: lanjut ke TUK V demonstrasi cara kebersihan diri dengan menggunakan alat, Validasi TUK IV cara kebersihan diri. TUK V didapatkan hasil,
Subyektif : klien mengatakan akan menerapkan kebersihan diri secara teratur sesuai yang telah di pelajari. Obyektif : klien mampu memperagakan cara
kebersihan diri, klien masih belum melakukan kebersihan diri secara mandiri dan teratur. Assesment : TUK V teratasi sebagian. Planning : Ulangi TUK V
Anjurkan klien untuk melakukan kebersihan diri teratur di kesehariannya. Kriteria evaluasi untuk TUK I sampai TUK IV sudah sesuai dengan teori dan
sudah teratasi. Sedangkan untuk TUK V masalah hanya teratasi sebagian sehingga harus di atasi terlebih dahulu sebelum ke TUK selanjutnya. Hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu dalam melakukan studi kasus dan klien masih belum bisa melakukan kebersihan mandiri secara teratur dalam kegiatan
sehari-hari.
IV. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan defisit perawatan diri, maka dapat disimpulkan :
1.
Pengkajian yang dilakukan tanggal 30 April 2013 klien dengan diagnosa keperawatan defisit perawatan diri, diperoleh data subjektif klien
mengatakan malas mandi dan keramas jika rambutnya bau, jarang menyisir rambut dan memotong kukunya, tidak pernah mencuci tangan
saat makan, sulit menggerakan anggota tubuhnya. Data obyektifnya
penampilan klien tidak terawat, rambut klien terlihat kotor dan tercium bau kurang enak, kuku klien masih panjang, klien tampak lemas.
2. Diagnosa keperawatan yang penulis temukan pada klien adalah : defisit
perawatan diri. 3.
Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa pada klien dengan defisit perawatan diri adalah membina hubungan saling percaya,
klien mampu menjelaskan pentingnya perawatan diri, klien dapat melaksanakan cara makan, mandi, berhias, toileting dengan benar, mandiri
dan memasukan dalam kegiatan harian klien. 4.
Implementasi pada klien dengan defisit perawatan diri yaitu mendiskusikan pentingnya perawatan diri, mengajarkan klien makan,
mandi, berhias, toileting dengan benar dan mandiri, mengajarkan klien untuk memasukan ke jadwal kegiatan harian.
5. Evaluasi pada klien dengan defisit perawatan diri adalah masalah teratasi
sebagian, ini dikarenakan klien masih belum mampu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri dan teratur.
6. Faktor penghambat yang dialami penulis selama proses keperawatan yaitu
klien kurang kooperatif, klien lebih terlihat banyak diam, kontak mata dengan perawat kurang, dan verbal klien ketika dilakukan pengkajian
tampak kacau, klien suka mengalihkan pembicaraan. 7.
Faktor pendukung bagi penulis saat proses keperawatan yaitu klien terkadang bisa kooperatif terhadap penulis. Selain itu pasien juga
mempunyai kemauan untuk sembuh dan berharap segera pulang.