDU. Beberapa pupuk lain diberikan pada saat pencampuran media seperti SP36, perosulfat, urea, dolomit dan lain-lain dengan perbandingan yang tidak dipublikasikan.

Pupuk NPK (15:15:15) digunakan untuk sebagian tanaman terutama jenis pohon, pupuk ini ditujukan untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Pemberian pupuk ini dilakukan dengan cara ditaburkan secara melingkar di sekeliling batang. Tidak ada jaswal tetap dalam pemberian pupuk ini tetapu disesuaikan dengan kondisi


(36)

Kiswan Zaki - 10409024 27

tanaman, kecuali untuk pohon buah pemberian dilakukan 1x2 minggu pada awal pertumbuhannya dan selanjutnya setelah pohon siap jual pemberian dilakukan 1x2 bulan.

Osmocote plus adalah pupuk yang mengandung hara makro mikro yang bersifat slow release dimana peneluaran haranya dilakukan secara bertahap.

IBDU merupakan pupuk sejenis urea yang berbentuk butiran putih yang mengandung hara mikro yang bersifat slow release. IBDU mempunyai kandungan N 31% berfungsi untuk menghijaukan daun dan biasanya digunakan untuk tanaman indoor.

Urea diberikan bersamaan pada saat penyiraman dengan dilarutkan terlebih dahulu dan dengan ditaburkan apabila tanaman memerlukan lebih. Penaburan urea diusahakan tidak mengenai tanaman karena akan mengakibatkan bagian tanaman yang terkena akan terbakar. Setelah ditabur kemudian ditutup dengan media, sehingga penguapan dapat dikurangi akibat sinar matahari.

Penyiraman

Penyiraman sangat dibuthkan untuk meningkatkan kelembaban tanah untuk mencegah kelayuan akibat proses evapontranpirasi serta memudahkan penyebaran hara oleh perakaran tanaman.

Dengan luasan lahan 28 Ha, kebutuhan air di nurseri adalah ±140.000 galon perhari atau 532.000 liter perhari. Penyiraman dilakukan pagi, siang dan sore hari dengan lama penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca, biasanya 15-30 menit kecuali jika hari hujan frekuensi penyiraman dikurangi atau bahkan tidak dilakukan.

Penyiraman dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk urea dengan menggunakan alat yang dinamakan


(37)

Kiswan Zaki - 10409024 28

injection pump yang berfungsi menginjeksi urea cair ke

dalam pipa untuk penyiraman. Penyiraman menggunakan sprinkler perputarannya dapat diatur mulai dari 22ºC sampai 360ºC.

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Di Benara Nurseries Indonesia pengendalian hama dibedakan berdasarkan tujuan pengendaliannya yaitu pengendalian kuratif dan preventif, dimana kegiatan ini dilakukan secara kimia dan mekanis. Pengendalian kuratif merupakan pengendalian yang dilakukan setelah tanaman terserang hama/penyakit dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi tanaman dan memberantas hama/penyakit. Sedangkan pengendalian preventif adalah pengendalian yang dilakukan untuk tujuan pencegahan rusaknya tanaman akibat hama/penyakit.

Pengendalian HTP secara kimia dilakukan dengan menggunakan pestisida yang terdiri dari dua jenis, yaitu fungisida dan insektisida. Jenis pestisida ini dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sifatnya, yaitu sistemik dan kontak. Pestisida yang bersifat sistemik yaitu pestisida yang bahan aktifnya masuk ke dalam jaringan tanaman yang mengakibatkan matinya HTP yang memakan tanaman tersebut. Sedangkan pestisida yang bersifat kontak yaitu pestisida akan membunuh secara langsung jika secara tepat mengenai HTP yang menyerang tanaman. Aplikasi penggunaan pestisida dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu ditaburkan seperti furadan, dengan peredaran tanaman sebelum ditanam seperti penggunaan dithane dan dengan penyemprotan.

Penggunaan pestisida ini harus sesuai dosis dan aturan yang ada sehingga pengaplikasiannya efektif dan efisien.


(38)

Kiswan Zaki - 10409024 29

Penyemprotan diusahakan dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 10.00 dan sore hari setelah pukul 15.00. hal ini dilakukan untuk menghindari penguapan pestisida. Alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan ini antara lain adalah unit alat penyemprotan (hand spray, knapsack prayer), misi blower, power sprayer dan alat penunjang lainnya.

Gambar 2.8. Pelaksanaan Penyemprotan

Pengendalian HPT secara mekanik dilakukan dengan dua cara, yaitu mengambil hama secara manual pada tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian ini sering dilakukan untuk pengendalian hama sejenis kumbang dan ulat yang banyak menyerang palem.

Pengendalian Gulma

Gulma merupakan tanaman pengganggu yang dapat merugikan tanaman utama. Pengendalian gulma dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara manual dan dengan menggunakan herbisida. Cara manual dilakukan dengan mencabut langsung gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Cara ini dilakukan untuk gulma pada tanaman yang ditanam di pot atau polibag terutama tanaman di small pot area, karena apabila disemprot dengan herbisida dikhawatirkan tanaman utaman terkenan dan ikut mati.


(39)

Kiswan Zaki - 10409024 30

Sedangkan pengendalian gulma di blok dengan ukuran polibag besar dilakukan dengan menggunakan herbisida seperti Roundup dan Gramoxon. Herbisida yang dilakukan disesuaikan dengan jenis gulma dan pada saat penyemprotan diusahakan langsung mengenai zat hijau dan gulma. Pengendalian gulma dilakukan secara rutin setiap hari, karena apertumbuhannya cukup cepat dan luasan nurseru yang cukup luas.

Pemangkasan

Pemangkasan tanaman yang dilakukan dibedakan berdasarkan tujuannya yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan untuk keserampakan tumbuh dan pemangkasan untuk menjaga keamanan dan kesehatan tanaman. Pemangkasan ini dilakukan pada batang, cabang, ranting dan akar dengan melihat keseimbangan tumbuh secara keseluruhan.

Pemangkasan bentuk dalah pemangkasan untuk menghasilkan tanaman to[iari dengan melakukan pemangkasan pucuk daun sedemikian rupa sehingga bentuk tanaman sesuai dengan yang diinginkan seperti bentuk kerucut, dua bola dan lain-lain. Pemangkasan untuk keserampakan tumbuh dilakukan untuk menciptakan tanaman dengan penmapakan yang baik dengan banyaknya percabangan. Pemangkasan ini biasanya dilakukan untuk tanaman ground cover dan shurb dengan memangkas pucuk daun.

Pada tanaman jenis palem, pemangkasan dilakukan untuk menjaga keamanan dab kesehatan tanaman. Pemangkasan ini dilakukan dengan cara membuang pelepah tua atau daun yang sudah menguning serta membuang daun yang terserang penyakit.


(40)

Kiswan Zaki - 10409024 31 Gambar 2.9. Pelaksanaan Pemangkasan

Alat yang digunakan untuk pemangkasan ini adalah gunting pangkas dan gunting dahan. Sedangkan untuk pemangkasan rumput dilakukan dengan menggunakan

grass mower.

Sticking

Sticking adalah pemberian stik pada tanaman dengan

tujuan supaya tanaman tumbuh tegak dan sebagai tempat menjalarnya batang untuk tanaman merambat. Sticking ini dilakukan sedini mungkin untuk menghasilkan tnaman yang tegak dengan batang lurus. Peletakan stik diusahakan pada posisi yang tepat untuk menyangga batang sehingga batang tegak, kemudian ikat stik pada batang dan usahakan tidak mengenai daun, setelah itu potong cabang yang tidak diperlukan.


(41)

Kiswan Zaki - 10409024 32 Gambar 2.10. Pelaksanaan Sticking Tanaman

Alat yang digunakan adalah stik dan karet pengikat. Stik yang digunakan terbuat dari bambu dengan berbagai ukuran yang disesuaikan denga ukuran tanamannya. Sedangkan karet yang digunakan adalah karet yang dapat dilongggarkan dan dikencangkan pegangannya, disesuaikan dengan ukuran tanaman. Sedangkan untuk menghindari robohnya tanaman ukuran besar dilakukan dengan membuat penopang besar yang terbuat dari bambu yang dibentuk seperti pagar di setiap baris tanaman.

2.6.1.10 Pemeliharaan Utilitas dan Fasilitas

Kegiatan pemeliharaan utilitas dan fasilitas meliputi kegiatan pemeliharaan saluran dan sistem irigasi, saluran drainase, jalur sirkulasi, bangunan produksi, bangunan kantor dan mesin kerja.

Pemeliharaan saluran irigasi bertujuan agar sistem irigasi dapat berfungsi dengan baik sehingga kebutuhan tanaman akan air dapat terpenuhi.

Pemeliharaan sistem drainase dilakukan untuk memperlancar aliran pembuangan air. Pemeliharaan yang dilakukan adalah pembersihan saluran drainase dari rumput


(42)

Kiswan Zaki - 10409024 33

atau kotoran yang menutupi saluran. Kegiatan ini dilakukan secara rutin 1x perbulan.

Jalur sirkulasi yang ada di Benara Nurseries Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu jalur sirkulasi utama yang terbuat dari perkerasan yang digunakan untuk jalur kendaraan dan pejalan kaki, dan jalur sirkulasi yang terbuat dari rumput yang berada diantara blok sebagai jalur pejalan kaki dan kendaraan untuk keperluan produksi seperti traktor dan bobcat. Pemeliharaan yang dilakukan pada jalur sirkulasi adalah pembersihan dari rumput liar dan penyapuan dari kotoran seperti sampah dan daun-daun kering yang dilakukan secara manual.

Pemeliharaan bangunan produksi tanaman yang dilakukan secara rutin adalah pembersihan bangunan dari rumput dan sampah. Pemeliharaan secara insidentil adalah pengecetan dasar tiang untuk menghindari rusaknya tiang kayu akibat rayap, penggantian net yang rusak, perbaikan dan penggantian tiang penyangga yang rusak. Pemeliharaan kantor yang dilakukan secara rutin adalah pembersihan lantai, sedangkan yang insidentil adalah pengecetan dan perbaikan bangunan kantor yang rusak.

Pengontrol mesin kerja yang digunakan sangat penting untuk kelancaran kerja, kegiatan ini dilakukan secara rutin yang meliputi pemeriksaan kondisi mesin, pemeriksaan dan pembersihan filter, penggantian oli dan pengisian solar. Pemeliharaan secara isidentil adalah perbaikan dan pergantian spare part mesin kerja yang rusak.

2.6.1.11 Sistem Organisasi dan Zonasi Ruang Kerja

Pembagian kerja pegawai ditentukan berdasarkan zona kerja dan sistem kerjanya yang merupakan proses kegiatan produksi dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan


(43)

Kiswan Zaki - 10409024 34

kelangsunganperkembangan perusahaan. Secara garis besar zonasi ruang kerja meliputi:

Area Propagasi

Area ini merupakan tempat berlangsungnya segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan perbanyakan tanaman. Area ini dibedakan menjadi dua tempat, yaitu

misting area dan tubbing area. Rumah produksi yang ada

terdiri dari empar buah Shade House dan dua Iglo. Kegiatan yang dilakukan antara lain cutting, tubbing, split dan

seedling. Tanaman yang sudah siap selanjutnya dipindahkan

ke sales are. Hal ini membutuhkan koordinasi dengan bagian pemsaran dan produksi sehingga permintaan terpenuhi dengan kondisi tanaman yang sesuai.

Gambar 2.11. Misting Area (kanan) dan Tubbing Area (kiri)

Blok

Tanaman siap jual dan stok tanaman diletakan dibeberapa blok dengan penataan yang disesuaikan dengan jenis dan ukuran tanaman. Area ini terbagi menjadi empar blok, yaitu blok A,B, C, dan D yang telah telah terisi serta 1 blok yaitu blok E yang masih kosong.


(44)

Kiswan Zaki - 10409024 35 Gambar 2.12. Area Produksi pada Blok

Area Untuk Tanaman Pot Ukuran Kecil

Area ini merupakan tempat penyimpanan beberapa jenis

ground cover dan shurbs yang siap jual. Area ini dibedakan

berdasarkan jenis tanaman yaitu indoor dan outdoor. Tanaman indoor ditempatkan di shade house yang sebagian besar merupakan tanaman hias daun. Tanaman di area ini dikelompokan berdasarkan jenisnya dan ditata untuk mempermudah perawatan dan pengecekan kondisi tanaman.

Area Percontohan Tanaman

Area ini merupakan tempat display berbagai contoh tanaman siap jual yang berada di sepanjang jalan utara nurseri. Area ini ditujukan untuk mempermudah konsumen untuk mengetahui koleksi berbagai tanaman yang dikembangkan Benara Nurseries Indonesia. Tanaman yang terdapat di area ini mewakili hampir seluruh tanaman yang ada di lapang dengan beebagai jenis semak pohon.


(45)

Kiswan Zaki - 10409024 36 Gambar 2.13. Area Untuk Tanaman Pot Ukuran Kecil

Gambar 2.14. Area Percontohan

2.6.2 Pesona Daun Mas Asri 2.6.2.1 Sejarah Perusahaan

Permintaan terhadap daun potong sebagai pelengkap dalam rangkaian bunga (filter) yang semakin meningkat melatarbelakangi berdirinya nurseri Pesona Daun Mas Asri. Nurseri ini didirikan di Ciawi, Kota Bogor, Jawa Barat pada bulan Juni 1997 yang merupakan anak perusahaan dari Jasa Dinamika Ventura Corporation (JDVC).

Daun potong merupakan komoditas utama pada nurseri ini, tetapi seiring dengan perkembangan florist industry, tanaman yang diproduksi di nurseri ini semakin bervariasi. Hal ini dapat


(46)

Kiswan Zaki - 10409024 37

dapat dibuktikan dengan didirikannya satu unit khusus research

and development (R&D) pada bulan Desember 1998. Uni ini

digunakan sebagai tempat perkembangan tanaman hias pot dan tempat dilakukannya percobaan produksi tanaman jenis baru.

2.6.2.2 Konsep Dasar

Konsep awal berdirinya Pesona Daun Mas Asri adalah pengusahaan tanaman hias daun sebagai daun potong yang ditujukan terutama untuk ekpor, di mana komoditi utamanya adalah Dracaena surculosa (varietas florida beuty dan

godseffiana) dan Dracaena sanderana. Sedangkan jenis

tanaman lainnya merupakan komoditi penunjang untuk pasar lokal.

Kondisi iklim menjadi faktor penting dipertimbangkan untuk pertumbuhan tanaman hias daun sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanaman hias daun sebagian besar diproduksi di dalam green house untuk memberikan perlindungan tanaman dari hujan dan memberikan sinar matahari yang dibutuhkan.

2.6.2.3 Tata Guna Lahan

Pesona Daun Mas Asri mempunyai tapak seluas ± 6 ha yang terdiri dari area produksi, area pelayanan dan sisanya digunakan untuk fasilitas penunjang lainnya. Area produksi yang digunakan ± 3 ha terdiri dari rumah produksi yang berupa lath

house (rumah paranet) dan rumah plastik. Rumah plastik

berjumlah 4 unit dengan 1 unit merupakan unit R&D, sedangkan

lath house berjumlah 7 unit dengan paranet yang digunakan

merupakan paranet hitam dengan daya serap 75 %. Setiap unit terdiri dari 12-23 jalur dengan 2 bedengan tiap jalurnya.

Area pelayanan berupa kantor yang berada di bagian depan digunakan untuk kegiatan administrasi dan keuangan.


(47)

Kiswan Zaki - 10409024 38

Keindahan tapak ditunjang dengan ditanaminya sekeliling area dengan tanaman hias yang juga merupakan tanaman produksi. Fasilitas penunjang yang ada adalah gudang tempat penyimpanan peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan produksi, tempat khusus untuk penyortiran dan pembungkusan tanaman, saung tempat beristirahat, lapangan olahraga dan tempat parkir serta tempat tinggal untuk pegawai.

2.6.2.4 Kondisi Fisik Tapak

Pesona Daun Mas Asri berada di Jalan Rulita, Desa Harjasari, Kecamatan Ciawi, Kota Bogor, Jawa Barat. Dengan batas-batas tapak sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Sindangsari Sebelah Selatan : Desa Bitungsari Sebelah Barat : Desa Muara Sari Sebelah Timur : Desa Ciawi

Berdasarkan data klimatologi tahun 2000 dari Badan Meteorologi dan Geofisika Bogor, temperatur minimal rata-rata 22,7º c dan temperatur maksimal rata-rata 30,9º c dengan kelembaban rata-rata 84%. Ketinggian tanah dari permukaan laut ± 400 m.

2.6.2.5 Sistem Irigasi

Sumber air untuk penyiraman di Pesona Daun Mas Asri berasal dari air tanah dengan pompa air listrik yang digunakan untuk menyedot air tanah tersebut. Pompa air ini berjumlah 4 buah dan mempunyai daya 1,3 HP. Dua pompa digunakan untuk menarik air tanah tersebut ke bak plastik penampung ke pipa sekunder untuk penyiraman.

Sistem irigasi yang digunakan dibedakan berdasarkan jenis dan keperluan tanaman terhadap air. Untuk area propogasi, sistem yang digunakan adalah mist irigation yang bekerja secara


(48)

Kiswan Zaki - 10409024 39

otomatis dengan keluarnya air setiap 4 menit dan lamanya penyiraman ± 20 detik. Untuk penyiraman di unit digunakan

spray jet yang diatur dengan kran yang ada di setiap bedengan.

Sedangkan penyiraman di R & D dengan menggunakan sistem irigasi tetes yang dapat digunakan untuk pemupukan dan penyiraman secara bersamaan.

2.6.2.6 Sistem Drainase

Topografi tapak yang tidak datar memerlukan sistem drainase yang baik untuk menghindari terjadinya genangan air akibat hujan. Selokan yang berada di setiap unit aliran pembuangan air yang berakhir di sungai kecil tempat pembuangan akhir. Selokan ini terbuat dari perkerasan dengan tinggi 75 cm dan lebar 40 cm, sedangkan untuk drainase di jalur sirkulasi terdapat selokan dengan ukuran yang lebih kecil.

2.6.2.7 Perencanaan Produksi

Tanaman utama yang dikembangkan di Pesona Daun Mas Asri merupakan tanaman hias jenis daun yang banyak digunakan sebagai pelengkap dalam suatu rangkaian bunga

(filter). Seiring dengan berkembangnya florist industry, nurseri

berusaha untuk mengembangkan tanaman hias lainnya untuk dipasarkan. Berbagai jenis tanaman hias dalam pot dan tanaman lanskap trlah diusahakan untuk dikembangkan.

Kerja sama dengan pengusaha tanaman lain sering dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis tanaman yang baru dan yang sedang populer. Pengembagngan jenis tanaman baru diusahakan untuk memperluas pasar sehingga perusahaan dapat berkembnag dengan baik.


(49)

Kiswan Zaki - 10409024 40

2.6.2.8 Produksi Tanaman

1. Perbanyakan Tanaman

Perbanyakan tanaman merupakan proses awal produksi yang sangat menentukan keberhasilan tumbuh tanaman. Perbanyakan tanaman dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dilakukan dengan cara setek pucuk, setek daun dan split, sedangkan perbanyakan tanaman secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji.

Sebagian besar tanaman yang dikembangkan di nurseri ini diperbanyak dengan cara setek. Perendaman dengan larutan pastisida dilakukan pada hasil setek pucuk yang sebelumnya telah dicuci terlebih dahulu untuk membunuh hama atau penyakit. Kemudian sebelum ditanam, ujung tangkai/batangnya dicelupkan pada ZPT yang telah dicairkan.

2. Pengepotan

Untuk tanaman pot, setelah melewati masa pembibitan tanaman dipindahkan ke pot dengan jenis ukuran pot yang disesuaikan dengan tanamannya. Ukuran pot yang digunakan adalah 7,5 cm, 10 cm, 12,5 cm, 15 cm dan pot gantung. Sedangkan tanaman yang dipasarkan dalam bentuk daun potong, setelah melewati masa pembibitan ditanaman langsung di bedengan. Penggemburan tanah dilakukan sebelum bedengan digunakan untuk penanaman.

3. Media tanam

Media tanaman yang digunakan di bedengan sebagai tempat tumbuh tanaman daun hias potong adalah tanah yang telah digemburkan dengan pupuk organik dan serbuk kelapa. Sedangkan media tanam untuk tanaman pot adalah serbuk


(50)

Kiswan Zaki - 10409024 41

kelapa bermerk Green Grow dengan komposisi nutrisi yang berbeda-beda sesuai dengan kegunannya.

2.6.2.9 Pemeliharaan Tanaman 1. Pemupukan

Pupuk yang digunakan di Pesona Daun Mas Asri adalah NPK (15:15:15), urea, Grow More (20:20:20), dolomit dan pupuk kandang. Pemupukan di setiap unit dilakukan secara rutin 1x perbulan dengan dosis ½ kg NPK dan 1 kg urea untuk satu bedengan dengan luas 32 m². Grow More

merupakan pupuk daun yang digunakan untuk pemupukan tanaman pot yang berada di unit R & D dan beberapa tanaman pot outdoor seperti Mandevilla dan Diplomedia.

Grow More berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan daun

dan bunga, sedangkan pupuk kandang digunakan untuk menggemburkan tanah dan memperbaiki porositas tanah.

2. Penyiraman

Untuk tanaman di unit penyiraman dilakukan 1x perhari dengan mengunakan spray jet yang setiap bedengan terdapat kran untuk mengaturnya dan lama penyiraman ± 5 menit.

Penyiraman di area propogasi dilakukan dengan menggunakan sistem mist irigation. Pengaturan waktu penyiraman dilakukan secara manual yaitu 1 jam sekali untuk penyiraman tiap meja secara bergantian di mana air secara otomatis keluar setiap 4 menit sekali selama ± 20 detik. Untuk beberapa jenis tanaman pot di R&D, penyiraman dilakukan dengan menggunakan sistem irigasi tetes. Untuk jenis tanaman pot lainnya penyiraman dilakukan secara manual.


(51)

Kiswan Zaki - 10409024 42

3. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida dilakukan secara rutin 1 x seminggu dan bergantian setiap unitnya. Pestisida yang digunakan disesuaikan dengan jenis hama dan penyakit yang menyerang serta sesuai dengan dosis dan aturan penggunaanya. Jenis pestisida yang digunakan adalah fungisida dan insektisida. Beberapa jenis hama yang menyerang tanaman yaitu mealy bugs, white fly, ulat grayak, belalang dan thrips. Hama yang paling berbahaya dan sudah sulit dikendalikan adalah white fly yang menghisap cairan tanaman melalui bagian permukaan bawah daun.

Gambar 2.15 Pengendalian Hama di Pesona Daun Mas Asri

Penyakit yang menyerang beberapa tanaman yaitu

Fusarium, Botrytis blight, Phytophihora wilt, bercak daun

Cercospora dan Alternaria. Penyemprotan harus dilakukan

dengan hati-hati dan benar dengan menggunakan peralatan sesuai penggunaannya.

4. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma di Pesona Daun Mas Asri dilakukan secara rutin setiap hari pada setiap area. Kegiatan ini


(52)

Kiswan Zaki - 10409024 43

dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut langsung dengan tangan atau dengan menggunakan alat bantu seperti kape atau kored.

5. Pemangkasan

Pada beberapa tanaman produksi, kegiatan ini dilakukan untuk memepercepat pertumbuhan cabang, ,engurangi penguapan, mempermudah pemeliharaan dan menjaga kesehatan tanaman. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memangkas dan membuang bagian tanaman yang sudah rusak atau tua atau terkena penyakit dengan menggunakan gunting stek.

6. Sticking (Pengajiran)

Sticking hanya dilakukan pada tanaman merambat

seperti Mandevilla dan Diplodenia. Stik ini terbuat dari bambu dengan tinggi 1 m dengan jumlah stik tiap pot 2 buah. Stik digunakan sebagai tempat merambatnya batang.

2.6.2.10 Pemeliharaan Utilitas dan Fasilitas

Kegiatan pemeliharaan utilitas dan fasilitas meliputi kegiatan pemeliharaan sistem irigasi, saluran drainase, rumah produksi, jalur sirkulasi, kantor dan fasilitas penunjang lainnya. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dan insidentil.

Pemeliharaan sistem irigasi meliputi pengontrolan pompa air dan cadangan air dalam toren, pembersihan pipa dan alat penyiraman, serta perbaikan dan penggantian yang dilakukan secara insidentil jika terjadi kerusakan. Saluran drainase yang berupa saluran pembuangan air dibersihkan secara rutin dari gulma dan sampah untuk menghindari penyumbatan atau penghambatan aliran air. Pemeliharaan rumah produksi meliputi


(53)

Kiswan Zaki - 10409024 44

pembersihan dari gulma dan sampah, perbaikan dan penggantian tiang serta net jika terjadi kerusakan.

Pembersihan jalur sirkulasi yang terbuat dari conblok

sangat diperlukan untuk menghindari kecelakaan pejalan kaki diakibatkan jalan yang licin karena lumut yang tumbuh di atasnya. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dengan menggunakan alat aeperti kape dan kored. Pemeliharaan kantor dan fasilitas penunjang lainnya seperti saung yang menjasi tempat istirahat para pegawai dan gudang yang dilakukan adalah pembersihan dari kotoran secara rutin dan perbaikan-perbaikan bila terjadi kerusakan.

2.6.2.11 Sistem Organisasi dan Zonasi Kerja 1. Unit

Pesona Daun Mas Asri memiliki 10 buah unit sebagai tempat penanaman berbagai tanaman hias daun. Unit ini dibedakan oleh jenis rumah produksi yang ada yaitu rumah paranet dan rumah plastik. Rumah paranet digunakan untuk tanaman yang relatif tahan terhadap air hujan, sedangkan rumah plastik digunakan untuk tanaman yang relatif rentan terhadap kondisi luar seperti air hujan.


(54)

Kiswan Zaki - 10409024 45

2. Propogasi

Area ini digunakan sebagai tempat untuk kegiatan perbanyakan tanaman dan pembersihan tanaman hasil panen. Di area ini terdapat 6 buah meja yang digunakan sebagai tempat perbanyakan tanaman dan 2 buah bak air sebagai tempat untuk pembersihan tanaman.

Gambar 2.17 Propagasi Sebagai Tempat Perbanyakan Tanaman

3. R & D area

Area ini merupakan sebuah unit rumah plastik yang dibangun khusus sebagai tempat perbanyakan tanaman hias pot. Area ini juga digunakan untuk percobaan perkembangan tanaman-tanaman hias baru yang diharapkan dapat dipasarkan dengan baik.

4. Area tanpa naungan

Area ini digunakan sebagai tempat budi daya tanaman terhadap sinar matahari seperti puring dan pandanus.


(55)

Kiswan Zaki - 10409024 46 Gambar 2.18 Unit R & D


(56)

Kiswan Zaki - 10409024 47

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 TEMA PERANCANGAN

Arsitektur Vernakular dengan sub tema adalah “Penganalogian bentuk

suatu benda pada sebuah bangunan yang konteks pada bangunan sekitar.

3.2 PENGERTIAN

A. ARSITEKTUR VERNAKULAR

Dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan, topik arsitektur

vernakular dapat dikatakan masih relatif muda. Istilah vernacular

sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Bernard Rudofsky tahun 1964 melalui pameran yang bertema Architecture without Architects di Museum of Modern Art (MoMA). Term vernacular ini sendiri berasal dari kata verna (dari bahasa Latin) yang artinya domestic, indigenous,

native slave, atau home-born slave, dan dipilih oleh Rudofsky untuk

mengklasifikasikan arsitektur lokal (umumnya berupa hunian) yang ditemukannya di berbagai belahan dunia. Dari sinilah selanjutnya dalam berbagai literatur kontemporer makna yang paling populer bagi arsitektur vernakular adalah arsitektur tanpa arsitek.

Perdebatan mengenai pengertian atau definisi arsitektur vernakular diawali oleh Rapoport dalam bukunya “House Form and Culture” tahun 1969. Perdebatan ini terus berlangsung hingga tahun 1990, ketika Rapoport menulis artikel berjudul “Defining Vernacular Design” dan sampai saat ini diperkirakan perdebatan itu belum memperoleh hasil yang memuaskan. Namun demikian, pengertian ini masih sebatas

“kategorisasi‟ dalam ranah arsitektur dan baru pada tahun 1970-an hal-hal menyangkut vernakular ini mulai dipertimbangkan sebagai bagian dalam desain arsitektur meskipun terdapat banyak sekali sudut


(57)

Kiswan Zaki - 10409024 48

Pengertian arsitektur vernakular juga dapat ditinjau dari karakteristiknya. Menurut Salura (2010) arsitektur vernakular yang selalu ada di seluruh belahan dunia relatif memiliki tipe yang serupa dan tema-tema lokal yang sangat spesifik. Pendapat ini mendukung pendapat Oliver (1997) yang menyatakan bahwa unsur-unsur kunci yang menunjukkan indikasi sebuah arsitektur vernakular adalah :

1. traditional self-built and community-built buildings,

2. earlier building types,

3. architecture within its environmental and cultural contexts,

4. environmental conditions, material resources, structural systems and

technologies have bearing on architectural form, dan

5. many aspects of social structure, belief systems and behavioral

patterns strongly influence building types, their functions and meanings.

6. dwellings and other building,

7. related to their environment contexts and available resources,

8. utilizing traditional technology,

9. architecture vernacular are built to meet specific needs,

accomodating the values, economies and way of living of the culture .

Berdasar berbagai pendapat di atas maka saat ini, arsitektur vernakular dapat disimpulkan sebagai arsitektur yang memiliki sifat ke-lokal-an. Arsitektur vernakular adalah desain arsitektur yang menyesuaikan iklim lokal, menggunakan teknik dan material lokal, dipengaruhi aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat setempat. Pandangannya ini berasal dari rangkuman pandangan ahli-ahli lain yang pernah membahasnya secara terpisah.

Berdasarkan seluruh uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara umum arsitektur vernakular memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Diciptakan masyarakat tanpa bantuan tenaga ahli / arsitek profesional melainkan dengan tenaga ahli lokal / setempat.


(58)

Kiswan Zaki - 10409024 49

2. Diyakini mampu beradaptasi terhadap kondisi fisik, sosial, budaya dan lingkungan setempat.

3. Dibangun dengan memanfaatkan sumber daya fisik, sosial, budaya, religi, teknologi dan material setempat

4. Memiliki tipologi bangunan awal dalam wujud hunian dan lainnya yang berkembang di dalam masyarakat tradisional

5. Dibangun untuk mewadahi kebutuhan khusus, mengakomodasi nilai-nilai budaya masyarakat, ekonomi dan cara hidup masyarakat setempat.

6. Fungsi, makna dan tampilan arsitektur vernakular sangat dipengaruhi oleh aspek struktur sosial, sistem kepercayaan dan pola perilaku masyarakatnya.

Seluruh karakteristik ini selanjutnya akan sangat berpengaruh terhadap pemikiran konseptual yang ada.

B. ARSITEKTUR ANALOGI DAN KONSTEKTUAL

Desain berdasarkan analogi adalah penciptaan bentuk arsitektur dengan pendekatan analogi, pada dasarnya dapat dijelaskan sebagai upaya desain yang berangkat dari suatu pengibaratan atau pengandaian. Menurut M. Ridwan Kamil dalam merancang sebuah ruang diperlukan nilai-nilai, simbol yang merupakan analogi dari bangunan tersebut. Dengan merespon terhadap konstek yang ada, dapat mencari sesuatu yang unik dari proyek yang ada. Dengan analogi bisa membuka cakrawala kemungkinan-kemungkinan bentuk yang baru.

Dalam hal ini objek diibaratkan sebagai suatu hal yang spesifik. Untuk itu perlu dibedakan antara yang dianalogikan dengan analognya. Yang dianalogikan menunjukan pada objek yang akan didesain, sementara analognya adalah objek yang menjadi sumber pengibaratan. Dalam tulisannya, Broadbent sering menyebut Le Corbusier, F.L Wright dan James Stirling sebagai profesional arsitektur yang secara


(59)

Kiswan Zaki - 10409024 50

intensif banyak menggunakan pendekatan analogi dalam penciptaan karya-karya mereka.

Dalam pengetahuan teoritis tentang analogi, objek atau hal-hal yang dapat dikembangkan sebagai analog dalam penciptaan bentuk arsitektural sangatlah bervariasi, menurut Broadbent ada 3 macam analogi yang dikenal, adalah:

1. Personal analogy yaitu membayangkan dirinya sebagai salah satu elemen Arsitektur yang ada.

2. Direct atau Straight Analogy yaitu analogi langsung berdasarkan kesamaan-kesamaan yang bisa didentifikasikan, diamati bentuk fisik dari objek arsitektur yang memiliki kemiripan dengan apa yang ada di jagad raya

3. Symbolic Analogi yaitu kesamaan yang lebih bersifat simbolic

Sementara itu kontekstual artinya situasi yang tidak memungkinkan sebuah objek ada di suatu tempat tanpa mengindahkan objek-objek yang sudah ada di tempat itu terlebih dahulu. Perancangan kontekstual dengan demikian memusatkan perhatiannya terutama pada karakteristik objek-objek yang sudah ada tersebut pada objek yang akan dibuat.

Berdasarkan definisinya desain kontekstual haruslah: 1. Pas pada lingkungannya

2. Merespon lingkungannya

3. Menjadi perantara bagi lingkungannya, mungkin melengkapi pola implisit dari lay-out jalan atau memperkenalkan sesuatu yang baru.


(60)

Kiswan Zaki - 10409024 51

3.3 INTERPRETASI TEMA

Penerapan arsitektur vernakular dalam perancangan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung yang diambil adalah pada perancangan taman pada kawasan ini yang mampu mengikuti kondisi fisik pada area sekitar yang sudah terdapat beberapa area taman seperti pada area sekitar Gedung Sate yang berdekatan dengan kawasan wisata ini. Selain itu taman juga sudah terdapat pada sebagian arae Jln. Taman Cibeunying sehingga taman kawasan wisata bunga ini mampu mengikuti kondisi yang ada pada sekitar site.

Penerapan lain yang diambil dari arsitektur vernakular dalam perancangan kawasan ini adalah terdapatnya penjualan bunga sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar site yang sebelumnya sudah terdapat beberapa penjual bunga. Dengan demikian perancangan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung ini mampu beradaptasi dengan kondisi fisik lingkungan sekitar.

Gambar 3.1. Kondisi Penjual Bunga di Sekitar Site ( Sumber : Doc.Pribadi )

Dari gambar di atas dapat terlihat kondisi para penjual bunga yang berada pada area sekitar site.

Penerapan tema Arsitektur Analogi yang diterapakan dalam perancangan Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung ini yaitu diterapkan dalam pembentukan green house pada kawasan wisata bunga ini. Green house yang berfungsi sebagai tempat untuk penyimpanan tanaman yang siap untuk dijual dalam perancangan ini memiliki tiga bentukan.


(61)

Kiswan Zaki - 10409024 52

Green house yang pertama. Bentukan green house dapat

dianalogikan sebagai komponen tiap tanaman yang memiliki daun, bunga, serta ranting atau tangkai.

Gambar 3.2 Green House dianalogikan sebagai sebuah tanaman

Konsep perancangan Green house yang pertama dianalogikan dari sebuah tanaman serta bunganya. Ada bagian yang diambil dari bentukan kelopak bunga, ada bagian yang diambil dari bentukan daun serta ada yang diambil dari bentukan ranting. Semua itu disatukan dalam satu bentukan Green House.

Selain itu, green house yang kedua dianalogikan dari bentukan sebuah labirin yang semakin ke dalam semakin mengecil. Bentuk labirin dapat ditemukan dibeberapan taman bermain. Kawasan Wisata Bunga ini juga termasuk ke dalam area taman.

Gambar 3.3 Green House dianalogikan sebagai sebuah labirin

Daun Tanaman

Kelopak Bunga Ranting Tanaman


(62)

Kiswan Zaki - 10409024 53

Konsep labirin diambil karena supaya pengunjung bisa merasakan perbedaan ruangan serta orang keluar bisa langsung ke taman yang ada di tengan Green House tersebut.

Green House selanjutnya dianalogikan dari bentukan sebuah

kelopak bunga yang seperti corong.

Gambar 3.4 Green House dianalogikan sebagai kelopak bunga

Konsep kelopak bunga yang seperti corong ini diambil karena supaya bentukan green house tersebut terdapat perubahan besaran ruang sehinga green house tersebut tidak monoton dalam segi bentuknya. Green house tersebut difungsikan sebagai tempat untuk perbanyakan tanaman atau tempat pembibitan.

3.4 STUDI BANDING TEMA SEJENIS

Sydney Opera House yang terletak di Australia merupakan salah satu karya arsitektur yang cukup dikenal banyak orang dari berbagai Negara. Gedung ini menggunakana tema analogi yang bisa memberikan pandangan atau interpretasi yang bebeda-beda bagi orang-orang yang melihat gedung tersebut. Sydney Opera House dirancang Jorn Utzon, yang merupakan arsitek kelahiran Denmark. Hampir setiap orang memiliki pandangan atau interpretasi yang berbeda terhadap gedung ini ketika melihatnya. Ada yang berbendapat bahwa gedung ini merupakan bentukan yang menyerupai keong atau kerang. Ada juga yang berpendapat,


(63)

Kiswan Zaki - 10409024 54

karya artsitektur ini adalah bentukan dari layar kapal yang sedang berlayar yang dihubung-hubungkan dengan letak gedung ini berada di pantai.Dan ada juga orang yang melihat gedung ini berpendapat kalau bentuk gedung ini menyerupai bunga yang sedang mekar.

Gambar 3.5 Sydney Opera House

Sumber : upload.wikipedia.org/Wikipedia/commons/4/40/Sydney_Opera_House_Sails.jpg

Gerbang Kemayoran terbentuk mengikuti Analogi Experimental yang dijadikan dasar teori dari gerbang ini. Konsep rancangan gerbang kawasan kemayoran ini didasarkan pada aplikasi yang fleksibel dari media-media non-arsitektural, seperti cahaya, lampu, dan air. Hal ini dimaksudkan agar suasana gerbang bisa terjadi secara dramatis dan bisa diatur berdasarkan kegiatan-kegiatan di Kemayoran yang dapat berubah-ubah (event-based effects).

Gambar 3.6 Gerbang Kemayoran


(1)

4. Perawatan pada ataman perumahan tersebut.

5. Fungsi lain dari taman tersebut selain dijadikan sebagai ruang terbuka hijau pada kawasan perumahan.

Manfaat Penelitian

Ingin mengetahui keadaan dan juga kenyamanan sekaligus kebersihan pada area taman perumahan tersebut. Serta ingin mengetahui antara softcape dan juga hardcape pad ataman tersebut. Tanama-tanaman apa saja yang digunakan pad ataman perumahan tersebut.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian diskriptif yang condong ke kualitatif, menurut Cavaye (1996) dalam suatu penelitian studi kasus dapat menggabungkan dua metode melalui wawancara mendalam, sebuah studi kasus dapat melakukan analisis kualitatif terhadap isu-isu spesifik yang kemudian dapat dijadikan variabel terukur dan selanjutnya dianalisis secara kuantitatif. (Pendit, 2003: 256). Adapun tujuan penelitian ini untuk menjawab fenomena di kalangan masyarakat yang menyebutkan bahwa masjid itu harus berkubah dengan penelitian secara kualitatif.

Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data dengan menggolongkan dalam pola, tema atau kategorisasi. Data yang diperoleh dari hasil pembagian kuisioner dianalisis melalui kesamaan isi, sedangkan data yang diperoleh dari observasi dianalisi melalui kategorisasi.

PEMBAHASAN PENELITIAN Perumahan di Bandung

Kota Bandung merupakan salah atu Kota besar yang ada di Indonesia. Bandung terkenal dengan kesejukannya, kulinernya, tempat wisatanya dan lain sebagainya. Banyak sekali orang yang dari luar Kota Bandung ingin memiliki rumah atau bahkan pindah ke Bandung.

Melihat perkembangan Kota Bandung yang sangat pesat sehingga untuk menampung beberapa warga luar yang ingin tinggal di Bandung maka di bangunlah beberapa komplek perumahan. Hampir disetiap kawasan Kota Bandung banyak terdapat beberapa komplek perumahan. Banyak sekali tipe dan jenis perumahan yang ada di Kota bandung, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Berikut saya akan menjelaskan beberapa keadaan perumahan yang ada di Kota dan Kabupaten Bandung Barat.

1. Setiabudi Regensi

Wilayah komplek perumahan ini berada di kawasan Setiabudi, Bandung Utara. Taman pada perumahan ini terletak di bagian depan pintu masuk utama, dan terdapat pada setiap pertigaan jalan. Komplek perumahan ini berada di lahan berkontur dengan ketinggian sekitar 3 meter. Jenis tanah yang ada pada komplek perumahan ini merupakan tanah gambut yang cocok untuk jenis tanaman tropis.

Jenis pohon yang terdapat di sana yang termasuk pohon pengarah adalah pohon Dadap Merah, dan pohon Angsana. Sedangkan untuk jenis pohon peneduh adalah pohon Pinus, pohon Ketapang, pohon Flamboyan. Untuk jenis tanaman perdu ada berbagai macam jenisnya, diantaranya adalah pohon Agave, pohon


(2)

Untuk jenis rumput yang terdapat di sana adalah rumput gajah biasa yang daunnya lebar. Keberadaan taman di sana kurang terawat karena perawatannya kurang, dikarenakan taman yang ada di sana cukup luas dan berkontur. Di taman komplek perumahan ini berfungsi sebagai tempat kumpul dan penghijauan. Terdapat gazebo yang berfungsi sebagai tempat berkumpul bersama keluarga.

2. Setra Duta

Komplek perumahan Setra Duta berada di daerah Bandung Utara tepatnya di Sarijadi. Taman pada perumhan ini terdapat dua taman, yaitu di depan pintu masuk utama yang berfungsi sebagai nodes dengan terdapat patung jari tangan manusia. Di taman ini hanya terdapat beberapa jenis tanaman perdu diantaranya yaitu pohon kuncir, pohon kacang-kacangan dan pohon agave. Untuk tanaman penunjuk jalannya terdapat pohon Palm Raja dengan di tanami beberapa tanaman peredu di bawahnya.

Taman selanjutnya yaitu terdapat pada tengah-tengah kawasan komplek perumahan ini. Taman ini berfungsi sebagai taman olahraga, taman kumpul dan penghijauan. Di taman ini terdapat fasilitas olahraga yaitu lapangan tenis sebanyak dua lapanagan. Ada banyak jenis-jenis tanaman di taman ini, muali dari tanaman perdu sampai tanaman peneduh. Jenis tanaman perdu yang terdapat di sana diantaranya adalah pohon Kuncir, pohon Cente Hijau, pohon Agave, pohon Lili Air Mancur, pohon Teh-tehan dan pohon Kamboja Bali.

Selain itu juga terdapat batu alam yang berfungsi sebagai estetika dari taman terebut dan bisa berfungsi sebagai tempat duduk. Sementara untuk tanaman peneduhnya di taman ini terdapat pohon Pinus, pohon Flamboyan.

3. Kota Baru Parahyangan

Kota Baru Parahyangan berada di daerah Padalarang Kab Bandung Barat. Kota baru parahyangan merupakan perumahan terbesar di Indonesia, dan juga merupakan perumahan terbesar di Asia Tenggara. Kota Baru Parahyanagn merupakn perumahan yang terkonsep. Di perumahan ini terdapat banyak cluster-cluster, mulai dari ukuran unit rumah yang kecil samapi unit rumah yang megah. Taman pada perumahan ini juga memiliki cirri khas yang berbeda-beda dengan fungsi yang berbeda pula. Pada komplek perumahan ini saya mengambil pada cluster Jingga Nagara. Lokasi taman berada di tengah-tengah perumahan dengan bentuk memanjang. Taman pada komplek perumahan ini mempunyai tema yaitu tentang tujuh keajaiban dunia.

Taman komplek perumahan ini diperuntukan sebagai tempat bermain dan juga wisata. Jenis tanaman yang terdapat di sini sangat minim sekali karena lebih banyak digunakan perkerasan sebagai sirkulasi untuk wahana bermain. Jenis tanaman yang ada yaitu pohon Soka, pohon Alang-alang, pohon Dadap Merah, Palm Ekor Tupai. Jenis rumput yang terdapat di sana adalah rumput gajah dengan kondisi tanah gambut. Taman di sana sangat terwat sehingga nyaman untuk orang yang akan rekreasi di sana.

4. Ujung Berung Indah

Taman Ujung Berung Indah terletak di daerah Ujung Berung Kota Bandung. Taman pada komplek perumahan ini terdapat dua bagian, yaitu di pertigaan komplek dan di ruang terbuka komplek. Taman ini dimanfaatkan sebagai fasilitas warga sekitar untuk berkumpul dan bercengkrama. Di kawasan taman ini terdapat gazebo yang cukup luas sehingga dapat menampung kegiatan warga setempat. Dan juga banyak terdapat bangku taman untuk orang duduk dan bersantai.

Jenis tanaman di komplek taman ini kebanyakan terdapat pohon buah seperti pohon Buah Mangga, pohon Buah Nangka dan pohon kelapa. Selain tanaman buah terdapat


(3)

dari taman ini untuk tempar berkumpul, sehingga yang diperbanyak hanya untuk pohon -pohon peneduhnya.

ANALISA

1. Setiabudi regensi

Perumahan Setiabudi Regensi merupakan komplek perumahan yang cukup besar dan juga luas yang berada di Jln Sersan Bajuri Bandung. Tipe-tipe rumah yang terdapar di perumahan ini juga kebanyakannya merupakan jenis rumah yang mewah. Untuk perencanann tapak pada perumahan ini sudah ditata dengan baik sehingga alur sirkulasinya juga nyaman.

Peraturan pemerintah yang mengharuskan bahwa dalam setiap komplek perumahan harus ada 30% dari wilayahnya yang diperuntukan sebagai ruang terbuka hijau pada perumahan ini diterapkan. Tetapi untuk taman pada perumahan tidak mencapai 30%, hanya sekitar 10%. Kebanyakan ruang terbuka hijau pada perumahan ini yaitu dimanfaatkan oleh warga sekitar perumahan tersebut sebagai lahan untuk pertanian karena kondisi tanah yang cocok untuk area pertanian.

Sebuah komplek perumahan yang luas seharusnya memiliki area terbuka hijau yang bisa dimanfaatkan untuk penghijauan pada perumahan tersebut, misalnya sebagai tempat untuk bersantai. Semakin banyaknya kegiatan yang mereka lakukan makan akan semakin merasa jenuh. Pada komplek perumahan ini taman kurang maksimal fungsinya. Kurang adanya tempat yang memadai sebagai tempat untuk bisa dinikmati para penghuninya. Keadaan tamannyapun sangat kurang terawat.

Taman yang ada pada komplek perumahan ini hanya memiliki satu buah gazebo yang berukuran kecil sebagai komponen penunjangnya. Tidak adanya tempat untuk berekreasi dan berolahraga sehingga orang tidak tertarik untuk ke taman tersebut. Dengan kondisi yang demikian sehingga menjadikan taman tersebut kurang terawat dengan baik.

2. Setra Duta

Sama halnya dengan perumahan Setiabudi Regensi, perumahan Setra Duta juga merupakan komplek perumahan yang cukup besar dan juga luas yang berada di Jln

Sarijadi Bandung. Tipe-tipe rumah yang terdapar di perumahan ini juga kebanyakannya merupakan jenis rumah yang mewah. Untuk perencanann tapak pada perumahan ini sudah ditata dengan baik sehingga alur sirkulasinya juga nyaman.


(4)

Peraturan pemerintah yang mengharuskan bahwa dalam setiap komplek perumahan harus ada 30% dari wilayahnya yang diperuntukan sebagai ruang terbuka hijau pada perumahan ini belum terpenuhi. Banyaknya penghuni yang menjadikan ruang terbuka hijau lebih diperkecil. Ruang terbuka hijau pada perumahan ini hanya mencapai 20% dari luas wilayahnya, dengan difungsikan sebagai taman untuk perumahan ini.

Taman pada perumahan ini difungsikan sebagai tempat untuk olahraga dan untuk nongkrong. Tetapi pada area taman kurang diolah secara maksimal karena taman yang cukup luas ini hanya dibiarkan seperti padang rumput sengan beberapa tanaman pada pinggir-pinggirnya.Untuk tempat duduknya pad ataman ini hanya menggunakan batu yang berfungsi sebagai estetika sekaligus juga untuk tempat duduk.

Perumahan Setra Duta ini hampir sama dengan Setiabudi Regensi yaitu mempunyai kawasan yang luas. Tetapi kelebihan pada taman ini dibandingkan dengan taman yang sebelumnya, taman ini mempunyai fasilitas olahraga pada tamannya sehingga bisa berfungsi dengan baik. Sementara kekurangannya adalah ridak ada komponen taman penunjang lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh penghuni perumahan ini.

Pada area depan perumahan ini terdapat taman yang menjadikan sculpture pada perumahan ini yaitu patung tangan yang terbuka. Patung tersebut merupakan komponen yang terdapat pada taman perumahan tersebut yang terbuat dari adukan yang dicetak dengan menggunakan ram kawat di tengahnya.

3. Kota Baru Patahyangan

Taman pada perumahan Kota baru Parahyangan sangat difungsikan dengan baik. Dimana di taman ini banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan karena pada komplek kperumahan ini taman didesain dengan baik. Taman tersebut memiliki tema yang merupakan keajaiban-keajaiban dari berbagai Negara yang sangat menarik perhatian pengunjung untuk bisa datang pada taman ini.

Kegiatan yang sering dilakukan pada taman ini yaitu serign digunakan sebagai tempat bermain dan juga sekaligus bisa belajar mengenali ikon -ikon yang ada pada beberapa Negara. Selain itu juga banyak aanak muda yang menggunakan taman ini sebagai tempat untuk bersantai, untuk bermain, bahkan untuk berfhoto-fhoto.

Banayak sekali jenis material yang digunakan pada taman tersebut, mulai untuk perkerasannya sampai untuk penghijauannya. Selain itu juga kompenen pada taman ini cukup banyak digunakan. Ada bangku taman, gazebo dengan bentuk yang unik, dan lain sebagainya. Sedangkan pad ataman ini ridak ada fasilitas untuk olahraga karena skala perumahannya yang tidak terlalu besar. Lampu taman pad ataman ini masih berfungsi dengan baik sebagai pencahayaan pada malam hari.

4. Ujung Berung Indah

Pemanfaatan pada taman perumahan Ujung Berung Indah ini sudah difungsikan secara baik. Taman ini difungsikan sebagai tempat untuk berkumpul penghuni bahkan untuk warga sekitar.Pada taman ini terdapat gazebo yang cukup luas unuk bisa menampung kegiatan penghuni dan warga.


(5)

Pada taman ini juga sering dipakai untuk berkumpul anak-anaak muda dan bahkan anak sekolah yang belajar bersama di taman perumahan ini, dan sering digunakan sebagai tempat berkumpul para pedagang. Jenis tanaman yang terdapat pada taman ini adalah jenis tanaman buah yang menjadikan taman ini sebagai taman botani.

Komponen yang terdapat pada taman Ujung Berung Indah ini yaitu gazebo yang cukup luas yang bisa menampung kegiatan warga. Selain itu juga terdapat banyak tempat duduk yang bisa dimanfaatkan karena fungsi dari taman ini adalah sebagai tempat berkumpul dan bersantai. Lampu taman juga terdapat pad ataman ini, dan masih berfungsi secara baik.

Kesimpulan

Kota Bandung dan Kabupaten Bandung memiliki banyak sekali komplek perumahan, dari yang luasannya kecil sampai yang luasannya besar. Terdapat bermacam-macam jenis dan tipe rumah dari setiap perumahan tersebut. Dalam setiap komplek perumahan harus memiliki ruang terbuka hijau yaitu 30% dari luas wilayah perumahan tersebut. Ruang terbuka hijau tersebut dapat dimanfaatkan untuk taman sebagai pemandangan, sebagai penghijauan, sebagai tempat kumpul dan lain sebagainya.

Dari beberapa komplek perumahan yang telah diamati, ternyata setiap komplek perumahan masih ada yang kurang memenuhi persyaratan tersebut. Banyak yang ruang terbuka hijau pada komplek perumahannya tidak sesuai dengan peraturan. Banyak komplek perumahan yang fasilitas tamannya masih minim sekali atau bahkan ada komplek perumahan yang tidak memiliki ruang terbuka hijau untuk bisa dimanfaatkan oleh penghuni perumahan tersebut.

Komplek perumahan yang mempunyai luas wilayah yang cukup luas rata-rata memiliki ruang terbuka hijau atau taman yang cukup luas juga. Tetapi banyak yang tamannya tersebut tidak terjaga kebersihannya. Banyak juga kekurangan seperti komponen-komponen pendukung pada area taman yang belum ada atau yang sudah ada tetapi tidak bisa dimanfaatkan dengan baik.

Sedangkan untuk komplek perumahan yang mempunyai luas yang cukup kecil ada yang mempunyai taman yang cukup bagus dan ada juga yang tidak memiliki taman perumahannya sebagai penghijauan untuk taman tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Harris, Charles W & Dines, Nicholas T. (1988). Time-Saver Standards for Landscape

Architecture. United States of America: McGaw-Hill.

Laurie, M. (1986). Arsitektur Pertamanan (2nd ed). California: Berkeley.

Martana, S.P. (1993). Perencanaan Tapak Untuk Perumahan. Makalah Ujian Akhir Semester Genap, 11-14 & 19-29.

Sukawi. (2008). Fungsi dan Peran Vegetasi dalam Lanskap. Materi Kuliah Arsitektur Lanskap, 1-3.