Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsepsi Pembangunan Nasional dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara mencakup semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan tujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata baik material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pembangunan yang ditandai dengan perkembangan mekanisasi dan otomatisasi industri, peningkatan penggunaan sarana moneter serta perubahan keseimbangan penduduk dari pedesaan keperkotaan telah membawa perombakan struktural dalam cara dan sumber kehidupan yang berakibat membawa perubahan-perubahan sosial dan kemudian perubahan sosial itu akan mengakibatkan pula terjadinya pergeseran nilai-nilai sosial di dalam kehidupan masyarakat. Pergeseran nilai-nilai sosial tersebut dapat pula mengakibatkan terjadinya kepincangan-kepincangan sosial di dalam tatanan kehidupan masyarakat yang mungkin bisa berwujud perasaan cemas, prasangka, dan sikap masa bodoh yang nantinya akan menimbulkan suatu keadaan yang tidak stabil di dalam masyarakat. Untuk menetralisasi kemungkinan timbulnya ketidakstabilan tersebut, maka pembangunan dibidang kesejahteraan harus diarahkan kepada berkembangnya tingkat kesadaran tanggung jawab sosial, juga harus diupayakan untuk meningkatkan kemampuan golongan masyarakat tertentu sebagai subyek yang dapat menentukan masalah-masalah sosial yang dihadapi di dalam kehidupan masyarakat. Salah satu golongan tertentu ialah masyarakat tenaga kerja atau karyawan pada perusahaan swasta maupun karyawan dalam lingkungan Badan Usaha Milik Negara BUMN. Tenaga kerja merupakan bagian dari commit to user masyarakat yang ikut dalam proses pembangunan, khususnya di lapangan pangan produksi. Kesejahteraan tenaga kerja berupa jaminan perlindungan sosial menjadi faktor penentu bagi maju mundurnya perusahaan dalam mencapai produktivitas yang maksimal. Apabila fasilitas yang diterima tenaga kerja sebagai kontra prestasi penunaian kerja pada perusahaan jelek, maka akan mempengaruhi pula kesejahteraan keluarganya. Ini berarti semangat tenaga kerja dalam melakukan pengabdian berupa penunaian kerja di perusahaan tempat ia bekerja juga terpengaruh. Sesuai dengan Pasal 25 ayat 1 Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, bahwa penyelenggara program Jamsostek ini diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara BUMN, yaitu PT. Jamsostek persero, dan PT Jamsostek dalam rangka melaksanakan tugasnya lebih mengutamakan pelayanan kepada peserta dalam rangka peningkatan dan kesejahteraan pekerja beserta keluarganya. Semakin meningkatnya peranan pekerja dalam perkembangan pembangunan nasional di seluruh tanah air dan semakin meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha, dapat mengakibatkan semakin tinggi resiko yang mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan oleh sebab itu perlu diadakan upaya peningkatan perlindungan terhadap pekerja. Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, terhadap permasalahan semacam ini yang berhubungan dengan resiko sosial yang menimpa kaum tenaga kerja, perhatian pemerintah besar sekali, bahkan ikut terpanggil mendirikan suatu pertanggungan sosial yang direalisasikan dengan menyelenggarakan program Jamsostek yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 yang mulai berlaku tanggal 27 Pebruari 1993 sebagai Pelaksanaan Undang-undang Jamsostek Nomor 3 Tahun 1992 yang mengatur pemberian Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian, Jaminan Pemeliharan Kesehatan sebagai perlindungan commit to user dasar bagi tenaga kerja dan keluarganya dalam mengahadapi resiko-resiko sosial-ekonomi, dan mengurangi ketidakpastian masa depan. Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagai salah satu bentuk jaminan sosial yang memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi manusia tenaga kerja ikut menyumbang kegiatan pembangunan dengan mengurangi ketidakpastian masa depan, menciptakan ketenangan kerja dan ketentraman berusaha, sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktifitas. Berdasarkan Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 setiap warga negara berhak mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan, dan dengan semakin meningkatnya teknologi modern, peralatan-peralatan besar dan bahan-bahan kimia yang digunakan oleh perusahaan akan mengakibatkan semakin tinggi resiko-resiko yang mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga dengan demikian semakin besar pula kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat dari hubungan kerja, oleh karena itu dianggap perlu diadakan Jamsostek sebagai sarana untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dan keluarganya. Selama dalam hubungan kerja, pekerja dihadapkan pada resiko yang selalu mengancam keselamatan jiwa raganya atau kelangsungan nafkah hidup dan keluarganya. Resiko ini timbul karena terjadi dari perbuatan hukum atau terjadi karena peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Untuk mengatasi resiko itu pekerja perlu di lindungi, di pelihara dan di tingkatkan kesejahteraannya melalui program jaminan sosial tenaga kerja jamsostek. Di lain pihak pekerjapun mempunyai kewajiban untuk membayar iuran bersama-sama dengan perusahaan. Jadi dalam hal ini, resiko yang ditanggung oleh perusahaan itu terlalu berat. Penghasilan para pekerja langsung dipotong dalam presentase yang tidak terlalu besar, untuk membayar iuran. commit to user Hubungan kerja tentunya membutuhkan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan . PT. Indomoto yang merupakan salah satu pabrik di Indonesia tentunya juga ingin meningkatkan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan pekerjanya. Oleh karena itu PT. Indomoto memikul tanggung jawab utama dan secara moral mempunyai kewajiban untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan para pekerjanya. Dalam hal ini bentuk perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan pekerja pada PT. Indomoto diselenggarakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja jamsostek demi peningkatan produktivitas kerja dan peningkatan kesejahtraan pekerjanya. Namun ada kalanya penyelenggaraan jaminan sosial kerja tersebut tidaklah sesuai dengan yang apa yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992. Hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi antara pengusaha dan tenaga kerja terhadap aturan penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja jamsostek ataupun dalam pelaksanaan program jamsostek antara pihak pengusaha dan tenaga kerja. Kesadaran ini memberikan makna bahwa perusahaan bukan lagi sebagai entitas yang mementingkan diri sendiri, alienasi dan atau eksklusifitas dari lingkungan masyarakat, melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosial dr. Sukarmi S.H jurnal 2008 Mengingat besarnya peranan Jamsostek bagi negara pada umumnya dan tenaga kerja khususnya, maka penyusun sangat tertarik untuk mengadakan penelitian di bidang Jamsostek dan pada kesempatan ini penelitian di lakukan di PT Indomoto, Surakarta yang bergerak dibidang makanan. Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis berusaha untuk menyusun penelitian hukum dengan judul ”IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DI PT. INDOMOTO SURAKARTA” . commit to user

B. Perumusan Masalah